Kelompok 5 KEDKEL PERTANYAAN JAWABAN/ PENJELASAN SEPUTAR LINGKAR PEMECAHAN MASALAH Apa judul LPM kelompok Evaluasi Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari – November 2018 anda? Jelaskan program KB di Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia. Pemakaian kontrasepsi puskesmas yang ada di LPM mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi. Tujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang. Program dan Upaya KB Nasional antara lain: 1. Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan konseling calon pengantin 2. Konseling dan pelayanan KB pada WUS/PUS 3. Promosi KB pasca persalinan 4. Pelayanan KB pasca persalinan 5. Penerangan dan motivasi 6. Pengembangaan program 7. Pendidikan KB 8. Pendidikan dan pelatihan tenaga program 9. Pelayanan KB 10. Pencapaian peserta KB Baru 11. Pencapaian peserta KB Aktif 12. Prasarana dan Sarana 13. Pelaporan dan Penelitian Bagaimana cara menyusun Cara menyusun fishbone yaitu dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada pemegang program dan memanfaatkan pengetahuan dan data-data yang telah didapat sehingga fishbone? Dan bagaimana dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis. Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input merupakan sumber daya atau masukan oleh sesuatu. cara mengajukan pertanyaan Proses adalah suatu kegiatan yang melalui proses maka suatu input akan diubah menjadi output ke masing-masing pemegang Yang pertama kita harus menentukan kemungkinan penyebab masalah terlebih dahulu. Selanjutnya kemungkinan akar penyebab masalah lalu akar penyebab masalahnya. Pertanyaan program (pertanyaan secara yang diajukan harus meliputi man, money, material, method, controlling, actuating, environment, organizing, planning. mendalam) PERTANYAAN: Apakah/berapakah sumber/jumlah (misal: man) dalam melaksanakan program puskesmas (misal: KB)? Adakah kendala dibidang (misal: man) tsb? Apa alasan atau penyebab kendala tsb (sampai tidak ada alasan lagi/mentok) Sebutkan contoh output yang 1. Cakupan Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Kelurahan Menteng Kecamatan Menteng periode Januari – November 2018 sebesar 77,08% kurang dari target yaitu 91,6%. ada di LPM masing-masing? 2. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB AKDR di Puskesmas Kelurahan Menteng Kecamatan Menteng periode Januari – November 2018 sebesar 19,17% melebihi dari target yaitu 16,18%. 3. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Implan di Puskesmas Kelurahan Menteng Kecamatan Menteng periode Januari – November 2018 sebesar 3,9% kurang dari target yaitu 5,63%. Jelaskan bagaimana cara IDENTIFIKASI MASALAH mendapatkan identifikasi Awalnya, kita menanyakan indikator pelayana program KB di puskesmas kecamatan Menteng. Dari 7 indikator kami mengevaluasi 4 indikator (akseptor KB aktif, KB pasca masalah, prioritas masalah, persalinan dan PUS 4T berKB, dropout). Dari 4 indikator per metode KB (5 metode KB yaitu KB pil, KB suntik, AKDR, kondom, dan implan), dan 5 kelurahan (Menteng, penyebab masalah, penyebab pegangsaan, kebon sirih, cikini, dan gondangdia) maka terdapat 4 x 5 x 5 = 100 poin. masalah yang paling dominan Kemudian kami mengambil data cakupan KB tersebut dari bulan Januari-November 2018 lalu menilai masing-masing program tersebut sudah mencapai target atau belum maka dan alternatif pemecahan didapatkan 58 masalah. masalah! Dengan per program yang semuanya dibawah target berarti menjadi masalah sekecamatan. PRIORITAS MASALAH Digunakan teknik skoring dan non-skoring PENYEBAB MASALAH Dengan menggunakan diagram tulang ikan atau fishbone Lalu dibuat dengan melakukan wawancara mendalam pada pemegang program dan memanfaatkan pengetahuan dan data-ata yang telah didapat sehingga dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis. Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input merupakan sumber daya atau masukan oleh sesuatu. Sumber daya adalah a. Man. Jumlah staf/petugas, keterampilan, pengetahuan dan motivasi kerja b. Money. Jumlah dana yang tersedia c. Material. Jumlah peralatan medis dan jenis obat d. Method. Mekanisme cara yang digunakan Proses adalah suatu kegiatan yang melalui proses maka suatu input akan diubah menjadi output. Proses tersebut terdiri dari: a. Planning: Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk mencapainya b. Organizing : Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki organisasi dan memanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi c. Actuating : Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu berkerja secara optimal melakukan tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dengan dukungan sumber daya yang tersedia d. Controlling : Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan melakukan koreksi apabila didapatkan adanya penyimpangan PENYEBAB MASALAH YANG PALING DOMINAN Merupakan penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya dapat dipecahkan. Dilakukan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Cakupan Peserta KB Pasangan Subur 4T di Puskesmas seKecamatan Menteng: Environment, Actuating, Organizing Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB Pil di Puskesmas Kelurahan Kebon Sirih Kecamatan Menteng: Environment, Actuating, Planning Jelaskan tentang input, output, outcome, process dan environment di LPM kalian! ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Dilakukan dengan menggunakan metode MCUA yaitu berdasarkan diskusi, argumentasi, justifikasi, dll Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah – masalah yang ingin dicari prioritas diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Pengisian ini dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah: 4 paling tinggi/ bagus. 1 paling rendah/buruk 1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna . 2. Mudah dilaksanakan 3. Murah biayanya 4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama INPUT 1. Kurangnya jumlah petugas kesehatan yng berkompeten (Man) 2. Tidak ada masalah Money) 3. Tidak ada masalah (Material) 4. Kurangnya ketelitian petugas dalam pencatatan data (Method) PROCESS 1. Rendahnya pertemuan yang dilakukan untuk membahas program pelaksanaan KB (Planning) 2. Kurangnya koordinasi antar petugas penyelenggara (Organizing) 3. Kurangnya kemampuan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan KB (Actuating) 4. Kurangnya pengawasan oleh kepala puskesmas (Controlling) OUTPUT Cakupan Peserta KB Pasangan Subur 4T di Puskesmas seKecamatan Menteng periode Januari – November 2018 sebesar 8,78% dengan target 91,6% OUTCOME Angka kelahiran tidak menurun dan kesehatan ibu tidak meningkat ENVIRONMENT Pasangan subur 4T enggan menggunakan KB Jelaskan bagaimana cara menetapkan skoring kamu! (emergency – policy) Jelaskan 2 parameter skoring kalian dan gimana cara ngitungnya? EMERGENCY • Menunjukan seberapa fatal masalah sehingga menimbulkan kematian dan kesakitan • Pada emergency, parameter yang digunakan adalah CFR • Sedangkan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit digunakan proxy CFR. Nilai proxy CFR didapatkan dari berbagai sumber, sedangkan sistem scoring proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi. Nilai Proxy untuk program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Menteng Januari – November 2018 adalah sebesar 0.3. • Selanjutnya membuat penentuan skor yang nilainya ada 9 dan masing-masing nilai memiliki range yang sama (10,17) • Setelah itu kita akan menghitung total nilainya dengan cara menjumlahkan kontribusi risiko (didapat dari target-pencapaian) dan proxy (didapat dari AKI, CFR, dll) • Masalah dengan nilai tertinggi akan dijadikan sebagai prioritas masalah GREATEST MEMBER • Ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan • Penentuan skor disini ada 10 nilai yang masing-masing memiliki range yang sama (10,17) EXPANDING SCOPE • Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain • Penentuan skor nya berdasarkan Ada keterpaduan dengan >2 lintas sektoral nilainya 3, Ada keterpaduan dengan 2 lintas sectoral nilainya 2, Ada keterpaduan dengan 1 lintas sectoral nilainya 1 dan Tidak ada keterpaduan lintas sectoral nilainya 0 FEASIBILITY • Untuk menilai seberapa mungkin suatu masalah dapat diselesaikan • Merupakan kriteria kualitatif sehingga perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian menjadi objektif • Parameter yang digunakan adalah: - Rasio tenaga kesehatan Puskesmas dengan jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah petugas kesehatan maka kemungkinan suatu masalah terselesaikan akan semakin besar Setelah dibuat rationya maka langsung dibuat penentuan skor. Penentuan skor dibuat dengan makin sedikit ratio petugas kesehatan dan penduduk maka semakin tinggi skornya. Semakin banyak ratio petugas kesehatan dengan penduduk maka semakin kecil skornya - Ketersediaan fasilitas ada tempat dan alat. Ada dan cukup diberi nilai 3, ada namun kurang diberikan nilai 2, tidak ada diberikan nilai 1 POLICY • Untuk menilai seberapa concern pemerintah terhadap permasalah tersebut serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media • Penentuan nilai: hanya salah satu dari media elektronik atau cetak nilainya 1, dan kedua media nilainya 2. Setelah dilakukan skoring, selanjutnya adalah melakukan penentuan masalah dikalikan dengan bobot • Expanding scope diberi bobot 1 karena expanding scope menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain. • Emergency diberi bobot 2 karena menunjukan seberapa fatal masalah sehingga menimbulkan kematian dan kesakitan. • Feasibility diberi bobot 3 karena berpengaruh besar terhadap pelaksanaan program KB. • Policy diberi bobot 4 karena jika publikasi semakin luas maka akan semakin baik. • Greatest member diberi bobot 5 karena menunjukan seberapa fatal masalah sehingga menimbulkan kematian dan kesakitan. Contoh fishbone masingmasing! Gambarlah fishbone 1 akar masalah saja LANGKAH LINGKAR PEMECAHAN MASALAH DAN HAL TERKAIT Ada berapa langkah LPM? 1. Identifikasi masalah 2. Merumuskan masalah 3. Menetapkan prioritas masalah 4. Mencari kemungkinan penyebab masalah 5. Menentukan penyebab masalah yang paling dominan 6. Menetapkan alternatif pemecahan masalah 7. Menentukan cara pemecahan masalah yang paling feasible 8. Menyusun rencana pemecahan masalah 9. Melaksanakan rencana pemecahan masalah 10. Melakukan evaluasi hasil kerja Bagaimana cara mencari Non-Scoring Technique prioritas dan penentuan A. Metode Delbeq masalah Melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama. Apa perbedaan MCUA dan PAHO? Jelaskan BRYANT, MCUA, PAHO! B. Metode Delphi Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah. Scoring Technique Metode Bryant , MCUA, PAHO Metode MCUA memakai lima kriteria (Emergency, Greatest Number, Expanding Scope, Feasibility, dan Policy) untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. MCUA biasanya digunakan pada kasus yang memiliki masalah yang banyak karena lebih spesifik atau lebih detail dalam memberikan skoring. Setiap masalah pada metode ini memiliki bobot sehingga lebih akurat. Sedangkan PAHO biasanya digunakan pada kasus yang memiliki masalah sedikit karena lebih sederhana dan tidak memiliki bobot. Jika digunakan pada masalah yang banyak maka akan rancu karena akan banyak yang jumlah nilainya sama Pada PAHO, semua nilai dikalikan akibatnya skor akhir antar masalah itu besar sedangkan MCUA itu bobot x nilai lalu dijumlahkan Keuntungan dari PAHO adalah memiliki jarak antar masalah yang besar sehingga tidak menimbulkan kebingungan Berbagai teknik prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara lain: a. Metode Bryant Pada metode Bryant ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi : • Prevalence: Besarnya masalah yang dihadapi • Seriousness: Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat (angka keakitan/kematian) • Manageability: Kemampuan untuk mengelola (ketersediaan sumber daya) • Community concern: Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut Parameter diletakkan pada baris sedangkan masalah–masalah yang ingin dicari prioritas permasalahannya diletakkan di dalam kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah 1–5 yang ditulis dari kiri ke kanan sesuai dengan baris tiap–tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai suatu prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil. b. Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization) Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah – masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas. Kriteria yang dipakai adalah: • Magnitude: Menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit tersebut (prevalensi) • Severity: Besar kerugian yang timbul (CFR) • Vulnerability: Ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut • Community and political concern: Sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi • Affordability: Ada tidaknya dana yang tersedia Parameter diletakan pada kolom dan masalah yang ingin dicari priotitasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut. Masing–masing skor diberi nilai antara 1 – 5. Setelah diberi skor, masing – masing masalah dihitung nilai skor akhirnya, dengan perkalian antara nilai skor masing – masing kriteria. Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah. Perkalian dilakukan agar perbedaan nilai skor akhir antara masalah menjadi kontras, sehingga terhindar dari keraguan manakala perbedaan skor tersebut terlalu tipis. c. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment) Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah – masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah, tetapi masing – masing kriteria diberi bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah adalah: • Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan / kematian • Greatest Member : Menimpa banyak orang (insiden/prevalensi) Apa perbedaan fishbone kedkel dan kedkom? DIAGNOSIS HOLISTIK Jelaskan DH kamu! Apa rencana kegiatan yang dilakukan? Jelaskan diagnosis holistik kasus masing-masing (aspek personal – fungsional)! Apakah penilaian rumah pada DH bermanfaat untuk diagnosis penyakit pasien kalian? Jika iya, apa manfaatnya? • Expanding Scope: Mempunyai ruang lingkup besar (Menyangkut di luar kesehatan) • Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilaksanakan • Policy : Kebijakan Pemerintah Daerah/Nasional Fishbone kedkom memuat komponen yang mempengaruhi penyakit di dalam suatu komunitas misalnya usia, sosial budaya, tingkat pendidikan, sumber informasi, dll Sedangkan fishbone kedkel terdapat 9 komponen yaitu man, money, material, method, planning, organizing, environment, controlling dan actuating Diagnosis Holistik saya yaitu berjudul Penatalaksanaan GERD dari Aspek Risiko Internal Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Menteng RPS: Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Menteng dengan keluhan nyeri di dada sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan tidak menjalar, muncul saat malam hari namun tidak setiap malam, tidak diperberat oleh aktifitas dan tidak membaik dengan istirahat. Keluhan disertai dengan perasaan panas di dada. Setiap kali keluhannya muncul, pasien hanya meminum air putih biasa atau hangat. Pasien memutuskan berobat ke Puskesmas karena keluhan semakin sering muncul sejak 3 hari yang lalu. Pasien memiliki kebiasaan makan yang teratur namun memiliki kebiasaan minum kopi setiap hari, memakan makanan yang pedas dan terkadang asam. Pasien juga memiliki kebiasaan merokok. Aspek Personal : (alasan kedatangan, kekhawatiran, harapan, persepsi individu mengenai penyakitnya, aspek religi) ▪ Alasan datang : Pasien datang ke poli umum puskesmas Kecamatan Menteng dengan keluhan nyeri dada sejak 1 bulan yang lalu yang disertai dada terasa panas. • Kekhawatiran : Pasien khawatir keluhannya ini berhubungan dengan penyakit jantung dan berdampak buruk bagi kehidupannya. • Harapan Pasien berharap dengan berobat ke Puskesmas, ia dapat mengetahui penyakitnya dan diberikan obat agar penyakitnya sembuh. • Persepsi Penyakit : Pasien beranggapan sakit yang dialaminya dapat membaik dan sembuh dengan mengonsumsi obat-obatan. • Aspek Religi Pasien percaya bahwa sakit adalah ujian dari Allah SWT dan dengan adanya sakit ini pasien percaya dosa-dosanya akan dihapuskan. Penyakit datangnya dari Allah SWT dan Allah SWT juga yang akan memberikan kesembuhan asalkan manusia mau berikhtiar dan bertawakkal, dalam kondisi pasien sekarang adalah dengan berobat ke dokter. Aspek Klinis : (diagnosis kerja dan diagnosis banding) • Diagnosis kerja : Gastro-oesophageal reflux disease (GERD), Diagnosis Banding : Angina Pektoris Aspek Risiko Internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien) • Kurangnya kemauan pasien untuk berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan secepatnya saat merasakan sakit • Obesitas grade 1 • Kebiasan memakan makanan yang bersifat pedas dan asam (santan) • Kebiasaan merokok Aspek Risiko Eksternal dan Psikososial Keluarga : (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien) Masalah ekonomi pada keluarga Ny. IE setelah suaminya berhenti bekerja sejak 6 bulan yang lalu membuat Ny. IE sering memarahi suaminya ketika tidak memiliki uang dan membuat Ny. IE lebih banyak merokok dalam seharinya. Aspek Fungsional : (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari) Menurut International Classification Primary Care (ICPC), pasien mempunyai aspek fungsional pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit. Dapat disimpulkan derajat fungsional pasien menurut ICPC saat ini adalah derajat 1, dikarenakan tidak ada keterbatasan pekerjaan ataupun aktivitas harian dan pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan orang lain Bermanfaat karena dengan menilai rumah, kita bisa mengetahui apakah rumah pasien tergolong rumah sehat atau tidak. Hal tersebut berkaitan karena rumah yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Keadaan rumah pasien juga dapat membantu kita dalam menganalisis berbagai masalah yang mempengaruhi penyakit pasien. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan. Parameter rumah yang dinilai melingkupi 3 kelompok komponen penilaian: 1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan (bobot 31) 2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, saluran pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah (bobot 25) 3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar tidur, membuka jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempatnya (bobot 44) Status Gizi? IMT? Indeks Masa Tubuh = BB/TB X TB ( ) = 60 kg x 2,3716 = 25,3 kg/ Berat Badan Ideal = 90% (TB-100) kg = 90% X (154-100) = 48,6 kg Perhitungan Kalori • Kalori Basal = BB Ideal x kalori perempuan = 48,6 x 25 kkal/kgBB = 1215 kkal/hari Koreksi: • Usia 40-59 tahun (-5%) x Kebutuhan Basal 5% x 1215 kkal = -60,75 kkal • Aktivitas Fisik : 10% x 1215 kkal = 121,5 kkal • Obesitas (-20%) x Kebutuhan Basal 20% X 1215 kkal = -245 kkal Perhitungan Kalori Kebutuhan kalori basal = 1215 kkal/hari • Koreksi : Usia = -60,75 kkal • Aktivitas Fisik = 121,5 kkal • Obesitas = -245 kkal Total Kebutuhan Kalori = 1030,75 kkal Kebutuhan zat gizi: Protein 10% dari total kalori = (10% x 1030,75 kalori) : 4 = 25,77 gram Lemak 20% dari total kalori = (20% x 1030,75 kalori) : 9 = 22,9 gram Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi presentase protein dan lemak = (70% x 1030,75 kalori) : 4 = 180,25 gram 9 prinsip kedokteran keluarga 1. Komprehensif dan holistik yang dilakukan dikaitkan Komprehensif: dengan DH kamu! Promotif: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai pola gizi seimbang dan rumah sehat Preventif: Menganjurkan kepada pasien agar menerapkan pola gizi seimbang agar terhindar dari obesitas dan berbagai macam penyakit Kuratif: memberikan pengobatan dengan pemberian omeprazole Holistik yaitu secara keseluruhan yaitu dilihat dari : • Kurangnya kemauan pasien untuk berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan secepatnya saat merasakan sakit • Obesitas grade 1 • Kebiasan memakan makanan yang bersifat pedas dan asam (santan) • Kebiasaan merokok 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pelayanan kontak pertama dan kesinambungannya Mengikuti riwayat penyakit pasien dengan melakukan follow up dan home visit Pelayanan promotif dan preventif Sudah dijelaskan dibagian komprehensif Pelayanan koordinatif dan kolaboratif Pelayanan personal. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Sadar etika dan hukum Sadar biaya Suami yang tidak bekerja lagi dan pemasukan dari warung yang sedikit, sisanya bergantung dari anak Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan. Bagaimana pencegahan yang dilakukan pada pasien DH kamu sesuai dengan riwayat alamiah penyakit! Jelaskan tatalaksana aspekaspek DH? Primary Prevention : • Health Promotion (Dilakukan pada masa pre-pathogenesis, ada interaksi Host-Agent-Environment. manusia belum sakit, interaksi masih seimbang) : penyuluhan PHBS, DBD, Gizi dll, dg tujuan mengubah perilaku masyarakat. • Specific Protection (Dilakukan pada masa pre pathogenesis): imunisasi, memakai APD, dll. Secondary Prevention • Early diagnosis & prompt treatment (Dilakukan pada awal masa Pathogenesis): pemeriksaan kesehatan berkala. penimbangan bayi Puskesmas/Posyandu, pemeriksaan bumil (ante natal care), Screening. Tertiary Prevention • Limitation of disability (Dilakukan pada masa Pathogenesis, manusia sudah jelas-jelas sakit) : pengobatan yg adekuat. • Rehabilitation (dilakukan pada masa akhir Pathogenesis): Aspek fisik, mental, sosial (Upaya meningkatkan fungsi tubuh) Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Follow up Aspek Personal Pasien datang ke poli umum Menjelaskan kepada pasien Pasien Puskesmas Pasien dapat memahami Pasien sudah mulai mengerti tentang penyakit puskesmas Kecamatan Menteng mengenai penyakit GERD, serta tentang penyakit yang pasien dan mengerti apa saja faktor yang dapat dengan keluhan nyeri dada sejak faktor-faktor yang dapat dialaminya dan Menyebabkannya. Namun masih melakukan 1 bulan yang lalu yang disertai menyebabkan terjadinya GERD mengetahui faktor-faktor kebiasaan yang merupakan faktor risiko GERD dada terasa panas. dan cara mengatasinya yang dapat menyebabkan yaitu merokok. terjadinya penyakit ini Pasien khawatir keluhannya ini Menjelaskan kepada pasien bahwa Pasien Puskesmas Pasien tidak khawatir Pasien sudah tidak khawatir mengenai keluhan berhubungan dengan penyakit keluhan yang ia rasakan bukan lagi tentang keluhan yang ia alami jantung dan berdampak buruk merupakan gejala penyakit yang ia alami bagi kehidupannya. jantung, namun dapat mengganggu aktifitas ataupun berdampak buruk bagi kehidupannya jika tidak segera diobati dan menghentikan faktor risiko. Pasien berharap dengan berobat Menjelaskan kepada pasien tentang Pasien Puskesmas Pasien dapat memahami Pasien sudah mulai mengerti tentang penyakit ke Puskesmas, ia dapat penyakit GERD yang ia derita tentang penyakit yang pasien dan mengerti apa saja faktor yang dapat mengetahui penyakitnya dan beserta faktor-faktor penyebabnya dialaminya dan menyebabkannya. Namun masih melakukan diberikan obat agar penyakitnya dan mengedukasi pasien agar rutin mengetahui faktor-faktor kebiasaan yang merupakan faktor risiko GERD sembuh. meminum obat dan yang dapat menyebabkan yaitu merokok. Pasien rutin minum obat dan terjadinya penyakit ini sudah 5 hari keluhannya tidak muncul lagi. serta rutin minum obat. Pasien beranggapan sakit yang Menjelaskan pasien bahwa sakit Pasien Puskesmas Pasien memahami bahwa Pasien sudah memahami bahwa sakit dan dialaminya dapat membaik dan dan kesembuhan datangnya dari sakit dan kesembuhan kesembuhan datangnya dari Allah SWT, pasien sembuh dengan mengonsumsi Allah SWT, minum obat adalah datangnya dari Allah rutin meminum obat sebagai bentuk usaha dan obat-obatan. sebagai usaha dan selebihnya harus SWT, sehingga pasien berdoa kepada Allah SWT memohon berdoa memohon kesembuhan oleh rutin meminum obat kesembuhan. Allah SWT sebagai bentuk usaha dan berdoa kepada Allah SWT memohon kesembuhan. Pasien percaya bahwa sakit adalah ujian dari Allah SWT dan dengan adanya sakit ini pasien percaya dosa-dosanya akan dihapuskan. Penyakit datangnya dari Allah SWT dan Allah SWT juga yang akan memberikan kesembuhan asalkan manusia mau berikhtiar dan bertawakkal, dalam kondisi pasien sekarang adalah dengan berobat ke dokter. Aspek Klinis Gastro-oesophageal reflux disease (GERD) Aspek Risiko Internal Kurangnya kemauan pasien untuk berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan secepatnya saat merasakan sakit Obesitas grade 1 Kebiasan memakan makanan yang bersifat pedas dan asam (santan) Kebiasaan merokok Memberikan pemahaman agama mengenai konsep datangnya penyakit dalam Islam dan diingatkan untuk tidak meninggalkan ibadah wajib serta meningkatkan ibadah sunnah Pasien Puskesmas Pasien dapat memahami konsep datangnya penyakit dalam Islam dan diingatkan untuk tidak meninggalkan ibadah wajib serta meningkatkan ibadah sunnah Mengobati pasien dengan terapi Pasien farmakologis: PPI (Omeprazole) 1 x 20mg selama 4 minggu Puskesmas Keadaan klinis dapat membaik Menjelaskan kepada pasien tentang Pasien kebutuhan kalori perhari dan menghitung kebutuhan kalori pasien Home visit Pasien mengerti tentang kebutuhan kalorinya dan makan sesuai dengan kebutuhan kalori Pasien sudah mengerti tentang kebutuhan kalorinya per hari dan berusaha mengkonsumsi sesuai kebutuhan Menjelaskan kepada pasien kerugian dari merokok dan dampaknya terhadap penyakitnya Pasien Home Visit Pasien menghentikan kebiasaan merokoknya Pasien masih merokok namun sudah mulai mengurangi walaupun hanya mengurangi 1-3 batang per hari. Pasien Home visit Pasien menjadi lebih bersyukur dan tidak memarahi suaminya lagi. Pasien berhenti merokok. Pasien sudah lebih bersyukur dan tidak memarahi suaminya lagi namun belum bisa berhenti merokok. Aspek Faktor Risiko Eksternal dan Psikososial Keluarga Masalah ekonomi pada keluarga Mengingatkan pasien untuk Ny. IE setelah suaminya berhenti bersyukur akan apa yang ia miliki, bekerja sejak 6 bulan yang lalu mengingatkan pasien untuk membuat Ny. IE sering menghemat pengeluaran dengan memarahi suaminya ketika tidak makan makanan yang dimasak memiliki uang dan membuat Ny. sendiri dan berhenti merokok. IE lebih banyak merokok dalam Karena dengan merokok masalah seharinya. keuangan tidak akan membaik justru memperburuk karena pengeluaran bertambah. Pasien sudah mengetahui konsep datangnya penyakit dalam Islam pasien Pasien merasa membaik, sudah 5 hari keluhan tidak muncul. Apa yang didapatkan kalian dari kunjungan ke KDK ? Apakah sesuai dengan diagnosis holistik? MATERI KELAS Apa definisi puskesmas yang terbaru? Apa tujuan puskesmas? Aspek Fungsional Menurut International Mengingatkan pasien agar selalu Pasien Home Visit Kondisi pasien Pasien beraktivitas sesuai dengan kondisi Classification Primary Care istirahat yang cukup dan menjaga membaik dan kembali tubuhnya (ICPC), pasien mempunyai aspek kesehatan tubuhnya sehat fungsional pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit. Dapat disimpulkan derajat fungsional pasien menurut ICPC saat ini adalah derajat 1, dikarenakan tidak ada keterbatasan pekerjaan ataupun aktivitas harian dan pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan orang lain. Ya, dengan melakukan kunjungan, kita bisa menilai aspek-aspek yang mempengaruhi penyakit pasien secara holistik, komprehensif dan berkesinambungan sesuai dengan prinsip dokter keluarga Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014). Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang: a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu; c. Hidup dalam lingkungan yang sehat; d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat Sebutkan upaya puskesmas! program Untuk melaksanakan UKM dan UKP tingkat pertama, Puskesmas harus menyelenggarakan: 1. Manajemen (sumber daya, operasional, dan mutu); 2. Pelayanan kefarmasian; 3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan 4. Pelayanan laboratorium. A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL meliputi: • Pelayanan Promosi Kesehatan; • Pelayanan Kesehatan Lingkungan; • Pelayanan KIA-KB; • Pelayanan Gizi; dan • Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian SPM kabupaten/kota bidang kesehatan. Promkes 1. Penyebarluasan informasi kesehatan Penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga, institusi sarana pendidikan, institusi sarana kesehatan, institusi tempat kerja, TTU,kelompok masyarakat 2. Pembinaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat Posyandu, polindes, poskestren, kelompok TOGA,PPKS, poskesdes ,desa siaga 3. Program penanggulangan NAPZA Kelompok masyarakat, SD, SMP, SMA Tenaga : Sarjana Kesehatan Masyarakat Kesling 1. Penyehatan lingkungan ▪ Pemeriksaan pengolahan dan penyimpanan pestisida, TTU, rumah sehat, sarana air bersih, pemeriksaan sample air minum,jamban, tempat sampah sementara dan akhir, sarana pembuangan air limbah, pemeriksaan jentik,klinik sanitasi 2. Pengawasan tempat pengolahan makanan ▪ Pengawasan industri rumah tangga, jasa boga, rumah makan/restoran, tempat makanan jajanan, depot air minum Tenaga : Sanitarian KIA & KB 1. Kesehatan Ibu ❖ Kunjungan bumil, bumil risiko tinggi, persalinan nakes,IMD, ibu nifas ❖ Jumlah kematian ibu ❖ Kelas bumil 2. Kesehatan Anak ❖ Bayi baru lahir, BBLR, pelayanan neonatus, kunjungan bayi,kunjungan balita, MTBS,DIDTK ❖ Jumlah kematian bayi 3. Keluarga Berencana ❖ Di bawah koordinasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP ❖ Pelayanan KB : 1. Non MKJP : pil,suntik 2. MKJP : IUD, MOP (vasektomi), MOW (tubektomi), Implant 3. Safari KB Perbaikan Gizi Masyarakat ◼ Gizi bumil ◼ Gizi bufas ◼ Penimbangan balita di posyandu ◼ Balita gizi buruk ◼ Garam beryodium di SD ◼ Klinik gizi : balita gizi buruk, pasien TB,bumil KEK P2M ◼ ◼ ◼ ◼ Pencengahan dan pemberantasan penyakit : imunisasi balita, imunisasi bumil P2ML (Pengendalian Penyakit Menular Langsung) : diare,ISPA,TB,Kusta,HIV-AIDS,IMS P2B2 (Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang) : malaria, filaria, DBD, rabies PTM (Penyakit Tidak Menular : hipertensi,DM,jantung koroner, PPOK,Asma) Pengobatan ◼ Rawat Jalan : Umum dan Gigi ◼ Rawat Inap : setara dengan RS tipe D ◼ PONED : pelayanan obstetri dan neonatus esensial dasar B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masingmasing Puskesmas P2ML C. UKP TINGKAT PERTAMA DI PUSKESMAS dilaksanakan dalam bentuk: ▪ rawat jalan; ▪ pelayanan gawat darurat; ▪ pelayanan satu hari (one day care); ▪ home care; dan atau ▪ rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan P2ML (Pengendalian Penyakit Menular Langsung) : diare,ISPA,TB,Kusta,HIV-AIDS,IMS Lingkup program Pengendalian Penyakit Menular Langsung berdasarkan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1. Tuberkulosis 2. HIV/AIDS dan IIMS 3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut 4. Pengendalian Penyakit Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan 5. Pengendalian Penyakit Kusta dan Frambusia Indikator utama program pengendalian TB secara Nasional ada 2, yaitu: 1. Angka Notifikasi Kasus TB (Case Notification Rate = CNR) dan 2. Angka Keberhasilan Pengobatan TB (Treatment Success Rate = TSR) a. Indikator Penemuan TB 1. Proporsi pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis diantara terduga TB, adalah persentase pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang ditemukan diantara seluruh terduga yang diperiksa dahaknya 2. Angka penemuan kasus TB (Case Detection Rate = CDR), adalah persentase jumlah pasien baru TB paru BTA positif yang ditemukan dibanding jumlah pasien baru TB paru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. b. IndikatorPengobatanTB 1. Angka konversi (Conversion Rate), adalah persentase pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang mengalami perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan tahap awal. 2. Angka kesembuhan (Cure Rate), adalah angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis yang tercatat. 3. Angka putus berobat, adalah angka pasien putus berobat tidak boleh lebih dari 10%. P2B2 Apa itu program KIA? Indikatornya apa? Apa yang dilakukan di KIA? K1-K4 itu apa? Kalo saya hamil 7 bulan, baru periksa hamil, masuknya K berapa? Suatu kabupaten/kota dinyatakan sebagai daerah beban rendah kusta apabila memenuhi semua indikator dibawah ini: Angka penemuan kasus baru ≤ 5 / 100.000 penduduk atau jumlah total penemuan kasus baru < 30 kasus pertahun selama 3 tahun berturut turut. Kumulasi kasus baru dengan cacat tingkat 2 dalam 5 tahun terakhir sebanyak ≤ 25 kasus. P2B2 (Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang) : malaria, filaria, DBD, rabies Salah satu bagian dari program P2M adalah penyakit yang penularan nya melalui perantara serangga atau gigitan binatang. Oleh karena itu dibentuk suatu program khusus untuk masalah tersebut yaitu program pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2) untuk mengurangi insisden penyakit menular yang meliputi demam berdarah dengue (DBD), filariasis, malaria, leptospirosis, rabies, dan flu burung. Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan program yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita. Berdasarkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, maka program puskesmas khususnya KIA harus meliputi sebagai berikut : A. Pelayanan Antenatal B. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan C. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan D. Penanganan Komplikasi kebidanan E. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas F. Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi G. Pelayanan Kesehatan Bayi Kode K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Tujuan kunjungan K1 K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada Trimester pertama kehamilan, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan jumlah kunjungan minimal satu kali Meliputi : 1. Identitas/biodata 2. Riwayat kehamilan 3. Riwayat kebidanan 4. Riwayat kesehatan 5. Pemeriksaan kehamilan 6. Pelayanan kesehatan 7. Penyuluhan dan konsultasi serta mendapatkan pelayanan 7T yaitu : 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Ukur Tekanan Darah 3. Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan 4. Ukur tinggi fundus uteri 5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan 6. Test Laboratorium (rutin dan Khusus) 7. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Atau yang terbaru 10T yaitu dengan menambahkan 7T tadi dengan: 8. Nilai status Gizi (ukur lingkar lengan atas) 9. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 10. Tata laksana kasus. Cakupan K1 yang rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko, yang kemudian mempengaruhi tingginya AKB dan AKI. Tujuan k1 : - Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien - mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu - Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan - Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya. - mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai. - Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu - Mengidentifikasi faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga. - Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan, kelahiran atau puerperium. K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes RI, 2001). Tujuan Kunjungan k2 K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T atau 10T setelah melewati K1. Tujuan k2 : - Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien - mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa - Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan - Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya - Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai. - Kewaspadaan khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan gejala, pantau TD (tekanan darah), kaji adanya edema dan protein uria. - Pengenalan koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya - Penapisan pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan saluran perkemihan. - Mengulang perencanaan persalinan. KB Tujuan Kunjungan k3 dan k4 K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan. akhir) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2. Tujuan k4 Sama dengan kunjungan I dan II Palpasi abdomen Mengenali adanya kelainan letak dan persentase yang memerlukan kehahiran RS. Memantapkan persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan. Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu programpemerintah dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia. Program KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran dalam rangka pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, berkembangnya isu HAM, termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan (kesejahteraan gender) mendorong program KB untuk memberikan penekanan yang sama pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan partisipasi pria. Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi. Tujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang. Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Tujuannya agar : 1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) melalui pengendalian pertumbuhan, meningkatkan keikut sertaan kelestrarian ber-KB seluruh pelosok sehingga akan menurunkan angka fertilitas yang bermakna. 2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik terhadap peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan dan semakin meratanya penggarapan terhadap generasi muda dalam kaitannya dengan pendewasaan usia kawin dan sebagai bantuan mendukung gerakan KB nasional di daerah, Semakin meratanya kemandirian masyarakat dalam ikut serta memberikan pelayanan atau mendapatkan pelayanan KB (BKKBN,2014). Pelayanan KB merupakan salah satu strategi untuk mendukung percepatan penurunan Angka Kematian Ibu melalui: 1. Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan. 2. Mencegah atau memperkecil kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau janin selama kehamilan, persalinan dan nifas. 3. Mencegah atau memperkecil terjadinya kematian pada seorang perempuan yang mengalami komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas. 4. Pelayanan KB sangat diperlukan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, unsafe abortion dan komplikasi yang pada akhirnya dapat mencegah kematian ibu. Selain itu, Keluarga Berencana merupakan hal yang sangat strategis untuk mencegah kehamilan “Empat Terlalu” (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak). Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS (BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012). Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi: 1. IUD 2. Pil KB 3. Implant (susuk KB) 4. Suntik 5. Kondom Kegiatan program KB di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat adalah mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi dan memberikan pelayanan KB pada usia subur serta mengadakan pelayanan KB keliling. Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu berdomisili di Kelurahan Cempaka Putih Barat . Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang mengikuti KB terusmenerus yang berdomisili di Kelurahan Cempaka Putih Barat (BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012). Akseptor KB terdiri dari : 1. Akseptor KB Baru Akseptor KB baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau kelahiran. 2. Akseptor KB Aktif Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pada saat ini masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi. 3. Akseptor KB Pasca Persalinan KB pasca persalinan adalah penggunaan alat kontrasepsi pada masa nifas sampai 42 hari setelah melahirkan. 4. PUS 4T BerKB Merupakan pelayanan KB yang diberikan pada Pasangan Usia Subur (PUS) yang mempunyai keadaan “4 Terlalu” yaitu terlalu muda (<20 tahun), terlalu tua (>35 tahun), terlalu banyak (anak >3 orang), serta terlalu dekat jarak kehamilan (<2 tahun). 5. Akseptor KB yang Mengalami Komplikasi Merupakan kejadian kesakitan yang tidak diharapkan yang ditimbulkan oleh pemakaian alat atau obat kontrasepsi atau dari tindakan petugas medis. Komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi dibagi menjadi 3 yaitu ringan, sedang dan berat. Komplikasi ringan sampai sedang adalah gangguan kesehatan akibat pemakaian alat dan obat kontrasepsi yang harus dilayani lebih lanjut dan tidak perlu perawatan, sedangkan komplikasi berat adalah gangguan kesehatan akibat pemakaian alat dan obat kontrasepsi yang harus dilayani secara intensif, memerlukan pemeriksaan penunjang dan perawatan. 6. Akseptor KB yang Mengalami Efek Samping Merupakan akseptor KB yang mengalami perubahan sistem, alat dan fungsi tubuh yang timbul akibat dari penggunaan alat atau obat kontrasepsi dan tidak berpengaruh serius terhadap peserta, bersifat sementara dan akan pulih segera dalam jangka waktu tertentu, sebagai contoh: • Kondom: reaksi alergi, mengurangi kenikmatan hubungan seksual • Oral: mual, muntah, pusing kepala, nafsu makan bertambah, lesu lemah, penurunan ASI, tekanan darah tinggi, perubahan berat badan, jerawat, hiperpigmentasi wajah, keputihan, varises, gangguan haid. • Suntik: tidak haid (amenorrhea), pertambahan berat badan, sakit kepala, nyeri pinggul, tekanan darah tinggi. • Implant: hilang tidak teraba, nyeri dada, perdarahan, bercak, nyeri kepala, mual, pusing, gelisah. • AKDR: perdarahan, gangguan haid, demam, menggigil, cairan vagina yang banyak. Apa itu epidemiologi? penyelidikan Bagaimana cara promosi kesehatan ke pasien TB dan keluarganya? 3M plus, plusnya apa aja? Abate digunakan untuk berapa liter? Bagaimana pendapat kamu sebagai warga? Apa perlu dilakukan fogging? Apa syarat fogging? Sebagai dinkes apa yang dilakukan? • Vasektomi: perdarahan, nyeri daerah luka dll. 7. Akseptor KB yang Mengalami Kegagalan Merupakan banyaknya akseptor KB yang menjadi hamil pada saat masih menggunakan alat kontrasepsi. 8. Akseptor KB yang Drop Out Akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan. Indikator pelayanan KB : 1. Tenaga 2. Sarana dan prasarana 3. Cakupan pelayanan Penyelidikan epidemiologi tentang DBD (+) dan (-) maksudnya apa? Penyelidikan Epidemiologi merupakan suatu kegiatan penyelidikan atau survey yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih menyeluruh. Tujuan dalam Penyelidikan Epidemiologi : Mendapatkan besaran masalah yang sesunguhnya, Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit, Mendapatkan gambaran kasus menurut variabel Epidemiology, Mendapatkan informasi tentang faktor risiko (lingkungan, vektor, perilaku, dll) dan etiologi, Dari ke empat tujuan di tersebut dapat dianalisis sehingga dapat memberikan suatu penanggulangan atau pencegahan dari penyakit itu. Hal-hal yang penting untuk diketahui: Konsep terjadinya penyakit, Natural history of disease, Dinamika penularan atau mekanisme penularan, Aspek lingkungan, Aspek administratif dan manajerial, Informasi yang dibutuhkan dalam PE berbeda untuk setiap penyakit, Aktifitas / kegiatan PE secara spesifik berbeda untuk tiap penyakit. Sebelum melakukan promosi kesehatan kepada pasien, kita harus mengetahui aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi penyakit pasien. Misalnya pasien diberi tau mengenai pola makan dan pola gizi seimbang jika kadar kalori pasien sangat kurang atau sebaliknya Jika keadaan rumah tidak sehat, diberikan pengetahuan mengenai rumah sehat Promosi kesehatan pada pasien TB juga dapat berupa pengetahuan mengenai etika batuk, kepatuhan minum obat, menghentikan kebiasaan merokok, dll Memakai obat nyamuk, memakai kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain. 10 gram serbuk digunakan pada 100 liter air Fogging dengan dosis yang tepat (malathion 5%) sebanyak 10 liter per hektare luas wilayah sasaran dapat membunuh nyamuk Aedes sp secara efektif. Keefektifitas ini juga didukung oleh metode pelaksanaannya yang tepat. Kegiatan fogging yang selama ini dilaksanakan adalah fogging masal dan foging fokus. Kegiatan fogging biasanya dilakukan secara menyeluruh baik pada daerah endemis maupun daerah potensial disekitarnya. Sedangkan kegiatan fogging fokus hanya dilaksanakan pada area sekitar titik yang terinfeksi DBD, biasanya dilakukan pada radius 100 meter. Untuk dilaksanakannya fogging harus memenuhi kriteria yaitu antara lain; sebelum dilakukan fogging masyarakat sekitar harus dilakukan penyuluhan dan Penyelidikan Epidemologi (PE). Penyelidikan epidemilogi adalah kegiatan pencarian penderita DBD atau tersangka DBD lainya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/ bangunan sekitarnya. Termasuk tempat-tempat umum di dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter. Tindak lanjut hasil PE tersebut bila ditemukan penderita DBD lainya (1 atau lebih) atau ditemukan 3 atau lebih tersangka DBD dan ditemukan jentik (>5%) dari rumah/ bangunan yang diperiksa, maka dilakukan penggerakan masyarakat dalam PSN DBD, Larvasidasi, Penyuluhan dan pengasapan (Fogging). Fogging kurang EFEKTIF apabila tidak ditindak lanjuti dengan gerakan 3 M. Mencegah lebih efektif dari pada mengobati atau memberantas. (Dirangkum dari berbagai sumber) . Untuk mencegah kenaikan kasus dan jumlah korban DBD yang semakin meningkat, terdapat tips agar upaya fogging menjadi efektif. Agar hasil fogging maksimal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan : Minimal beradius 100 meter Pelaksaan fogging sebaiknya tidak dilakukan per kasus, seperti yang kerap dilakukan saat ini. Fogging juga sebaiknya dilakukan dalam jarak 100 meter di sekeliling tempat tinggal penderita DBD. Hal ini dikarenakan, 100 meter adalah jarak optimal bagi nyamuk DBD untuk berpindah tempat. Rumah dalam radius 100 meter berpeluang besar terkena virus DBD. Radius 100 meter adalah ketentuan bila hanya terdapat satu korban. Jika korban lebih dari 3 makan radius bertambah lebih dari 100 meter. Perhatikan dosis Penyemprotan harus memperhatikan dosis yang tercatat dalam standar operasional. Bila insektisida terlalu sedikit, maka penyemprotan tidak memberikan hasil maksimal dan hanya meninggalkan bau minyak tanah yang mengganggu kenyamanan. Dosis yang tepat juga dikhawatirkan membuat nyamuk resisten insektisida. Apa yang dimaksud dengan KPLDH? Sebagai dokter keluarga, bagaimana penerapannya? Perbedaan dokter keluarga dengan dokter umum? Kasus: Eka dokter PKM A Inong dokter PKM B Ada pasien DBD (+) berobat ke PKM B, padahal sebenernya dia selalu berobat ke PKM A Sebagai dokter PKM B apa yang kamu lakukan? Apa yang kamu lakukan jika menjadi dokter PKM A? Jelaskan dgn singkat prinsip dokter perusahaan tujuan dan manfaatnya yang terperinci? Awasi arah angin Angin yang menyebarkan semprotan insktisida ke seluruh wilayah, dalam radius tertentu. Angin juga yang membawa nyamuk terbang berpindah menghindari pestisida. Fogging menyebabkan droplet insektisida dan mematikan bagi nyamuk dewasa yang kontak langsung. Saat dikeluarkan dari mesin penyemprot, kabut insektisida akan langsung menyebar sesuai arah angin. Penyemprotan yang melawan arah angin akan mengenai tubuh penyemprot bukan nyamuk yang menjadi sasaran. Akibatnya insektisida akan menjadi toksik bagi penyemprot. Ketuk Pintu, Layani Dengan Hati (KPLDH) merupakan upaya pemerintah dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama di bidang promotif dan preventif. Tujuan: Melayani masyarakat dengan hati hingga tuntas dan mencegah warga yang sakit menjadi miskin. Dasar pelayanan program KPLDH melalui dua komponen kesehatan yaitu : Pendekatan dokter keluarga dan prinsip kedokteran komunitas. Dalam menjalankan programnya, KPLDH melakukan tujuh kegiatan implementasi yang meliputi : 1. Home visit (mengunjungi keluarga rawan kesehatan, termasuk keluarga pascarawat dari rumah sakit) 2. Home health promotion (memberikan informasi agar keluarga selalu menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat) 3. Home education (memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan pendampingan pada anggota keluarga pasca rawat) 4. Home care (merawat anggota keluarga yang sakit termasuk dengan terapi komplementer/pemanfaatan keanekaragaman hayati, termasuk paliative care) 5. Health environment (menjaga kesehatan lingkungan sekitar) 6. Home surveillance (memantau penyakit menular dan tidak menular pada keluarga dan kelompok khusus di masyarakat) 7. Referral (melakukan rujukan kasus sesuai SOP). Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI 1982). DOKTER UMUM DOKTER KELUARGA Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih luas Sifat Pelayanan Sesuai kebutuhan Menyeluruh, paripurna, bukan sekedar yang dikeluhkan namun meliputi spiritual, lingkungan, fisik, mental dan sosial Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan pengamatan sesaat Kasus per kasus dengan berkesinambungan sepanjang hayat Jenis Pelayanan Lebih kuratif hanya untuk penyakit tertentu Lebih ke arah promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif Peran Keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan Promotif dan Preventif Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama Hubungan dokter-pasien Dokter-Pasien Dokter-pasien-teman sejawat dan konsultan Awal Pelayanan Secara individual Secara individual sebagai bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan Bagi dokter yang menerima rujukan, sesuai dengan etika profesi, wajib menjawab/memberikan advis tindakan akan terapi dan mengembalikannya kepada dokter yang merujuk Dalam keadaan tertentu, dokter penerima rujukan dapat melakukan tindakan atau perawatan lanjutan dengan persetuuan dokter yang merujuk dan pasien. Setelah perawatan selesai, dokter rujukan mengirim kembali kepada dokter yang merujuk. Menerima advis yang diberikan oleh sejawat dan memantau perkembangan pasien tersebut. Lalu menerima pasien kembali jika dokter PKM B merujuk kembali pasien tersebut. FUNGSI DOKTER PERUSAHAAN • Fungsi perlindungan = perlindungan terhadap tenaga kerja, lingkungan kerja yang akan berpengaruh terhadap kesehatan kerja mencegah dan mengurangi kecelakaan mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran memberi APD kepada pekerja • Fungsi pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pemeriksaan kesehatan sblm kerja, pemeriksaan berkala, dan pemeriksaan khusus pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja pembinaan dan pengawasan thd lingkungan kerja • Apa yang saudara ketahui tentang PAK dan PAHK ? Berikan contohnya? Tugas pokok dan dokter hiperkes fungsi Jelaskan faktor bahaya lingkungan kerja berikut pengaruhnya pengaruhnya terhadap kesehatan Fungsi administratif = fungsi pendukung jalannya fungsi perlindungan dan pelayanan kesehatan kerja pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja/PAK PAK = Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja PAHK = Penyakit yang sudah diderita seseorang yang diperberat oleh pekerjaan atau lingkungan kerja contoh : PAK = Asbestosis karena paparan asbes saat bekerja Asthma = Penderita asma mengalami serangan asma saat bekerja di tempat berdebu Fungsi perlindungan: fungsi lingkungan kerja yang berpengaruh dengan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Contoh: mewujudkan tempat kerja yang memberikan alat pelindung diri kepada pekerja, juga memperhitungkan bahawa yg akan ditangkal dengan alat itu sendri dan paparan kepan tubuh. Cth lain pemberian earmuff dan earplug. Fungsi pelayanan kesehatan: kewajiban tenaga kesehatan memeriksakan kesehatan tenaga kerja di UU No 1 thn 1970. Fungsi dr perusahaan adalah bersifat komprehensif, yaitu prmotif, prventi, kuratif, rehabilitative Fungsi administrative: fungsi pendukung jalannya fungsi perlindungan dan pelayanan kesehatan. Perlunya administrative spt perencanaan dalam suatu program kesehatan, pencatatan dan pelaporan. Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis. Tabel di bawah merupakan daftar singkat bahaya dari faktor-faktor bahaya di atas : Ilustrasi Jamur, Virus, Bakteri, Tanaman, Binatang. Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik. Organisme viable dan racun biogenic Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease. Faktor Bahaya Biologi Alergi Bionik Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang. Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb. Bahaya Infeksi Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang potensial mengalaminya yaitu pekerja di rumah sakit, laboratorium, juru masak, penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci. 1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya, Beracun, Reaktif, Radioaktif., Mudah Meledak, Mudah, Terbakar/Menyala, Iritan, Korosif. Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan (inhalation), Kulit (skin absorption), Tertelan (ingestion). Racun dapat menyebabkan efek yang bersifat akut,kronis atau kedua-duanya. Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi Faktor Bahaya Kimia kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.\ Iritasi : iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema (bengkak). Contoh : Kulit : asam, basa,pelarut, minyak. Dan pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone. Kanker : Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan . Contoh: - Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride ( liver angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos (kanker paru-paru , mesothelioma); - Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride, dichromates, beryllium. - Racun Sistemik : Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh. Contoh - Otak : pelarut, lead,mercury, manganese - Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide - Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers - Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons - Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara (pneumoconiosis). 2 1. Ketinggian, Konstruksi (Infrastruktur), Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruangan Terbatas (Terkurung), Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya, Listrik, Getaran, Radiasi. Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi. Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi. Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan. Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja. Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim . Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll. Faktor Bahaya Fisik/Mekanik Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau intermitten. Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan “powered tool” berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai ”Raynaud’s phenomenon” atau ”vibration-induced white fingers” (VWF). Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculoskeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang belakang. Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain saws. Pencahayaan. Tujuan pencahayaan : Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan dan memberi lingkungan kerja yang aman. Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan. Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja, produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja. Faktor Bahaya Biomekanik1. Gerakan Berulang, Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan Manual, Desain tempat kerja/alat/mesin. 1. Stress, Kekerasan, Pelecehan, Pengucilan, Intimidasi, Emosi Negatif. Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang Faktor Bahaya Sosialdiperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya Psikologis tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja. Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini dinamakan stress. Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika. PENYAKIT KERJA AKIBAT Apa pendapat saudara tentang kesehatan kerja ? Berikan alasannya dan upaya yang dapat dilakukan ! Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit kulit seperti eksim,dll. Potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin Pembebanan Kerja Fisik Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial ekonomi dan derajat kesehatan. Bahaya Fisiologi Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam sehari. Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia adalah 40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan. 2. Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis yang digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 permenit di atas denyut nadi sebelum bekerja. Penyakit allergi/hipersensitif Dapat berupa; Rinitis, Rinosinusitis, Asma, Pneumonitis, aspergilosis akut bronchopulmoner, Hipersensitivitas lateks, penyakit jamur, dermatitis kontak, anafilaksis. Lokasi biasanya di saluran pernafsan dan kulit Penyebab; bahan kimia, microbiologi, fisis dapat merangsang interaksi non spesifik atau spesifik. Dermatitis KontakAda 2 jenis yaitu iritan dan allergi Penyakit Paru Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus, fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis.Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus (tambang batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon tetraklorida, trichloroethylene, kloroform) Penyakit Saluran Urogenital Dapat berupa : gagal ginjal (logam cadmium & merkuri ,pelarut organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica urinaria (karet, manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2-naphthylamin). Penyakit Hematologi Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena) Penyakit Kardiovaskuler Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol dinitrat), febrilasi ventricel (trichlorethylene). Gangguan alat reproduksi Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena, anasthetic gas, timbal, pelarut organic, karbon disulfida, vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas, mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik) CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA Penyakit musculoskeletal Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz), Carpal turnel syndroma (tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit punggung (pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis). Gangguan telinga Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB)Disebabkan faktor fisik Gangguan mata Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan), conjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik hewan, debu padi), iritasi non alergi (chlor, formaldehid). Gangguan susunan saraf Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi, neuropati perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor neuron (cat, carpet-tile lining, lab. Kimia, petrolium, oli). Stress Dapat berupa : neuropsikiatrik; ansietas, depresi (hubungan kerja kurang baik, monoton, upah kurang, suasana kerja tidak nyaman) Infeksi Dapat berupa : pneumonia (legionella pada AC), leptospirosis (leptospira pada petani), brucellosis, antrakosis (brucella, antrak pada peternak hewan). Keracunan Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida, hidrogen sianida), kronis (timah hitam, merkuri, pestisida). Kesehatan kerja mengacu kepada komisi gabungan ILO / WHO adalah upaya yang ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial semua pekerja setinggi-tingginya, mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya dan kesemuanya itu disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya. Fokus utama upaya kesehatan kerja adalah untuk mencapai tiga tujuan : 1. Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja dan kapasitas kerjanya 2. Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja 3. Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja kearah yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu ( komprehensif ), meliputi upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Melalui upaya kesehatan preventif dan promotif, sebagian besar kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta gangguan kesehatan lainnya seperti kelelahan dan ketidaknyamanan dapat dicegah. Dengan upaya kuratif dan rehabilitatif, dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan dan penyakit yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin. Pada akhirnya dengan upaya kesehatan tenaga kerja yang komprehensif akan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja dan produktifitas kerjanya. Sistem manajemen K3/ SMK3 wajib di terapkan di perusahaan, jelaskan aturan dan kewajibannya Apa yang saudara ketahui tentang incident, accident dan ruang lingkup keselamatan kerja ? Program promosi kesehatan kerja Program pengendalian lingkungan kerja bising terhadap hirariki pengendalian scr terperinci. 10. Jelaskan secara singkat, apakah definisi PAK dan tata cara pelaporannya sesuai peraturan yang berlaku UU no. 13 tahun 2003 setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 namun kewajiban ditetapkan dalam PP no. 50 berlaku bagi perusahaan: - mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang; atau - mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada PP ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat memperhatikan konvensi atau standar internasional Penerapan SMK3 dilaksanakan meliputi : penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3, peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 Accident dibedakan dengan ‘incident’. Perbedaan antara keduanya adalah ada atau tidaknya loss (kerugian). Accident selalu disertai dengan timbulnya kerugian, sedangkan incident tidak disertai dengan kerugian. Menurut American Society of Safety Engineers, keselamatan kerja merupakan bidang kegiatan yang bertujuan mencegah terjadinya kecelakaan dalam suatu lingkungan kerja. Sedangkan secara filosofis, keselamatan kerja merupakan pemikiran dan upaya yang dilakukan untuk menjamin keselamatan tenaga kerja, baik itu secara jasmani ataupun rohani. Dengan kata lain, keselamatan kerja merupakan upaya yang diterapkan untuk mencegah terjadinya penyakit atau kecelakaan saat bekerja. Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, ruang lingkup keselamatan kerja meliputi segala tempat kerja, baik itu di darat, air, ataupun udara, yang berada dalam wilayah kekuasaan negara Republikk Indonesia. Ketentuan ruang lingkup tersebut berlaku untuk sejumlah tempat kerja di mana: 1. Menggunakan, membuat atau mencoba mesin, pesawat, perkakas, atau peralatan yang bisa terbakar, meledak, atau mengakibatkan kecelakaan. 2. Menggunakan, membuat, mengolah, menyimpan, atau mengangkut bahan yang mudah terbakar, bisa meledak, bisa menggigit, mengandung racun, dan bisa menimbulkan infeksi. 3. Terdapat proses pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan, atau pembongkaran bangunan, termasuk saluran atau terowongan yang berada di bawah tanah. 4. Terdapat usaha seperti pertanian, perkebunan, pengolahan hasil hutan, peternakan, perikanan, tempat kesehatan, dsb. 5. Terdapat usaha pertambangan atau pengolahan barang tambang, seperti emas, perak, logam, bebatuan, gas, minyak, dll. 6. Terdapat usaha pengangkutan barang, hewan, atau manusia. 7. Terdapat kegiatan bongkar-muat barang. 8. Melakukan pekerjaan di dalam air seperti menyelam, mengambil benda di dalam air, dll. 9. Melakukan pekerjaan yang bisa membahayakan diri sendiri. 10. Melakukan kegiatan pemusnahan sampah atau limbah. 11. Melakukan kegiatan penyiaran, baik itu radio, televisi, dsb. 12. Melakukan penelitian dengan alat teknis. 13. Memutarkan film, pertunjukkan atau sandiwara dengan peralatan yang menggunakan sumber daya listrik. - Adalah pemberdayaan, pendidikan masyarakat di lingkungan kerja yaitu tenaga kerja agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya mll rangkaian intervensi dan kegiatan promkes dengan tujuan merubah pengetahuan sikap perilaku bersama sesuai kondisi dan potensi di tempat kerja. - Menurut saya ini penting karena mendorong terbentuknya tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat dan dapat berproduktifitas kerja baik, agar tidak ada kecelakaan kerja atau kehilangan pekerjaan dengan terjadinya PAK dan kecelakaan kerja. - Dan dapat membentuk suatu tenaga kerja yg peduli terkait bahaya2 yg ada di tempat dan lingkungan kerja dan - Sebelum mengendalikan dengan program pengendalian lingkungan kerja yang bising, kita harus mengetahui latar belakang terjadinya bising tersebut. Seperti dasar-dasar hukum yg terkait bising, pengertian, karakterisitik bunyi, jenis kebisingan. - Setelah itu kita harus mengevaluasi kebisingin: apakah melebihi NAB atau tidak, mengecek apakah sistem pengendalian trhdp bahaya berfungsi dgn baik, keluhan2 yg didapatkan - Setelah itu kita lihat standar pemaparan menurut waktu - Dan mengukur kebisingan Pengedaliannya menurut hirarki: UNWANTED NOISE (Yang mengnggu, yang merusak, yang menutupi. Berefek fisiologis dan psikologis) 1. ELIMINASI: penghilangkan bising yang ada, apakah dapat dikurangkan atau dihilangkan sama sekali 2. SUBTITUSI: mengganti sumber bising dgn bising yg lbh rendah sesuai dibwh NAD dan menyesuaikan dengan fungsi alat yg ada. Dapat juga dibuat SOP pemakaian untuk pengendalian bahaya yg ada. 3. REKAYASA ENGINEERING: memberikan peringatan, instruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada akan adanya kebisingan dilokasi tersebut. 4. ADMINISTRASI: pengaturan jam kerja, adanya rolling dan shifting kerja. 5. APD: Pemakaian earmuff atau earplug yg sesuai dgn intensitas bising Menurut PERMENKES NO.56 TAHUN 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan PAK PAK = penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan kerja termasukpenyakit terkait kerja tata cara pelaporan 5 1. stars doctor? 2. 3. 4. 5. Apa 20 muslim? kriteria dokter 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Healthcare provider: dokter memberikan pelayanan kesehatan secara holistik yaitu menempatkan pasien sebagai individu merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat dan dokter akan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, membina hubungan dokter-pasien dengan baik, memberikan pelayanan kesheatan yang berkesinambungan dan memberikan pelayanan kesehatan, pemantauan kesehatan individu dan kelompok Decision Maker: Dokter menentukan tindakan medis yang sesuai dengan perkembangan kedokteran mutakhir yang tepat dan sesuai dengan keadaan pada pasien sesuai dengan evidence based medicine Educator: Dokter mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam upaya peningkatan kesheatan, pemantauan keseluruhan individu dan kelompok Community Leader: Dokter mempunyai tanggung jawab khusus terhadap komunitas dengan menerapkan kepemimpinan yang baik dan tepat untuk komunitas yang menjadi tanggung jawabnya Manager: Dokter harus mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien, melalui pelayanan yang terkoordinasi dan bekerja sama dengan profesi lain, pada lingkup operasional strata pertama 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) Memulai sesuatu dgn basmallah dan mengakhirinya dgn hamdallah Menghadirkan seorang perawat atau keluarga pasien jika memeriksa lawan jenis Dokter Muslimah selalu memakai jilbab Menetapi janji kalau berjanji Menegakkan kejujuran Mempertanggungjawabkan tindakan yg dilakukannya Berprinsip : jika pasiennya sembuh bukan dia yang menyembuh-kan tapi Allah swt Karakteristik Keluarga: Dokter 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 1. 2. 3. Tujuan Pelayanan Keluarga: Dokter Prinsip dokter keluarga? 4. 5. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Prinsip-prinsip kedokteran 1. keluarga dalam pelayanannya yaitu: 2. 3. Selalu minta informed consent Mengikuti perkembangan IPTEK dgn menghadiri pertemuan ilmiah Melaksanakan ibadah mahdhah Mampu menjadi imam shalat, khatib Jumat dan memimpin doa (bagi lulusan laki-laki) Mampu memberi ceramah agama Mengingatkan pasiennya yg Muslim untuk melakukan ibadah mahdhah Mengingatkan pasiennya utk berobat dgn obat halal Mengingatkan pasiennya utk makan/minum yg halal Mampu menjelaskan landasan al Quran dan Hadis yg relevan terhadap isu kedokteran/kesehatan yg telah ada fatwanya Dalam hal tidak tahu fatwa sebuah isu kedokteran/kesehatan dia selalu menghubungi pakar di bidang itu atau browsing internet Mengadakan pengajian keluarga Menjaga kerahasiaan informasi pasiennya Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang melainkan sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan. Tujuan Umum: Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. Tujuan Khusus: A) Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif. B) Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien. PRINSIP PELAYANAN BERKESINAMBUNGAN Dokter bertemu pasiennya dalam keadaan sakit maupun keadaan sehat dan mengikuti perjalanan penyakit dari pasiennya hingga ia sembuh. PRINSIP PELAYANAN YANG MENYELURUH Kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tetapi juga dari sisi sosial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan mental PRINSIP PELAYANAN YANG TERKOORDINASI Mengkoordinasi-kan semua pelayanan kesehatan yg dibutuhkan pasien seperti para dokter spesialis, dan pelayanan kesehatan lain diluar praktek dokter keluarga. Dokter keluarga bertanggung jawab dan menjadi guide bagi pasiennya. PRINSIP PELAYANAN MASYARAKAT Pekerjaan, budaya, dan lingkungan adalah aspek-aspek dalam komunitas (masyarakat) yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan seorang pasien. PRINSIP PENCEGAHAN Prinsip pencegahan memiliki multi aspek, termasuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, mencegah orang lain tertular, pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan promosi kesehatan (gaya hidup sehat). PRINSIP PELAYANAN KELUARGA Seorang dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya dan memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap penyakit. Komprehensif dan holistik Komprehensif : memberikan pelayanan secara paripurna berarti melakukan pemeriksaan secara keseluruhan dengan menimbang rasionalitas dan mafaatnya bagi pasien yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Holistik : Meliputi aspek sosial, mental, lingkungan, spiritual dll Pelayanan kontak pertama dan kesinambungannya mengikuti perjalanan penyakit pasien sampai akhir hayat. Untuk menunjang kesinambungan pelayanan, klinik harus dilengkapi dengan rekam medis yang memadai dan sarana komunikasi yang handal sehingga dokter dapat dihubungi sewaktu-waktu diperlukan. Demikian pula, jangan lupa membuat surat rujuk pindah jika ada pasien yang hendak pindah tempat tinggal misalnya pindah kota atau pindah klinik. Dalam surat rujuk pindah itu harus dilengkapi dengan data kesehatan yang penting, dengan data tambahan data yang diperlukan. Boleh dikatakan pemantauan pada setiap pasien dilakukan mulai dari konsepsi sampai mati. Pelayanan promotif dan preventif Dokter Keluarga harus berusaha meningkatkan taraf kesehatan setiap pasien yang menjadi tanggung-jawabnya. Bagaimanapun dokter keluarga harus berupaya menerapkan seluruh tingkat pencegahan. Dengan demikian ia harus memberikan ceramah kesehatan dan vaksinasi, menyelengarakan KB dan KIA dan bahkan acara senam pagi secara rutin. Selain itu DK harus cepat dan tepat membuat diagnosis penyakit dan mengobatinya. 4. Pelayanan koordinatif dan kolaboratif Koordinasi ini dilakukan ketika pasien memerlukan beberapa konsultasi spesialistis atau pemeriksaan penunjang dalam waktu yang bersamaan. Selain itu koordinasi pun dilakukan dengan keluarga dan lingkungannya guna meningkatkan efisiensi pengobatan. Pelayanan kolaboratif artinya bekerja sama juga dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, guna mengefektifkan dan mengefisienkan pelayanan. Misalnya, bekerjasama dengan labotarotium untuk memantau pasien dengan dugaan DHF tetapi belum perlu dirawat. Dokter keluarga bukan hanya mempertimbangkan segi medis tetapi juga ekonomi, sosial dan budaya sehingga sering perlu melibatkan atau kerjasama dengan berbagai pihak. 5. Pelayanan personal. Titik tolak pelayanan DK adalah pelayanan personal seorang individu sebagai bagian integral dari keluarganya. Seorang individu, sekalipun menjadi bagian dari sebuah keluarga, dibenarkan mempunyai DK sendiri yang mungkin dapat berbeda atau sama dengan anggota keluarga yang lain. 6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Dalam mengobati pasien, DK tidak boleh lupa bahwa pasien merupakan bagian integral dari keluarga dan komunitasnya. Kesembuhan penyakit sangat dipengaruhi lingkungannya dan sebaliknya penyakit pasien dapat mempengaruhi lingkungannya juga 7. Sadar etika dan hukum Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter dalam menghadapi pasiennya tanda memandang status sosial, jenis kelamin, jenis penyakit, ataupun sistem oragn ayng sakit. Demikian pula dengan sadar hukum, yaitu untuk tetap bekerja dalam batas-batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang digariskan oleh hukum yang berolaku di daerah tempat praktiknya. 8. Sadar biaya Yang tidak kalah pentingnya adalah sadar biaya yang juga sebenarnya menyangkut perilaku DK dalam pertimbangkan ”cost effectiveness” dari biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Dengan kata lain biaya harus menjadi pertimbangan akan tetapi tidak boleh menurunkan mutu pelayanan. 9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan. Sebenarnya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan kesehatan bukan hanya layanan DK. Kenyataannya sampai sekarang audit medis masih jauh dari harapan terutamna di Indonesia. Namun demikian praktik DK harus memulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu dapat diaudit oleh pihak yang berwenang. Audit medis ini merupakan upaya peningkaan kualitas pelayanan dan sala sekali bukan upaya untuk memata-matai praktik dokter. 6 sasaran keselamatan Sasaran keselamatan pasien sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit pasien? 1. Ketepatan identifikasi pasien; 2. Peningkatan komunikasi yang efektif; 3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; 5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan 6. Pengurangan risiko pasien jatuh. Jelaskan Insiden Keselamatan ❖ Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau adverse event adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. Pasien! Contoh: Salah operasi mata ❖ Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius Contoh: ❖ Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Contoh : An. R, perempuan, usia 3 tahun, dengan BB 14 kg datang ke klinik karena menderita dermatitis kontak alergi. Dokter memberikan resep obat racikan: prednisone dan chlorpheniramine maleat. Pada saat mengambil obat, seorang apoteker salah membaca resep (prednisone dibaca prednox (metilprednisolone)) karena tulisan dokter sulit dibaca. Saat apoteker lain melihat, dia segera menegur apoteker tersebut dan memberitahukan obat yang benar. ❖ Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera. Contoh: Seorang pria, 40 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan sesak. Pada pemeriksaan ditemukan wheezing dan riwayat asma. Dokter kemudian memberikan terapi nebulisasi dan injeksi iv dexametason 1 ampul. Dokter tidak memberikan instruksi yang jelas sehingga perawat menyuntikkan obat yang lain yaitu metilprednisolon. Pasien tidak mengalami efek samping dan sesaknya berkurang ❖ Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. Contoh: Di UGD RS X, terdapat obat-obatan emergency yang diletakkan di lemari obat. Di antaranya efedrin injeksi dan epinefrin injeksi. Obat-obatan ini tergolong NORUM (Nama Obat Rupa Mirip). Dalam penyimpanannya, obat ini diletakkan dalam 1 kotak yang sama sehingga rentan terjadi kesalahan dalam pengambilan obat. RUMUS EXTRA Klasifikasi IMT! Program basic PKM? Program PKM? pengembangan Sistem kapitasi bagaimana preventif promotif nya? dan dan Jelaskan setiap detail LPM kamu! Bagaimana sikap dokter keluarga apabila pasien menuntut kamu atas efek samping obat yang diberikan? Ada hubungannya ga pekerja yang sehat dan produktif dengan angka kematian ibu? Jelaskan? KASUS: Tn. A pasien DM sudah 10 tahun, GDS 240 padahal sudah olahraga, catering, dan minum obat teratur tp kenapa masih tinggi ? terus saya khawatir tidak bisa berhubungan seksual karena istri saya masih muda, gimana ya dok? KASUS: Jika ada yang sakit DBD di tempat A berobat ke tempat B tatacaranya bagaimana? Apa namanya jika kita melaporkan kasus tersebut ke tempat asalnya? Ada, misalnya jika seorang pekerja tidak sehat dan menjadi tidak produktif maka akan terjadi penurunan produktifitas dan perusahaan bisa memecat pekerja tersebut. Jika pekerja memiliki seorang istri yang sedang hamil, maka pekerja tersebut tidak bisa membiayai biaya tindakan persalinan apalagi jika terjadi sesuatu dengan ibu maka tidak bisa dilakukan tindakan yang cepat HAHAHAHA NGASAL