Nn. LN 22 Tahun ASD Pengkajian 28 September 2020 Pukul 13.00 WIB WOC ATRIAL SEPTAL DEFECT Etiologi DEFINISI : ASD merupakan salah satu kelainan jantung kongenital pada anak yang tergolong pada penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik. ASD adalah kelainan jantung bawaan karena terdapat defek pada sekat atrium sehingga menimbulkan pirau dari atrium kiri ke atrium kanan - Faktor Genetik/ keturunan - Faktor selema prenatal - Infeksi tertentu PERENCANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN a. Manajemen Energi 1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan 2) Monitor kelelahan fisik dan emosional 3) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif 4) Anjurkan tirah baring 5) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan. Mempengaruhi perkembangan janin/bayi Perkembangan atrium yang abnormal d.d Hasil Pemeriksaan ETT MANIFESTASI KLINIS: Pada pasien dewasa, gejala yang muncul dapat berupa sesak nafas, aritmia atrial atau gagal jantung. Pasien ASD umumnya asimptomatik atau dapat Terdapat defect antara atrium kanan dan kiri ASD ASD Tipe II dengan diameter defek 2,09 mm Aliran darah dari atrial sinistra ke atrial dextra d.d Hasil Pemeriksaan ETT pula mengalami sesak nafas ketika beraktivitas. Aliran Volume atrium sinistra menurun darah pulmonal yang meningkat, overload jantung kanan, aritmia dan hipertensi pulmonal cenderung meningkat dengan usia. d.d Haluaran urine menurun Volume sekuncup Menurun Suplai oksigen menurun Intoleransi Aktifitas Lemah, letih, lemas RA dan RV dilatasi d.d Hasil pemeriksaan kateterisasi jantung : High Flow (FR >1.5), Low resistance (PARI <5woods per unit) Hipoksia jaringan PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KOMPLIKASI : ASD menyebabkan pintasan kiri ke kanan intrakardiak dengan overload volume ventrikular kanan, peningkatan aliran darah pulmonal (pulmonary blood fl ow/PBF), hipertensi pulmonal, hipertrofi ventrikel kanan dan terkadang gagal jantung kongestif (congestive heart failure/CHF). EKG, pemeriksaan radiologi thorax dan echocardiografi dengan menggunakan ekokardiografi trastorakal (ETT) dan Doppler berwarna dapat ditentukan lokasi defek septum, arah pirau, ukuran atrium dan ventrikel kanan, keterlibatan katub mitral misalnya proplaps yang memang sering terjadi pada ASD dan Ekokardiografi transesofageal (ETE) untuk mengukuran besar defek secara presisi sehingga dapat membantu dalam tindakan penutupan ASD perkutan, juga kelaina yang menyertai. Kateterisasi jantung dapat merupakan teknik yang berguna, tidak hanya untuk diagnosis yang akurat tetapi juga untuk menilai fungsi jantung. b. Rehabilitasi Jantung 1) Monitor tingkat toleransi aktivitas 2) Periksa kontraindikasi latihan (takikardia >120 x/menit, TDS >180 mmHg, TDD >110 mmHg, hipotensi ortostatik >20 mmHg, angina, dispnea, gambaran EKG iskemia, blok atrioventrikuler derajat 2 dan 3, takikardia ventrikel) 3) Fasilitasi pasien menjalani fase 1 (inpatient) 4) Anjurkan menjalani latihan sesuai toleransi. EVALUASI Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam, maka toleransi aktivitas meningkat REFERENSI Kurniawaty, Juni, dkk. 2016. Penanganan Perioperatif Pasien Dengan Atrial Septal Defect. Dalam Jurnal Komplikasi Anastesi Volume 3 Nomor 2, Maret 2016. Jakarta: RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan Keperawtan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil Perawatan. Jakarta : DPP Indonesia Sari, Widia. 2020. Modul Keperawtan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kelainan Kongenital Pada Sistem Kardiovaskuler: ASD, VSD, Dan TOF. Jakarta: Universitas Esa Unggul