Uploaded by User64954

Pemanfaatan Daya dan Energi Listrik

advertisement
DAYA DAN ENERGI LISTRIK
ENERGI SURYA SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK
Tugas dibuat dalam rangka mengikuti
mata kuliah fisika terapan
Oleh
Nama : Rizqa Alfiana
NIM : 21060113060051
Jurusan Teknik Elektro
Program Diploma III Teknik Elektro
Universitas Diponegoro
Semarang
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. II
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
2. Maksud dan Tujuan ...................................................................................................... 2
3. Pembatasan Masalah .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Dasar Teori .................................................................................................................. 3
2. Penerapan Teori dalam Kehidupan ............................................................................. 7
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................................... 9
2. Daftar Pusaka .................................................................................. ............................ 9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Energi Surya
Sebagai Energi Listrik”.
Dalam makalah ini, penulis membahas tentang Daya dan Energi listrik. Pembuatan
makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat memahami dengan baik tentang Daya dan
Energi listrik serta memahami penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.
Drs. Iman Setiono, Msi selaku dosen wali sekaligus dosen mata kuliah Fisika Terapan yang
telah membimbing penulis menyelesiakn makalah ini, serta teman-teman dan pihak-pihak
yang telah turut membantu penyelesaian makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, penulis sebelumnya mohon maaf atas kesalahan-kesalahan
tersebut. Penulis tentunya juga sangat mengharapkan saran-saran yang bersifat membangun
dari semua pihak.
Penulis berharap semoga makalah ini berguna dan mendatangkan manfaat bagi
pembaca.
Semarang, 28 September 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Di masa yang semakin berkembang ini, semakin banyak pula
kebutuhan dan tuntutan yang sering muncul dalam keseharian. Dalam bidang
kelistrikan misalnya. Setiap manusia pasti memerlukan listrik untuk
melancarkan kegiatan sehari-hari yang tidak ada habisnya dan selalu berjalan
terus menerus. Seperti penggunaan lampu, setrika, mesin cuci, kulkas, kipas
angin, dan lain sebagainya.
Peralatan elektronik itulah yang membutuhkan adanya energi listrik
disetiap penggunaannya. Oleh karena itu, manusia pasti membutuhkan listrik
yang selalu ada ketika akan menggunakannya. Sering diketemukan
pemadaman listrik yang datang secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan
lamanya listrik itu padam. Inilah yang sangat mengganggu keberlangsungan
aktivitas manusia.
Pemanfaatan energi surya menjadi energi listrik adalah sebuah sistem
yang ramah lingkungan. Sistem ini dinamakan sel surya. Tetapi penggunaan
sistem ini masih sedikit penggunaannya karena membutuhkan perangkat yang
cukup rumit, sehingga memerlukan biaya yang cukup besar. Di negara ini
memiliki banyak energi matahari yang dihasilkan setiap harinya. Apalagi
dimusim kemarau panjang yang datang sekitar bulan April-Oktober tiap
tahunnya, pasti menghasilkan energi matahari yang berlebih. Energi matahari
yang didapatkan akan diserap dan disimpan. Sehingga ketika pada malam hari
terjadi pemadaman listrik, lampu atau alat listrik lainnya yang dihubungkan
dengan sistem ini akan tetap menyala secara otomatis.
Di Indonesia belum banyak menggunaan sistem ini. Sebagai contoh di
kota Semarang. Di Semarang telah menggunakan sel surya sebagai energi
listrik pengganti ketika terjadi pemadaman listrik. Tetapi sel surya ini masih
digunakan dalam skala kecil, seperti lampu penerangan di jalan raya.
Dalam upaya penggunaan energi surya menjadi energi listrik ini, masih
banyak kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki, agar menghasilkan
energi listrik maksimal dengan biaya minimal. Makalah ini akan membahas
tentang dasar teori dan penerapan sel surya tersebut.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Hal-hal yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Memahami materi dari mata kuliah fisika terapan tentang Daya dan Energi
Listrik.
2. Mengetahui contoh penerapan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui prinsip kerja dari Sel Surya.
4. Memenuhi tugas akademis dalam menempuh pendidikan Diploma III di
Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro.
3. PEMBATASAN MASALAH
Makalah ini difokuskan pada pembahasan prinsip kerja dari salah satu
contoh penerapan materi Daya dan Energi Listrik dalam mata kuliah Fisika
Terapan, yaitu Sel Surya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. DASAR TEORI
Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan
potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun
selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa
dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal.
Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau
sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi
seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan
tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan
tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam
skala milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk
berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri
membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel
surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi
penyinaran standar. Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau
seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya
yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu.
Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul surya.
Cahaya matahari terdiri atas foton atau partikel energi surya, dimana
foton inilah yang dikonversi menjadi energi listrik. Foton-foton mengandung
energi yang bervariasi menurut panjang gelombangnya. Energi foton yang
diserap oleh sel surya diserahkan sebagian atau seluruhnya kepada elektron di
dalam sel surya. Dengan adanya energi baru ini maka elektron mampu lepas
dari posisi normalnya terhadap atom sehingga menjadi arus dalam suatu
sirkuit listrik.
foton
dipantulkan
Sel surya, terdiri
atas
semikonduktor
diserap
dimana
elektron
akan
terlepas
karena
adanya
energi dari foton,
menjadi
listrik.
Gambar 1. Proses terjadinya energi listrik dari tenaga surya
energi
Gambar 2. Skema instalasi Sel surya
Proses kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini dengan
menggunakan Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan.
Modul sel surya Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC.
Arus listrik DC yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter
(pengatur tenaga) yang merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan
otomatis akan mengatur seluruh sistem. Listrik AC akan didistribusikan
melalui suatu panel distribusi indoor yang akan mengalirkan listrik sesuai
yang dibutuhkan peralatan listrik.
Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive
transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material
anti-refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah
cahaya yang dipantulkan, semikonduktor P-type dan N-type untuk
menghasilkan medan listrik, saluran awal dan akhir untuk mengirim elektron
ke perabot listrik.
Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction,
yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini
terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai
penyusun dasar.
Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron
(muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole
(muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole
tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai
contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom
boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping
oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor
tipe-p dan tipe-n.
Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n
(kelebihan elektron). (Gambar : eere.energy.gov)
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik
sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk
menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka
kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga
membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub
negatif pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini
maka terbentuk medan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai
susuna p-n junction ini maka akan mendorong elektron bergerak dari
semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai
listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron
datang, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.
Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction. (Gambar :
sun-nrg.org)
2. PENERAPAN TEORI DALAM KEHIDUPAN
Seperti yang telah diketahui, harga minyak dunia saat ini telah meroket
menembus diatas US$ 110 dolar amerika, sehingga hal itu dapat sangat
memberatkan untuk di subsidi. Salah satu program kerja yang gencar
dicanangkan pemerintah untuk saat ini dalam inisiatif pengurangan
ketergantungan energi terhadap sumber energi fosil seperti fosil adalah dengan
lebih mengoptimalkan sumber daya alam lainnya yang lebih ramah
lingkungan, salah satunya adalah sel surya yang bersumber pada sinar
matahari.
Dalam proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt
tergantung intensitas cahaya dan zat semikonduktor yang dipakai. Sementara
itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke
permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi
energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru
mencapai 25 maka lowongan kemungkinan produksi listrik maksimal yang
dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2. Jadi disini dapat
didefinisikan bahwa sel energi surya atau sel surya (solar cell) adalah piranti
elektronika yang dapat mengubah cahaya (matahari) menjadi tagangan listrik
atau energi listrik, fenomena ini dikenal dengan efek fotovoltaik.
Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang
cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18
lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturutturut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan
distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m 2
/hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia
(KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan
demikian, potesi angin rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/m 2 /hari dengan
variasi bulanan sekitar 9%.
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam
teknologi yang sudah diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan
energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk
memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan,
perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air. Energi surya
fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi,
telekomunikasi, dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ± 6
MW.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
•
Sel surya adalah sebuah alat semikonduktor yang dapat mengubah energi
matahari menjadi energi listrik yang berguna.
•
Sel surya banyak digunakan di berbagai tempat, seperti di wilayah
terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dan pada
atap gedung suatu perusahaan besar.
•
Proses kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini dengan
menggunakan Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic.
• Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total
menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar.
2. DAFTAR PUSTAKA
-
Id.wikipedia.org
-
www.google.com
-
Teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-sel-surya/
-
http://galihdoff.blogspot.com/2011/03/energi-listrik-tenaga-surya.html
-
IGN. Nitya Santhiarsa, I Gusti Bagus Wijaya Kusuma. 2005. KAJIAN ENERGI
SURYA UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK. Bandung.
Download