AGENDA ETICA (EDUKASI RUTINAN CARE) 2020 Bulan Juli (Tanggal 25-26 Tahun 2020) “Kenali TRIAD KRR Untuk Masa Depan CERAHMUU” Penanggung Jawab Tri Riski N (Twitter) Syifa Nurul F (twitter) Nur Ina A (fb) Putri Nabila N (ig) Jen Astika N (ig) PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) adalah suatu wadah kegiatan program Generasi Berencana (GENRE) yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. Genre adalah suatu program dari singkatan "Generasi Yang Punya Rencana" yang diluncurkan oleh pemerintah lewat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dalam rangka merespon permasalahan remaja saat ini, BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe). Salah satu program yang menjadi acuan dari bentuk tindakan preventif terhadap remaja yaitu TRIAD KRR yang meliputi seks bebas, HIV/AIDS, dan NAPZA. Dan KRR kepanjangan dari Kesehatan Reproduksi Remaja. MATERI 1. SEKS BEBAS Pengertian Maraknya Budaya Seks Bebas di Era Globalisasi Menjadi Suatu Refleksi Moral. Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai umur 8 – 14 tahun (Agustiani:2006). Mengutip pandangan Sarlito W.Sarwono dalam buku yang berjudul Psikologi Remaja,bahwa pada masa pubertas inilah masa di mana mereka mencari jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar dalam segala hal. Tak heran apabila beberapa diantara mereka seringkali mengambil keputusan yang berisiko hanya untuk merasakan hal-hal yang belum mereka ketahui, termasuk misteri seksualitas. Banyak diantara mereka yang merasakan tidak sabar akan hal tersebut. Di era globalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus terselamatkan dari dampak negatif globalisasi. Banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita yang ketimuran, Sebagai contoh kebudayaan seks bebas yang marak terjadi di budaya barat yang tidak cocok dengan kebudayaan kita serta bertolak belakang dengan dasar negara kita, Pancasila.Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang.Istilah “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering muncul baik di lingkungan maupun di media massa. Seks bebas adalah Hubungan Seksual Yang dilakukan pra nikah (tanpa menikah) dan sering berganti pasangan. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-martial intercouse atau kinky-seks merupakan bentuk pembebasan seks yang di pandang tidak wajar. Tidak terkecuali bukan saja oleh agama dan negara tetapi juga oleh filsafat. (Dr.Suparyanto, M.Kes. Perilaku Seks Bebas). Dampak Ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas di kalangan remaja yaitu, Kehamilan dan penyakit menular seksual, dampak buruk dari perilaku seks bebas ini cenderung bersifat negatif dan dapat berakibat fatal bagi kesehatan remaja. Dampak yang ditimbulkan dari seks pra-nikah antara lain kehamilan yang tidak diinginkan dan dapat berujung pada aborsi, bahkan lebih parahnya jika sampai menularkan Infeksi Menular Seksual (IMS). Infeksi menular seksual (IMS) merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, yang popular disebut penyakit kelamin. Semua tehnik hubungan seks lewat vagina, dubur atau mulut dapat menjadi wahana penularan penyakit kelamin. Penyebab infeksi tersebut diantaranya adalah bakteri (misalnya gonore, sifilis), jamur, virus (misalnya herpes, HIV), atau parasit (misalnya kutu), penyakit ini dapat menyerang pria maupun wanita (UNESCO, 2012). Infeksi menular seksual, selain infeksi HIV menimbulkan beban morbiditas dan mortalitas terutama di negara sedang berkembang dengan sumber daya yang terbatas, baik secara langsung yang berdampak pada kualitas hidup, kesehatan reproduksi dan anak-anak, serta secara tidak langsung melalui perannya dalam mempermudah transmisi seksual infeksi HIV dan dampaknya terhadap perekonomian perorangan maupun nasional. Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas : a. Menciptakan kenangan buruk, apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral perilaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Apabila diketahui keluargapun mereka akan menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat. b. Mengakibatkan kehamilan, hubungan seks satu kali saja dapat mengakibatkan kehamilan. Kehamilan yang terjadi akibat seks bebas akan menjadi beban mental yang luar biasa. Kehamilan dianggap “Kecelakaan” ini dapat membuat kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya nanti. c. Menggugurkan kandungan (ABORSI) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi menyebabkan kemandulan bahkan kanker rahim. Menggugurkan kandungan dengan melakukan aborsi ini dapat menyebabkan kematian. d. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan keturunannya. Penyebaran dengan seks bebas secara bergonta-ganti pasangan. Bahkan berhubungan seks bebas sekali akan tertular penyakit menular jika dilakukan dengan orang yang positif memiliki penyakit menular seksusal. Salah satu virus yang dapat di tularkan melalui seks bebas adalah HIV. e. Timbul rasa ketagihan. (Dr.Suparyanto, M.Kes. Perilaku Seks Bebas) Bahaya kehamilan pada Remaja yang belum siap dan belum menikah: a. Hancurnya masa depan b. Remaja wanita yang terlanjur hamil mengalami kesulitan kehamilannya karena jiwa dan fisiknya belum siap. c. Apabila menikah Sebagian besar diakhirri dengan perceraian selama d. Bayi yang lahir dari remaja yang belum siap banyak mengalami penyakit mental maupun fisik. (Dr.Suparyanto, M.Kes. Perilaku Seks Bebas). Cara menghindari a. Abstinance, tidak melakukan hubungan seksual sama sekali sebelum menikah. Jadi, sebagai remaja jangan sekali-kali mencoba melakukan hubungan seks sebelum menikah. Dan Hindari Perilaku Pacaran yang beresiko (Kissing, petting, Necking) b. Melakukan kegiatan yang positif, dalam pengelolaan dorongan seksual yang muncul dalam diri remaja, salah satu bentuknya adalah dengan banyak melakukan kegiatan positif. Konsentrasi remaja tidak hanya terfokus untuk memikirkan hal-hal yang bersifat erotis yang bisa memicu munculnya dorongan seksual. Hal ini sebagai salah satu bentuk penyaluran agar remaja dapat menghindari untuk berhubungan seks. c. Cari informasi yang benar, tentunya dari sumber yang tepat dan terpercaya sebanyak mungkin tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual, termasuk informasi tentang IMS. Dengan informasi yang benar, remaja akan terhindar dari mitos-mios yang banyak beredar di masyarakat tentang IMS. Dengan mengetahui fakta tentang IMS, sebagai benteng remaja untuk tehindar dari IMS. d. Remaja harus mempunyai Self Esteem yang tinggi. Yang dimaksudkan dengan self esteem adalah penghargaan terhadap diri sendiri. Ketika remaja mampu menghargai dirinyasendiri, tentunya dia akan paham mana yang sesuai dengan dirinya atau tidak. Dengan self esteem yang tinggi, remaja bisa berani menolak dengan tegas bila ada yang mengajak berhubungan seks dengan alasan apapun. e. Tidak menggunakan atau bertukar dengan orang barang-barang yang bersifat pribadi, misal celana dalam, handuk Mitos Mitos: Memakai kondom efektif mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual. Fakta : Peneliti dari National Institutes of Health menguji butiran polystyrene bercahaya yang berukuran 110 nano meter (seukuran virus HIV) untuk dilewatkan pada kondom. Hasilnya terdeteksi adanya bocoran-bocoran yang bisa dilalui butiran tersebut pada 29 dari 89 kondom yang diuji. Ini adalah kasus kebocoran kondom yang bisa menimbulkan masalah kesehatan karena lolosnya partikel seukuran virus HIV. Namun para peneliti menegaskan, penggunaan kondom tetap memberi perlindungan sepuluh kali lebih baik daripada tidak menggunakan sama sekali. Artinya kondom bisa mengurangi kemungkinan tertularnya HIV meski tidak mencegahnya seratus persen. Mitos :Berhubungan seksual adalah cara terbaik untuk mengekspresikan cinta terhadap seseorang. Fakta : terdapat beratus-ratus cara untuk menunjukan bahwa anda peduli atau mencintai pasangan atau seseorang tanpa dengan keintiman fisik. Tambahan keintiman fisik bukan hanya berhubungan seksual tetapi termasuk berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dan lain-lain. Mitos : Produksi sperma laki-laki adalah setiap 3 jam sekali oleh karena itu harus dikeluarkan melalui masturbasi atau dengan berhubungan seksual. Fakta: ini tidak benar, onani atau mastuebasi yang sampai menimbulka ejakulasi lebih dari satu kali dalam waktu 48 jam akan mengurangi kualitas sperma. Sumber : Mencegah dan Mengobati Infeksi Menular Seksual (IMS)- 26 September, 2016 - PKBI DIY https://pkbi-diy.info/mencegah-dan-mengobati-infeksi-menular-seksual-ims/ Putu Ayu Diah Nareswari. 2015. EFEKTIVITAS KONDOM DALAM PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS. https://simdos.unud.ac.id https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id › ...PDF Faktor Resiko Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) - e-Jurnal Poltekkes ... Dr.suparyanto,M.Kes. 2012. SEKS BEBAS. Diakses dari Weblog pada hari Senin 20-072020 2. HIV/AIDS Pengertian HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh karena terinfeksi virus HIV. ODHA adalah sebutan orang orang yang telah mengidap HIV/AIDS. Gejala Umum Virus HIV a. Demam Demam ringan adalah gejala awal yang paling umum terjadi saat seseorang terpapar virus HIV. Demam ringan ini seringkali disertai dengan sakit tenggorokan, kelelahan yang ekstrim, dan pembekakan kelenjar getah bening. Demam adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh sebagai akibat dari masuknya virus HIV ke aliran darah dengan jumlah yang berlipat ganda. b. Nyeri Otot Nyeri otot dan persendian tak hanya dialami oleh orang-orang yang mengalami gejala penyakit hepatitis dan sifilis, tapi juga dirasakan seseorang yang telah terpapar virus HIV. Gejala ini seringkali diabaikan hingga paparan virus HIV benar-benar masuk ke tingkat yang mengkhawatirkan. c. Ruam Kulit Ruam bisa berupa bercak-bercak kemerahan pada kulit atau benjolan menyerupai jerawat dalam jumlah banyak yang tak sembuh-sembuh. Gejala ini akan muncul jika paparan virus HIV telah mencapai pada tingkat yang lebih parah. d. Mual, Muntah, dan Diare Antara 30- 60 persen pengidap HIV akan mengalami gejala singkat mual, muntah, dan serangan diare. Selain sebagai gejala HIV tahap lanjut, gejala-gejala di atas juga bisa muncul sebagai efek samping dari terapi pengobatan. e. Berat Badan Turun Drastis Berat badan turun drastis merupakan gejala tahap lanjut bahwa tubuh telah terinfeksi HIV. Berat badan turun drastis bisa terjadi akibat diare atau kurangnya nutrisi tubuh akibatsering memuntahkan makanan. f. Batuk Kering Biasanya batuk kering akan terjadi setelah satu tahun terjangkit virus HIV, sekaligus menjadi tanda bahwa penyakit ini semakin memburuk. Penggunaan obat batuk sekali pun tidak dapat meredakan batuk akibat paparan virus HIV. g. Perubahan pada Kuku Tanda lain dari infeksi HIV adalah perubahan pada kuku seperti penebalan, kuku melengkung, dan perubahan warna seperti kuku menghitam atau muncul garis coklat vertikal atau horisontal dipermukaan kuku. “Perubahan kuku ini dapat terjadi akibat infeksi jamur seperti kandida. Mengingat penderita HIV mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, maka jamur tersebut bisa sangat mudah berkembang,” kata Horberg. h. Kebingungan dan Sulit Konsentrasi Masalah kognitif bisa menjadi tanda demensia terkait HIV. Selain mengalami kebingungan dan sulit berkonsentrasi, demensia terkait HIV juga dapat mempengaruhi memori dan masalah perilkau seperti mudah marah dan tersinggung. Gejala ini diiringi dengan menurunnya keampuan motoris tubuh seperti menjadi ceroboh, menurunnya kordinasi tubuh, dan bahkan hilangnya kemampuan untuk menulis. Kelompok Orang Yang Paling Beresiko Terinfeksi HIV a. Pengguna Narkotika Suntik, terutama yang digunakan secara bergantian b. Mereka yang menggunakan alat tajam secara bergantian seperti jarum tato, jarum tindik yang tidak di sterilkan terlebih dahulu c. Bayi yang terlahir dari ibu yang positif HIV d. Bayi yang disusui oleh ibu yang positif HIV, terutama apabila ibu belum mendapat pengobatan e. Pasien yang meneria transfusi produk darah atau transplantasi organ/jaringan tubuh dari orang yang positif HIV f. Petugas medis yang sering terpapar alat suntik terkontaminasi Cara Pencegahan “Metode ABCDE” a. A= ABSTINENCE, yaitu tidak melakukan hubungan seksual b. B= BE FAITHFUL, yaitu tetap pada satu pasangan seksual c. C= CONDOM, gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual d. E= EQUIPMENT, berhati-hati terhadap peralatan yang beresiko membuat luka dan digunakan secara bergantian. Dari semua metode pencegahan penularan HIV lewat hubungan seksual, ABTINENSI merupakan metode yang paling efektif. Namun, jika seseorang karena stu dan lain hal akhirnya melakukan hubungan seksual, sebaiknya ia menggunakan kondom untuk menurunkan risiko penularan dan bersikap setia terhadap satu pasangan. Meskipun kondom tidak dapat dikatakan 100% efektif, namun penggunaannya tetap disaankan. MITOS dan FAKTA tentang HIV No MITOS FAKTA Semua orang mulai dari bayi, remaja, Ibu rumah 1 HIV itu kutukan Tuhan tangga bisa tertular HIV jika tidak tahu cara melindungi diri 2 Bersalaman/bersenggolan bisa menularkan HIV Berenang bareng, kenabatuk atau bersin, kena keringat, digigit nyamuk, digigit 3 serangga yang sama, pakai toilet yang sama, pakai alat makan dan minum yang sama bisa menularkan HIV 4 Terapi tradisional bisa menghilangkan HIV dalam tubuh HIV hanya menular lewat 3 cairan tubuh , yaitu cairan kelamin (cairan sperma, cairan vagina) darah, dan ASI HIV tidak menular melalui ludah, keringat, air seni dan kotoran. JUga tidak menular karena gigitan nyamuk/serengga yang sama dan HIV hany abisa hidup di tubuh manusia. Sampai sekarang belum ada obat yang isa memusnahkan virus. Terapi ARV dapat membantu melemahkan virus HIV. Sumber: (http://promkes.kemkes.go.id/?p=8979) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku HIV/AIDS dan IMS. Jakarta WHO [2017]. Gender AIDS. World Health Organisation. Modul pegangan bagi fasilitator Pusat informasi dan Konseling Remaja (PIKR). 2019. Diakses dari WWW.BKKBN.GO.ID 3. NAPZA Pengertian Secara umum NAPZA dikelompokan kedalam tiga jenis yaitu, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA dan ZAT/BAHAN ADIKTIF lainnya. NARKOTIKA adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan secaa fisik. Tiga Golongan Narkotika a. NARKOTIKA GOLONGAN I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja. b. NARKOTIKA GOLONGAN II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam golongn tertentu. c. NARKOTIKA GOLONGAN III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: kodein, garam-garam narkotika dalam golongan tertentu. PSIKOTROPIKA adalah setiap bahan baik alami maupun buatan bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Empat golongan Psikotropika a. PSIKOTROPIKA GOLONGAN I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujua ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA,ekstrasi,LSD,ST. b. PSIKOTROPIKA GOLONGAN II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensikidin, sekobarbital,metakualon, metilfenidat(ritalin). c. PSIKOTROPIKA GOLONGAN III adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam (BK,DUM,MG). ZAT ADIKTIF Merupakan penghantar untuk memasuki dunia penyalahgunaan Narkoba. Pada mulanya seseorang menyicip ini sebelum menjadi pecandu aktif. Zat adiktif yang akrab di telinga masyarakat adalah nikotin dalam rokok dan etanol dalam minuman beralkohol dan pelarut lain yang mudah menguap seperti aseton,thiner dan lainlain. GOLONGAN MINUMAN a. GOLONGAN A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1%-5% contoh: bir, greend sand b. GOLONGAN B adalah minuman beralkohol denga kadar etanol 5%-20% contoh: anggur kolesom c. GOLONGAN C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20%-55% contoh: arak, wisky, vodka. Penyalahgunaan NAPZA Seseorang dikatakan menyalahgunakan NAPZA ketika pemakaian NAPZA diluar indikasi medik, tanpa petunjuk resep dokter dalam intensitas waktu yang rutin atau berkala sekurang-kurangnya selama 1 bulan. Golongan Pemakai NAPZA PEMAKAI COBA-COBA, untuk memenuhi rasa ingin tahu agar diakui oleh kelompok PEMAKAI SOSIAL/ RELREASO, untuk bersenang-senang pada saat rekreasi atau bersantai, umumnya dilakukan dalam kelompok PEMAKAI SITUASIONAL, untuk menghilangkan perasaan stress dan depresi (keteganagan,kesedihan dan kekecewaan) PEMAKAI KETERGANTUNGAN, pemakai yang berulang dan mencari NAPZA sebagai kebutuhan sehari-hari sehingga melakukan apapun untuk mendapatkannya. Dampak Remaja terjerumus pada NAPZA karena menganggap NAPZA memberi efek relaks dan percaya diri. Namun sesungguhnya efek lanjutan yang ditimbulkan adalah adiksi terhadap zat tersebut dalam dosis yang lebih besar, sehingga jika tidak dikonsumsi tubuh akan mengalami suatu keadaan yang disebut sakau. Dalam hal ini perlahan sel-sel tubuh sudah dirusak sehingga dapat berujung pada kematian. Meningkatnya tindak kriminalitas dalam masyarakat, baik pencurian, perampokan, perkosaan, dan pembunuhan sangat erat kaitannya dengan peningkatan masalah penyalahgunaan NAPZA. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza a) Faktor internal (ciri kepribadian) Pola kepribadian seseorang besar pengaruhnya dalam penyalahgunaan NAPZA. Ciri kepribadian yang lemah dan antisosial sering merupakan penyebab seseorang menjadi penyalahguna NAPZA. b) Faktor keluarga Beberapa kondisi keluarga yang berpengaruh terhadap penyalahgunaan NAPZA adalah: 1) hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis 2) keluarga yang tidak utuh 3) suasana rumah diwarnai dengan pertengkaran yang terus menerus 4) kurang komunikasi dan kasih sayang antar anggota keluarga 5) keluarga yang sering ribut dan berselisih 6) keluarga yang kurang mengamalkan hidup beragama 7) keluarga yang orang tuanya telah menggunakan NAPZA 8) keluarga yang terlalu permisif atau terlalu otoriter. c) Faktor teman sebaya Pengaruh buruk dari lingkungan pergaulan, khususnya pengaruh dan tekanan dari kelompok teman sebaya sering menjadi sumber penyebab terjadinya penyalahgunaan NAPZA. Kelompok teman sebaya tersebut berperan sebagai media awal perkenalan dengan NAPZA. CARA MENGHINDARI NAPZA a) Meningkatkan pengetahuan tentang NAPZA b) Mengupayakan kualitas pribadi yang tangguh c) life skills antara lain tentang ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan menolak tekanan orang lain dan ketrampilan mengambil keputusan dengan baik. d) Menerapkan dan membudayakan delapan fungsi keluarga di dalam kehidupan seharihari keluarga. Agar muncul rasa nyaman pada anak ketika berada di lingkungan keluarganya. MITOS a) MITOS : Tidak ada salahnya untuk mencobanya “hanya sekali saja!”. FAKTA : Dapat terjadi sakit akibat mencoba narkoba. Anda dapat melakukan sesuatu yang Anda sesali saat berada di bawah pengaruh, Anda bisa menjadi kasar atau menjadi korban kekerasan, Anda bisa menjadi `sangat sakit dan, dalam kasuskasus ekstrem, Anda bahkan bisa mati. b) MITOS : Menggunakan narkoba tidak mengubah otak. FAKTA : Obat-obatan/Narkoba jelas mengubah struktur otak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penyalahgunaan, kecanduan, dan masalah fisik dan neurologis (pikiran) yang sangat serius. c) MITOS bukan : Obat-obatan “Narkoba” legal yang ada di apotek sangat membantu; dan obat berbahaya. FAKTA :Tidak masalah apakah obat itu legal atau ilegal karena semua obat dapat disalahgunakan. Bahkan jika obat yang diatur oleh pemerintah dianggap "aman” penyalahgunaan dan penyalahgunaan obat ini masih dapat memiliki efek berbahaya. SUMBER: Afiatin, T. (1998). Bagaimana Menghindarkan Diri Dari Penyalahgunaan Napza. Buletin Psikologi, 6(2). https://www.bkkbn.go.id/detailpost/strategi-sederhana-pencegahan-penggunaannarkoba-melalui-keluarga yankes.kemkes.go.id/read-miskonsepsi-dan-mitos-pemakaian-napza-7490.html Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012). Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa . Jakarta : Direktorat Bina Ketahanan Remaja. Modul pegangan bagi fasilitator Pusat informasi dan Konseling Remaja (PIKR). 2019. Diakses dari WWW.BKKBN.GO.ID