Uploaded by febrianiekaputri18

310872694-Tersedak-1

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tersedak merupakan suatu kegawatdaruratan yang sangat berbahaya,
karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general
atau menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit pasien akan
kehilangan refleks nafas, denyut jantung, dan kematian secara permanen dari
batang otak, dalam bahasa lain kematian dari individu tersebut.
Dari semua kasus tersedak yang terjadi pada anak-anak, sepertiganya
terjadi di saluran napas. Lima puluh lima persen dari kasus benda asing di
saluran napas terjadi pada anak-anak berumur kurang dari 4 tahun. Pada
tahun 1975 anak di bawah uur 4 tahun, insidens kematian mendadak akibat
aspirasi atau tertelan benda asing lebih tinggi. Bayi dibawah umur 1 tahun,
gawat napas karena aspirasi benda asing merupakan penyebab utama
kematian (National Safety Council, 1981).
Pada dasarnya kita mengenal dua jenis tersedak. Tersedak sebagian
(partial/mild) artinya benda asing yang masuk hanya menyumbat sebagian
dari jalan napas, masih ada sedikit celah untuk masuknya udara. Yang paling
berat adalah tersedak total (total blockage/severe) dimana benda asing yang
masuk sudah menutup semua bagian jalan napas, sehingga pasien menjadi
jatuh tidak sadarkan diri.
Pengenalan dini akan tanda-tanda tersedak merupakan langkah awal untuk
keberhasilan dalam penanganan kasus tersedak. Penting untuk membedakan
kondisi tersedak dengan kasus-kasus lain seperti asma, serangan jantung,
stroke, atau kondisi sakit lain yang menyebabkan gangguan pernapas.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi tersedak?
2. Apa saja etiologi dan faktor predisposisi tersedak?
3. Bagaimanakah patogenesis tersedak?
4. Apa saja tanda dan gejala dan tanda tersedak?
5. Bagaiamana diagnosis dengan kasus tersedak?
1
6. Apa saja pemeriksaan penunjang tersedak?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan tersedak?
8. Bagaimana asuhan keperawatan tersedak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tersedak
2. Untuk mengetahui etiologi dan faktor predisposisi tersedak
3. Untuk mengetahui patogenesis tersedak
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dan tanda tersedak
5. Untuk mengetahui diagnosis dengan kasus tersedak
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang tersedak
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan tersedak
8. Untuk mengetahui asuhan kperawatan tersedak
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tersedak adalah suatu keadaan masuknya benda asing (makanan,
minuman, atau benda-benda kecil lainnya) ke dalam saluran napas sehingga
menimbulkan keadaan gawat napas yang dapat mengakibatkan kematian.1
B. Etiologi dan Faktor Predisposisi
Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam
saluran napas antara lain, faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan,
kondisi sosial, tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi normal (tidur,
kesadaran menurun, alkoholisme, dan epilepsi), faktor fisik yaitu kelainan dan
penyakit neurologik, proses menelan yang belum sempurna pada anak, faktor
dental, medikal dan surgikal (antara lain tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum
tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur <4 tahun), faktor kejiwaan
(emosi, gangguan psikis), ukuran dan bentuk serta sifat benda asing, faktor
kecerobohan (meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang
kurang baik, makan atau minum yang tergesa-gesa, makan sambil bermain
biasanya pada anak-anak, memberikan kacan atau permen pada anak yang gigi
molarnya berlum lengkap.1
C. Patogenesis
Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di hidung cenderung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda
asing hidup (animate foreign bodies) menyebabkan reaksi inflamasi dengan
derajat bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan
tulang hidung dengna membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau.1,3
Tujuh puluh lima persen dari benda asing di bronkus ditemukan pada
anak dibawah umur dua tahun, dengan riwayat yang khas, yaitu pada saat
benda atau makanan ada di dalam mulut, anak terawa atau menjerit, sehingga
pada saat inspirasi, laring terbuka dan makanan atau benda asing masuk ke
3
dalam laring. Pada saar benda asing itu terjepit di sfingter laring, pasien batuk
berulang-ulang, sumbatan di trakea, mengi dan sianosis. Bila benda asing
telah masuk ke dalam trakea atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase
asimtomatik selama 24 jam atau lebih, kemudian diikuti oleh fase pulmonum
dengan gejala yang tergantung pada derajat sumbatan bronkus.1,3
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat
higroskopik, mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air, serta
menyebabkan iritasi pada mukosa. Mukosa bronkus menjadi edema, dan
meradang, serta dapat pula terjadi jaringan granulasi di sekitar benda asingm
sehingga gejala sumbatan bronkus semakin menghebat. Akibatnya timbul
gejala laringotrakeobronkitis, toksemia, batuk, dan demam yang tidak terusmenerus.
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan,
dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik, karena
umumnya benda asing anorganik bersifat radiopak. Benda asing yang terbuat
dari metal dan tipis, seperti peniti, jarum, dapat masuk ke dalam bronkus yang
lebih distal, dengan gejala batuk spasmodik. Benda asing yang lama berada di
bronkus dapat menyebabkan perubahan patologik jaringan, sehingga
menimbulkan komplikasi, antara lain penyakit paru kronik supuratif,
bronkiekatasis, abses paru, dan jaringan granulasi yang menutupi benda asing.
D. Gejala dan Tanda
Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada
lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk, dan
ukuran benda asing.
Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan mengalami 3
stadium, yaitu:
1. Stadium permulaan, yaitu batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysm
of coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok
(gagging), bicara gagap (sputtering), dan obstruksi jalan napas yang
terjadi segera.
4
2. Stadium kedua, ialah gejala stadium permulaan diikuti oleh interval
asimtomatik. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleksrefleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium
ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis karena gejala
belum jelas.
3. Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi
atau infeksi sebagai akibat rekasi terhadap benda asing, sehingga timbul
batuk-batuk, hemoptisis, pneumonia, dan abses paru.
E. Diagnosis
Diagnosis klinis tersedak ditegakkan berdasarkan anamnesis
adanya riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran napas, tiba-tiba
timbul choking (rasa tercekik), gejala, tanda, pemeriksaan fisik dengan
auskultasi, palpasi dan pemeriksaan radiologi sebagai pemeriksaan
penunjang. Diagnosis pasti benda asing di saluran napas ditegakkan
setelah dilakukan endoskopi atas indikasi diagnostik dan terapi.1,2
Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan, karena kasus aspirasi
benda asing sering tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Perlu
diketahui macam benda atau bahan yang teraspirasi dan telah berapa lama
tersedak benda asing tersebut.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan
pemeriksaan radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan
diagnosis.
1. Pemeriksaan radiologi
Leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan lunak leher dan
pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting pada
aspirasi benda asing. Karena benda asing di bronkus sering tersumbat
di orifisium bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat
membantu diagnosis.
5
2. Video fluoroskopi
Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara
keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan
adanya obstruksi parsial. Enfisiema obstruktif merupakan bukti
radiologik benda asing di saluran napas setelah 24 jam benda
teraspirasi.
Gambaran
emfisiema
tampak
sebagai
pergeseran
mediastinum ke sisi paru yang sehat pada saat ekspirasi dan pelebaran
interkostal.
3. Bronkogram
Berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer
pandangan endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiekatasis akibat
benda asing yang lama berada di bronkus.
4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahu adanya gangguan
keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus trakeobronkial.
G. Penatalaksanaan
1. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang
masih sadar2,,3,4
a. Untuk tersedak ringan:
Jika korban masih bisa batuk, anjurkan korban untuk batuk terus
menerussekeras-kerasnya. Yang tidak boleh dilakukan:
1. Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui
oleh udara)
2. Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk
mengeluarkan benda asing
b. Untuk tersedak berat:
1. Tanyakan kepada korban “Apakah Anda tersedak?”, sekilas
langkah ini terlihat agak rancu dan tidak mungkin dilakukan.
Tetapi hal ini dilakukan untuk membedakan antara tersedak
dan penyakit lain yang menyebabkan gawat napas.
2. Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama
6
beberapa kali sampai benda asing keluar atau sampai korban
menjadi tidak sadar.
Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan Heimlich manuever:
1. Berdiri atau berlutut di belakang korban (posisikan tubuh sesuai
dengan tinggi tubuh korban, pada pasien anak kemungkinan harus
berlutut)
2. Kepalkan salah satu telapak tangan
3. Letakkan kepalan tangan dengan arah ibu jari menempel ke dinding
perut korban, posisikan kepalan tangan 2 jari di atas pusat (pusat
selalu sejajar dengan tulang pinggul atas)
4. Kencangkan kepalan tangan dengan tangan satunya sehingga kedua
lengan melingkar di perut korban.
5. Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing
keluar
Abdominal thrust atau Hemlich manuever
Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang
terlalu gemuk (obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan
7
melakukan “chest thrust” yaitu dengan meletakkan kepalan tangan di
tengah-tengah tulang dada.2,3,4
Pengganti Hemlich manuever pada korban wanita hamil
2. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang
tidak sadar
Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah
berikut:
a. Panggil bantuan medis segera
b. Buka jalan napas korban, jika benda asing dapat terlihat lakukan
finger swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing
c. Segera lakukan CPR/ RJP. Perbedaannya dengan CPR biasa
adalah setelah melakukan 30 kali kompresi dada, periksalah mulut
korban terlebih dahulu sebelum memberikan 2 kali napas bantuan.
Dikatakan telah sukses menangani korban tersedak yang tidak
sadar jika ada tanda-tanda berikut:
1. Dada korban terlihat naik ketika memberikan bantuan napas
2. Melihat benda asing keluar dari mulut korban.
8
Lakukan langkah-langkah berikut
ini
jika sudah berhasil
menangani korban tersedak. Karena ada beberapa kemungkinan yang
akan terjadi setelah benda asing keluar dari mulut korban:
1. Berikan 2 kali napas
2. Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan), kemudian periksa
nadi di leher korban selama 10 detik.
3. Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR
dan pasang AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas
tidak ada maka berikanlah bantuan napas saja selama 2 menit, dalam
1 menit harus memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara napas
adalah 6 detik). Setelah 2 menit periksalah apakah napasnya sudah
ada atau belum, jika korban sudah bernapas normal posisikan korban
miring (posisi pemulihan) sambil menunggu bantuan datang.
3. Penanganan tersedak untuk bayi (<1 tahun)
Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak
yang berusia lebih dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan
perut (Heimlich manuever) pada bayi karena dapat mencederai organ
dalam. Penanganan tersedak untuk bayi terdiri atas kombinasi
penekanan dada (chest thrust) dan tepukan punggung (back slaps).
Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak
terhadap bayi yang masih sadar:
a. Gendonglah bayi dengan posisi duduk atau berlutut
b. Buka pakaian bayi
c. Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas
pangkuan tangan. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya.
Sangga kepala dan rahang bawah bayi menggunakan tangan (hatihati untuk tidak menekan leher bayi, karena ini akan menyebabkan
tersumbatnya saluran napas).
d. Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara
2 tulang belikat bayi, jangan menepuk di tengkuk). Gunakan
pangkal telapak tangan ketika memberikan tepukan.
9
e. Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher
belakang bayi dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga
dalam posisi terlentang. Buat posisi kepala bayi lebih rendah dari
kakinya
f. Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan
posisi penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan
tulang dada/di bawah garis imajiner antara 2 puting susu bayi).
Hanya gunakan 2 jari saja yaitu jari telunjuk dan jari tengah untuk
melakukan chest thrust.
Ulangi langkah di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi.
Teknik chest thrust atau tekanan dada
Teknik back slaps atau tepuk punggung
10
Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi menjadi tidak sadar
(bayi terkulai lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat
menangis atau mengeluarkan suara) penanganannya adalah sebagai
berikut:
1. Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras
2. Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing
terlihat atau tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan
jari. Jika benda asing tidak terlihat jangan lakukan “blind finger
swab”/mengkorek-korek mulut bayi dengan tujuan untuk mencari
benda asing tersebut
3. Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu
lakukanlah CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2
kali napas. Tetapi, perbedaan CPR korban tersedak dengan korban
biasa adalah setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada
periksalah dahulu mulut bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan
napas.
Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat
keluar dan bayi masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera,
kemudian lanjutkan CPR sampai bantuan medis datang atau benda
asingnya keluar.
11
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
2.Diagnosa keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
c. Pola makan bayi tidak efektif berhubungan dengan kegagalan neurologik.
d. Resiko kekurangan volume cairan.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan teraspirasi cairan amnion.
3. Rencana keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
Tujuan
Intervensi
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi
Batasan karakteristik :
- tachicardi
- dispnea
- sianosis
- nafas cuping hidung
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan tak
terjadi kerusakan pertukaran gas.
NOC : - status pernafasan
- status tanda vital
outcome : kandungan O2dalam darah d.b.n.
NIC :
•) Monitor pernafasan
Intervensi :
12
- monitor irama, frekuensi, kedalaman, usaha dalam respirasi.
- Monitor bunyi dan pola nafas
- Menjaga kepatenan jalan nafas.
- Memposisikan pasien dengan tepat dengan tujuan adekuatnya ventilasi
•) Manajemen asam basa
- monitor status hemodinamik
- monitor AGD
2 Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh
mukus.
Batasan karakteristik :
- dispnea
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan bersihan
jalan nafas efektif
- NOC : bersihan jalan nafas /
NIC :
1) Manajemen jalan nafas
- buka jalan nafas
posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi dan mengurangi dispnea
- sianosis
- perubahan ritme dan frekuensi
- pernafasan
- gelisah
trackeobronkial bersih
Indikator :
- Rr dbn
- Suara nafas bersih
- Tidak ada sianosis
- auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- identifikasi pasien perlunya pemasangan jalan nafas buatan
13
- keluarkan sekret dengan suction
- monitor respirasi dan status oksigen bila memungkinkan
2) Manajemen suction
- kaji kebutuhan suction oral / trakeal
- auskultasi bunyi nafas sebelum dan sesudah suction
- gunakan selang kateter suction sesuai ukuran
- gunakan alat-alat proteksi : sarung tangan, masker
- berikan O2 dengan konsentrasi 100% gunakan respirator atau resusitator manual
- monitor status oksigen dan kemodinamik sebelum dan sesudah prosedur suction
- catat tipe dan jumlah sekret
3
Pola makan bayi tidak efektif berhubungan dengan kegagalan neurologik
Batasan karakteristik :
- tidak mampu dalam menghisap,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan pola
makan bayi efektif
NOC : Pola makan bayi efektif
NIC :
•) Enteral tube feeding
- pasang NGT, OGT
- monitor ketepatan insersi NGT / OGT
menelan dan bernafas
- tidak mampu dalam memulai atau menunjang penghisapan efektif
- cek peristaltik usus
- monitor terhadap muntah / distensi abdomen
- cek residu 4-6 jam sebelum pemberian enteral
•) TPN ( Total Parenteral Nutrisi )
- pelihara tehnik steril dalam persiapan cairan
- cek TPN kebenaran cairan nutrisi sesuai order
- gunakan infus pump
- monitor intake – output
14
- monitor hasil GDS elektrolit, protein
- timbang berat badan bayi tiap hari
•) Membantu menyusui bayi :
- monitor reflek hisap bayi
- ajarkan orangtua untuk menyusui
- ajarkan orang tua untuk memeras ASI
- berikan formula bila perlu
4
Resiko kekurangan volume cairan
Faktor esiko :
- obstruksi esofagus dan duodenum
NOC : keseimbangan cairan setelah dilakukan tindakan ke-perawatan selama … x
24 jam
NIC :
•) Manajemen cairan
- timbang popok bila diperlukan
diharapkan tak terjadi defisit volume cairan.
Indikator :
- tanda vital dbn
- turgor kulit elastis
- urine output ( + )
- pertahankan catatan in take dan output
- monitor status hidrasi( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat )
- monitor vital sign
- monitor indikasi retensi / kelebihan cairan ( crackes, edema, asites )
- monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
- lakukan terapi iv
- monitor nutrisi
•) Terapi intra vena
- verifikasi perintah terapi intra vena
- pertahanan tehnik aseptik
15
- periksa jenis cairan, jumlah, tanggal kadaluarsa, karakter cairan dan kerusakan
kontainer
- pilih dan persiapkan pompa intra vena
- pasangkan kontainer dengan tube yang sesuai
- simpan cairan iv pada suhu ruangan
- identifikasi apakah pasien mendapatkan obat yang tidak
cocok dengan pengobatan yang diintruksikan
- berikan pengobatan iv dan monitor hasilnya
- monitor kecepatan iv dan area iv selama infusion
- monitor overload cairan dari reaksi fisik
- monitor kepatenan iv sebelum pemberian iv
- ganti canul infus set tiap 48 jam
- pertahankan dressing
- lakukan pengecekan area iv secara teratur
- lakukan perawatan iv secara teratur
- monitor tanda dan gejala flebitis
5
Resiko infeksi dengan faktor resiko :
- mengaspirasi cairan amnion
- prosedur invasif
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan tak
terjadi infeksi :
- vital sign dbn
- integritas kulit baik
- integritas mukosa baik
NIC :
•) Kontrol infeksi
- bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
- pertahankan tehnik isolasi bagi pasien berpenyakit menular
- batasi pengunjung bila perlu
16
- intruksikan pengunjung selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung
- gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan
- cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
- gunakan baju pelindung dan sarung tangan
- pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
- ganti letak iv cateter, dresing sesuai petunjuk umum
- tingkatkan intake nutrisi
- berikan tx anti biotik sesuai advis dokter
•) Proteksi infeksi
- monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
- saring pengunjung terhadap penyakit menular
- pertahankan tehnik aseptik pada pasien beresiko
- beri perawatan kulit pada area aritema
- inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase
- dorong masukan nutrisi cairan yang cukup
- beri tx anti biotik sesuai program dokter.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tersedak merupakan salah satu kasus kegawat daruratan yang
sangat berbahaya, sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dan
cepat. Karena apabila tersedak berlangsung lama tanpa penanganan, akan
menyebabkan kurangnya suplai oksigen secara menyeluruh sehingga
korban akan kehilangan refleks nafas, denyut jantung, dan dapat
menyebabkan kematian pada batang otak, bahkan kematian.
Untuk mendiagnosa suatu keadaan tersedak ditegakkan melalui
anmnesis berupa adanya riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran
napas, didapatkan gejala dan tanda berupa rasa tercekik, sulit bernapas,
bicara gagap, bahkan sampai tidak sadarkan diri.
Penanganannya sendiri berbeda-beda, tergantung dari usia pasien
(bayi, anak, atau dewasa) dan juga kondisi pasien sendiri (sadar atau tidak
sadar). Beberapa manuever dapat diaplikasikan dalam menolong pasien
tersedak, seperti Haemlich mauever, abdominal thrust, chest thrust,
ataupun back slaps tergantung dari kondisi dan usia pasien. Dengan
mengetahui cara penanganan awal dapat menghentikan komplikasi yang
lebih lanjut.
B. Saran
Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang baik mengenai
penatalaksaksaan tersedak khususnya bagi perawat dan mahasiswa
keperawatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Boies LR, Adams GL. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi VI. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG; 1997.
2. Purwadianto A, Sampurna B. Kedaruratan Medik. Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Binarupa Aksara; 2000.
3. Prakash UBS, Cartese DA. Tracheo-bronchial Foreign Bodies. In: Prakash
UBS, eds. Brochoscopy. Raven Press, New York 1994: p.253-74
4. Darraw DH, Holinger LD. Foreign bodies of the larynx, trachea, and
bronchi. In: Bluestone CD, Stool SE, Kenna MA, eds. Pediatric
Otolaryngology, vol.2. Piladelphia, Pa. WB. Saunders, 1996: p.39-401
5. Birrel JF. Paediatric Otolaryngology, Wright, Bristol 1986: p.212-55
19
Download