Sejarah Penjajahan Belanda Tahun 1596 Kejadian Percobaan Pertama Kali Masuk Ke Indonesia 1 Mei 1598 Percobaan kedua Masuk Ke Indonesia 20 Maret 1602 Didirikan VOC Tokoh Di pimpin Cornelis de Houtman dan Pieter Keyzer Di pimpin Jacob van Neck, van Heemskerck, dan van Waerwijck Pieter Both 1. 2. 3. 4. 31 Mei 1691 Keterangan tambahan pada 22 Juni 1596, mereka berhasil mendarat di Pelabuhan Banten Tujuan berdagang rempahrempah dan monopoli perdagangan Tujuan utama dari pembentukan VOC adalah sebagai berikut: Menguasai pelabuhan penting. Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. Melaksanakan monopoli perdagangan di Indonesia. Mengatasi persaingan antara Belanda dengan pedagang Eropa lainnya 31 Desember 1799 Kuasa penuh terhadap batavia Bubarnya VOC VOC 18 September 1811 Kapitulasi Tuntang Belanda dan Inggris menyepakati suatu Perjanjian yang disebut Kapitulasi Tuntang. 1816 Berakhir pemerintahan raffles berdasar perjanjian London yang di tandatangani Inggris dan 1. Para pegawai VOC banyak yang melakukan korupsi. 2. Banyak pegawai VOC yang tidak cakap sehingga pengendalian monopoli perdagangan tidak berjalan sebagaimana mestinya. 3. VOC banyak menanggung utang akibat peperangan yang dilakukan baik dengan rakyat Indonesia maupun dengan Inggris. 4. Kemrosotan moral dikalangan para penguasa akibat sistem monopoli perdagangan. 5. Tidak berjalannya verplichte leveranti (penyerahan wajib) dan preanger stelsel(aturan pringan) yang dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong. 6. Banyak prajurit VOC yang mati akibat menghadapi perlawanan rakyat. Belanda tahun 1814, Inggris harus menyerahkan kembali tanah jajahan yang direbut dari Belanda termasuk Indonesia 1817 (1825-1830) Perang pattimura Dalam perjuangan Pattimura yang dikenal dengan Thomas Matullessy dibantu Thomas Pattiwael, Anthonie Rheboak, Said Parintah, Latumahina dan Christina Marta Tiahahu Perang Diponegoro (1825-1830) Perang Paderi (18211837) a. b. Perang Bali (18461863) a. b. c. Perang Banjar (18591863) 1870 Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayat yang dibantu Kyai Demang Leman, Haji Buyasin,dan Haji Nasrun Berakhirnya tanam paksa sistem Penyebab perang Paderi di Minangkabau Sumatera Barat adalah: Pertentangan antara kaum Adat dan kaum Paderi yang berusaha menegakkan agama Islam dari tidakan-tindakan yang menyimpang dari ajaran Islam. Belanda turut campur dalam pertentangan kaum Adat dan kaum Paderi dengan cara membantu kaum Adat. Penyebab terjadinya Perang Bali melawan pemerintah Belanda adalah: Belanda menuntut kerajaankerajaan di Bali mengakui kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Belanda menolak Hukum Tawan Karang ,yaitu hak rajaraja Bali merampas semua kapal asing yang terdampar di wilayah kerajaanya. Kerajaan-kerajaan di Bali menolak tunduk kepada pemerintah Belanda. Akan tetapi perlawanan rakyat Banjar semakin lemah setelah tokoh-tokoh pemimpin Banjar ditangkap Belanda. Akibatnya Banjar menjadi wilayah kekuasaan Belanda. Pada tahun 1870 politik pintu terbuka/ politik colonial liberal diberlakukan di Indonesia yang Perang Aceh (18731904) Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Panglima Polim, Cuk Nyak Dien, dan Cuk Meutia. ditandai dengan keluarnya undang-undang Agraria Pada tahun 1899 pasukan Belanda (Pasukan Marsose) yang dipimpin kolonel Van Heutz menyerang Aceh secara besar-besaran sehingga para pemimpin Aceh satu-persatu gugur dan tertangkap. Akhirnya Sultan Muhammad Daud Syah dipaksa menandatangani perjanjian tersebut Aceh harus tunduk pada pemerintahan Kolonial HindiaBelanda Gerakan Protes Petani Di Ciamis 1886 dipimpin oleh Mohammad Idris. b. Di Condet 1912 dipimpin oleh Entong Gendut. c. Di Surabaya 1916 dipimpin oleh Sadikin. Berakhirnya pemerintahan hindia belanda diberlakukannya Politik Etis 1908-1920 1920-1930 (1930-1942) 1 September 1939 berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam dan Indische Partij, masa radikal /nonkooperas berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) serta pada masa moderat/kooperasi berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan GAPI Perang dunia ke 2 Dengan dilakukannya Politik Etis tersebut justru mengancam kedudukan pemerintahan Kolonial Belanda karena Politik Etis dapat menghadirkan lahirnya golongan terpelajar Tanda-tanda runtuhnya pemerintahan Hindia Belanda Tanda-tanda runtuhnya pemerintahan Hindia Belanda semakin menguat ketika berkobar Perang Dunia II di Eropa yang ditandai dengan penyerbuan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939, kemudian Jerman yang pada saat itu dipimpin oleh Hitler menyerbu negeri Belanda pada tanggal 10 Mei 1940 yang menyebabkan pemerintah Belanda lari ke pengasingan ke London. Pada bulan September 1940, Pakta Tiga Pihak mengesahkan persekutuan Jepang-Jerman Italia. Prancis dikalahkan oleh Jerman pada bulan Juni 1940. Pada bulan September, pemerintah Prancis di Vichy yang bekerja sama dengan pihak Jerman memperbolehkan Jepang membangun pangkalan-pangkalan militer di IndoCina yang merupakan jajahan Prancis. Pada saat itu pemimpin-pemimpin Jepang mulai terang-terangan tentang “pembebasan” Indonesia. Di Den Haag sebelum jatuhnya negeri Belanda dan di Batavia sesudah itu, Jepang mendesak agar Belanda memperbolehkan memasuki Indonesia seperti mereka diperbolehkan di Indocina, tetapi perundingan-perundingan itu akhirnya mengalami kegagalan pada bulan Juni 1941 dan pada bulan Juli balatentara Jepang di Indocina diperkuat. Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang. Kini peperangan di Asia sudah diambang pintu. Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur dan pada akhirnya pada tanggal 8 Desember 1941 (7 Desember di Hawaii), Jepang menyerang basis perang Amerika Serikat di Pearl Harbour, mereka juga menyerang Hongkong, Filipina dan Malaysia yang dilakukan oleh kekuatan kedua yaitu sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki yang mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan atau Filipina dan Malaysia tersebut yang kemudian penyerangan itu akan dilanjutkan ke Jawa. Karena penyerangan itu pulalah negeri Belanda mengikuti jejak sekutu-sekutunya menyatakan perang terhadap Jepang. Pada tanggal 10 Januari 1942 penyerbuan Jepang ke Indonesia dimulai. Pada tanggal 15 Februari, pangkalan Inggris di Singapura juga menyerah. Pada akhir bulan Februari tepatnya tanggal 27 Februari 1942 balatentara Jepang berhasil menghancurkan armada gabungan Belanda, Inggris, Australia dan Amerika dalam pertempuran di laut Jawa. Tanggal 28 Februari 1942, Tentara ke 16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa Banten, Eretan Wetan dan Kragan dan segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati, Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda. Kemudian pada 8 Maret 1942, pihak Belanda di Jawa menyerah dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer ditawan oleh pihak Jepang. Dengan demikian, bukan saja de facto, melainkan juga de jure, seluruh wilayah bekas Hindia Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Dan pada saat itulah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia berakhir. AGRESI MILITER BELANDA 21 Juli 1947 - 5 Agustus 1947. 19 Desember 1948 Agresi militer belanda 1 Agresi Militer belanda 2 Diawali serangan ke yogyakarta, Di tangkapnya sukarno, hatta dan sutan syahrir