PENGARUH INSTAGRAM FOOD BLOGER BALI TERHADAP MINAT BELI MAKANAN DAN MINUMAN PADA KONSUMEN MILENIAL BALI (STUDI KASUS NOMNOMBALI) Oleh : MUH IQBAL CAHYA ARIES ANDI KUMBA 1.16.1.11268 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR 2019 1. JUDUL PENGARUH INSTAGRAM FOOD BLOGER BALI TERHADAP MINAT BELI MAKANAN DAN MINUMAN PADA KONSUMEN MILENIAL BALI (STUDI KASUS NOMNOMBALI) 2. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Dukungan blogger makanan instagram adalah cara promosi yang saat ini sedang diminati oleh berbagai pelaku usaha kuliner untuk memperkenalkan restoran atau produk mereka karena banyak orang mencari informasi melalui media sosial sebelum melakukan pembelian, dengan kata lain, blogger makanan instagram menjadi patokan bagi orangorang dalam mempertimbangkan apakah restoran pantas untuk dikunjungi atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi dukungan blogger makanan instagram terhadap minat beli. Melakukan promosi melalui akun instagram blogger makanan adalah cara yang saat ini sedang diminati oleh berbagai pelaku usaha kuliner untuk memperkenalkan restoran mereka. Blogger makanan adalah blogger yang mengandalkan materinya pada hal di seputar makanan atau kuliner. Seseorang yang berbagi dan menulis tentang makanan dalam sebuah blog dikenal sebagai blogger makanan. Selain itu, blogger makanan tidak hanya menggunakan blog sebagai media mereka untuk berbagi tetapi juga media sosial seperti instagram yang merupakan media sosial untuk berbagi foto secara online menjadi salah satu alat blogger makanan untuk berbagi (Hanifati, 2015). Blog makanan sangat jauh berbeda dengan website makanan. Blog makanan dibuat oleh seseorang yang tertarik dalam memasak atau mencoba makanan baru baik dengan memasak sendiri atau mengunjungi tempat yang memiliki berbagai makanan yang berbeda dan unik 3. FENOMENA MASALAH Maraknya keberadaan para food blogger atau foodie di sosial media seperti Instagram, tentunya sudah tidak asing lagi. Tentunya di zaman sekarang ini, banyak diantara kita yang mencoba makanan atau mengunjungi suatu restoran tertentu berdasarkan ulasan mereka. Pengaruh besar yang dihasilkan dari para food blogger dan foodie ini membuat jasa penyedia makanan, dari restoran kelas atas sampai bisnis makanan pinggir jalan, tidak lagi mengandalkan pemasaran tradisional seperti iklan di media massa. Pengandalan pemasaran terhadap peran food blogger dan para foodiedi sosial media ini tentunya dikarenakan ulasan mereka yang jujur, obyektif serta deskriptif. Dengan adanya pengaruh food blogger dan foodie ke followers-nya, hal yang biasa terjadi adalah followers akan melihat ulasan restoran dari food blogger, lalu mereka akan mengunjungi restoran tersebut, dan mereka akan berbagi informasi lagi ke temantemannya. Informasi yang terus berlanjut dari satu mulut ke mulut lainnya membuat pemasaran suatu restoran tidak bisa dihentikan. Maka dari itu, para penyedia jasa makanan biasanya akan memanfaatkan jasa food blogger dengan mengundang mereka untuk food tasting ketika membuka restoran baru atau pun meluncurkan menu baru. Secara tidak langsung, restoran menggunakan cara ini untuk melakukan tes pasar dikarenakan food blogger ini berlaku sebagai konsumen yang jujur. Selain ulasan yang akan diterbitkan oleh para foodie, kritik dan saran mereka juga akan menjadi hal yang menguntungkan untuk meningkatkan kualitas restoran tersebut. Banyak juga restoran yang melakukan kolaborasi dalam menciptakan kreasi hidangan atau pun menyelenggarakan giveaway bagi para followers di akun sosial media seperti Instagram. Giveaway ini bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak followers di akun Instagram bagi kedua pihak dan diharapkan nantinya pemenang juga bisa memasarkan makanan di restoran tersebut di akun sosial media mereka. Untuk kolaborasi seperti ini, biasanya para penyedia jasa makanan harus mengeluarkan biaya tertentu kepada pihak food blogger layaknya mengeluarkan biaya pemasaran. Sehingga di satu sisi, banyak food blogger atau foodie profesional yang menggunakan media ini sebagai kegiatan sampingan dimana mereka bisa mendapatkan uang. Diketahui banyak food blogger atau foodie melakukan aktivitas ulasan suatu restoran atau menu makanan berdasarkan passion mereka atau hanya sekedar hobi. Contohnya adalah akun Instagram nomnombali akun Instagram ini memiliki ribuan follower dan jugaselalu aktif dalam mem posting foto di akun Instagram mereka 2 gambar di atas adalah contoh dari cara penyampian dan penjalasan dari akun Instagram nomnom bali dalam memposting makanan atau minuman Tidak hanya makan modern yang di posting oleh mereka makanan tradisonal pun tetap mereka posting karna peminant nya yang tinggi . dapat dilihat dari comment postingat tersebut bahwa ketertarikan masyarakat bali akan berbagai jenis kuliner sangatlah tinggi Berdasarkan fenomena di atas ,peneliti tertarik meneliti lebih lanjut melalui judul skripsi PENGARUH INSTAGRAM FOOD BLOGER BALI TERHADAP MINAT BELI MAKANAN DAN MINUMAN PADA KONSUMEN MILENIAL BALI (STUDI KASUS NOMNOMBALI) 4. Metode Penelitian Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian yang akan dipilih adalah wilayah Kota Denpasar, Bali, Indonesia. Alasan memilih Kota Denpasar karena Denpasar merupakan Ibukota Provinsi Bali yang padat penduduk dan juga Kota Denpasar menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, pusat industri dan pariwisata. Sehingga menyebabkan masyarakat generasi milenial di wilayah Kota Denpasar cenderung lebih cepat mengikuti perubahan gaya hidup terutama dalam penggunaan media sosial. Hal ini juga dikarenakan perekonomian masyarakat di Kota Denpasar rata-rata menengah ke atas. Populasi Dan Sampel Populasi Menurut Sugiyono (2013:148) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel Menurut Sugiyono (2015) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik oleh populasi tersebut. Menurut Hair et.al (2006:166) menyatakan bahwa untuk mengukur ukuran sampel dihitung antara (5-10) x jumlah indikator. Maka perhitungan jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut. Sampel = 5-10 x jumlah indicator = 5-10 x 15 = 75-150 Berdasarkan perhitungan sampel diatas, peneliti menentukan untuk mengambil sampel sebanyak 150 sampel responden. Adapun kriteria responden yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut; 1) Berdomisili di Bali 2) Responden merupakan generasi milenial (rentang umur 19-34 Th) 3) merupakan pengguna instagram.dan follower dari akun (nomnom bali) Pada dasarnya ada dua macam sampling yaitu: probability sampling dan nonprobability sampling (Supranto, 2012: 07-71). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu berbentuk purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 5. Sumber Data Data Primer Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data primer melalui dokumentasi dan hasil penyebaran kuisioner secara langsung kepada masyarakat generasi milenial di wilayah Kota Denpasar. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan serta sumber-sumber lain yang dipublikasikan seperti jurnal, artikel, internet maupun media sosial. 6. JENIS SUMBER DATA Jenis data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka-angka yang meliputi jumlah pelanggan yang dijadikan samper dan hasil kuesioner yang dibagikan kepada beberapa pelanggan (Sugiyono: 2014). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer, adalah data yang diperoleh melalui hasil penyebaran kuisioner kepada sejumlah responden yang menjadi sampel dari penelitian, yakni mengenai sikap konsumen terhadap keputusan pembelian (Sugiyono: 2014). 7. TEKNIK ANALISIS DATA Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014) Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran dengan skala Likert, dengan perhitungan skor sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS) 5 poin 2. Setuju (S) 4 poin 3. Kurang Setuju (KS) 3 poin 4. Tidak Setuju (TS) 2 poin 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 poin