Uploaded by aryoagung116

laporan bela negara

advertisement
TUGAS BELA NEGARA
LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM DAN
MAKAM PAHLAWAN
Dibuat Oleh :
Dimas Aufa Moerrin
18013010187
KELAS : E
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
TAHUN AJARAN 2019/2020
Museum Sepuluh Nopember
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kunjungan ke Museum
Tugu Pahlawan yang dilaksanakan pada Selasa, 19 November 2019..
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun, sangat saya harapkan dari
pembaca demi menyempurnakan laporan ini.
Harapan saya semoga penyusunan laporan ini dapat diterima dan dimengerti serta
bermanfaat bagi sayai khususnya maupun pembaca sekalian.
Surabaya, 25 November 2019
Penyusun
Makalah Pengesahan
Karya tulis ini dilakukannya kegiatan kunjungan dan ziarah pada tanggal 19 November 2019
untuk memenuhi Tugas Akhir Semester 3 matakuliah Pendidikan Bela Negara dengan diketahui oleh
Petugas Museum Tugu Pahlawan Surabaya dan Taman Makam Pahlawan Sepuluh Nopember dan
disahkan oleh Dosen Matakuliah Bela Negara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
Petugas Museum Tugu Pahlawan
Petugas Taman Makam Pahlawan Sepuluh September
Dosen matakuliah Bela Negara
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Dalam mata kuliah Bela Negara di UPN “Veteran” Jawa Timur, salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen adalah mengunjumgi salah satu museum perjuangan dan membuat laporan hasil kunungan
agar mahasiswa tetap bisa mengingat dan melestarikan peninggalan-peninggalan para pahlawan.
Diharapkan dengan mengunungi musem perjuangan tersebut, mahasiswa dapat mengungkapkjan rasa
nasionalisme pada jaman perjuangan dan juga mampu menumbuhkan rasa nasionalisme khusunya
mahasiwa generasi muda amn sekarang.
Dalam tugas ini, saya memilih untuk mengunjungi Museum Tugu Pahlawan Surabaya.
Kunjungan ke Museum Tugu Pahlawan itu bertujuan untuk belajar berbagai sejarah yang ada di
dalamnya. Selaian itu, kita juga bisa mengenang sejarah – sejarah di kota Surabaya pada jaman
dulu, terutama sejarah pertempuran oleh Arek-arek Suroboyo.
II.
Tujuan
Dengan melakukan kunjungan ini dan memilih objek tersebut saya dapat mengetahui sejarah tentang
objek yang saya pilih , menambah wawasan, menambah pengetahuan tentang bergabai sejarah – sejarah yang
ada di dalam tugu pahlawan. Saya juga bisa mengenang para pahlawan – pahlawan dan mempelajari
perjuangan para pahlawan sebagai tanda penghormatan kita kepada para pahlawan dan menumbuhkan sikap
nasionalisme yang tinggi.
III.
Waktu dan Tempat
Waktu : Selasa, 19 November 2019
Tempat : Tugu Pahlawan, Jalan Pahlawan, Alun - Alun Contong, Bubutan, Kota Surabaya,
Jawa Timur
Museum perjuangan 10 Nopember didirikan sebagai bentuk kenangan atas keberanian arekarek Suroboyo pada pertempuran heroik tanggal 10 Nopember 1945. Museum ini mulai
dibangun pada tanggal 10 Nopember 1991 dan diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000
oleh Presiden Republik Indonesia ke-4 KH. Abdul Rahman Wahid (Gus Dur). Museum ini
telah terkenal sebagai salah satu tujuan wisata kota Surabaya.
SEJARAH perjuangan arek-arek surabaya
telah banyak ditulis dan masyarakat
Indonesia telah mengetahui mengapa kota surabaya disebut “Kota Pahlawan”. Bagaimana dahsyatnya
pertempuran pada saat itu dalam mempertahankan kehormatan serta martabat Bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang telah memproklamirkan kemerdekaannya sejak tanggal 17 agustus 1945.
Prahara perang kemerdekaan yang pecah pada tanggal 10 November 1945 sebagai konsekwensi
mempertahankan tetap berkibarnya sang Merah Putih, putra putri Indonesia dengan segenap rakyat
Surabaya mengangkat senjata dan bertempur melawan sekutu.
Setiap tanggal 10 November kita memperingati Hari Pahlawan, sebagai penghargaan kita kepada para
pahlawan yang gugur dalam membela dan menegakkan kemerdekaan. Hari Pahlawan tanggal 10
November ini diangkat dari sikap dan tindak kepahlawanan yang terjadi di kota Surabaya. Tindak
kepahlawanan di Surabaya ini pada hakekatnya adalah manifestasi dari jiwa-jiwa yang mendambakan
kemerdekaan yang abadi bagi bangsanya, yang disertai keberanian mengatasi pelbagai kesulitan,
tantangan, tekanan fisik maupun moral.
Oleh karena itu peristiwa tanggal 10 November 1945 di Surabaya ini bukanlah suatu peristiwa yang
bersifat “kebetulan” melainkan suatu pernyataan sikap yang murni dari arek-arek surabaya yang
berjiwa pantang dihina dan ditantang, apalagi oleh penjajah. Mereka menyadari bahwa masalah yang
dihadapi adalah masalah harga diri bangsa Indonesia, yang bagi mereka adalah masalah yang teramat
prinsipal.
Kini peristiwa itu telah berlalu, sebagai penghormatan yang layak bagi jasa-jasa dan pengorbanan
mereka, wajar bila kita memperingati peristiwa Hari pahlawan 10 November 1945, ini dengan penuh
khidmat yang disertai dengan amal perbuatan dan suri teladan serta nilai-niali perjuangannya untuk
mengisi kemerdekaan melalui Pembangunan Nasional, dan menegakkan Pancasila sebagai dasar dan
ideologi Negara.
10 November 1945, tanggal terjadinya pertempuran Surabaya, adalah salah satu tanggal bersejarah
bagi rakyat Indonesia. Bahkan, sejarawan dunia menyebutkan pertempuran 10 November 1945
sebagai salah satu pertempuran terdahsyat di dunia setelah Perang Dunia II. Satu pertempuran terbesar
dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas
perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan
tonggak sejarah lahirnya negara Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia yang sejak 1928 ingin
bersatu dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia menyambut baik adanya Proklamasi
Kemerdekaan yang dikumandangkan di kota Jakarta. Warga Surabaya pun turut larut dalam euforia
menyambut kebebasan dari penjajah Jepang.
Setelah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara
Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika
gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris
mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Tentara Inggris
datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan
dan atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan
perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Namun selain itu
tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi
pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil
Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut. Hal ini
memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di
mana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.
Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan
bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh
wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota
Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera
di Hotel Yamato. Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman
mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah
Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Keesokan harinya para
pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi marah karena mereka menganggap Belanda telah
menghina kedaulatan Indonesia, hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia, dan
melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.
Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran
pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris . Serangan-serangan kecil tersebut di kemudian hari
berubah menjadi serangan umum yang banyak memakan korban jiwa di kedua belah pihak Indonesia
dan Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk
meredakan situasi.
Makam pahlawan tak dikenal
Di sini kau tidur dalam keabadian tanpa batas sebagai pahlawan tak dikenal karena gugur saat
berjuang tanpa pamrih. Membela bangsa dan negara menjadi satu dalam pusara tanpa nama.
Download