Olimpiade Matematika, OSN, dan OSTN Fadjar Shadiq, M.App.Sc Widyaiswara PPPPTK Matematika 1. Permendiknas Nomor 22 (Depdiknas, 2006) menyatakan bahwa tujuan nomor 3 pelajaran matematika di seluruh jenjang pendidikan di Indonesia (SD, SMP, SMA, dan SMK) adalah agar para siswa dapat: “Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan: (a) memahami masalah, (b) merancang model matematika, (c) menyelesaikan model dan (d) menafsirkan solusi yang diperoleh.” Empat tujuan lainnya adalah berkait dengan pengetahuan, penalaran, komunikasi, dan sikap menghargai kegunaan matematika. 2. Tidak hanya itu. Mengingat begitu pentingya kemampuan memecahkan masalah, Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) menyatakan juga: “Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika. ... Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).” 3. Seberbakat bagaimanapun seorang pemain bola, ia tidak akan pernah menjadi pemain besar tanpa berlatih bermain bola. Analoginya, sehebat bagaimanapun seorang siswa dan guru, ia tidak akan pernah menjadi pemecah masalah yang tangguh tanpa belajar memecahkan masalah. Itulah sebabnya, Engel (1997:3) menyatakan: “In fact, problem-solving can be learned only by solving problems. But it must be supported by strategies provided by the trainer.” 4. Menurut Muchlis (2004:1); kompetisi tertua diadakan pada 1894 yaitu Kompetisi Eötvös (sekarang Kürschák). Olimpiade Matematika Internasional (International Mathematical Olympiad – IMO), untuk kali pertama diselenggarakan pada tahun 1959 di Bukares, Rumania, yang merupakan olimpiade sains tertua. Olimpiade Matematika Internasional memiliki tujuan (Muchlis, 2004:1) sebagai berikut: (1) menemukan, mendorong dan menantang bakat-bakat muda dalam matematika di setiap negara; (2) menumbuhkan persahabatan antar matematikawan dari berbagai bangsa; dan (3) memberikan kesempatan pertukaran informasi dan pikiran tentang pengajaran matematika di sekolah-sekolah. Mencermati tujuan IMO di atas, nampaklah bahwa kegiatan ini dimaksudkan sebagai penghargaan terhadap para siswa yang berbakat matematika. 5. Dr. Indra Djati Sidi yang waktu itu menjabat Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa: “Peningkatan mutu pendidikan dilakukan berbasiskan kurikulum dan didorong oleh kompetisi.” Di Indonesia, Olimpiade Sains pertama dilaksanakan di PPPPTK Matematika (waktu itu bernama PPPG 1 Matematika) Yogyakarta pada September 2002. Pada tahun tersebut yang diperlombakan hanya untuk jenjang SMU. Olimpiade Sains Nasional (OSN) kedua di tahun 2003 diselenggarakan di Balikpapan untuk para siswa SD, SMP, dan SMA. Sejak tahun 2003 itu penulis ikut berkiprah menjadi penulis soal. Namun sejak tahun 2004 penulis ikut berkiprah menjadi penulis soal dan juri untuk OSN (matematika) jenjang SD. 6. Soal-soal OSN dan OSTN pada dasarnya masih dalam lingkup kurikulum matematika SD, SMP, SMA, dan SMK; namun sebagian besar soal (atau hampir semuanya) berorientasi pada pemecahan masalah. Perhatikan contoh berikut. Andi mengalikan 18 bilangan asli pertama, yaitu: 1 × 2 × 3 × 4 × 5 × ... × 15 × 16 × 17 × 18 Ia melakukannya berkali-kali dan selalu memperoleh hasil yang berbeda-beda yaitu: A. 6.402.373.705.727.800 B. 6.402.373.705.728.000 C. 6.402.373.705.730.000 D. 6.402.373.705.800.000 E. 6.402.373.706.000.000 Di antara kelima hasil di atas, yang paling mungkin benar adalah ... . (Soal Isian Singkat Nomor 7 pada Olimpiade Sain Nasional 2008, 10 Agustus 2008 di Makassar) Untuk soal di atas, jawabannya adalah B atau 6.402.373.705.728.000 yang ditandai dengan tiga angka nol di belakang yang didapat dari hasil perkalian 5, 10, dan 15 dengan bilangan genap lainnya. Mudah kan? Benar. Mudah bagi si penyusun soal atau siswa yang sudah mempelajarinya. Namun sangat sulit bagi yang baru pertama kali mendapatkan soal tersebut. Inilah bagian paling krusial bagi tim penyusun soal olimpiade. Ia harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa soalnya merupakan „masalah‟ bagi semua peserta olimpiade. 7. Agar para siswa berhasil pada olimpiade matematika; maka selama pemilihan calon peserta olimpiade maupun selama pembinaan di daerah para peserta yang dipilih adalah para siswa yang ditengarai memiliki potensi pemecahan masalah dan mereka dibina dan difasilitasi untuk berlatih memecahkan masalah „non-rutin‟ secara benar, dalam arti sesuai dengan langkah-langkah yang baku (memahami soalnya, merancang penyelesaiannya, melaksanakan rancangan, dan mengecek hasil); dan difasilitasi untuk belajar menerapkan strategi (heuristics) pemecahan masalah. Jadi, meskipun pada soal isian singkat dan eksplorasi selama OSN para siswa dituntut untuk menuliskan hasil akhirnya saja, namun hal seperti itu tidak berarti lalu menafikan prosesnya. 8. Mengingat begitu pentingnya „pemecahan masalah‟ sebagai fokus pembelajaran matematika; ditambah lagi dengan begitu pentingnya OSN dan OSTN 2 sebagai lokomotif penggerak pembelajaran matematika yang berfokus ke pemecahan masalah di sekolah; maka wajar jika semua pihak dituntut untuk ikut menyukseskannya. Tim Juri dan Pendamping pada IMSO 2009 (International Mathematics and Sciences Olympiade) for Primary Schools pada Desember 2009 di Hotel Phoenix Yogyakarta 9. Jadi, wajar juga dan mungkin malah suatu keharusan jika sebagai bagian dari pelayanan „prima‟-nya dan sebagai tempat awal dimulainya kegiatan OSN pada tahun 2002 dengan OSN SMA-nya; kita semua harus mendukung usaha yang sangat penting dan strategis yang dilakukan Kepala PPPPTK Matematika yang telah memfasilitasi para guru matematika dengan web ini. Caranya adalah dengan menyemarakkan web ini. Mungkin dengan mengisi soal atau „masalah‟ baru; memaparkan contoh atau model pemecahan atau penyelesaian suatu „masalah‟, menceriterakan pengalaman menjadi pendamping dan pembina siswa, atau caracara lainnya. Namun yang lebih penting lagi, Anda harus dapat mencobakan dan menerapkan yang ada di web ini kepada para siswa Anda. 10. Pada akhirnya, mudah-mudahan usaha PPPPTK Matematika dengan fasilitasi ini; sebagai bagian dari upaya untuk ikut mencerdaskan bangsa dapat berhasil dengan gemilang. Hal ini akan ditandai dengan munculnya pemecah masalah tangguh dan penemu hebat dari bumi persada Indonesia tercinta. Insya Allah. PPPPTK Matematika, Januari 2010 3