Uploaded by randiviasan

Motivasi

advertisement
MOTIVASI
By : Ratna Diviasari
A PA K A H M O T I V A S I I T U ?
Motivasi merupakan proses dimana usaha seseorang diberi energi,
diarahkan, dan dilakukan secara berkelanjutan menuju tercapainya suatu tujuan.
Ada tiga elemen motivasi yang terdapat dalam definisi tersebut, yaitu :
 Energi merupakan ukuran dari intensitas atau dorongan, dengan menunjukkan
usaha dan kerja keras.
 Arah merupakan usaha yang diarahkan dan konsisten dengan tujuan organisasi
 Ketekunan dalam mencapai tujuan.
 M a s l o w ’s h i e r a r c h y o f n e e d s
TEORI
AWAL
MOTIVASI
 M c G r e g o r ’s T h e o r i e s X a n d Y
 H e r z b e r g ’s t w o - f a c t o r t h e o r y
 M c C l e l l a n d ’s t h r e e - n e e d s t h e o r y
MASLOW ’S HIERARCHY OF NEEDS
THEORY
Maslow’s Hierarchy of needs theory merupakan teori Maslow yang menyatakan bahwa dalam setiap orang terdapat
sebuah hierarkhi dari lima kebutuhan, yang terdiri dari :
 Kebutuhan fisiologis (psychological needs)
 Kebutuhan penghargaan (esteem needs)
kebutuhan seseorang akan makanan, minuman,
kebutuhan seseorang akan faktor-faktor penghargaan
tempat tinggal, seks, dan kebutuhan fisik lainnya.
internal, seperti harga diri, otonomi, dan prestasi,
 Kebutuhan keamanan (safety needs)
kebutuhan
seseorang
akan
keamanan
serta faktor-faktor penghargaan eksternal, seperti
dan
perlindungan dari kejahatan fisik dan emosional.
 Kebutuhan social (social needs)
status, pengakuan, dan perhatian.
 Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)
kebutuhan seseorang akan pertumbuhan, pencapaian
kebutuhan akan kasih sayang, rasa memiliki, dan
potensi seseorang, dan pemenuhan diri; dorongan
persahabatan.
untuk mampu menjadi apa yang diinginkan.
MASLOW ’S HIERARCHY OF NEEDS
THEORY
Kebutuhan aktualisasi
Kebutuhan penghargaan
 Setiap tingkatan dalam hierarkhi kebutuhan harus
dipenuhi sebelum kebutuhan berikutnya menjadi
dominan.
 Seorang individu naik hierarkhi kebutuhan dari satu
tingkatan ke tingkatan berikutnya.
Kebutuhan sosial
 Kebutuhan yang lebih rendah sebagian besar
dipenuhi secara eksternal, kebutuhan yang lebih
tinggi dipenuhi secara internal.
Kebutuhan keamanan
 Setelah suatu kebutuhan secara substansial
terpenuhi, individu tidak lagi termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan itu.
Kebutuhan fisiologis
 Menurut teori ini, motivator harus memperhatikan
pada tingkat kebutuhan mana seseorang berada,
dan fokus untuk memenuhi kebutuhan itu atau
tingkat di atasnya.
MCGREGOR’S THEORY X AND
THEORY Y
 Theory X adalah pandangan negatif orang yang menganggap karyawan memiliki sedikit ambisi,
tidak suka bekerja, ingin menghindari tanggung jawab, dan perlu dikontrol secara ketat untuk
bekerja secara efektif.
 Theory Y adalah pandangan positif yang mengasumsikan bahwa para karyawan kreatif, menikmati
pekerjaan, mencari tanggung jawab, dan mempraktikkan pengarahan diri. Teori Y harus menjadi
panduan praktik manajemen dan menyatakan bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan,
pekerjaan yang menantang dan penuh tanggung jawab, serta hubungan kelompok yang baik akan
memaksimumkan motivasi karyawan.
H E R Z B E R G ’ S T W O - FA C TO R T H E O RY
Teori dua faktor (Two factor theory/motivation-hygiene theory) merupakan teori motivasi yang
menyatakan bahwa faktor-faktor intrinsik terkait dengan kepuasan kerja, sedangkan faktor-faktor ekstrinsik
berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Ketika orang-orang merasa baik dengan pekerjaannya, mereka
cenderung mengutip faktor intrinsik yang timbul dari pekerjaan itu sendiri seperti prestasi, pengakuan, dan
tanggung jawab. Di sisi lain, ketika mereka tidak puas, mereka cenderung mengutip faktor-faktor ekstrinsik
yang timbul dari konteks pekerjaan seperti kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, hubungan
interpersonal, dan kondisi kerja.
H E R Z B E R G ’ S T W O - FA C TO R T H E O RY
Selain itu, Herzberg percaya bahwa data menunjukkan kebalikan dari kepuasan bukanlah ketidakpuasan, seperti
yang secara tradisional diyakini. Menghapus karakteristik yang tidak memuaskan (dissatisfying characteristics) dari
suatu pekerjaan tidak selalu membuat pekerjaan itu lebih memuaskan (atau memotivasi). Herzbeg menyatakan
bahwa kebalikan dari "kepuasan" adalah “bukan kepuasan" dan kebalikan dari "ketidakpuasan" adalah “bukan
ketidakpuasan.“ Sekali lagi, Herzberg percaya bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja terpisah dan
berbeda dari yang menyebabkan ketidakpuasan kerja.
Tidak Puas
Puas
Kepuasan
Bukan Kepuasan
Bukan ketidakpuasan
Ketidakpuasan
H E R Z B E R G ’ S T W O - FA C TO R T H E O RY
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Prestasi
Pengakuan
Pekerjaan itu sendiri
Tanggung jawab
Kemajuan
Pertumbuhan
•
•
•
•
Ekstrim Puas
Netral
Pengawasan
Kebijakan perusahaan
Hubungan dengan penyelia
Kondisi kerja
Gaji
Hubungan dengan rekan
kerja
Kehidupan pribadi
Hubungan dengan bawahan
Status
Keamanan
Ekstrim tidak puas
 Hygiene factors
Merupakan faktor-faktor ekstrinsik
yang jika memenuhi syarat dapat
menghilangkan ketidakpuasan kerja
tetapi tidak memotivasi.
 Motivators
merupakan faktor-faktor intrinsik
yang berkaitan dengan pekerjaan itu
sendiri dimana faktor ini bisa
meningkatkan kepuasan kerja dan
motivasi.
MCCLELLAND’S THREE-NEEDS
THEORY
David McClelland dan rekan-rekannya mengusulkan three-needs theory yang menyatakan bahwa
terdapat tiga kebutuhan yang diperoleh (bukan bawaan) yang merupakan motivator utama dalam
pekerjaan, yaitu :
 Need for achievement (nAch) merupakan kebutuhan untuk sukses dan unggul dalam kaitannya
dengan serangkaian standar.
 Need for power (nPow) merupakan kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dengan cara
dimana mereka tidak akan bersikap sebaliknya.
 Need for affiliation (nAff) merupakan keinginan untuk hubungan antarpribadi yang akrab dan
dekat.
THREE-NEEDS THEORY
 Orang dengan nAch menghindari tugas yang
 nAch dapat dilatih dengan meletakkan
mereka anggap sangat mudah atau sangat
mereka pada situasi dimana mereka memiliki
sulit.
tanggung jawab pribadi, umpan balik, dan
risiko yang moderat.
 Orang dengan nAch tinggi tidak serta merta
membuatnya menjadi seorang manajer yang
baik, terutama untuk organisasi besar. Karena
yang nAch tinggi focus pada prestasinya
sendiri,
sementara
manajer
yang
baik
menekankan membantu orang lain dalam
mencapai tujuan mereka.
 Manajer yang baik cenderung tinggi dalam
nPow dan rendah dalam nAff.
THREE-NEEDS THEORY
Ketiga kebutuhan tadi dapat diukur dengan menggunakan tes proyektif (dikenal sebagai Thematic Apperception
Test atau TAT), dimana responden bereaksi terhadap serangkaian gambar. Setiap gambar ditampilkan secara singkat
kepada seseorang yang akan menulis cerita berdasarkan gambar tersebut. Penerjemah yang terlatih kemudian
menentukan tingkat nAch, nPow, dan nAff dari individu tersebut berdasarkan cerita yang ditulis.
 Goal-Setting Theories
TEORI-TEORI
KONTEMPORER
TENTANG
MOTIVASI
 Reinforcement Theory
 Designing Motivating Jobs
 Equity Theory
 Expectancy Theory
 Integrating Contemporary Theories of Motivation
GOAL-SETTING THEORY
Goal-setting theory merupakan dalil yang menyatakan bahwa tujuan spesifik meningkatkan kinerja. Dan tujuan yang sulit, ketika diterima,
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang mudah. Teori ini mengatakan bahwa bekerja dengan tujuan yang spesifik
ataupun dengan tujuam yang sulit merupakan sumber utama motivasi kerja.
Ada 4 kemungkinan yang mempengaruhi hubungan tujuan dan kinerja, yaitu :
 Feedback, orang akan melakukan sesuatu dengan lebih baik jika mereka mendapatkan umpan balik tentang seberapa baik mereka
berhasil dalam mencapai tujuan mereka karena umpan balik membantu mengidentifikasi perbedaan antara apa yang telah mereka
lakukan dan apa yang ingin mereka lakukan. Self-generated feedback lebih kuat dari pada feedback dari luar.
 Commitment to the goal, komitmen kemungkinan besar terjadi ketika tujuan dibuat publik, ketika individu memiliki lokus kontrol
internal, dan ketika tujuannya ditetapkan diri sendiri ketimbang tujuannya ditugaskan.
 Self-efficacy merupakan keyakinan individu bahwa ia mampu melaksanakan suatu tugas. Individu dengan self-efficacy yang tinggi
tampaknya merespons umpan balik negatif dengan meningkatkan usaha dan motivasinya, sedangkan mereka yang memiliki self-efficacy
rendah cenderung mengurangi usahanya ketika diberikan umpan balik negatif.
 National culture, untuk mendukung goal-setting theory, suatu negara perlu mempunyai budaya nasional, seperti bawahan yang cukup
mandiri, orang-orang akan mencari tujuan yang menantang (rendah dalam penghindaran ketidakpastian), dan bahwa kinerja dianggap
penting oleh kedua manajer dan bawahan (tinggi dalam ketegasan). Jangan berharap penetapan tujuan mengarah pada kinerja
karyawan yang lebih tinggi di negara-negara di mana karakteristik budaya tidak seperti ini.
GOAL-SETTING THEORY
REINFORCEMENT THEORY
Reinforcement Theory merupakan teori yang menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi dari konsekuensikonsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi tersebut yang kemudian segera mengikuti perilaku dan meningkatkan kemungkinan
bahwa perilaku akan diulang disebut reinforcers.
Menurut B. F. Skinner, orang-orang kemungkinan besar akan terlibat dalam perilaku yang diinginkan jika mereka
dihargai karena melakukan hal itu. Penghargaan ini paling efektif jika mereka segera mengikuti perilaku yang diinginkan;
dan perilaku yang tidak dihargai, atau dihukum, kecil kemungkinannya untuk diulang.
Berdasarkan Reinforcement Theory, manajer dapat mempengaruhi perilaku karyawan dengan menggunakan
penguat positif dalam tindakan-tindakan yang membantu organisasi mencapai tujuannya. Contohnya : Walmart
memberikan bonus kepada karyawan bertujuan untuk menjaga motivasi karyawan untuk mencapai tujuan dengan
memberikan imbalan ketika mereka mencapainya, sehingga memperkuat perilakunya. Dan manajer harus
mengabaikan/bukan menghukum perilaku yang tidak diinginkan. Meskipun dengan hukuman dapat menghilangkan
perilaku yang tidak diinginkan lebih cepat daripada non-penguatan, efeknya seringkali bersifat sementara dan mungkin
memiliki efek samping yang tidak menyenangkan, termasuk perilaku disfungsional seperti konflik di tempat kerja,
ketidakhadiran, dan pergantian.
D E S I G N I N G M O T I V AT I N G J O B S
Desain pekerjaan (Job design) merupakan cara dimana tugas-tugas digabungkan
untuk membentuk suatu pekerjaan yang lengkap. Para manajer harus merancang
pekerjaan dengan berhati-hati dan penuh perhatian untuk mempertimbangkan
perubahan lingkungan; teknologi organisasi; serta ketrampilan, kemampuan, dan
preferensi karyawan; sehingga karyawan termotivasi untuk bekerja keras. Karena
manajer ingin memotivasi individu dalam pekerjaannya, maka manajer perlu
mengetahui cara untuk merancang pekerjaan yang memotivasi, yang terdiri dari :
 Job Enlargement
 Job Enrichment
 Job Characteristics Model (JCM)
D E S I G N I N G M O T I V AT I N G J O B S
 Pemekaran pekerjaan (Job Enlargement) merupakan
 Pengayaan
Pekerjaan
(job
enrichment)
merupakan
perluasan pekerjaan secara horizontal melalui
perluasan pekerjaan secara vertikal dengan menambah
penambahan
Penambahan
kebebasan, kemandirian, tanggung jawab, perencanaan
Lingkup pekerjaan (job scope) merupakan sejumlah
dan evaluasi. Meningkatkan kedalaman pekerjaan (job
tugas berbeda yang diperlukan dalam pekerjaan dan
depth) yang merupakan tingkat kendali karyawan atas
frekuensi
tersebut.
pekerjaan mereka. Selain itu, pekerja mendapat umpan
Misalnya, pekerjaan ahli kebersihan gigi bisa
balik sehingga mereka dapat menilai dan memperbaiki
diperluas
kinerja mereka sendiri.
lingkup
pengulangan
sehingga
membersihkan
mengisinya
pekerjaan.
gigi,
kembali
tugas-tugas
sebagai
tambahan
mengambil
setelah
file
selesai,
membersihkan dan menyimpan instrumen.
bisa
pasien,
serta
Misalnya, pengayaan kerja
terhadap ahli kebersihan gigi dimana dia bisa, selain
membersihkan
(perencanaan)
gigi,
dan
menjadwalkan
menindaklanjuti
janji
temu
dengan
klien
(mengevaluasi).
* Namun, sayangnya kedua cara di atas tidak memberikan kerangka kerja yang efektif bagi manajer dalam mendesain pekerjaan yang memotivasi.
D E S I G N I N G M O T I V AT I N G J O B S
Job characteristics model (JCM) adalah metode yang lebih efektif dibanding dua metode sebelumnya. JCM merupakan kerangka kerja
untuk menganalisis dan mendesain pekerjaan yang mengidentifikasi lima dimensi pekerjaan inti, keterikatannya dan dampaknya
terhadap hasil.
 Keragaman ketrampilan (skill variety) merupakan tingkat dimana sebuah pekerjaan memerlukan keragaman aktivitas sehingga
seorang karyawan dapat menggunakan sejumlah ketrampilan dan bakat yang berbeda.
 Identitas tugas (task dentity) merupakan tingkat dimana sebuah pekerjaan memerlukan penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan dan identifikasi bagian-bagian pekerjaan.
 Signifikansi tugas (task significance) merupakan tingkat dimana sebuah pekerjaan mempunyai dampak yang besar pada
kehidupan atau pekerjaan orang lain.
 Otonomi (Autonomy) merupakan tingkat dimana sebuah pekerjaan memberikan kebebasan, independensi, dan kebijaksanaan
yang substantial kepada individu dalam menjadwalkan pekerjaan dan menentukan prosedur yang akan digunakan untuk
melaksanakannya.
 Umpan balik (feedback) merupakan tingkat dimana di dalam melakukan aktivitas kerja yang diperlukan untuk mencapai hasil
pekerjaan individu, diperlukan informasi yang langsung dan jelas mengenai efektivitas kinerjanya.
D E S I G N I N G M O T I V AT I N G J O B S
 Perhatikan bagaimana tiga
dimensi pertama, yaitu skill
variety, task identity, and task
significance bergabung untuk
menciptakan pekerjaan yang
bermakna, penting, dan
berharga.
 Perhatikan juga bahwa ketika
pekerjaan itu memiliki
Autonomy, maka akan
memberi pemilik pekerjaan
perasaan tanggung jawab
pribadi terhadap hasil dari
pekerjaan itu
 Dan jika suatu pekerjaan
memberikan feedback,
karyawan akan tahu seberapa
efektif kinerjanya.
D E S I G N I N G M O T I V AT I N G J O B S
Job characteristics model (JCM) tidak benar-benar sesuai untuk pekerjaan masa kini yang lebih berorientasi
pada layanan dan pengetahuan, dimana mengubah tugas-tugas yang karyawan lakukan dalam pekerjaannya.
Sehingga perlu merancang ulang pendekatan desain pekerjaan, yang dibagi menjadi 2, yaitu :
 Perspektif relasional: suatu pendekatan tentang suatu desain pekerjaan yang berfokus pada bagaimana
tugas dan pekerjaan bagi orang semakin didasarkan pada hubungan sosial.
 Perspektif proaktif: suatu pendekatan tentang desain pekerjaan dimana karyawan mengambil inisiatif
untuk mengubah cara dalam melakukan pekerjaan mereka. Satu aliran penelitian yang relevan dengan
desain kerja proaktif adalah praktik kerja dengan keterlibatan tinggi, yaitu praktik kerja yang dirangsang
untuk memperoleh masukan atau keterlibatan yang lebih besar dari pekerja.
EQUITY THEORY
Equity theory merupakan teori dimana karyawan membandingkan rasio input-hasil dari pekerjaannya dengan rasio
orang lain yang relevan. Setelah dibandingkan rasionya dan jika ternyata ada ketidakadilan maka karyawan tersebut akan
berusaha memperbaiki ketidakadilan yang terjadi. Hasilnya mungkin bisa produktivitas yang lebih tinggi atau rendah,
peningkatan atau penurunan kualitas output, peningkatan absensi, atau pengunduran diri secara sukarela.
The refferent adalah other persons, systems, or selves individuals yang seseorang bandingkan dengan dirinya
sendiri untuk menilai keadilan.
 Kategori “persons" termasuk orang lain dengan pekerjaan serupa di organisasi yang sama tetapi juga mencakup
teman, tetangga, atau rekan profesional. Berdasarkan apa yang mereka dengar di kantor atau baca di koran atau
jurnal perdagangan, karyawan membandingkan gajinya dengan gaji orang lain.
 Kategori "systems“ termasuk kebijakan, prosedur, dan alokasi pembayaran organisasi.
 Kategori “self" merujuk untuk rasio input-hasil yang unik untuk individu. Itu mencerminkan pengalaman dan kontak
pribadi di masa lalu dan dipengaruhi oleh kriteria seperti pekerjaan di masa lalu atau komitmen keluarga.
EQUITY THEORY
EQUITY THEORY
Dua macam keadilan, yaitu :
 Keadilan distributif : keadilan yang dirasakan terhadap jumlah dan alokasi imbalan di antara individu-individu (fokus equity
theory pada awalnya).
 Keadilan prosedural : keadilan yang dirasakan terhadap proses yang digunakan untuk menentukan distribusi imbalan
(penelitian terbaru berfokus pada keadilan ini).
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa keadilan distributif memiliki pengaruh yang lebih besar pada kepuasan karyawan
daripada keadilan prosedural, sementara keadilan prosedural cenderung memengaruhi komitmen organisasi karyawan,
kepercayaan pada bosnya, dan niat untuk berhenti.
Jadi implikasinya bagi manajer, mereka harusnya mempertimbangkan dan membagikan informasi mengenai bagaimana
keputusan alokasi dibuat secara terbuka, mengikuti prosedur dengan konsistensi dan tidak bias, terlibat dalam praktik-praktik
yang serupa untuk meningkatkan persepsi tentang keadilan procedural. Dengan meningkatkan persepsi keadilan prosedural,
karyawan cenderung melihat bos mereka dan organisasi sebagai hal yang positif bahkan jika mereka tidak puas dengan gaji,
promosi, dan hasil pribadi lainnya.
E X P E C TA N C Y T H E O R Y
Expectancy theory merupakan teori yang menyatakan bahwa individu cenderung bertindak dengan
cara tertentu yang berdasarkan pada harapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan
pada daya tarik dari hasil itu bagi individu tersebut. Teori ini meliputi tiga variabel atau hubungan, yaitu :
 Ekspektasi atau keterkaitan usaha-kinerja : probabilitas yang dirasakan oleh individu bahwa mengerahkan
sejumlah usaha akan menghasilkan tingkatan kinerja tertentu.
 Instrumentalitas atau keterkaitan kinerja-imbalan : tingkat dimana individu percaya bahwa memberikan
kinerja pada tingkat tertentu adalah alat yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
 Valensi atau daya tarik imbalan : pentingnya individu menempatkan hasil atau imbalan potensial yang
dapat dicapai dari suatu pekerjaan. Valensi mempertimbangkan baik tujuan maupun kebutuhan individu.
E X P E C TA N C Y T H E O R Y
Kunci expentancy theory adalah memahami tujuan individu dan keterkaitan antara upaya dan
kinerja, antara kinerja dan penghargaan, dan akhirnya, antara penghargaan dan kepuasan tujuan
individu. Itu menekankan hasil, atau hadiah. Sebagai hasilnya, kita harus percaya bahwa penghargaan
yang ditawarkan organisasi selaras apa yang diinginkan individu. Akhirnya, teori ini berkaitan dengan
persepsi. Realitas tidak relevan. Persepsi individu tentang kinerja, penghargaan, dan hasil tujuan akan
menentukan motivasinya (tingkat upaya)
I N T E G R AT I N G C O N T E M P O R A R Y
T H E O R I E S O F M O T I V AT I O N
 Gambar di samping menyajikan model yang mengintegrasikan banyak
hal yang kita ketahui tentang motivasi. Landasan dasarnya adalah
model expentancy model. Mari kita telusuri modelnya, mulai dari kiri.
Kotak individual effort memiliki panah yang mengarah kepadanya.
Panah ini mengalir dari goals direct behavior. Konsisten dengan goalsetting theory, keterkaitan goals-effort ini dimaksudkan untuk
menggambarkan bahwa tujuan mengarahkan perilaku.
 Expentancy theory memprediksi bahwa seorang karyawan akan
mengerahkan upaya tingkat tinggi jika dia merasakan ada hubungan
yang kuat antara upaya dan kinerja, kinerja dan penghargaan, dan
penghargaan dan kepuasan tujuan pribadi. Anda dapat dilihat dari
model ini bahwa tingkat kinerja individu ditentukan tidak hanya oleh
tingkat upaya individu tetapi juga oleh kemampuan individu untuk
bekerja dan apakah organisasi memiliki sistem evaluasi kinerja yang
adil dan obyektif. Hubungan performance-reward akan kuat jika
individu merasakan bahwa kinerja (bukan senioritas, favorit pribadi,
atau kriteria lain) adalah apa yang dihargai. keterkaitan terakhir dalam
expentancy theory adalah hubungan penghargaan-tujuan. Motivasi
akan setinggi-tingginya hingga penghargaan yang diterima individu
atas kinerjanya yang tinggi memuaskan kebutuhan dominan yang
konsisten dengan tujuan individualnya.
I N T E G R AT I N G C O N T E M P O R A R Y
T H E O R I E S O F M O T I V AT I O N
 Pada model ini juga ditunjukkan adanya the achievement-need,
reinforcement, equity, and JCM theories. The high achiever tidak
termotivasi oleh penilaian organisasi atas kinerja atau penghargaan
organisasinya; karenanya mereka yang memiliki nAch tinggi langsung
melompat dari upaya ke tujuan individu. Bagi mereka berprestasi
secara internal didorong selama pekerjaan yang mereka lakukan
memberi mereka tanggung jawab pribadi, umpan balik, dan risiko
sedang. Mereka tidak peduli dengan upaya-kinerja, kinerja-hadiah,
atau hubungan-tujuan penghargaan.
 Reinforcement theory terlihat dalam model dengan mengakui bahwa
reward dari organisasi memperkuat kinerja individu. Jika manajer
telah merancang sistem hadiah yang bagi karyawan sebagai
pembayaran untuk kinerja yang baik, penghargaan akan memperkuat
dan mendorong terus kinerja yang baik.
 Reward juga memainkan kunci dalam equity theory. Individu akan
membandingkan imbalan (hasil) yang mereka diterima dari input atau
upaya yang mereka lakukan dengan rasio input-hasil orang lain yang
relevan. Jika ada ketidakadilan, upaya yang dikeluarkan dapat
dipengaruhi.
I N T E G R AT I N G C O N T E M P O R A R Y
T H E O R I E S O F M O T I V AT I O N
 Akhirnya, JCM terlihat dalam model integratif ini. Karakteristik tugas
(job design) mempengaruhi motivasi kerja di dua tempat. Pertama,
pekerjaan yang dirancang di sekitar lima dimensi pekerjaan
cenderung mengarah pada kinerja yang lebih tinggi karena motivasi
individu akan dirangsang oleh pekerjaan itu sendiri; yaitu, mereka
akan meningkatkan hubungan antara upaya dan kinerja. Kedua,
pekerjaan yang dirancang di sekitar lima dimensi pekerjaan juga
meningkatkan kontrol karyawan atas elemen-elemen kunci dalam
pekerjaannya. Karena itu, pekerjaan yang menawarkan otonomi,
umpan balik, dan karakteristik tugas serupa membantu memuaskan
tujuan individu karyawan yang menginginkan kontrol lebih besar atas
pekerjaan mereka.
ISU-ISU
MOTIVASI
TERKINI
 Managing Cross-Cultural Motivational Challenges
 Motivating Unique G roups of Worke rs
 Designing Appropriate Rewards Programs
M A N A G I N G C R O S S - C U LT U R A L
M O T I V AT I O N A L C H A L L E N G E S
 Dalam lingkungan bisnis global saat ini, manajer tidak dapat secara otomatis mengasumsikan
program motivasi yang bekerja di satu lokasi geografis akan berfungsi di tempat lain.
 Kebanyakan teori motivasi saat ini dikembangkan di Amerika Serikat oleh orang Amerika dan tentang
orang Amerika. Mungkin karakteristik pro-Amerika yang paling mencolok dalam teori-teori ini adalah
penekanan kuat pada individualisme dan prestasi. Sebagai contoh, goal-setting and expentancy
theories yang menekankan pencapaian tujuan serta pemikiran rasional dan individu.
 Meskipun ada perbedaan lintas-budaya dalam motivasi, beberapa konsistensi lintas budaya terbukti.
Salah satunya, suatu penelitian menunjukkan bahwa keinginan untuk pekerjaan yang menarik
tampaknya penting bagi hampir semua pekerja, terlepas dari budaya nasional mereka. Misalnya,
karyawan di Belgia, Inggris, Israel, dan Amerika meranking "pekerjaan menarik“ pada posisi nomor
satu di antara 11 tujuan kerja lainnya.
M O T I V AT I N G
UNIQUE GROUPS OF
WORKERS
Karyawan bergabung ke dalam organisasi dengan berbagai kebutuhan,
kepribadian, keterampilan, kemampuan, minat, dan bakat. Melihat perbedaanperbedaan tersebut, bagaimana manajer dapat melakukan pekerjaan yang efektif
untuk memotivasi kelompok karyawan unik yang ditemukan di dunia kerja saat
ini? Satu hal adalah memahami persyaratan motivasi kelompok-kelompok ini :
 Tenaga kerja yang beragam karakteristiknya
 Para profesional
 Tenaga kerja tidak tetap
 Karyawan dengan ketrampilan yang rendah dan berupah minimum.
M O T I V AT I N G U N I Q U E G R O U P S O F
WORKERS
Memotivasi tenaga kerja yang beragam karakteristiknya - Fleksibilitas
Untuk memaksimalkan motivasi di antara tenaga kerja saat ini, manajer perlu
berpikir dalam hal fleksibilitas. Misalnya, penelitian memberi tahu kita bahwa pria
lebih mementingkan otonomi dalam pekerjaan mereka daripada wanita. Sebaliknya,
kesempatan untuk belajar, jam kerja yang nyaman dan fleksibel, dan hubungan
interpersonal yang baik lebih penting bagi wanita. Banyak organisasi telah
mengembangkan pengaturan kerja yang fleksibel — seperti minggu kerja yang
dikompresi, waktu kerja yang fleksibel, dan pembagian kerja yang mengenali
kebutuhan yang berbeda.
M O T I V AT I N G U N I Q U E G R O U P S O F
WORKERS
Memotivasi para profesional
Apa yang memotivasi profesional? Uang dan promosi biasanya rendah dalam daftar
prioritas mereka. Mengapa? Mereka cenderung dibayar dengan baik dan menikmati
apa yang mereka lakukan. Sebaliknya, tantangan pekerjaan cenderung berperingkat
tinggi. Mereka suka mengatasi masalah dan menemukan solusi. Hadiah utama
mereka adalah pekerjaan itu sendiri. Profesional juga menghargai dukungan. Mereka
ingin orang lain berpikir bahwa apa yang mereka kerjakan itu penting. Itu mungkin
benar untuk semua karyawan, tetapi para profesional cenderung berfokus pada
pekerjaan mereka sebagai minat hidup utama mereka, sedangkan nonprofesional
biasanya memiliki minat lain di luar pekerjaan yang dapat mengimbangi kebutuhan
yang tidak terpenuhi pada pekerjaan.
M O T I V AT I N G U N I Q U E G R O U P S O F
WORKERS
Memotivasi karyawan tidak tetap
Apa yang akan memotivasi karyawan tidak tetap?
 Jawaban yang jelas adalah peluang untuk menjadi karyawan tetap. Dalam kasus di mana karyawan tetap
dipilih dari kumpulan karyawan tidak tetap, karyawan tidak tetap akan sering bekerja keras dengan
harapan menjadi permanen.
 Jawaban yang kurang jelas adalah kesempatan untuk pelatihan. Kemampuan seorang karyawan tidak
tetap untuk mencari pekerjaan baru sebagian besar tergantung pada keterampilannya. Jika karyawan
melihat bahwa pekerjaan yang dilakukannya dapat membantu mengembangkan keterampilan yang dapat
dipasarkan maka motivasi meningkat.
 Dari sudut pandang keadilan, ketika karyawan tidak tetap bekerja berdampingan dengan karyawan tetap
yang menghasilkan lebih banyak dan mendapatkan manfaat juga untuk melakukan pekerjaan yang sama,
kinerja karyawan tidak tetap cenderung menderita. Memisahkan karyawan tersebut atau mungkin
meminimalkan saling ketergantungan di antara mereka dapat membantu manajer mengatasi potensi
masalah.
M O T I V AT I N G U N I Q U E G R O U P S O F
WORKERS
Memotivasi Karyawan berupah minimum
Dalam memotivasi karyawan upah minimum, manajer mungkin dapat melakukan
program pengakuan karyawan. Selain itu, banyak manajer juga mengakui kekuatan
pujian yang tulus. Manajer inventif dapat memberikan penghargaan kreatif yang
cocok dengan minat karyawan. Misalnya, satu perusahaan angkutan truk
memberikan kotak bir ke truk yang menunjukkan kinerja yang baik
 Open-book management : pendekatan motivasi di mana laporan
keuangan organisasi ("buku") dibagikan dengan semua karyawan.
DESIGNING
A P P R O P R I AT E
R E WA R D S
PROGRAMS
 Employee recognition programs : perhatian pribadi dan menyatakan
minat, persetujuan, dan penghargaan untuk pekerjaan yang
dilakukan dengan baik.
 Pay-for-performance programs : variabel rencana kompensasi yang
membayar karyawan berdasarkan beberapa ukuran kinerja
D E S I G N I N G A P P R O P R I AT E R E W A R D S
PROGRAMS
Open-book management
Tujuan dari open-book management adalah membuat karyawan berpikir seperti seorang pemilik
dengan melihat dampak keputusan mereka terhadap hasil keuangan. Intinya untuk memotivasi
karyawan sehingga bekerja lebih baik. Karena banyak karyawan dimana mereka tidak memiliki
pengetahuan atau latar belakang untuk memahami keuangan, mereka harus diajarkan bagaimana
membaca dan memahami laporan keuangan organisasi. Agar karyawan memiliki pengetahuan ini,
manajer perlu secara teratur berbagi informasi tentang hal keuangan dengan mereka. Dengan
membagikan informasi ini, karyawan mulai melihat hubungan di antara mereka upaya mereka,
tingkat kinerja, dan hasil operasional.
D E S I G N I N G A P P R O P R I AT E R E W A R D S
PROGRAMS
Employee recognition programs
Konsisten dengan reinforcement theory, menghargai suatu perilaku dengan pengakuan segera setelah
perilaku itu dilakukan cenderung mendorong pengulangannya. Dan pengakuan bisa mengambil banyak
bentuk. Manajer secara pribadi dapat memberi selamat kepada karyawan untuk pekerjaan yang baik.
Manajer dapat mengirim catatan tulisan tangan atau pesan email yang mengakui sesuatu yang positif
yang telah dilakukan karyawan. Untuk karyawan yang sangat membutuhkan penerimaan dalam kehidupan
sosialnya, manajer dapat mengakui prestasinya secara terbuka. Untuk meningkatkan kekompakan dan
motivasi kelompok, manajer dapat merayakan keberhasilan tim. Beberapa hal ini mungkin tampak
sederhana, tetapi mereka dapat menunjukkan karyawan yang mereka hargai.
D E S I G N I N G A P P R O P R I AT E R E W A R D S
PROGRAMS
Pay-for-performance programs
Paket upah borongan, rencana insentif upah, bagi hasil, dan lump-sum bonuses adalah contoh Pay-forperformance programs. Apa yang membedakan bentuk pembayaran ini dari kompensasi yang lebih tradisional
adalah bahwa alih-alih membayar seseorang untuk waktu di pekerjaan, bayaran disesuaikan untuk mencerminkan
beberapa ukuran kinerja. Ukuran kinerja ini mungkin meliputi produktivitas individu, produktivitas tim atau
kelompok kerja, produktivitas departemen, atau kinerja laba organisasi secara keseluruhan. Pay-for-performance
programs mungkin paling sesuai dengan expentancy theory. Individu harus merasakan hubungan yang kuat antara
performance and reward yang mereka terima agar motivasi dimaksimalkan. Jika imbalan dialokasikan hanya pada
faktor-faktor non-kinerja, seperti senioritas, jabatan, atau kenaikan gaji di seluruh dunia, maka karyawan
cenderung mengurangi upaya mereka.
TERIMA KASIH
Download