Kedelai (Varietas Gema) KELOMPOK IV MUSFIRA M (G111 15 538) ALFIAH FAJRIANI (G111 15 330) FATMAWATI (G111 15 028) FIRLY HAMDAN PRIYONO (G111 14 530) LATAR BELAKANG Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu, diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas dan produktivitasnya ditingkatkan. Untuk pencapaian usaha tersebut, diperlukan pengenalan mengenai tanaman kedelai yang lebih mendalam. . Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi kedelai adalah dengan pemupukan, pemilihan benih yang bermutu, sistem tanam, pengelolaan air dan pengendalian hama serta penanganan panen dan pasca panen pada tanaman kedelai. Sebagai tanaman semusim, kedelai menyerap N, P, dan K dalam jumlah relatif besar. Untuk mendapatkan tingkat hasil kedelai yang tinggi diperlukan hara mineral dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman, selain pemberian pupuk anorganik juga diperlukan tambahan-tambahan pupuk organik (Suntoro et al., 2001). Kedelai (Varietas Gema) Pada tanggal 9 Desember 2011 oleh Menteri Pertanian telah di realese Varietas Kedelai umur super genjah dengan nama Varietas Gema singkatan dari genjah asal Malang, merupakan varietas kedelai super genjah dengan umur panen dibawah 75 hari. (BPTP, 2014). Varietas Gema merupakan hasil seleksi dari persilangan galur introduksi Shirome dengan varietas Wilis, relatif toleran terhadap kekeringan sehingga cocok dikembangkan pada daerah bercurah hujan terbatas atau musim tanam ketiga, bobot biji 11,9 gram per 100 biji, tinggi tanaman ± 55 cm, umur berbunga ± 36 hari, bentuk biji agak bulat (BPTP, 2014). Kedelai (Varietas Gema) Pengamatan yang dilakukan Arifin (2015) diperoleh hasil bahwa rata-rata berat 100 biji menunjukkan bahwa dari segi potensi hasil varietas Dering dan Gema menghasilkan produksi terendah, namun dari segi kualitas biji (berat 100 biji) varietas tersebut menghasilkan biji dengan ukuran terbesar dibandingkan varietas lainnya yaitu rata-rata 13,01 gr/ 100 biji. Oleh karena varietas Gema dapat dikembangkan untuk mendapatkan varietas yang menghasilkan biji dengan ukuran besar. Kedelai (Varietas Gema) Varietas Gema yang merupakan varietas kedelai super genjah memiliki rata-rata produksi 3,06 ton/ha, juga sesuai untuk bahan baku tahu karena dari 8 kg biji kedelai Gema dihasilkan rendemen tahu 26,7% lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai impor yang hanya mencapai 23,5%. Kandungan protein Gema 39%, lebih tinggi dibandingkan kedelai impor yang hanya 37%. Varietas Gema merupakan hasil seleksi dari persilangan galur introduksi Shirome dengan varietas Wilis, relatif toleran terhadap kekeringan sehingga cocok dikembangkan pada daerah bercurah hujan terbatas atau musim tanam ketiga, Pembenihan Menurut Irwan (2006), untuk mendapatkan hasil panen yang baik, maka benih yang digunakan: • Berkualitas baik, artinya benih mempunyai daya tumbuh yang besar dan seragam, • Tidak tercemar dengan varietas-varietas lainnya, • Bersih dari kotoran, dan tidak terinfeksi dengan hama penyakit. • Benih yang ditanam juga harus merupakan varietas unggul yang berproduksi tinggi, berumur genjah/pendek dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Sistem Tanam pada Tanaman Kedelai Persiapan Lahan LAHAN SAWAH = Apabila tanah kering Jangka lama sejak padi panen), sebaiknya dilakukan dengan pengolahan tanah sempurna (2 x bajak, 1 x perataan). Sebelum tanah diolah sempurna, dibuat petakan dengan ukuran 2-3 meter dan panjang 10-15 meter. Jarak antar-petak dan kedalaman saluran 25-30 cm (Hanafiah, 2000). LAHAN TEGALAN = Dilahan tegalan/kering, penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanah diolah dengan bajak sebanyak 2 kali dan perataan. Membuat petakan atau bedengan dengan lebar petak 2-3 m, dan panjang petak 1015 m. Kemudian membuat saluran antar-petak dengan lebar dan kedalaman saluran 25-30 cm. Terakhir yaitu inokulasi pupuk Mikroba (PMMG) (Hanafiah, 2000). Pengapuran Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5 seperti tanah podsolik merah-kuning, harus dilakukan pengapuran untuk mendapatkan hasil tanam yang baik. Kapur dapat diberikan dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian dicampur sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum musim tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha. Diharapkan pada saat musim tanam kapur sudah bereaksi dengan tanah, dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan yang diinginkan (Irwan, 2006). Sistem Tanam pada Tanaman Kedelai Teknik Penanaman 1. Penentuan Pola Tanaman Kedelai varietas Gema, tanam tugal, tanpa olah tanah, jarak tanam 40 cm x 15 cm, 2-3 biji/lubang, jarak antar saluran drainase 3-5 cm dengan lebar sekitar 30 cm dan kedalaman sekitar 25 cm (Sudarmaji, 2013). 2. Pembuatan Lubang Tanam Jika areal luas dan pengolahan tanah dilakukan dengan pembajakan, penanaman benih dilakukan menurut alur bajak sedalam kira-kira 5 cm. Sedangkan jarak jarak antara alur yang satu dengan yang lain dapat dibuat 50-60 cm, dan untuk alur ganda jarak tanam dibuat 20 cm (Irwan, 2006). 3. 4. Cara Penanaman a. Sistem Tanaman Tunggal b. Sistem Tanaman Campuran c. Sistem Tanaman Tumpangsari (Irwan, 2006). Waktu tanam Waktu tanam yang tepat pada masingmasing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau (Irwan, 2006). Pemupukan Penempatan pupuk dengan cara ditugal atau garit dengan jarak 5 cm dari lubang tanam. Beberapa jenis pupuk dicampur dan dimasukkan ke dalam lubang tugal atau garit, selanjutnya dilakukan dengan cara dilarikan (Hanafiah, 2000). Menurut Sudarmaji (2013), untuk kedelai varietas Gema perlu diberikan pupuk organik 2 t/ha, pupuk NPK 200 kg/ha, dan pupuk daun untuk memacu pertumbuhan dan pembentukan bunga, pengendalian gulma, hama dan penyakit secara terpadu. Perlakuan benih dengan carbosulfan (10 g Marshal 25 ST/ kg benih), tanpa perlakuan rhizobium pada lahan yang sudah sering ditanami kedelai. Pengolahan Air • Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering. • Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya. kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan kegagalan panen. • Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potonganpotongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. • Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 20 cm setiap 3-4 m. Saluran ini berfungsi mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu becek, dan sebagai saluran irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air. Pengendalian OPT Menurut BPTP (2012), hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kedelai yaitu sebagai berikut : Hama : Aphis SPP (Aphis Glycine), Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa), Cantalan (Epilachana Soyae), dan Ulat polong (Etiela Zinchenella) Penyakit : Penyakit layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum), Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii), Penyakit lapu (Witches Broom: Virus), Penyakit anthracnose (Cendawan Colletotrichum Glycine Mori), dan Virus mosaik (virus). Pengendalian OPT Serangan Ulat polong Serangan Aphis SPP Virus mosaik Panen Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (2015), Ciri dan cara pemanenan pada tanaman kedelai yaitu : * Ciri dan Umur Panen Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. * Cara Panen Ada dua cara memanen, yaitu pemungutan dengan cara mencabut dimana sebelum tanaman dicabut, usahakan tanah dalam keadaan ringan dan berpasir agar proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang pokok, tangan dalam posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan. Cara kedua yaitu pemungutan dengan cara memotong yang menggunakan alat seperti sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Panen Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap, beberapa kali. Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat perontok hasil panen kedelai. Pascapanen Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (2015), pascapanen pada kedelai dibagi menjadi 3 yaitu : Pengumpulan dan Pengeringan Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang. Penyortiran dan Penggolongan Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi. Pascapanen Penyimpanan dan pengemasan Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %. Pascapanen Pascapanen tahap 1 Penyimpanan Perontokan Pengemasan Pembersihan dan Sortasi Penjemuran Pemasaran Bila dibandingkan dengan produksi kedelai Amerika yang mencapai 1800 kg/ha, produksi kedelai yang dihasilkan para petani Indonesia masih tergolong rendah yaitu rata-rata 600-700 kg/ha. Hal ini dapat dipecahkan dengan cara menanam varietas unggul secara intensif, yang dapat mencapai 20 kuintal/ha. Maka diharapkan produksi kedelai di Indonesia dapat ditingkatkan lagi, agar impor kacang kedelai dapat dihentikan. Di pasaran umum harga kedelai disesuaikan dengan warna dan besar kecilnya biji. Harga kedelai putih lebih mahal sebab mudah dan baik sekali digunakan sebagai bahan pembuat tempe dan tahu yang sudah memasyarakat di Indonesia, serta bahan pembuat susu sari kedelai. Sebagai gambaran: pada saat harga kedelai putih biji besar Rp 500,-/kg; kedelai putih biji sedang dan kecil Rp 400,-/kg; kedelai hitam biji besar Rp 450,-/kg dan kedelai hitam biji sedang atau kecil Rp 375,- (tahun 1992). Pemasaran Di Indonesia, hasil panen kedelai dalam partai besar pada umumnya dijual melalui KUD, meskipun sementara petani masih menjual produksinya kepada tengkulak yang kemudian meneruskannya kepada pedagang besar (pengumpul) dan akhirnya disalurkan ke pabrik-pabrik. Sedangkan partai kecil pada umumnya dijual sendiri di pasar oleh para petani yang bersangkutan atau disalurkan ke industri rumah tangga yang mengusahakan tahu dan tempe. Jadi pada hakekatnya pemasaran kedelai tidak sulit, bahkan permintaan dari konsumen semakin meningkat.