SIKLUS MENSTRUASI Pengertian : Menstruasi adalah perdarahan periodic pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Lamanya menstruasi rata-rata 5 hari ( rentang 3 – 6 hari ), dengan jumlah darah rata-rata 50 ml (rentang 20 ml – 80 ml). Siklus menstruasi merupakan serangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hypothalamus dan hipofisis serta di ovarium. A. Siklus Endometrium Siklus endometrium terdiri dari 4 fase : a. Fase menstruasi b. Fase proliferasi c. Fase sekresi d. Fase iskemik Fase Menstruasi Pada fase ini, lapisan fungsional (spongiosa dan kompakta) meluruh oleh karena vasokonstriksi periodic lapisan atas endometrium, sedangkan lapisan stratum basale dipertahankan. Fase ini berlangsung sekitar 5 hari dari awal menstruasi sampai dengan hari ke-5 siklus menstruasi. Fase Proliferasi Merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sekitar hari ke-5 hingga ovulasi. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar 4 hari atau menjelang perdarahan menstruasi berhenti. Sejak itu penebalan terjadi 8 – 10 kali lipat, dan berakhir sampai ovulasi. Fase proliferasi dipengaruhi oleh stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium (folikel de Graff) Fase Sekresi Berlangsung sejak ovulasi sampai sekitar 3 hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada fase ini endometrium lebih edematosa, vascular, dan fungsional. Pada akhir fase sekresi endometrium mencapai ketebalan maksimal yang kaya dengan pembuluh darah dan kelenjar yang sesuai untuk melindungi dan memberi nutrisi pada ovum yang dibuahi. Ovum yang dibuahi kemudian berimplantasi (nidasi) sekitar 7 – 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang menghasilkan estrogen dan sebagian besar progesterone menyusut. Kalau terjadi pembuahan, maka korpus luteum akan dipertahankan sampai kehamilan bulan ke-4, kemudian fungsinya diganti oleh plasenta. Fase Iskemik Seiring dengan penurunan estrogen dan progesterone yang cepat akibat menyusutnya korpus luteum, pembuluh darah menjadi spasme, suplai darah ke endometrium fungsional berhenti sehingga terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal, kemudian meluruh disertai perdarahan, sehingga perdarahan menstruasi dimulai B. Siklus Hipothalamus – Hipofise Akhir siklus menstruasi, kadar estrogen dan progesterone dalam darah menurun, sehingga keadaan ini akan menstimulasi hypothalamus untuk mensekresi Gn-RH. Gn-RH menstimulasi hipofise anterior untuk mensekresi FSH, kemudian FSH ini akan menstimulasi perkembangan folikel di ovarium sehingga menjadi folikel matang (folikel de Graff) yang memproduksi estrogen. Menjelang ovulasi (hari ke-12) kadar estrogen semakin tinggi, sehingga akan menstimulasi hypothalamus untuk mensekresi Gn-RH yang akan menstimulasi hipofise anterior untuk mensekresi LH. Lonjakan LH ini akan menekan FSH shingga kadar estrogen mulai menurun. Lonjakan LH dan menurunnya kadar estrogen akan mengawali terjadinya ovulasi (ekspulsi ovum dari folikel de Graff) dalam 24 – 36 jam. LH mencapai puncak sekitar hari ke-13 atau hari ke-14 pada siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi, korpus luteum menyusut sehingga kadar estrogen dan progesterone menurun, terjadi menstruasi, dan sekali lagi hypothalamus distimulasi untuk mensekresi Gn-RH. C. Siklus Ovarium Folikel primer berisi oosit tidak matur (ovum primordial), di bawah pengaruh FSH yang disekresi oleh hipofise anterior, maka folikel primer tadi akan berkembang menjadi folikel yang matur (folikel de Graff) di mana folikel ini akan menghasilkan estrogen pada lapisan teka interna, sehingga kadar estrogen meningkat menjelang ovulasi. Meningkatnya kadar estrogen akan menstimulasi Gn-RH untuk memicu pengeluaran LH oleh hipofise anterior sehingga estrogen menurun.Penurunan estrogen dan lonjakan LH sebelum ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Dalam folikel terpilih oosit menjadi matur dan terjadi ovulasi, kemudian folikel kosong berubah menjadi korpus luteum yang menghasilkan estrogen dan sebagian besar progesterone. 1.