MATERI SUPLEMEN PENGETAHUAN PEMBEKALAN KEPROFESIAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PERENCANAAN & TATA RUANG (1 JP) BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PEMAHAMAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH OUTLINE DEFINISI PENATAAN RUANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG CONTOH DRAFT DOKUMEN TATA RUANG 2 PEMAHAMAN HUKUM DAN ADMINISTRASI P E N G E RT I A N H U K U M A D M I N I S T R A S I N E G A R A J.H.P. Beltefroid Prajudi Atmosudirdjo keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelismajelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya hukum mengenai operasi dan pengendalian dari kekuasaankekuasaan administrasi atau pengawasan terhadap penguasapenguasa administrasi 4 FUNGSI HUKUM SEBAGAI SARANA PEMBANGUNAN Penertib (Control) Menciptakan kerangka bagi pengambil keputusan politik dan pemecahan perselihan Katalisator Memudahkan terjadinya proses perubahan melalui adanya pembaruan hukum Penyeimbang (Balancing) Menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara kepentingan publik dan privat 5 STRUKTUR ADMINISTRASI PUBLIK Masyarakat Primitif Negara Sedang Berkembang Negara Maju jelas dan realitas kabur dan ambisius jelas dan realistis kuat lemah kuat Kapasitas Operasional konsisten dan fungsional disfungsional konsisten dan fungsional Orientasi Sektor Publik output input control, command and control monitoring input dan outpur Pengambilan Keputusan desentralised sentralistik desentralised informal dan kepercayaan semiformal, kurang dipercayai dan mengabaikan aturan main formal dan legal Tu j u a n Lingkungan Otorisasi Lingkungan Sektor Publik Kelemahan administrasi publik khususnya bagi negara sedang berkembang adalah karena warisan kolonialisme Administrasi pembangunan berkaitan dengan efektifitas fungsi pemerintahan 6 P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E R I N TA H P U S AT D A N D A E R A H 3 A S A S P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E R I N TA H DESENTRALISASI DEKONSENTRASI TUGAS PEMBANTUAN penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu 8 TUJUAN DESENTRALISASI 1 2 3 4 JENIS DESENTRALISASI Politik, mencegah tirani (kekuasaan) dan sebagai bentuk tindakan pendemokrasian Pemerintahan, efisiensi kinerja dengan menyelenggarakan pemerintahan daerah Ekonomi, menghilangkan kesenjangan vertikal dan horizontal Good Governance, mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat Desentralisasi Politik (Kewenangan yang Luas) Desentralisasi Administrasi (Diskresi Kebijakan) Desentralisasi Fiskal (Proporsi Anggaran yang Besar) 9 DESENTRALISASI PRO KONTRA Lebih dekat dan sensitif terhadap masalah Peningkatan dalam kapasitas lokal Masalah koordinasi pusat dengan daerah: kepentingan, konflik, administrasi Partisipasi masyarakat Ketidakmampuan kapasitas lokal Efisiensi Adanya perbedaan dalam kekuasaan dan sumber daya Stabilitas politik Tidak selalu sejalan dengan dukungan finansial 10 PEMERINTAH PUSAT RENSTRA K/L Pedoman Pedoman RPJP NASIONAL Pedoman Diacu RPJP DAERAH RPJMD NASIONAL RPJMD DAERAH Dijabarkan Dijabarkan RENSTRA SKPD RKA K/L Pedoman RAPBN Pedoman RINCIAN APBN RKP Pedoman APBN Diserasikan melalui musrenbag RKPD Pedoman RAPBD Pedoman APBD Diacu Pedoman PEMERINTAH DAERAH Pedoman Diacu Diperhatikan Pedoman RENJA K/L Pedoman UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan RENJA SKPD Pedoman RKA SKPD Pedoman RINCIAN APBD UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara H U B U N G A N P U S AT D A N D A E R A H D A L A M S I S T E M P E R E N C A N A A 11 N H I R A R K I S I S T E M P E R E N C A N A A N TATA R U A N G Sistem Perencanaan Tata Ruang Nasional Sistem Perencanaan Tata Ruang Provinsi Sistem Perencanaan Tata Ruang Kabupaten/ Kota Rencana Umum Tata Ruang RTRW Nasional RTRW Provinsi RTRW Kabupaten/ Kota Rencana Operasional RTR Pulau, Kawasan Tertentu, Kawasan Perbatasan, Kawasan Terpencil Rencana Bagian Wilayah Provinsi RDTR Kabupaten/ Kota Rencana Operasional Teknis RTR Kawasan Strategis Nasional RTR Kawasan Strategis Provinsi RTR Kawasan Strategis Kabupaten/ Kota 12 D E F I N I S I P E N ATA A N R U A N G Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang PENATAAN RUANG U n d a n g - U n d a n g N o . 2 6 Ta h u n 2 0 0 7 tentang Penataan Ruang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, laut, dan udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah dalam kelangsungan hidupnya Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah Peraturan Tata Ruang Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2002 tentang Koordinasi Penataan Ruang Nasional Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Pengawasan Sungai dan Batas Sungai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Masayrakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/kota. 15 Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang RTH Kawasan Perkotaan Peraturan Tata Ruang Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kab/Kota Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2002 tentang Koordinasi Penataan Ruang Nasional Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Pengawasan Sungai dan Batas Sungai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Masayrakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah Peraturan Menteri Negara Agraria / Ka BPN Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perpres Nomor 36/2005 tentang Pengadaan Tanah 16 K L A S I F I K A S I P E N ATA A N R U A N G Sistem Sistem Wilayah Sistem Internal Perkotaan Fungsi Utama Kawasan Lindung Kawasan Budidaya Wilayah Administrasif Kegiatan Kawasan Nilai Strategis Kawasan Penataan Ruang Wilayah Nasional Penataan Ruang Wilayah Provinsi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Penataan Ruang Kawasan Pedesaan Penataan Ruang Kawasan Strategis Nasional Penataan Ruang Kawasan Strategis Provinsi Penataan Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/ Kota 17 P E N Y E L E N G G A R A A N P E N ATA A N R U A N G P E N Y E L E N G G A R A A N P E N ATA A N R U A N G pengaturan perundangan-undangan pedoman siskom pembinaan pelaksanaan koordinasi sosialisasi perencanaan supervisi RUTR RRTR pengawasan pemanfaatan pelaksanaan program pengendalian penetapan PZ pemantauan evaluasi diklat publikasi pengembangan masyarakat litbang RTRWN RTRWP RTRP/K RDTRK/K RTRKSP RTRKSN pembiayaan perijinan pelaporan RTRWK/K RTRKSK/K penatagunaan in/disin-sentif sanksi M U ATA N P E N ATA A N R U A N G PERENCANAAN TATA RUANG Suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang PEMANFAATAN RUANG Upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang 20 RENCANA STRUKTUR RUANG Rencana sistem pusat permukiman & rencana sistem jaringan prasarana, meliputi sistem jaringan prasarana wilayah dan sistem perkotaan dalam kawasan perdesaan di wilayah pelayanannya RENCANA POLA RUANG Rencana peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya, yaitu peruntukan ruang untuk kegiatan pelestarian lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan P E R E N C A N A A N TATA R U A N G Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau dan nonhijau; Rencana penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pertumbuhan wilayah, seperti jaringan pejalan kaki dan angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi bencana. 21 P R O S E D U R U M U M P E R E N C A N A A N TATA R U A N G Proses Persetujuan Dan Rekomendasi RTRW Kabupaten/ Kota Proses Penetapan Raperda Provinsi dan Kabupaten/ Kota Proses Asistensi di Kementerian PUPR Alur Mekanisme Konsultasi Dan Evaluasi Raperda RTRW Kab/Kota Mekanisme Konsultasi Dan Evaluasi Raperda RTRW Kab/Kota 1. 2. 3. Pesertujuan Substansi Evaluasi Penetapan J A N G K A W A K T U P E N Y U S U N A N R T R W K A B U PAT E N / K O TA Perkiraan keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk penyusunan RTRW Kabupaten adalah 24 bulan. Perkiraan waktu untuk penetapan Perda RTRW Kabupaten adalah 8 – 16 bulan. P E M A N FA ATA N RUANG Program Pemanfaatan Ruang di Tahun x+n Menerapkan instrumen pemanfaatan agar membentuk kondisi eksisting menuju kondisi yang diharapkan pada tahun x+n 3 4 Kondisi Saat Ini Terbangun sesuai rencana pada tahun x+20 Kosong/ nonterbangun/ idle land Terisi/ terbangun/ sudah ada 1 Akhir Rencana 2 Menyusun Program Sektoral Menjembatani antara rencana tata ruang dengan indikasi program hingga tahun x+20 29 K E R A N G K A L O G I S P E M A N FA ATA N R U A N G untuk melakukan pembebasan lahan/ memperoleh tanah Izin Lokasi Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah Izin Prinsip diperkenankan untuk diselenggarakan/ beroperasi (SPPL) IMB berdasarkan peraturan zonasi Izin Mendirikan Bangunan untuk permohonan mendirikan bangunan I Z I N P E M A N FA ATA N R U A N G Land Use Conversion perubahan penggunaan/ pemanfaatan lahan Pasal 160 dan 163 PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang 31 Peraturan zonasi (PZ) berisikan ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona, pengaturan lanjut mengenai pemanfaatan lahan, dan prosedur pelaksanaan pembangunan, serta sanksi bagi pihak yang melanggar. PZ adalah pengaturan lebih lanjut untuk penetapan pemanfaatan ruang dalam pola ruang wilayah, sehingga PZ menjadi rujukan untuk menyusun ketetapan penggunaan lahan dalam RDTRK, dimana hal ini ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Perangkat pengendalian pembangunan Pedoman penyusunan rencana operasional Panduan teknis pengembangan tapak F U N G S I P E R AT U R A N Z O N A S I P R O S E S P E N Y U S U N A N P E R AT U R A N Z O N A S I Kegiatan dan Penggunaan Lahan Penyusunan Daftar Kegiatan Penyusunan Standar Teknis Intensitas Pemanfaatan Ruang Penyusunan Klasifikasi Zonasi Tata Bangunan Penyusunan Aturan Teknis Zonasi Pemilihan Aturan Pelaksanaan Sarana dan Prasarana Ketentuan Tambahan Ketentuan Khusus Pemilihan Teknik Pengaturan Zonasi Penetapan Deliniasi Blok Peruntukan 1 2 3 4 Penyusunan Peta Zonasi 5 6 7 8 9 M U ATA N U TA M A AT U R A N Z O N A S I 1. 2. 3. 4. KETENTUAN TEKNIS Use Bulk/ Building And Massing Penggunaan lahan dan bangunan (penggunaan utama, penggunaan pelengkap, penggunaan sesuai pengecualian khusus) Tata massa bangunan (tinggi, sempadan, luas minimum persil) Zona-zona Required Infrastructure Dasar, sub-zona, jenis-jenis perpetakan (main land use), jenisjenis penggunaan (sub uses) Persyaratan prasarana minimum (parkir, bongkarmuat, dll) Intensity Aturan Tambahan Intensitas atau kepadatan (KDB, KLB, KDH, kepadatan bangunan, kepadatan penduduk) Estetika, media reklame, view, dll (dapat diatur terpisah dalam design guidelines) P R O S E D U R A D M I N I S T R A S I D A N P E R A N G K AT S U B S TA N S I P E N A N G G U L A N G G A N D A M PA K KETENTUAN LAIN Perubahan, Amandemen, dan Sanksi 35 C O N TO H D R A F T D O K U M E N TATA R U A N G D R A F T P E R E N C A N A A N , P E M A N FA ATA N , D A N PENGENDALIAN RUANG C O N T O H B A G I A N D A R I TA H A PA N P E N G U R U S A N I Z I N P E M A N FA ATA N R U A N G C O N TO H S U R AT : PERTIMBANGAN TEKNISDAN SARAN R E K O M E N D A S I I Z I N P E M A N FA ATA N R U A N G D I K AWA S A N B A N D U N G U TA R A KLIK [email protected] [email protected] TERIMA KASIH BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT