Uploaded by luluu.anisa09

MATERI ETICA CARE (TRIAD KRR)

advertisement
AGENDA ETICA (EDUKASI RUTINAN CARE) 2020
Bulan Juli (Tanggal 25-26 Tahun 2020)
“Kenali TRIAD KRR Untuk Masa Depan CERAHMUU”
Penanggung Jawab
Tri Riski N (Twitter)
Syifa Nurul F (twitter)
Nur Ina A (fb)
Putri Nabila N (ig)
Jen Astika N (ig)
PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) adalah suatu wadah kegiatan program
Generasi Berencana (GENRE) yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja guna memberikan
pelayanan
informasi
dan
konseling
tentang
perencanaan
kehidupan
berkeluarga
bagi remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.
Genre adalah suatu program dari singkatan "Generasi Yang Punya Rencana" yang
diluncurkan oleh pemerintah lewat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN).
Dalam
rangka
merespon
permasalahan
remaja
saat
ini, BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe).
Salah satu program yang menjadi acuan dari bentuk tindakan preventif terhadap remaja
yaitu
TRIAD KRR
yang
meliputi
seks
bebas,
HIV/AIDS,
dan
NAPZA.
Dan
KRR kepanjangan dari Kesehatan Reproduksi Remaja.
MATERI
1. SEKS BEBAS
Pengertian
Maraknya Budaya Seks Bebas di Era Globalisasi Menjadi Suatu Refleksi Moral.
Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang
dimulai umur 8 – 14 tahun (Agustiani:2006). Mengutip pandangan Sarlito W.Sarwono
dalam buku yang berjudul Psikologi Remaja,bahwa pada masa pubertas inilah masa di
mana mereka mencari jati diri dan arti dari hidup.
Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar dalam
segala hal. Tak heran apabila beberapa diantara mereka seringkali mengambil keputusan
yang berisiko hanya untuk merasakan hal-hal yang belum mereka ketahui, termasuk
misteri seksualitas. Banyak diantara mereka yang merasakan tidak sabar akan hal
tersebut.
Di era globalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus terselamatkan dari
dampak negatif globalisasi. Banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk,
sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita yang ketimuran, Sebagai
contoh kebudayaan seks bebas yang marak terjadi di budaya barat yang tidak cocok
dengan kebudayaan kita serta bertolak belakang dengan dasar negara kita,
Pancasila.Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang.Istilah “bebas”
yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini
sering muncul baik di lingkungan maupun di media massa.
Seks bebas adalah Hubungan Seksual Yang dilakukan pra nikah (tanpa menikah) dan
sering berganti pasangan. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-martial
intercouse atau kinky-seks merupakan bentuk pembebasan seks yang di pandang tidak
wajar. Tidak terkecuali bukan saja oleh agama dan negara tetapi juga oleh filsafat.
(Dr.Suparyanto, M.Kes. Perilaku Seks Bebas).
Dampak
Ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas di kalangan remaja yaitu,
Kehamilan dan penyakit menular seksual, dampak buruk dari perilaku seks bebas ini
cenderung bersifat negatif dan dapat berakibat fatal bagi kesehatan remaja.
Dampak yang ditimbulkan dari seks pra-nikah antara lain kehamilan yang tidak
diinginkan dan dapat berujung pada aborsi, bahkan lebih parahnya jika sampai
menularkan Infeksi Menular Seksual (IMS). Infeksi menular seksual (IMS) merupakan
infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, yang popular disebut penyakit
kelamin. Semua tehnik hubungan seks lewat vagina, dubur atau mulut dapat menjadi
wahana penularan penyakit kelamin. Penyebab infeksi tersebut diantaranya adalah bakteri
(misalnya gonore, sifilis), jamur, virus (misalnya herpes, HIV), atau parasit (misalnya
kutu), penyakit ini dapat menyerang pria maupun wanita (UNESCO, 2012).
Infeksi menular seksual, selain infeksi HIV menimbulkan beban morbiditas dan
mortalitas terutama di negara sedang berkembang dengan sumber daya yang terbatas,
baik secara langsung yang berdampak pada kualitas hidup, kesehatan reproduksi dan
anak-anak, serta secara tidak langsung melalui perannya dalam mempermudah transmisi
seksual infeksi HIV dan dampaknya terhadap perekonomian perorangan maupun
nasional.
Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas :
a. Menciptakan kenangan buruk, apabila seseorang terbukti telah melakukan
seks pranikah atau seks bebas maka secara moral perilaku dihantui rasa
bersalah yang berlarut-larut. Apabila diketahui keluargapun mereka akan
menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat.
b. Mengakibatkan kehamilan, hubungan seks satu kali saja dapat mengakibatkan
kehamilan. Kehamilan yang terjadi akibat seks bebas akan menjadi beban
mental yang luar biasa. Kehamilan dianggap “Kecelakaan” ini dapat
membuat kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya nanti.
c. Menggugurkan kandungan (ABORSI) dan pembunuhan bayi. Aborsi
merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi
menyebabkan kemandulan bahkan kanker rahim. Menggugurkan kandungan
dengan melakukan aborsi ini dapat menyebabkan kematian.
d. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan keturunannya.
Penyebaran dengan seks bebas secara bergonta-ganti pasangan. Bahkan
berhubungan seks bebas sekali akan tertular penyakit menular jika dilakukan
dengan orang yang positif memiliki penyakit menular seksusal. Salah satu
virus yang dapat di tularkan melalui seks bebas adalah HIV.
e. Timbul rasa ketagihan. (Dr.Suparyanto, M.Kes. Perilaku Seks Bebas)
Bahaya kehamilan pada Remaja yang belum siap dan belum menikah:
a. Hancurnya masa depan
b. Remaja
wanita
yang
terlanjur
hamil
mengalami
kesulitan
kehamilannya karena jiwa dan fisiknya belum siap.
c. Apabila menikah Sebagian besar diakhirri dengan perceraian
selama
d. Bayi yang lahir dari remaja yang belum siap banyak mengalami penyakit
mental maupun fisik. (Dr.Suparyanto, M.Kes. Perilaku Seks Bebas).
Cara menghindari
a.
Abstinance, tidak melakukan hubungan seksual sama sekali sebelum menikah. Jadi,
sebagai remaja jangan sekali-kali mencoba melakukan hubungan seks sebelum
menikah. Dan Hindari Perilaku Pacaran yang beresiko (Kissing, petting, Necking)
b.
Melakukan kegiatan yang positif, dalam pengelolaan dorongan seksual yang
muncul dalam diri remaja, salah satu bentuknya adalah dengan banyak melakukan
kegiatan positif. Konsentrasi remaja tidak hanya terfokus untuk memikirkan hal-hal
yang bersifat erotis yang bisa memicu munculnya dorongan seksual. Hal ini sebagai
salah satu bentuk penyaluran agar remaja dapat menghindari untuk berhubungan
seks.
c.
Cari informasi yang benar, tentunya dari sumber yang tepat dan terpercaya
sebanyak mungkin tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual, termasuk informasi
tentang IMS. Dengan informasi yang benar, remaja akan terhindar dari mitos-mios
yang banyak beredar di masyarakat tentang IMS. Dengan mengetahui fakta tentang
IMS, sebagai benteng remaja untuk tehindar dari IMS.
d.
Remaja harus mempunyai Self Esteem yang tinggi. Yang dimaksudkan dengan self
esteem adalah penghargaan terhadap diri sendiri. Ketika remaja mampu menghargai
dirinyasendiri, tentunya dia akan paham mana yang sesuai dengan dirinya atau
tidak. Dengan self esteem yang tinggi, remaja bisa berani menolak dengan tegas
bila ada yang mengajak berhubungan seks dengan alasan apapun.
e.
Tidak menggunakan atau bertukar dengan orang barang-barang yang bersifat
pribadi, misal celana dalam, handuk
Mitos

Mitos: Memakai kondom efektif mencegah kehamilan dan
infeksi menular
seksual. Fakta : Peneliti dari National Institutes of Health menguji butiran
polystyrene bercahaya yang berukuran 110 nano meter (seukuran virus HIV)
untuk dilewatkan pada kondom. Hasilnya terdeteksi adanya bocoran-bocoran
yang bisa dilalui butiran tersebut pada 29 dari 89 kondom yang diuji. Ini adalah
kasus kebocoran kondom yang bisa menimbulkan masalah kesehatan karena
lolosnya partikel seukuran virus HIV. Namun para peneliti menegaskan,
penggunaan kondom tetap memberi perlindungan sepuluh kali lebih baik daripada
tidak menggunakan sama sekali. Artinya kondom bisa mengurangi kemungkinan
tertularnya HIV meski tidak mencegahnya seratus persen.

Mitos :Berhubungan seksual adalah cara terbaik untuk mengekspresikan cinta
terhadap seseorang. Fakta : terdapat beratus-ratus cara untuk menunjukan bahwa
anda peduli atau mencintai pasangan atau seseorang tanpa dengan keintiman fisik.
Tambahan keintiman fisik bukan hanya berhubungan seksual tetapi termasuk
berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dan lain-lain.

Mitos : Produksi sperma laki-laki adalah setiap 3 jam sekali oleh karena itu harus
dikeluarkan melalui masturbasi atau dengan berhubungan seksual. Fakta: ini tidak
benar, onani atau mastuebasi yang sampai menimbulka ejakulasi lebih dari satu
kali dalam waktu 48 jam akan mengurangi kualitas sperma.
Sumber :

Mencegah dan Mengobati Infeksi Menular Seksual (IMS)- 26 September, 2016 - PKBI
DIY https://pkbi-diy.info/mencegah-dan-mengobati-infeksi-menular-seksual-ims/

Putu Ayu Diah Nareswari. 2015. EFEKTIVITAS KONDOM DALAM PENCEGAHAN
INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY
VIRUS. https://simdos.unud.ac.id

https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id › ...PDF Faktor Resiko Penyakit Infeksi Menular
Seksual (IMS) - e-Jurnal Poltekkes ...

Dr.suparyanto,M.Kes. 2012. SEKS BEBAS. Diakses dari Weblog pada hari Senin 20-072020
2. HIV/AIDS
Pengertian
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah singkatan dari Acquired
Immuno Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat melemahnya
sistem kekebalan tubuh karena terinfeksi virus HIV. ODHA adalah sebutan orang orang
yang telah mengidap HIV/AIDS.
Gejala Umum Virus HIV
a. Demam
Demam ringan adalah gejala awal yang paling umum terjadi saat seseorang
terpapar virus HIV. Demam ringan ini seringkali disertai dengan sakit
tenggorokan, kelelahan yang ekstrim, dan pembekakan kelenjar getah bening.
Demam adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh sebagai akibat dari masuknya
virus HIV ke aliran darah dengan jumlah yang berlipat ganda.
b. Nyeri Otot
Nyeri otot dan persendian tak hanya dialami oleh orang-orang yang mengalami
gejala penyakit hepatitis dan sifilis, tapi juga dirasakan seseorang yang telah
terpapar virus HIV. Gejala ini seringkali diabaikan hingga paparan virus HIV
benar-benar masuk ke tingkat yang mengkhawatirkan.
c. Ruam Kulit
Ruam bisa berupa bercak-bercak kemerahan pada kulit atau benjolan menyerupai
jerawat dalam jumlah banyak yang tak sembuh-sembuh. Gejala ini akan muncul
jika paparan virus HIV telah mencapai pada tingkat yang lebih parah.
d. Mual, Muntah, dan Diare
Antara 30- 60 persen pengidap HIV akan mengalami gejala singkat mual, muntah,
dan serangan diare. Selain sebagai gejala HIV tahap lanjut, gejala-gejala di atas
juga bisa muncul sebagai efek samping dari terapi pengobatan.
e. Berat Badan Turun Drastis
Berat badan turun drastis merupakan gejala tahap lanjut bahwa tubuh telah
terinfeksi HIV. Berat badan turun drastis bisa terjadi akibat diare atau kurangnya
nutrisi tubuh akibatsering memuntahkan makanan.
f. Batuk Kering
Biasanya batuk kering akan terjadi setelah satu tahun terjangkit virus HIV,
sekaligus menjadi tanda bahwa penyakit ini semakin memburuk. Penggunaan obat
batuk sekali pun tidak dapat meredakan batuk akibat paparan virus HIV.
g. Perubahan pada Kuku
Tanda lain dari infeksi HIV adalah perubahan pada kuku seperti penebalan, kuku
melengkung, dan perubahan warna seperti kuku menghitam atau muncul garis
coklat vertikal atau horisontal dipermukaan kuku. “Perubahan kuku ini dapat
terjadi akibat infeksi jamur seperti kandida. Mengingat penderita HIV mengalami
penurunan sistem kekebalan tubuh, maka jamur tersebut bisa sangat mudah
berkembang,” kata Horberg.
h. Kebingungan dan Sulit Konsentrasi
Masalah kognitif bisa menjadi tanda demensia terkait HIV. Selain mengalami
kebingungan dan sulit berkonsentrasi, demensia terkait HIV juga dapat
mempengaruhi memori dan masalah perilkau seperti mudah marah dan
tersinggung. Gejala ini diiringi dengan menurunnya keampuan motoris tubuh
seperti menjadi ceroboh, menurunnya kordinasi tubuh, dan bahkan hilangnya
kemampuan untuk menulis.
Kelompok Orang Yang Paling Beresiko Terinfeksi HIV
a. Pengguna Narkotika Suntik, terutama yang digunakan secara bergantian
b. Mereka yang menggunakan alat tajam secara bergantian seperti jarum tato, jarum
tindik yang tidak di sterilkan terlebih dahulu
c. Bayi yang terlahir dari ibu yang positif HIV
d. Bayi yang disusui oleh ibu yang positif HIV, terutama apabila ibu belum
mendapat pengobatan
e. Pasien yang meneria transfusi produk darah atau transplantasi organ/jaringan
tubuh dari orang yang positif HIV
f. Petugas medis yang sering terpapar alat suntik terkontaminasi
Cara Pencegahan “Metode ABCDE”
a. A= ABSTINENCE, yaitu tidak melakukan hubungan seksual
b. B= BE FAITHFUL, yaitu tetap pada satu pasangan seksual
c. C= CONDOM, gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual
d. E= EQUIPMENT, berhati-hati terhadap peralatan yang beresiko membuat luka dan
digunakan secara bergantian.
Dari semua metode pencegahan penularan HIV lewat hubungan seksual, ABTINENSI
merupakan metode yang paling efektif. Namun, jika seseorang karena stu dan lain hal
akhirnya melakukan hubungan seksual, sebaiknya ia menggunakan kondom untuk
menurunkan risiko penularan dan bersikap setia terhadap satu pasangan. Meskipun
kondom tidak dapat dikatakan 100% efektif, namun penggunaannya tetap disaankan.
MITOS dan FAKTA tentang HIV
No
MITOS
FAKTA
Semua orang mulai dari bayi, remaja, Ibu rumah
1
HIV itu kutukan Tuhan
tangga bisa tertular HIV jika tidak tahu cara
melindungi diri
2
Bersalaman/bersenggolan bisa
menularkan HIV
Berenang bareng, kenabatuk atau bersin,
kena keringat, digigit nyamuk, digigit
3
serangga yang sama, pakai toilet yang
sama, pakai alat makan dan minum yang
sama bisa menularkan HIV
4
Terapi tradisional bisa menghilangkan
HIV dalam tubuh
HIV hanya menular lewat 3 cairan tubuh , yaitu
cairan kelamin (cairan sperma, cairan vagina)
darah, dan ASI
HIV tidak menular melalui ludah, keringat, air
seni dan kotoran. JUga tidak menular karena
gigitan nyamuk/serengga yang sama dan HIV
hany abisa hidup di tubuh manusia.
Sampai sekarang belum ada obat yang isa
memusnahkan virus. Terapi ARV dapat
membantu melemahkan virus HIV.
Sumber:

(http://promkes.kemkes.go.id/?p=8979)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku HIV/AIDS dan IMS.
Jakarta

WHO [2017]. Gender AIDS. World Health Organisation.

Modul pegangan bagi fasilitator Pusat informasi dan Konseling Remaja (PIKR).
2019. Diakses dari WWW.BKKBN.GO.ID
3. NAPZA
Pengertian
Secara umum NAPZA dikelompokan kedalam tiga jenis yaitu, NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA dan ZAT/BAHAN ADIKTIF lainnya.
NARKOTIKA adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan dan perubahan
kesadaran, mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan
ketergantungan secaa fisik.
Tiga Golongan Narkotika
a. NARKOTIKA GOLONGAN I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: heroin, kokain, ganja.
b. NARKOTIKA GOLONGAN II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam
dalam golongn tertentu.
c. NARKOTIKA GOLONGAN III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: kodein, garam-garam narkotika dalam golongan tertentu.
PSIKOTROPIKA adalah setiap bahan baik alami maupun buatan bukan Narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Empat golongan Psikotropika
a. PSIKOTROPIKA GOLONGAN I adalah psikotropika yang hanya digunakan
untuk tujua ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi yang amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA,ekstrasi,LSD,ST.
b. PSIKOTROPIKA GOLONGAN II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat menimbulkan ketergantungan.
Contoh: amfetamin, fensikidin, sekobarbital,metakualon, metilfenidat(ritalin).
c. PSIKOTROPIKA GOLONGAN III adalah psikotropika yang mempunyai
khasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk tujuan
ilmu
pengetahuan
serta
mempunyai
potensi
ringan
mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam, bromazepam, klonazepam,
khlordiazepoxiase, nitrazepam (BK,DUM,MG).
ZAT ADIKTIF Merupakan penghantar untuk memasuki dunia penyalahgunaan
Narkoba. Pada mulanya seseorang menyicip ini sebelum menjadi pecandu aktif. Zat
adiktif yang akrab di telinga masyarakat adalah nikotin dalam rokok dan etanol dalam
minuman beralkohol dan pelarut lain yang mudah menguap seperti aseton,thiner dan lainlain.
GOLONGAN MINUMAN
a. GOLONGAN A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1%-5%
contoh: bir, greend sand
b. GOLONGAN B adalah minuman beralkohol denga kadar etanol 5%-20%
contoh: anggur kolesom
c. GOLONGAN C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20%-55%
contoh: arak, wisky, vodka.
Penyalahgunaan NAPZA
Seseorang dikatakan menyalahgunakan NAPZA ketika pemakaian NAPZA diluar
indikasi medik, tanpa petunjuk resep dokter dalam intensitas waktu yang rutin atau
berkala sekurang-kurangnya selama 1 bulan.
Golongan Pemakai NAPZA
 PEMAKAI COBA-COBA, untuk memenuhi rasa ingin tahu agar diakui oleh
kelompok
 PEMAKAI SOSIAL/ RELREASO, untuk bersenang-senang pada saat rekreasi atau
bersantai, umumnya dilakukan dalam kelompok
 PEMAKAI SITUASIONAL, untuk menghilangkan perasaan stress dan depresi
(keteganagan,kesedihan dan kekecewaan)
 PEMAKAI KETERGANTUNGAN, pemakai yang berulang dan mencari NAPZA
sebagai kebutuhan sehari-hari sehingga melakukan apapun untuk mendapatkannya.
Dampak
Remaja terjerumus pada NAPZA karena menganggap NAPZA memberi efek relaks
dan percaya diri. Namun sesungguhnya efek lanjutan yang ditimbulkan adalah adiksi
terhadap zat tersebut dalam dosis yang lebih besar, sehingga jika tidak dikonsumsi tubuh
akan mengalami suatu keadaan yang disebut sakau. Dalam hal ini perlahan sel-sel tubuh
sudah dirusak sehingga dapat berujung pada kematian.
Meningkatnya tindak kriminalitas dalam masyarakat, baik pencurian, perampokan,
perkosaan, dan pembunuhan sangat erat kaitannya dengan peningkatan masalah
penyalahgunaan NAPZA.
Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza
a) Faktor internal (ciri kepribadian) Pola kepribadian seseorang besar pengaruhnya
dalam penyalahgunaan NAPZA. Ciri kepribadian yang lemah dan antisosial sering
merupakan penyebab seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.
b) Faktor
keluarga
Beberapa
kondisi
keluarga
yang berpengaruh
terhadap
penyalahgunaan NAPZA adalah:
1) hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis
2) keluarga yang tidak utuh
3) suasana rumah diwarnai dengan pertengkaran yang terus menerus
4) kurang komunikasi dan kasih sayang antar anggota keluarga
5) keluarga yang sering ribut dan berselisih
6) keluarga yang kurang mengamalkan hidup beragama
7) keluarga yang orang tuanya telah menggunakan NAPZA
8) keluarga yang terlalu permisif atau terlalu otoriter.
c) Faktor teman sebaya
Pengaruh buruk dari lingkungan pergaulan, khususnya pengaruh dan tekanan dari
kelompok teman sebaya sering menjadi sumber penyebab terjadinya penyalahgunaan
NAPZA. Kelompok teman sebaya tersebut berperan sebagai media awal perkenalan
dengan NAPZA.
CARA MENGHINDARI NAPZA
a) Meningkatkan pengetahuan tentang NAPZA
b) Mengupayakan kualitas pribadi yang tangguh
c) life skills antara lain tentang ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan menolak
tekanan orang lain dan ketrampilan mengambil keputusan dengan baik.
d) Menerapkan dan membudayakan delapan fungsi keluarga di dalam kehidupan seharihari keluarga. Agar muncul rasa nyaman pada anak ketika berada di lingkungan
keluarganya.
MITOS
a) MITOS
: Tidak ada salahnya untuk mencobanya “hanya sekali saja!”.
FAKTA : Dapat terjadi sakit akibat mencoba narkoba. Anda dapat melakukan
sesuatu yang Anda sesali saat berada di bawah pengaruh, Anda bisa menjadi kasar
atau menjadi korban kekerasan, Anda bisa menjadi `sangat sakit dan, dalam kasuskasus ekstrem, Anda bahkan bisa mati.
b) MITOS
: Menggunakan narkoba tidak mengubah otak.
FAKTA : Obat-obatan/Narkoba jelas mengubah struktur otak, yang pada gilirannya
dapat menyebabkan penyalahgunaan, kecanduan, dan masalah fisik dan neurologis
(pikiran) yang sangat serius.
c) MITOS
bukan
: Obat-obatan “Narkoba” legal yang ada di apotek sangat membantu; dan
obat berbahaya.
FAKTA :Tidak masalah apakah obat itu legal atau ilegal karena semua obat dapat
disalahgunakan. Bahkan jika obat yang diatur oleh pemerintah dianggap "aman”
penyalahgunaan dan penyalahgunaan obat ini masih dapat memiliki efek berbahaya.
SUMBER:
 Afiatin, T. (1998). Bagaimana Menghindarkan Diri Dari Penyalahgunaan
Napza. Buletin Psikologi, 6(2).
 https://www.bkkbn.go.id/detailpost/strategi-sederhana-pencegahan-penggunaannarkoba-melalui-keluarga
 yankes.kemkes.go.id/read-miskonsepsi-dan-mitos-pemakaian-napza-7490.html
 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012). Pedoman
Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa . Jakarta :
Direktorat Bina Ketahanan Remaja.
 Modul pegangan bagi fasilitator Pusat informasi dan Konseling Remaja (PIKR).
2019. Diakses dari WWW.BKKBN.GO.ID
Download