Uploaded by User61310

MODUL BIOLOGI Pertumbuhan dan Perkembangan Kelas 12

advertisement
MODUL PEMBELAJARAN
BIOLOGI KELAS XII
SEMESTER I
RAIHAN KURNIAWATI BATA, S.Pd
MADRA SAH ALIYAH ALKHAIRAAT BINTAUNA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
BAB I
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
3.1 Menjelaskan pengaruh faktor
1. Siswa mampu menjelaskan perbedaan
internal dan faktor eksternal
faktor internal dan faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan
perkembangan mahluk hidup
mahluk hidup.
2. Siswa
mampu
Menjelaskan
tahapan
pertumbuhan dan perkembangan pada
mahluk hidup
3. Siswa
mampu
Menjelaskan
proses
terjadinya metamorfosis
1
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Peristiwa perubahan biologis pada makhluk hidup yang berupa pertambahan
ukuran (volume, massa, tinggi, dan sebagainya) disebut pertumbuhan.
Pertumbuhan bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali seperti semula.
Pertumbuhan dapat terjadi karena di dalam tumbuhan terdapat jaringan
meristematis.
Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan
secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengukuran
perubahan panjang atau tinggi batang dapat
dilakukan dengan alat ukur misalnya penggaris,
jangka sorong, atau dengan auksanometer.
Auksanometer
Pengukuran pertumbuhan akan menghasilkan
grafik berbentuk huruf S yang dikenal dengan grafik
sigmoid. Berdasarkan grafik ini, pertumbuhan dapat
dibedakan menjadi empat fase yaitu fase awal
(pertumbuhan secara lamban), fase log
Bentuk Grafik Sigmoid
(pertumbuhan mencapai maksimum), fase perlambatan (pertumbuhan menjadi
lambat), dan fase stasioner (pertumbuhan terhenti). Pada fase log terjadi
pertumbuhan yang sangat cepat dan diikuti penurunan kecepatan pertumbuhan.
Setelah biji berkecambah, akan terbentuk bibit yang dilengkapi dengan akar,
batang, dan daun. Peristiwa itu terjadi karena proses diferensiasi sel-sel
meristem. Diferensiasi yang dilakukan tumbuhan bertujuan agar tumbuhan
mencapai tingkat kedewasaan. Proses menuju tingkat kedewasaan pada masingmasing individu disebut perkembangan. Perkembangan bersifat kualitatif,
artinya tidak dapat dinyatakan dalam ukuran (jumlah, volume, dan massa).
2
Perkembangan pada tumbuhan umumnya berlangsung seiring dengan
pertumbuhan. Tumbuhan dikatakan dewasa apabila siap untuk melakukan
fertilisasi.
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji.
Perkecambahan merupakan proses permulaan dari awal pertumbuhan embrio
dalam biji. Embrio tersusun atas 3 bagian dan berperan penting pada proses
perkecambahan yaitu :
a.
Kaulikalus, merupakan batang lembaga (calon batang dan daun) yang dapat
bertumbuh dan berkembang menjadi bunga dan buah. Kaulikalus dibagi
menjadi 2 yaitu :
Epikotil, ruas batang diatas daun lembaga yang tumbuh menjadi batang dan
daun
Hipokotil, ruas batang di bawah daun lembaga yang tumbuh menjadi akar
b.
Radikula, merupakan akar lembaga (calon akar) yang dapat tumbuh dan
berkembang menjadi akar tumbuhan.
c.
Kotiledon (keping biji), merupakan cadangan untuk pertumbuhan embrio
hingga terbentuknya daun agar dapat melakukan fotosintesis
Tahapan proses perkecambahan
Imbibisi (penyerapan air oleh biji) – Pembelahan sel – Diferensiasi sel
(perkembangan fungsi sel) – Organogenesis (pembentukan organ) –
Morfogenesis (Perkembangan struktur dan fungsi organ) – Terbentuk daun
(memperoleh energi dari fotosintesis)
Proses perkecambahan menurut letaknya dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Epigeal, ditandai dengan hipokotil yang muncul ke permukaan tanah,
sedangkan kotiledon melakukan proses pembelahan untuk bentuk daun.
3
b. Hipogeal, ditandai dengan bakal batang (epikotil) yang muncul ke
permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap didalam tanah. Contoh :
kacang kapri
Pertumbuhan Primer
Yaitu pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem apikal
(meristem primer) yang terus tumbuh dan aktif membelah.
a.
Jaringan meristem apikal terdapat pada bagian ujung batang dan akar.
Sehingga akar dan batang tumbuhan bertambah panjang.
b.
Pertumbuhan primer meliputi 3 proses, yaitu pembelahan sel (didaerah
meristem), pemanjangan sel (didaerah belakang meristem), dan daerah
diferensiasi sel (di bagian akhir akar).
c.
Tumbuhan yang mengalami pertumbuhan primer biasanya berjenis
monokotil.
Pertumbuhan Sekunder
a.
Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan jenis dikotil yang
terdapat jaringan kambium dan gymnos permae (tumbuhan berbiji terbuka).
b.
Kambium membelah ke arah dalm membentuk kayu (xilem), dan ke arah
luar membentuk kulit kayu (floem)
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor dalam (intern) dan faktor luar (ekstern).
1. Faktor Internal
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan adalah hormon. Tumbuhan menghasilkan beberapa jenis hormon
4
tumbuhan (fitohormon) diantaranya auksin, giberelin, gas etilen, sitokinin, dan
asam absisat. Hormon tersebut diproduksi di dalam tubuh, tetapi dipengaruhi oleh
kondisi eksternal.
a. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang
dan selubung daun pertama tanaman monokotil yang
disebut koleoptil, ujung akar, serta jaringan yang
masih bersifat meristematis. Aktivitas auksin akan
terhambat oleh sinar yang berlebihan. Apa yang akan
terjadi jika suatu tanaman memperoleh banyak sinar
pada salah satu sisi bagian tubuhnya? Apabila salah
satu sisi bagian tersebut banyak terkena sinar,
tanaman
itu
akan
mengalami
hal-hal
seperti
ditunjukkan pada gambar.
b. Giberelin
Giberelin terdapat pada bagian batang dan bunga. Fungsi hormon giberelin
adalah sebagai berikut:
•
Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya
•
Menyebabkan tanaman tumbuh tinggi
•
Memacu aktivitas kambium
•
Menghasilkan buah yang tidak berbiji
•
Membantu perkecambahan biji.
c. Gas etilen
Ada berbagai macam fungsi gas etilen. Salah satunya interaksi gas etilen
dengan auksin dapat memacu pembungaan pada buah, misalnya mangga
5
dan nanas. Pada beberapa tumbuhan, interaksi gas etilen dengan giberelin
dapat mengatur perbandingan bunga jantan dan betina. Fungsi utama gas
etilen adalah sebagai berikut:
•
Mempercepat pemasakan buah
•
Mempertebal pertumbuhan batang
•
Pengguguran bunga.
d. Sitokinin
Sitokinin merupakan hormon tumbuh yang terdapat pada tubuh tumbuhan.
Sitokinin dibentuk pada system perakaran. Fungsi hormon sitokinin adalah
sebagai berikut:
•
Merangsang pertumbuhan akar sehingga lebih cepat memanjang
•
Mempercepat pelebaran daun
•
Perangsang pertumbuhan tanaman ke arah samping dan pucuk
tanaman
•
Merangsang aktivitas pembelahan sel
•
Membantu perkecambahan biji.
e. Asam absisat
Berbeda dengan hormon yang lain, asam absisat mempunyai fungsi
menghambat pertumbuhan. Fungsi lainnya adalah sebagai berikut:
•
Mengurangi kecepatan pembelahan
•
Mengurangi pemanjangan sel
•
Membantu pengguguran bunga
•
Menyebabkan dormansi.
f. Asam Traumalin
g. Kalin
6
Hormon kalin adalah hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan
pada jaringan meristem dan berfungsi untuk memacu
pertumbuhan organ-organ tumbuhan. pada tumbuhan hormon
kalin dibedakan menjadi empat jenis yang memiliki fungsi yang
berbeda-beda satu dengan yang lainnya, yaitu
2. Faktor Eksternal
Seperti telah disebutkan sebelumnya, hormon diproduksi dalam tubuh, tetapi
dipengaruhi oleh kondisi eksternal (lingkungan). Pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat besar. Faktorfaktor lingkungan tersebut meliputi suhu udara, cahaya, kelembapan udara,
serta ketersediaan air tanah dan mineral.
a. Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena
berhubungan dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi,
respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat
tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik
untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga
mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bias diterima olehnya. Suhu
maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih
dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang
memungkinkan tumbuhan bertahan hidup. Sebagian besar tumbuhan
memerlukan temperature sekitar 10° – 38°C untuk pertumbuhannya.
b. Cahaya
Cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila makanan
7
yang dihasilkan dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada,
jaringan menjadi mati karena kekurangan makanan. Namun demikian cahaya
yang dibutuhkan tumbuhan jumlahnya tidak boleh terlalu banyak. Cahaya
yang berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan. Demikian juga
kekurangan cahaya juga berakibat buruk bagi tanaman. Contoh akibat dari
hasil fotosintesis yang berkurang misalnya tanaman yang tumbuh di ruangan
gelap, ukuran batangnya jauh lebih panjang dibandingkan tumbuhan yang
memperoleh cukup cahaya matahari. Tanaman ini berwarna pucat dengan
batang lemah dan kurus. Pertumbuhan dalam tempat gelap semacam ini
disebut etiolasi.
c. Kelembapan
Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat
perkecambahan biji. Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup air
untuk mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan dalam
jaringan. Tingkat pengaruh kelembapan udara atau tanah pada tumbuhan
berbeda-beda. Ada tanaman yang membutuhkan kelembapan udara dan
kelembapan tanah yang tinggi, misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada juga
tanaman yang tumbuh dengan baik pada dengan kelembapan udara dan tanah
kelembapan rendah, misalnya Aloevera (lidah buaya) dan beberapa jenis
tanaman anggrek.
d. Air dan mineral
Tumbuhan membutuhkan air, CO2, dan mineral. Air dan CO2 merupakan
bahan utama untuk berlangsungnya fotosintesis. Gas CO2 diambil melalui
stomata dan lentisel. Adapun air dan mineral diambil dari tanah melalui akar,
kecuali pada tumbuhan tertentu, misalnya tanaman kantong semar (Venus sp.
8
Atau Nephentes sp.). Tanaman ini memperoleh senyawa nitrogen (protein
asam amino) dan mineral dari serangga yang masuk perangkapnya. Air juga
sangat diperlukan dalam perkecambahan biji. Saat perkecambahan, air
digunakan untuk mengaktifkan enzim-enzim dalam biji. Tanpa air,
perkecambahan biji akan tertunda (dormansi). Mineral sangat diperlukan
untuk proses pertumbuhan. Misalnya pembentukan klorofil sangat
membutuhkan mineral Mg. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen. Elemen
mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut makroelemen,
sedangkan elemen mineral yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit
disebut mikroelemen.
e. Ketersediaan oksigen
Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi aerob dalam
tubuh. Melalui respirasi aerob, tumbuhan dapat memperoleh energi untuk
pertumbuhannya. Oleh karena itu, biji-biji tidak akan berkecambah tanpa
adanya oksigen.
Khusus pada perkembangan, selain ditentukan
oleh faktor-faktor di atas juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor lainnya, di antaranya letak sel
dalam jaringan.
Pada gambar tampak adanya jaringan kambium yang merupakan jaringan
meristem sekunder. Meristem sekunder yang terletak di daerah lingkaran
kambium berfungsi memperbesar diameter batang tanaman. Hal ini terjadi
karena kambium selalu membelah ke arah samping. Sel-sel kambium yang
terletak di bagian dalam akan terdiferensiasi menjadi xilem dan bagian luar
9
akan terdiferensiasi menjadi floem. Kambium akan membelah kembali dan
terjadi pengulangan proses seperti di atas. Pada akhirnya, sel yang terletak
di bagian sebelah dalam kambium membentuk jaringan xilem, sedangkan
ke arah luar membentuk jaringan floem.
C. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan serta Manusia
Seperti halnya tumbuhan, hewan dan manusia juga mengalami
pertumbuhan serta perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan baik pada
hewan maupun manusia dimulai setelah proses fertilisasi. Proses fertilisasi
akan menghasilkan sel diploid tunggal yang disebut zigot. Selanjutnya, zigot
membelah secara mitosis berkali-kali hingga terbentuk individu utuh yang
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
1. Fase-fase Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
Pertumbuhan pada hewan bersifat irreversible atau tidak dapat balik.
Pertumbuhan tersebut ditandai oleh bertambahnya massa, tinggi, maupun
volume individu. Perkembangan pada hewan ditandai oleh perubahan struktur
maupun fungsi organ-organ tertentu. Perubahan tersebut menuju tingkat
kedewasaan dan kematangan.
Ada dua fase dalam proses pertumbuhan dan perkembangan hewan, yaitu
fase embrionik dan fase pascaembrionik.
a. Fase Embrionik
Fase embrionik dimulai setelah terbentuk zigot. Zigot memiliki
kemampuan untuk terus tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan zigot seiring
dengan pertambahan jumlah sel. Pertambahan jumlah sel diakibatkan oleh
pembelahan mitosis. Fase embrionik terdiri atas morulasi, blastulasi,
gastrulasi, dan organogenesis.
10
1)
Morulasi
Morulasi merupakan proses pembentukan morula dari zigot. Zigot
merupakan sel diploid. Zigot akan membelah secara mitosis hingga
berkali-kali untuk membentuk morula. Morula merupakan kumpulan dari
16-64 sel yang tersusun seperti buah anggur.
2)
Blastulasi
Blastulasi merupakan proses pembentukan blastula dari morula. Morula
meneruskan pembelahan mitosisnya hingga dihasilkan 128 sel. Pada
tahap akhir masa pembelahan tersebut terbentuk suatu rongga, yang
disebut blastosol (blastocoel). Embrio pada tahap ini disebut blastula.
3)
Gastrulasi
Gastrula merupakan proses morfogenetik. Proses tersebut bertujuan
untuk mengatur kembali sel-sel blastula. Beberapa sel blastula akan
berpindah ke lokasi baru. Dengan demikian, dihasilkan sekumpulan sel
yang secara teratur menyusun lapisan tubuh. Keadaan tersebut akan
mengubah blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut gastrula.
Lapisan yang dihasilkan proses gastrula yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm. Ketiga lapisan ini nantinya akan berkembang menjadi
berbagai organ.
11
Pembentukan tiga lapisan pada fase Gastrulasi
4)
Organogenesis
Pada tahap ini mulai terbentuk organ-organ yang berkembang dari tiga
lapisan saat proses gastrulasi. Lapisan ektoderm berkembang menjadi
rambut, kulit, sistem saraf, dan indera. Lapisan mesoderm berkembang
menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah, dan alat
ekskresi. Lapisan mesoderm berkembang menjadi alat pencernaan dan
alat pernapasan. Dengan demikian, akan terbentuk embrio yang lengkap
dan utuh.
b. Fase Pascaembrionik
Fase setelah hewan lahir atau menetas. Pertumbuhan tidak berlangsung
terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia tertentu.
Perkembangan dimulai ketika alat kelamin telah mampu memproduksi selsel gamet. Jadi, fase pascaembrionik merupakan fase penyempurnaan alatalat reproduksi. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan hewan pada
fase ini berbeda satu sama lain. Selama fase pascaembrionik, beberapa
hewan mengalami metamorphosis, baik metamorphosis sempurna maupun
tidak sempurna.
2. Fase-fase Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia
Seperti halnya hewan. Manusia juga mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan manusia dapat dibedakan
menjadi fase embrionik dan fase pascaembrionik.
Fase embrionik berlangsung dalam uterus. Proses ini berlangsung selama 9
bulan 10 hari atau 40 minggu. Proses ini disebut gestasi. Selama proses ini,
embrio tumbuh dan berkembang menjadi janin. Setelah masa gestasi berakhir,
12
janin akan dilahirkan.
Setelah lahir ke dunia, manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan
pada fase pascaembrionik. Pertumbuhan akan terus terjadi sampai pada usia
tertentu. Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan manusia dibagi
menjadi beberapa tahap meliputi masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan
lanjut usia.
a. Masa Bayi
Bayi merupakan kategori usia manusia sejak baru dilahirkan sampai usia
dua tahun. Pada masa ini, manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, asupan gizi yang baik
dan pemberian imunisasi secara berkala diperlukan untuk menjaga tumbuh
kembang bayi.
b. Masa Kanak-kanak
Masa kanak-kanak pada pria dan wanita berbeda. Masa kanak-kanak pada
pria berkisar pada usia 2-14 tahun. Sementara, pada wanita berkisar pada
usia 2-13 tahun. Masa kanak-kanak disebut sebagai golden age karena pada
masa kanak-kanak pertumbuhan dan perkembangan terjadi dengan pesat.
c. Masa Remaja
Masa remaja berkisar pada usia 13-21 tahun. Pada masa ini baik pria
13
maupun wanita mengalami pubertas. Pubertas adalah perubahan menjadi
dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik dan psikis. Pubertas secara
fisik ditandai oleh adanya perubahan tanda kelamin primer dan sekunder.
Adapun perubahan psikis ditandai dengan pencarian identitas diri, ada
ketertarikan pada lawan jenis, dan mulai bergabung dengan komunitas yang
memiliki pandangan sama.
d. Masa Dewasa
Masa dewasa dimulai setelah pertumbuhan dan perkembangan pada masa
remaja selesai. Biasanya ditandai dengan berhentinya pertumbuhan fisik.
Akan tetapi, perkembangan yang meliputi emosional dan social masih dapat
terus berkembang. Masa dewasa akan berakhir pada usia 50 tahun. Pada
masa ini manusia sudah dapat menentukan pilihan secara cepat dan pasti.
e. Masa Lanjut Usia
Masa lanjut usia merupakan masa non-produktif. Biasanya, pada masa ini
seseorang dapat bersikap seperti kanak-kanak lagi. Selain itu, secara fisik
sel-sel tubuh mulai mengalami degenerasi sehingga membuat manusia
lanjut usia tampak tua.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Hewan dan Manusia
14
Hewan dan manusia bersifat motil. Artinya, hewan dan manusia dapat
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain semasa hidupnya. Oleh karena
itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan
dan manusia lebih luas daripada tumbuhan.
Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
hewan dan manusia, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor ini berasal dari dalam tubuh hewan atau manusia itu sendiri. Faktor
internal terdiri atas gen dan hormon. Gen merupakan substansi genetik yang
diturunkan dari induk kepada anaknya. Hewan atau manusia memiliki gen
tumbuh yang baik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal sesuai periode pertumbuhan dan perkembangannya. Adapun hormon
dapat mempengaruhi kegiatan dalam sel. Salah satu peran hormon adalah
mengatur
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan.
Contoh
hormon
pertumbuhan pada hewan adalah tiroksin, ekdison dan juvenile, dan
somatomedin. Sementara, hormon pertumbuhan pada manusia adalah
somatotropin (HGH), tiroksin, testosteron, dan estrogen dan progesteron.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
hewan dan manusia adalah semua faktor yang berasal dari luar tubuh. Misalnya
nutriea, air, cahaya, dan lingkungan.
1)
Nutrisi
Nutriea dibutuhkan hewan dan manusia untuk dapat beraktivitas. Nutriea
yang dibutuhkan hewan dan manusia meliputi karbohidrat, lemak, protein,
berbagai jenis vitamin, dan berbagai jenis mineral.
15
2)
Air
Baik tubuh hewan maupun manusia tersusun dari 70% air. Oleh karena itu,
kebutuhan air harus terpenuhi setiap saat. Air berperan penting dalam
metabolisme sel. Setiap hari, tubuh membutuhkan ± 2,5 liter air untuk
mengganti cairan yang hilang.
3)
Cahaya Matahari
Salah satu manfaat cahaya matahari bagi hewan dan manusia yaitu
mengaktifkan provitamin D pada kulit. Dengan demikian, hewan dan
manusia mendapatkan vitamin D. Vitamin ini berperan dalam proses
pembentukan tulang.
4)
Lingkungan
Lingkungan geografis atau lingkungan alam tempat hewan dan manusia
tinggal
sangat
berpengaruh
terhadap
proses
pertumbuhan
dan
perkembangannya. Hewan yang hidup di daerah beriklim dingin memiliki
jaringan lemak yang lebih tebal daripada hewan-hewan yang hidup di
daerah beriklim panas. Demikian juga pada manusia. Manusia yang hidup
di daerah bersalju, gurun, atau daerah tandus memiliki keterampilan hidup
yang sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Jadi, faktor lingkungan
juga dapat memunculkan kemampuan adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungan tersebut
4. Metamorfosis
Metamorfosis adalah proses perkembangan biologis hewan yang ditandai
dengan perubahan fisik dan atau struktur setelah kelahiran atau menetas.
Metamorfosis dibagi menjadi dua, yaitu Metamorfosis Sempurna dan
Metamorfosis Tidak Sempurna
16
Metamorfosis sempurna adalah pertumbuhan hewan dengan mengalami
perubahan bentuk, yaitu hewan yang baru menetas memiliki bentuk berbeda
dengan hewan dewasa. Contoh hewan yang mengalami proses metamorfosis
sempurna adalah kupu-kup, katak, lalat dan nyamuk.Contoh :
Metamorfosis tidak sempurna adalah proses pertumbuhan hewan dengan tidak
mengalami perubahan bentuk, yaitu hewan yang baru menetas hampir sama
bentuknya dengan hewan dewasa, hanya saja ketika baru menetas ada bagian yang
belum tumbuh dan setelah dewasa bagian tersebut telah sempurna tumbuh. Contoh
hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah Belalang, Capung dan
Kecoa. Contoh :
17
Download