Uploaded by User59618

kedelai

advertisement
Kedelai (Varietas Gema)
LATAR BELAKANG
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun
selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk
dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu,
diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor
karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi
kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas
dan produktivitasnya ditingkatkan. Untuk pencapaian
usaha tersebut, diperlukan pengenalan mengenai tanaman
kedelai yang lebih mendalam. .
Salah satu usaha untuk meningkatkan
produksi kedelai adalah dengan pemupukan, pemilihan
benih yang bermutu, sistem tanam, pengelolaan air dan
pengendalian hama serta penanganan panen dan pasca
panen pada tanaman kedelai. Sebagai tanaman semusim,
kedelai menyerap N, P, dan K dalam jumlah relatif besar.
Untuk mendapatkan tingkat hasil kedelai yang tinggi
diperlukan hara mineral dalam jumlah yang cukup dan
seimbang. Untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman,
selain pemberian pupuk anorganik juga diperlukan
tambahan-tambahan pupuk organik (Suntoro et al., 2001).
Kedelai (Varietas Gema)
Pada tanggal 9 Desember 2011 oleh Menteri
Pertanian telah di realese Varietas Kedelai umur
super genjah dengan nama Varietas Gema singkatan
dari genjah asal Malang, merupakan varietas kedelai
super genjah dengan umur panen dibawah 75 hari.
(BPTP, 2014).
Varietas Gema merupakan hasil seleksi dari
persilangan galur introduksi Shirome dengan varietas
Wilis, relatif toleran terhadap kekeringan sehingga
cocok dikembangkan pada daerah bercurah hujan
terbatas atau musim tanam ketiga, bobot biji 11,9
gram per 100 biji, tinggi tanaman ± 55 cm, umur
berbunga ± 36 hari, bentuk biji agak bulat (BPTP,
2014).
Kedelai (Varietas Gema)
Pengamatan yang dilakukan Arifin (2015) diperoleh hasil bahwa rata-rata berat
100 biji menunjukkan bahwa dari segi potensi hasil varietas Dering dan Gema
menghasilkan produksi terendah, namun dari segi kualitas biji (berat 100 biji)
varietas tersebut menghasilkan biji dengan ukuran terbesar dibandingkan
varietas lainnya yaitu rata-rata 13,01 gr/ 100 biji. Oleh karena varietas Gema
dapat dikembangkan untuk mendapatkan varietas yang menghasilkan biji dengan
ukuran besar.
Kedelai (Varietas Gema)
Varietas Gema yang merupakan varietas kedelai super
genjah memiliki rata-rata produksi 3,06 ton/ha, juga sesuai untuk
bahan baku tahu karena dari 8 kg biji kedelai Gema dihasilkan
rendemen tahu 26,7% lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai
impor yang hanya mencapai 23,5%. Kandungan protein Gema 39%,
lebih tinggi dibandingkan kedelai impor yang hanya 37%. Varietas
Gema merupakan hasil seleksi dari persilangan galur introduksi
Shirome dengan varietas Wilis, relatif toleran terhadap kekeringan
sehingga cocok dikembangkan pada daerah bercurah hujan
terbatas atau musim tanam ketiga,
Pembenihan
Menurut Irwan (2006), untuk mendapatkan hasil panen yang
baik, maka benih yang digunakan:
• Berkualitas baik, artinya benih mempunyai daya tumbuh yang besar
dan seragam,
• Tidak tercemar dengan varietas-varietas lainnya,
• Bersih dari kotoran, dan tidak terinfeksi dengan hama penyakit.
• Benih yang ditanam juga harus merupakan varietas unggul yang
berproduksi tinggi, berumur genjah/pendek dan tahan terhadap
serangan hama penyakit.
Sistem Tanam pada
Tanaman Kedelai
Persiapan Lahan
LAHAN SAWAH =
Apabila tanah kering Jangka lama sejak padi panen),
sebaiknya dilakukan dengan pengolahan tanah sempurna (2 x
bajak, 1 x perataan). Sebelum tanah diolah sempurna, dibuat
petakan dengan ukuran 2-3 meter dan panjang 10-15 meter.
Jarak antar-petak dan kedalaman saluran 25-30 cm
(Hanafiah, 2000).
LAHAN TEGALAN =
Dilahan tegalan/kering, penyiapan lahan sebaiknya dilakukan
pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanah diolah dengan
bajak sebanyak 2 kali dan perataan. Membuat petakan atau
bedengan dengan lebar petak 2-3 m, dan panjang petak 1015 m. Kemudian membuat saluran antar-petak dengan lebar
dan kedalaman saluran 25-30 cm. Terakhir yaitu inokulasi
pupuk Mikroba (PMMG) (Hanafiah, 2000).
Pengapuran
Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5
seperti tanah podsolik merah-kuning, harus
dilakukan pengapuran untuk mendapatkan
hasil tanam yang baik. Kapur dapat
diberikan dengan cara menyebar di
permukaan tanah, kemudian dicampur
sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm.
Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum musim
tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha. Diharapkan
pada saat musim tanam kapur sudah
bereaksi dengan tanah, dan pH tanah sudah
meningkat sesuai dengan yang diinginkan
(Irwan, 2006).
Sistem Tanam pada
Tanaman Kedelai
Teknik Penanaman
1.
Penentuan Pola Tanaman
Kedelai varietas Gema, tanam tugal, tanpa olah
tanah, jarak tanam 40 cm x 15 cm, 2-3 biji/lubang, jarak
antar saluran drainase 3-5 cm dengan lebar sekitar 30
cm dan kedalaman sekitar 25 cm (Sudarmaji, 2013).
2.
Pembuatan Lubang Tanam
Jika areal luas dan pengolahan tanah dilakukan
dengan pembajakan, penanaman benih dilakukan menurut
alur bajak sedalam kira-kira 5 cm. Sedangkan jarak
jarak antara alur yang satu dengan yang lain dapat
dibuat 50-60 cm, dan untuk alur ganda jarak tanam
dibuat 20 cm (Irwan, 2006).
3.
4.
Cara Penanaman
a. Sistem Tanaman Tunggal
b. Sistem Tanaman Campuran
c. Sistem Tanaman Tumpangsari
(Irwan, 2006).
Waktu tanam
Waktu tanam yang tepat pada masingmasing daerah sangat berbeda. Sebagai
pedoman: bila ditanam di tanah tegalan,
waktu tanam terbaik adalah permulaan
musim penghujan. Bila ditanam di tanah
sawah, waktu tanam paling tepat adalah
menjelang akhir musim penghujan. Di lahan
sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam
pada
awal
sampai
pertengahan
musim kemarau (Irwan, 2006).
Pemupukan
Penempatan pupuk dengan cara ditugal atau garit dengan jarak 5 cm dari lubang
tanam. Beberapa jenis pupuk dicampur dan dimasukkan ke dalam lubang tugal atau garit,
selanjutnya dilakukan dengan cara dilarikan (Hanafiah, 2000).
Menurut Sudarmaji (2013), untuk kedelai varietas Gema perlu diberikan pupuk
organik 2 t/ha, pupuk NPK 200 kg/ha, dan pupuk daun untuk memacu pertumbuhan dan
pembentukan bunga, pengendalian gulma, hama dan penyakit secara terpadu. Perlakuan
benih dengan carbosulfan (10 g Marshal 25 ST/ kg benih), tanpa perlakuan rhizobium
pada lahan yang sudah sering ditanami kedelai.
Pengolahan Air
• Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi
seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat
menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.
• Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil,
bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas
toleransinya. kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat
menyebabkan kegagalan panen.
• Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak
ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur
waktu tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potonganpotongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah.
• Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 20 cm
setiap 3-4 m. Saluran ini berfungsi mengurangi kelebihan air bila lahan
terlalu becek, dan sebagai saluran irigasi pada saat tanaman perlu tambahan
air.
Pengendalian OPT
Menurut BPTP (2012), hama dan penyakit yang biasa menyerang
tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :
Hama
: Aphis SPP (Aphis Glycine), Kumbang daun tembukur
(Phaedonia Inclusa), Cantalan (Epilachana Soyae), dan Ulat polong
(Etiela Zinchenella)
Penyakit
: Penyakit layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum),
Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii), Penyakit lapu
(Witches Broom: Virus), Penyakit anthracnose (Cendawan
Colletotrichum Glycine Mori), dan Virus mosaik (virus).
Pengendalian OPT
Serangan Ulat polong
Serangan Aphis SPP
Virus mosaik
Panen
Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (2015), Ciri
dan cara pemanenan pada tanaman kedelai yaitu :
* Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning,
tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai
berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau
polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.
Umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada
varietas dan ketinggian tempat.
* Cara Panen
Ada dua cara memanen, yaitu pemungutan dengan cara mencabut dimana
sebelum tanaman dicabut, usahakan tanah dalam keadaan ringan dan
berpasir agar proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang
benar ialah dengan memegang batang pokok, tangan dalam posisi tepat di
bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan
hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh
tangan. Cara kedua yaitu pemungutan dengan cara memotong yang
menggunakan alat seperti sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu
banyak menimbulkan goncangan.
Panen
Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar
buah yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya
dilakukan secara bertahap, beberapa kali.
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan.
Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara
langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul
dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat perontok hasil
panen kedelai.
Pascapanen
Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (2015), pascapanen
pada kedelai dibagi menjadi 3 yaitu :
Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.
Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di
lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong
kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai
kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan
berulang kali. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul
10.00 hingga 12.00 siang.
Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan.
Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara
langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul
dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.
Pascapanen
Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu
cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung.
Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu
agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai
disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur
lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
Pascapanen
Pascapanen
tahap 1
Penyimpanan
Perontokan
Pengemasan
Pembersihan dan
Sortasi
Penjemuran
Pemasaran
Bila dibandingkan dengan produksi kedelai Amerika yang mencapai 1800
kg/ha, produksi kedelai yang dihasilkan para petani Indonesia masih
tergolong rendah yaitu rata-rata 600-700 kg/ha. Hal ini dapat dipecahkan
dengan cara menanam varietas unggul secara intensif, yang dapat mencapai
20 kuintal/ha. Maka diharapkan produksi kedelai di Indonesia dapat
ditingkatkan lagi, agar impor kacang kedelai dapat dihentikan.
Di pasaran umum harga kedelai disesuaikan dengan warna dan besar kecilnya
biji. Harga kedelai putih lebih mahal sebab mudah dan baik sekali digunakan
sebagai bahan pembuat tempe dan tahu yang sudah memasyarakat di
Indonesia, serta bahan pembuat susu sari kedelai. Sebagai gambaran: pada
saat harga kedelai putih biji besar Rp 500,-/kg; kedelai putih biji sedang dan
kecil Rp 400,-/kg; kedelai hitam biji besar Rp 450,-/kg dan kedelai hitam biji
sedang atau kecil Rp 375,- (tahun 1992).
Pemasaran
Di Indonesia, hasil panen kedelai dalam partai besar pada umumnya dijual
melalui KUD, meskipun sementara petani masih menjual produksinya
kepada tengkulak yang kemudian meneruskannya kepada pedagang besar
(pengumpul) dan akhirnya disalurkan ke pabrik-pabrik. Sedangkan partai
kecil pada umumnya dijual sendiri di pasar oleh para petani yang
bersangkutan atau disalurkan ke industri rumah tangga yang
mengusahakan tahu dan tempe. Jadi pada hakekatnya pemasaran kedelai
tidak sulit, bahkan permintaan dari konsumen semakin meningkat.
Download