STRATEGI NASIONAL PENINGKATAN MUTU DAN MANAJEMEN RESIKO DIREKTUR MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Disampaikan Workshop Online PMKP SNARS Edisi 1.1 Jakarta, 23 Juni 2020 TANTANGAN BARU SISTEM KESEHATAN PANDEMIC COVID 19 Tingginya jumlah kasus Covid 19 Keterbatasan sarana dan prasarana termasuk APD Tingginya kejadian penularan C 19 pada Nakes Pelayanan Essential tertunda seperti pelayanan kesehatan Ibu dan anak, Imunisasi dan Pelayanan penyakit menular MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ARAH KEBIJAKAN RPJMN BIDANG KESEHATAN 2020-2024 Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi. S T R AT E G I R PJ M N 2 0 2 0 - 2 0 2 4 Peningkatan kesehatan ibu, anak KB, dan kesehatan reproduksi Percepatan perbaikan gizi masyarakat Peningkatan pengendalian penyakit Penguatan Gerakan Pembudayaan Masyarakat Hidup Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) Hidup Sehat (GERMAS) Penguatan Sistem Kesehatan, Pengawasan Obat dan Makanan SASARAN & STRATEGI ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020 - 2024 Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan menuju Cakupan Kesehatan Semesta (1) 5 SASARAN & STRATEGI ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020 - 2024 Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan menuju Cakupan Kesehatan Semesta (2) 100 PENYEMPURNAAN SISTEM AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN PEMERITAH DAN SWASTA 100 6 Fakta Tentang Mutu Layanan Kesehatan Di Dunia 01 03 Kesesuaian dengan Panduan Praktik Klinis < 50% rendahnya mutu layanan Praktik klinis yang suboptimal (FKTP pemerintah dan swasta) Add Text 02 Add Text Add Text Terdapat variasi Indikator Penyelenggaraan Layanan Kesehat an (ketidakhadiran penyedia Layanan kesehatan 14.3-44.3%, produktivitas harian5.2-17.4 pasien, akurasi diagnostik 34-72.2%, dan kesesuaian Panduan Praktik Klinis 22-43.8%). Delivering Quality Services, WHO 2018 Fakta Tentang Mutu Layanan Kesehatan Dunia KTD Di negara berpenghasilan tinggi, 1 dari 10 pasien alami KTD selama perawatan.. HAI’s Negara penghasilan tinggi : 7 dari 100 pasien rawat inap RS. Di negara berkembang : 1 dari 10 pasien AMR Resistensi antibiotik menjadi isu besar kesmas global, sebagian akibat penyalahgunaan & penggunaan antibiotik yang berlebihan Health Economic Secara global, biaya yang diakibatkan oleh medication error sebesar 42 milyar USD tiap tahunnya, belumtermasuk turunnya pendapatan dan produktivitas atau biaya perawatan yang tak terhindarkan . Delivering Quality Services, WHO 2018 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA UNIVERSAL HEALTH COVERAGE (UHC) Universal health coverage (UHC) means that all people have access to the health services they need, when, and where they need them, without financial hardship. It includes the full range of essentials health services, from health promotion to prevention, treatment, rehabilitation and palliative care. Cakupan Kesehatan Semesta (universal health coverage/UHC) seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan, kapan saja dan dimana saja mereka membutuhkannya tanpa kesulitan finansial. Ini mencakup berbagai pelayanan kesehatan esensial Dari pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif. UNIVERSAL HEALTH COVERAGE (UHC) Universal health coverage merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau ( WHO) Pentahapan cakupan universal sangat dipengaruhi oleh dukungan politik konsensus penduduk, dan kemampuan keuangan suatu negara. “Without quality, universal health coverage (UHC) remains an empty promise” Pelayanan kesehatan yang bermutu rendah berbahaya bagi pasien, membuang uang dan waktu PENELITIAN TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI 137 NEGARA “Apa gunanya memberikan perawatan maternal gratis dan mencapai angka yang tinggi untuk persalinan di fasilitas kesehatan jika mutu layanannya masih di bawah standar atau bahkan membahayakan?” Margaret Chan, mantan Direktur Jenderal WHO, World Health Assembly, Mei 2012 183 Kematian ibu bergeser ke RS Sumber: SRS, Tahun Perjalanan Panjang Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan di Indonesia Capaian 1988 Implementasi Gugus Kendali Mutu 1989 Pengembangan Quality Assurance oleh PERSI 1994 Implementasi Total Quality Management (TQM) 1995 Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS, dimulai dari 5 layanan, 12 layanan and 16 layanan 2004 Sertifikasi ISO 9001:2000 untuk fasilitas kesehatan 2005 Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh PERSI dan Kementerian Kesehatan 2007 Uji kompetensi dokter dan dokter gigi 2007 Jakarta Declaration on Patients for Patient Safety in Countries of the South-East Asia Region 2008 Permenkes tentang SPM (Standar Pelayanan Minimal) RS 2009 Permenkes tentang Rumah Sakit Kelas Dunia dan JCI ditetapkan sebagai lembaga independen yang melakukan akreditasi RS internasional di Indonesia. 2012 Akreditasi Laboratorium Kesehatan oleh KALK 2012 Permenkes tentang akreditasi RS dan dimulainya implementasi akreditasi RS dengan KARS versi 2012 (diadaptasi dari JCI edisi 4) 2014 Implementasi JKN 2015 Permenkes tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi 2016 Pembentukan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan di Kementerian Kesehatan 2017 KARS diakui oleh ISQUA sebagai badan akreditasi internasional dan diluncurkannya Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 2017 Tahap Awal Penyusunan NQPS Indonesia REGULASI TERKAIT MUTU PELAYANAN Undang-undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran - Permenkes Nomor 2052 tahun 2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran Permenkes Nomor 1438 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran Pedoman Nasional Praktek Kedokteran Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan - Kemenkes Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Minimal di Rumah Sakit Permenkes Nomor : 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Permenkes Nomor : 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Permenkes Nomor : 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit - Permenkes Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit Permenkes Nomor 12 Tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah Sakit Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan kewajiban Pasien Standar Akreditasi Nasional Rumah Sakit Edisi 1 --KARS Perpres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional Mekanisme Penjaminan Mutu Registrasi Sertifikasi Akreditasi Mutu Pelayanan Kesehatan Tingkat layanan bagi individu dan populasi yang dapat meningkatkan keluaran (outcome) kesehatan yang optimal, diberikan sesuai dengan standar pelayanan, perkembangan ilmu pengetahuan terkini serta memperhatikan hak dan keterlibatan pasienmasyarakat (Indonesia) (The degree to which health services for individuals and populations increase the likelihood of desired health outcomes and are consistent with current professional knowledge (IOM, 2001) ) What is “Quality Improvement”? Quality improvement: Combined and unceasing efforts of everyone (health care professionals, patients and their families, researchers, payers, planners and educators) to make the changes that will lead to better patient outcomes (health), better system performance (care) and better professional development (learning) Paul B Batalden, Frank Davidoff, 2007 QI akan memberikan hasil maksimal apabila dilaksanakan bersamaan dengan upaya penjaminan mutu dan pemantauan mutu pelayanan “Health systems are complex adaptive systems that function at multiple interconnected levels…… Fixes at the micro-level (ie, health-care provider or clinic) alone are unlikely to alter the underlying performance of the whole system……… Quality improvement requires concurrent actions at different levels MACRO MESO – UNICEF for every child MICRO TANTANGAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 6. Berbagai institusi mengembangkan berbagai indikator 1. Regulasi masih terfragmentasi dan belum mutu yang berbeda dan indikator belum dapat ada regulasi yang eksplisit mengatur mutu meningkatkan mutu secara optimal pelayanan kesehatan 7. Belum ada dokumentasi yang baik terkait 2. Monitoring dan evaluasi belum efektivitas berbagai intervensi peningkatan mutu konsisten dan data belum digunakan secara optimal 8. Belum ada pembagian tugas, fungsi dan 3. Organisasi yang terlibat dalam peningkatan mutu belum memiliki kejelasan peran dan tanggung jawabnya 4. Sistem akreditasi belum sepenuhnya terintegrasi dengan budaya peningkatan mutu 5. Kesulitan dalam mengakses dan aplikasi Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan kewenangan yang jelas dari setiap level institusi dalam peningkatan mutu 10. Perbedaan situasi dan kapasitas antar fasiitas kesehatan membutuhkan intervensi yang berbeda dalam peningkatan mutu 11. Masyarakat masih kurang aktif dalam menyampaikan aspirasinya terkait layanan kesehatan kepada pemangku kepentingan yang berwenang KERANGKA KEBIJAKAN DAN STRATEGI MUTU NASIONAL DIREKOMENDASIKAN WHO Sumber: Handbook for national quality policy and strategy: a practical approach for developing policy and strategy to improve quality of care. Geneva: World Health organization; 2018 Isu Strategis Mutu Pelayanan Kesehatan 1. AKSES & MUTU PELAYANAN KESEHATAN. 2. KETERSEDIAAN & KEPATUHAN TERHADAP STANDAR MUTU KLINIS & KESELAMATAN PASIEN 3. BUDAYA MUTU DI FASKES & PROGRAM. 4. PERAN DAN PEMBERDAYAAN PASIEN, KELUARGA DAN MASYARAKAT. Mutu Yankes 5. PENGUATAN TATA KELOLA, STRUKTUR ORGANISASI MUTU & SISTEM KESEHATAN LAINNYA 6. KOMITMEN PEMERINTAH PUSAT, DAERAH & PEMANGKU KEBIJAKAN 7. DATA, INDIKATOR, SISTEM INFORMASI & PENGEMBANGAN PEMANFAATANNYA 1.1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien-masyarakat 2. Meningkatkan kepatuhan seluruh penyedia pelayanan pemerintah dan swasta terhadap standar mutu klinis dan keselamatan pasien-masyarakat 3. Mendorong budaya peningkatan mutu di fasilitas pelayanan kesehatan dan pada pelaksanaan program kesehatan Memberdayakan pasien, keluarga dan masyarakat KHUSUS UMUM STRATEGI MUTU PELAYANAN 1.1. Menguatkan regulasi, tata kelola, struktur organisasi, sumber daya dan peran seluruh komponen sistem kesehatan lainnya 2. Meningkatkan komitmen pemerintah pusat, daerah dan pemangku kepentingan 3. Mendorong pengukuran mutu, penelitian dan pemanfaatan informasi strategis Intervensi Peningkatan Mutu Fasyankes DRAFT 12 INDIKATOR DI RS 14 INDIKATOR DI PKM 7 INDIKATOR DI LABKES REGISTRASI & LISENSI SESUAI REGULASI 8 INDIKATOR DI UTD INDIKATOR MUTU FASYANKES Sarana Prasarana TATA KELOLA DAN KEPEMIMPINAN Alat Kesehatan Sumber Daya Kesehatan PENILAIAN AKREDITASI Manajemen Resiko PERATURAN PRESIDEN NO 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT PASAL 19 AYAT 1 Selain Komite Medis, dapat dibentuk komite lain untuk penyelenggaraan fungsi tertentu di Rumah Sakit sesuai kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. PASAL 19 AYAT (2) Komite lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa komite: a.keperawatan; b.farmasi dan terapi; c. pencegahan dan pengendalian infeksi; d.pengendalian resistensi antimikroba; e.etika dan hukum; f. koordinasi pendidikan; dan Menjadi bagian dari penyelenggara mutu di RS /Komite Mutu g.manajemen risiko dan keselamatan pasien. KESELAMATAN PASIEN – MANAJEMEN RESIKO PERMENKES NO. 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN PASAL 2 Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. PASAL 9 ayat 2 point b setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait dengan pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu pelayanan, dan keuangan PERMENKES NO. 11 TENTANG KESELAMATAN PASIEN 1. Bangun sistem dan proses untuk mengelola resiko 2. Identifikasi kemungkinan terjadinya kesalahan 3. Sistem manajemen resiko a. Mengelola insiden secara efektif b. Mencegah kejadian terulang kembali KESELAMATAN PASIEN merupakan komponen kunci manajemen resiko dan harus diintegrasikan dengan keselamatan staf, manajemen komplain, penanganan litigasi dan klaim, serta resiko keuangan dan lingkungan PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI – MANAJEMEN RESIKO PERMENKES NO. 27 Tahun 2017 PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) Salah satu program PPI di Fasyankes : PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI (ICRA) Pengkajian risiko sebaiknya dilakukan setiap awal tahun sebelum memulai program dan dapat setiap saat ketika dibutuhkan Pengkajian Risiko Infeksi (Infection Control Risk Assesment/ICRA) terdiri dari 4 (empat) langkah : 1. Identifikasi resiko 2. Analisa resiko 3. Kontrol resiko 4. Monitoring resiko K3 RUMAH SAKIT – MANAJEMEN RESIKO PERMENKES NO. 66 Tahun 2016 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT PASAL 6 Perencanaan K3RS dibuat berdasarkan manajemen risiko K3RS, peraturan perundang-undangan, dan persyaratan Lainnya. PASAL 7 (1) Pelaksanaan rencana K3RS meliputi: a. manajemen risiko K3RS; dst PASAL 11 Standar K3RS meliputi: a. manajemen risiko K3RS; PASAL 12 Manajemen risiko K3RS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a bertujuan untuk meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan dan kesehatan SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung. PERMENKES NO. 66 Tahun 2016 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT Manajemen risiko K3RS harus dilakukan secara menyeluruh yang meliputi: a. persiapan/penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya; b. identifikasi bahaya potensial; c. analisis risiko; d. evaluasi risiko; e. pengendalian risiko; f. komunikasi dan konsultasi; dan g. pemantauan dan telaah ulang. Dengan adanya pandemic covid maka Resiko pada Kesehatan kerja harus lebih diperhatikan Langkah Langkah Managemen Resiko KESIMPULAN 1. Mutu Pelayanan Kesehatan merupakan tantangan global 2. Pelayanan Kesehatan yang bermutu mendukung keberlangsungan dan keefektifan perlindungan Jaminan Kesehatan Nasional 3. Strategi peningkatan mutu harus berdasarkan isu isu strategis yang spesifik sebuah negara 4. Pandemi COVID19 memberikan permasalahan-permasalahan mutu yang spesifik terutama terkait dengan keselamatan pasien dan tenaga Kesehatan 5. RS harus menerapkan manajemen resiko secara umum dan menekan manajemen resiko Pengendalian dan Pencegahan Infeksi dan Kesehatan-Keselamatan Kerja dimasa COVID 19 Terima kasih