Uploaded by puskesmaswayau

hepato

advertisement
Adrie Sitindjak
Pemicu 2
HEPATITIS VIRUS
Hepatitis
• Hepatitis
– suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik
terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono
Hadi, 1999).
– Secara klinik, kelangsungan hepatitis dibedakan menjadi 2, yaitu
secara akut dan kronis
– Di sebut kronis, jika peradangan atau infeksi yang terjadi lebih
dari 6 bulan
Epidemiologi
Di Indonesia berdasarkan data dari rumah
sakit ,hepatitis A merupakan bagian terbesar
dari kasus2 hepatitis akut (39,8%-68,3%)
Prevalensi infeksi virus hepatitis B yang tinggi
diperkirakan akibat penyebaran perinatal dari
ibu pengidap hepatitis
Urutan kedua ditempati oleh hepatitis C
(15,5%-46,4%) ,urutan ketiga : hepatitis B
(6,4%-25,9%)
Etiologi
Jenis2 etiologi
Infeksi virus klasik
Virus Hepatitis( A-G)
Virus lain
Virus Epstein-Barr, Sitomegalivirus, Mumps virus
Rubella virus , Adenoviruses,
Enteroviruses/Coxsackievirus, Virus Herpes
simplex (pada sepsis herpes) , Varizella-Zoster
Virus (cacar air )
Bakteri dan jamur
Coxiella burnetii ( Q-fever)
Mycobacterium tuberculosis (Tuberkulosis)
Leptospirosis
Treponema pallidum (Sifilis)
Salmonella und Shigella
Rickettsia ,Borrelia
Jamur Candida , Cryptosporidiosis
Parasit
Plasmodium (Malaria) , Amoeba
Leishmania (Leishmaniosis)
Toxoplasma gondii (Toxoplasmosis)
Echinokokkus
Schistosoma (Schistosomiasis)
Cacing Ascaris
Hepatotoxicity
Hepatitis karena Alkohol
Hepatitis karena Obat2an : misalnya Diclofenac,
Chlorpromazine, Isoniazid, Paracetamol,
Methotrexat, Chelidonium
Hepatitis karena Keracunan (Racun Jamur:
Aflatoxin)
Fisikalis
Hepatitis setelah radiation therapy (atau
radioterapi)
Hepatitis setelah trauma/kecelakaan
Imunopatologis
Sarkoidosis
Autoimmune hepatitis
Primary biliary cirrhosis
Hepatitis Akut
• Gejala dibagi dalam 4 tahap
– Fase inkubasi
• Waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala dan ikterus.
• Bervariasi untuk tiap virus hepatitis
• Tergantung dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan
– Fase prodormal (pra ikterik)
• Ditandai dengan malaise umum, mual, muntah, mialgia, atralgia, mudah
lelah, gejala saluran napas atas & anoreksia.
• Nyeri abdomen ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau
epigastrium
– Fase ikterus
• Muncul setelah 5-10 hari, dpt juga bersamaan dengan gejala
• Setelah ikterus biasanya terjadi perbakan gejala prodromal.
– Fase konvalesen (penyembuhan)
• Diawali menghilangnya ikterus & keluhan lain
• Hepatomegali & abnormalitas fungsi hati tetap ada
• Berlangsung 2-3 minggu
Patofisiologi
Virus hepatitis menyerang sel hati (hepatosit)

Peradangan hati (hepatitis)

Bila hepatitis menjadi kronis

Timbul jaringan parut di hati (fibrosis)

Menghalangi aliran darah yang normal melalui hati

Bentuk dan kemampuan hati menurun

Sirosis
Kerusakan Hati
Disrupsi
kanalikulus biliaris
Nekrosis dari hepatosit
Pengurangan produksi
protein
Absorpsi bilirubin direk
ke dalam darah
(>300μmol/L)
Pelepasan enzim
ke dalam darah
Mekanisme koagulasi
buruk
Enzim transferase
(ALT,AST)
meningkat tajam
Peningkatan
Protrombin Time
Komplikasi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Edema serebral
Perdarahan saluran cerna
Gagal ginjal
Gangguan elektrolit
Gangguan pernapasan
Hipoglikemia
Sepsis
Gelisah
Koagulasi intravaskular diseminata
Hipotensi
Kematian
HEPATITIS A VIRUS
Struktur Virus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Enterovirus 72, hanya ada 1 serotype, tidak ada hubungan / reaksi
silang dengan virus hepatitis yang lain.
Replikasi = enterovirus yang lain
Termasuk dalam family picornavirus
Berbentuk Sferis dan tidak berselubung
Ukuran : 27 nm
Genom : ss RNA (RNA rantai tunggal)
Antigen : HavAg (Antigen HAV)
Tidak ada reaksi silang antigen dgn HBV
Tahan asam , panas dan ether
Struktur Virus
• Tahan Terhadap :
– Panas
– pH
– Ether



60 C selama 1 jam
1 selama 7 jam
20%






121 C selama 1 jam
100 C selama 5 menit
180 C selama 1 jam
1 menit pada 1,1 watt
1:4000 selama 3 hari (37 C)
10 – 15 ppm selama ½ jam
• Dirusak oleh :
–
–
–
–
–
–
Autoklaf
Pendidihan
Panas Kering
Sinar Ultra Ungu
Formalin
Klor
Epidemiologi
Transmisi Virus Hepatitis A
• Transmisi :
– Fecal – oral
– Makanan / minuman yang terkontaminasi
• Sumber Infeksi :
– Feses yang mengandung HAV oleh orang yang setelah
terinfeksi 2 – 3 minggu (masa inkubasi)
• Tidak ada karier HAV
Faktor Resiko
1.
2.
3.
4.
Makan dan minum tidak higienis
Lingkungan yang padat dan kumuh
Penduduk atau berkunjung ke negara berkembang
Bekerja di lingkungan yang terekspos dengan virus
hepatitis A (contoh : peneliti , pekerja lab ,dsb)
Packaging to
vesicles
Vesicle
Bile Canaliculus
Capsid Assembly
Assembly of Viruses
Release into bile
Protein Copies
RNA copies
Virus uncoating
Capsid
RNA
Hepatic Sinusoid
VIRUS
Receptor site
Release into
Feces
Perjalanan Penyakit
• Fase tunas :
a.
b.
15-50 hari (30 hari)
Merupakan masa inkubasi
Virus masuk melalui
makanan – masuk ke
dalam sel hepar
• Fase pre-ikterus :
a.
b.
c.
d.
Berlangsung setelah masa inkubasi
Tidak spesifik lamanya (2 – 7 hari)
Viremia
Manifestasi klinik sudah muncul
(kecuali jaundice)
Virus bereplikasi
dan dilepaskan
ke dalam darah
Perjalanan Penyakit
• Fase ikterus :
a.
b.
c.
d.
e.
Dimulai setelah fase pre-ikterik selesai
Viremia sudah berkurang
Gejala klinis sudah berkurang
Terjadi peningkatan ALT
Kulit , sklera dan mukosa menjadi kuning
(jaundice)
Sel imun mulai
bekerja : IgM
mengikat HAV
dalam darah dan
CD8+ merusak sel
terinfeksi
• Fase penyembuhan
a.
b.
c.
Dimulai setelah fase ikterus selesai
Gejala klinis dan jaundice hilang
ALT perlahan menurun
Virus sudah berkurang
dan sel hepar sudah
beregenerasi
Tanda
Tanda Umum (5 – 7 sebelum jaundice)
Demam
Hepatomegali, splenomegali
Posterior Cervical Lymphadenopathy
Tanda Umum (Fase Ikterus)
Lesu
Feses pucat, urin gelap
Jaundice
•Dibawah 6 tahun : < 10%
•Dewasa : 80%
Gejala
Gejala Umum (5 – 7 sebelum jaundice)
Demam
Anoreksia
Nausea , vomiting
Malaise , sakit kepala
Gejala klinis tidak umum
Myalgia, arthralgia
Nyeri epigastrium kanan
Konstipasi , diare  BB turun
Diagnosis Hepatitis A
• Kecurigaan klinik
• Konfirmasi laboratorium :
– Peningkatan AST dan ALT
– Tes serologi :
• Peningkatan IgM anti HAV (akut)  paling penting, atau kenaikan titer
antibodi 4X akut-konvalesens
• Peningkatan Ab total (IgM dan IgG) anti HAV (kronik)
– Penanda serologi
– Isolasi virus dapat diakukan tetapi tidak semua lab mampu
Pembacaan Lab Tes Serologi HAV
Kondisi
IgM anti HAV
Total Ab anti HAV
Hepatitis A Akut
+
+
Hepatitis A Kronik
-
++
Pernah terkena
Hepatitis A / Sudah di
vaksinasi
-
+
Belum pernah
terinfeksi
-
-
Terapi
• Farmakologi :
– Tidak ada obat antiviral yang spesifik
– Imunisasi aktif : Vaksin hidup (virus yang dilemahkan)
• dibiakkan dalam biakan sel manusia dimatikan dengan formalin
• diberikan suntikan 2X dan 1X booster
• usia 2-18 tahun
– Imunisasi pasif : Injeksi IM Immunoglobulin
– Sekarang ada kombinasi vaksin HAV dan HBV: Twinrix
• Non-Farmakologi :
– Terapi gizi
Terapi Gizi
• Takaran Gizi
– Jumlah energi harus mengikuti kebutuhan energi (rumus
Harris-Benedict) atau dengan 30-35 kkal/kgBB
– Beri dalam jumlah sedikit, tetapi sering
– Monitor asupan makanan dan minuman
– Apabila tidak terpenuhi berikan nutrisi parenteral
Terapi Gizi
• Komposisi Makanan :
– Protein
– Lemak
– Karbohidrat
:
:
:
1 – 1,2 gr/kgBB
25 – 30%
55 – 60%
• Vitamin dan Mineral :
– B1 , Asam Folat , B12 , C , K
– Na dan K diberikan dalam kasus diare berat
– Zinc untuk anoreksia dan ensefalopati
• Cairan
Pencegahan
• Menjaga Higien Pribadi :
– Cuci tangan sebelum makan
– Menggunakan alat makan yang bersih
– Tidak jajan di pinggir jalan
• Vaksin Hepatitis A
– Bertahan 20 tahun untuk suntikan 2 dosis
– Direkomendasikan untuk anak-anak
• Immunoglobulin Hepatitis A
– Suntikan 1 bulan sebelum bepergian ke tempat yang beresiko
tinggi
Vaksinasi Hepatitis A
Vaksinasi Hepatitis A
a. Apa yang diberikan ?
 Vaksin yang telah di inaktivasi
b. Bagaimana cara pemberiannya ?
 Secara IM pada otot lengan atas (dewasa) atau otot paha
(bayi dan anak-anak)
c. Berapa banyak dosis yang diberikan ?
 2 dosis, dosis kedua diberikan paling cepat 6 bulan setelah
pemberian dosis pertama
d. Berapa lama vaksin bertahan ?
 Sekitar 25 tahun (dewasa) dan 14 – 20 tahun (anak-anak)
e.
Apa efek samping pemberian vaksin ?
 Yang paling umum adalah nyeri pada tangan
 Juga dapat terjadi : sakit kepala , hilang nafsu makan atau lelah yang
biasanya dimulai 3 – 5 hari setelah vaksinasi dan berlangsung 1 – 2
hari.
f.
Siapa yang harus diberikan ?




Anak pada usia 1 tahun (12 – 23 bulan)
Orang yang akan bepergian ke negara yang beresiko
Orang yang bekerja di lingkungan yang beresiko tinggi
Setiap orang yang ingin menjadi kebal terhadap hepatitis A
• Komplikasi
– Obstruksi billier
– Hepatitis kronik
– Sirosis hati
• Prognosis
– 99% kasus sembuh sempurna dalam waktu 6 bulan
tanpa pengobatan
HEPATITIS B VIRUS
Partikel Hepatitis B
Struktur Virus
• Tahan Terhadap :
–
–
–
–
–
Panas
Panas
Pengeringan (25 C)
pH
Sinar ultraungu




-20 C selama 20 tahun
37 C selama 60 menit
1 minggu
2,4 selama 6 jam



100 C selama 1 menit
60 C selama 10 jam
Klor pemutih (1:10) selama 3
• Dirusak oleh :
– Panas
– Inkubasi
– Na hipoklorit 0,5%
menit
Epidemiologi
Prevalence of HBV Infection in Asia - Pacific
Country
China
India
Indonesia
The Philippines
Korea
Japan
Hong Kong
Singapore
Australia
Taiwan
Source :
Long-Term Carriers
Millions
12.0
48.0
11.6
7.6
2.5
1.3
0.7
0.03
0.2
3.0
Susunan Protein
1.
Protein X


2.
Untuk mengikat virus dengan albumin
Berperan sebagai pro-carcinogenic agent
Protein S

Untuk sintesis “major protein” HbsAg
a.
Protein Pre-S1

b.
Protein Pre-S2

3.
Bersama dengan protein S membentuk “middle protein”
Protein C

4.
Bersama dengan protein pre-S2 dan S membentuk “large protein”
Untuk sintesis HbcAg (core) dan HbeAg (envelope)
Protein P
 Untuk sintesis DNA Polymerase
Routes of HBV transmission & Risk of Chronic
Infection by Age
Age of
Infection
Modes of Transmission
Risk of Developing
CHBV Infection
Birth
Perinatal
90%
0-5 years
Horizontal:person to
person;interfamilial via open
cuts & scratches
Unsafe injections
25-30%
>5 years
Horizontal person to person;
interfamilial via open cuts
Unsafe injection;
Sexual transmission, injection
drug use
5-7%
Cara Penularan
• HBV ditularkan melalui darah/ cairan tubuh penderita sama dg cara
penularan HIV. Namun HBV 50-100 x lbh infeksius.
• Peri natal / vertikal
• Horisontal / anak ke anak
• Cara menyuntik /transfusi yg tak benar
• Kontak seksual
• Risiko tinggi: homoseksual, IDU,PSK,
Tidak menular melalui
– Setelah orang bersin atau batuk pada Anda
– Memeluk seseorang
– Bersalaman tangan
– Menyusui anak Anda
Window
period
Fase perkembangan penyakit hepatitis
virus-B
• Imunotoleran
– sangat infeksius, HBV-DNA tinggi
• Imunoclearance
– saat yg tepat utk mulai terapi
• Fase residual
– HBV-DNA menurun
Fase imunotoleransi
• VHB replikatif
• Titer HBsAg ↑↑↑
• HBeAg (+)
• Anti-HBe (-)
• Titer DNA VHB ↑↑↑
• ALT relatif normal
Fase imunoaktif
Imun tubuh toleran VHB
Konsentrasi virus ↑↑↑
Tanpa peradangan berarti
Replikasi berkepanjangan
Kehilangan toleransi imun
• ALT ↑
• Serokonversi
HBeAg
Fase residual
• Titer HBsAg ↓↓
• HBeAg (-)
• Anti-HBeAg (+)
• ALT normal
• replikasi VHB min
Pengancuran virus &
pecahnya sel hati yang terinfeksi
Nekroinflamasi
Hilangnya sebagian besar VHB
Fibrosis
Anti-HBeAg
Harapan hidup ↑
Reaktivasi
(20-30%)
Sirosis
Tanda dan gejala
•
•
•
•
•
•
•
•
Kehilangan nafsu makan
Merasa lelah
Mual dan muntah
Gatal di seluruh tubuh
Nyeri di hati (di sisi kanan perut, di bawah tulang rusuk bawah)
Ikterus
Urine berwarna gelap (warna cola atau teh)
Feses berwarna pucat atau tanah liat berwarna keabu-abuan
Pemeriksaan
• Tes darah
– menentukan seberapa aktif infeksi
• Elektrolit darah
– Jika pasien muntah dalam jumlah banyak
– memastikan kimia darah pasien seimbang
• CT scan atau USG
– mendeteksi tingkat kerusakan hati
– mendeteksi kanker hati yang disebabkan oleh hepatitis B kronis
• Biopsi hati
– mendeteksi tingkat kerusakan hati
– mengevaluasi seberapa baik pengobatan bekerja
Histopatologi hepatitis B kronik
No
Hepatitis kronik
persisten
Hepatitis kronik
aktif
Infiltrat radang yg menonjol
 masuk sampai ke dlm
lobulus hati
Hepatitis kronik
lobular
1.
Infiltrasi sel mononuklear
pd daerah portal
Nama lain: hepatitis akut
berkepanjangan
2.
Sedikit fibrosis
3.
Limiting plate masih utuh
Erosi limiting plate
Ada radang
4.
Tidak ada piecemetal
necrosis
Ada piecemetal necrosis
Nekrosis intralobuler
5.
Didapatkan pd carrier
asimptomatik
Didapatkan pd carrier
simptomatik
Tidak ada piecemetal
necrosis & bridging
necrosis
Timbul lebih dr 3 bulan
Petanda HBV
Penafsiran
HbsAg
Pengidap HBV (akut/kronis)
Anti-Hbs
Sembuh dan imun
HbeAg
Replikasi aktif HBV
Anti – Hbe
Replikasi tidak aktif
Anti – Hbc IgM
Infeksi akut / Kronik Aktif (6 bulan)
Anti – Hbc IgG
Riwayat kontak HBV / kronik
HBV – DNA
Replikasi akif HBV (untuk menilai respon
terapi)
DNA - Polymerase
Replikasi aktif HBV
Hep B DNA >105 copies
/mL
Rapid viral replication
Hepatitis B
Sequence of serologic markers for hepatitis B viral hepatitis demonstrating (A) acute
infection with resolution and (B) progression to chronic infection.
Test virologi infeksi VHB
HBsAg Anti-HBs Anti-HBc IgM anti
HBeAg
HBV-DNA
HBc
Hepatitis
B Akut
+
-
+
+
+
+
Hepatitis
B Kronik
+
+/-
+
-
+/-
+
Pengidap
+
+/-
+
-
-
-
Vaksinasi
-
+
-
-
-
-
Sembuh
-
+
+
-
-
-
Penatalaksanaan
Pencegahan
• Selain vaksin hepatitis B, cara lain untuk melindungi diri dari infeksi
HBV termasuk:
• Tidak melakukan seks bebas
• Tidak berbagi jarum atau peralatan lainnya
• Jangan berbagi apapun (termasuk produk perawatan) yang mungkin
memiliki darah di atasnya, seperti sikat gigi, pisau cukur, gunting
kuku, dll
• Menghindari penindikan, tato atau tindik tubuh dengan tidak
mensterilkan jarum dan peralatan
• Petugas kesehatan harus mengikuti kewaspadaan standar dan
menangani jarum dan benda tajam aman.
Mutasi gene-S
• Escape mutant
- Alamiah / vaksin
induced
- Escape dr anti-HBs
Dtularkn ibuanak
- Serologi: HbsAg (+)
dan anti-HBs (+)
• Infeksi HBV tersamar
- Alamiah
- Mungkin krn:
window period,
titer HBV rendah
- Tak terdeteksi dg
test kit biasa
- Serologi HBsAg (+),
anti-Hbs (+)
• Prognosis
– Baik
– Berkepanjangan diikuti gejala yang memburuk
– 1% terinfeksi perkembangan cepat mengembangkan
kerusakan hati yang parah (hepatitis fulminant) akibat fatal
• Komplikasi
–
–
–
–
Sirosis
Gagal hati
Karsinoma hepatoseluler yang dapat berakibat fatal
+ 15% - 25% orang dengan hepatitis B kronis meninggal karena
penyakit hati
HEPATITIS C
VIRUS
Hepatitis C
•
•
•
•
•
•
•
•
Selubung glikoprotein, s-RNA
Partikel sferis, inti nukleopkapsid 33 nm
Flaviviridae, hepacivirus
Masa inkubasi 15-160 hari
Viremia berkepanjangan dan infeksi persisten yg umum
Distribusi geografik luas
Infeksi yg menetap :hepatitis kronik, sirosis, dan kanker hati
Cara transmisi :darah, seksual, maternal-neonatal.
Pemeriksaan lab
Diagnosis serologis
• Deteksi anti HCV
• Anti HCV dideteksi pd 60%
pasien selama fase akut
• Anti HCV tidak mncul pd
5% pasien
• Secara umum anti HCV
terdeteksi dlm waktu yg
panjang
HCV RNA
• Petanda paling awal
munculnya infeksi akut
Hepatitis C
• Muncul setelah beberapa
minggu infeksi
• Pemeriksaan mahal. Tidak
rutin dilakukan
• Ditemukan pada infeksi
kronik HCV
Pengobatan Hepatitis C
Drugs
Pegylated
Indications
Chronic hepatitis C
interveron alfa-2a
Pegylated
18 mcg once weekly
Subcutaneous
with ribavirin
Chronic hepatitis C
interveron alfa-2b
Ribavirin
Dosage
1.5 mcg/kg once
Subcutaneous
weekly with ribavirin
Chronic hepatitis C
800 – 1200 md daily
Oral
SVR : Sustained viral response  viremia (-) selama 6 bulan setelah terapi
• Prognosis
– 15-45 % sembuh spontan
– Kejadian akut sangat jarang
– Infeksi menetap dgn viremia berkepanjangan dan konsentrasi
AST yg meningkat
– Resiko karsinoma hepatoseluler pd pasien sirosis
• Komplikasi
–
–
–
–
–
Resiko hepatitis fulminan rendah
Resiko hepatitis kronis paling tinggi
Perjalanan kronis biasanya ringan walaupun terjadi sirosis
Sirosis hepatis
hepatoma
HEPATITIS D VIRUS
HEPATITIS D (HDV)
HDV adalah partikel
Berbungkus ganda yang
Dengan ME tampak mirip
HBV.
Hepatitis D virus
Penularan : hubungan seksual, darah, perinatal
genom RNA, single stranded, circular tertutup secara covalent.
symetri nucleocapsid tidak jelas
merupakan virus defective (cacat) tidak bisa replikasi tanpa adanya
hepatitis B virus (HBV) dalam satu sel
• perlu HBV krn HBsAg merupakan envelop HDV
•
•
•
•
• Infeksi bisa
– coinfection (infeksi bersama HBV dan HDV) gejala lebih berat dari infeksi
HBV saja
– superinfection (infeksi HBV kemudian menyusul infeksi HDV)  jadi lebih
berat dan incidence fulminant hepatitis dan gagal hati 
Patogenesis dan kekebalan
• Patogenesis HDV dan HBV tampaknya sama  hepatosit yang
terinfeksi virus dimatikan limfosit T cytotoxic.
• Ada bukti delta antigen menimbulkan CPE pada hepatosit.
• IgG thd delta antigen tidak terdeteksi untuk waktu yang lama setelah
infeksi  apa ada kekebalan untuk waktu lama, tidak jelas.
Diagnosis lab
• Deteksi delta antigen atau deteksi IgM thd delta antigen.
Pengobatan dan pencegahan
• Deteksi delta antigen atau deteksi IgM thd delta antigen.
• Alpha interferon dapat meringankan gejala chronic hepatitis HDV
tetapi tidak dapat menghilangkan chronic carrier.
• Tidak ada obat antiviral spesifik, vaksin belum ada tetapi imunisasi
HBV juga mencegah infeksi HDV.
HEPATITIS E VIRUS
Calcivirus
• Virus RNA kecil, genom RNA single stranded, polaritas (+)
mirip Picornavirus hanya genom lebih besar dan
mempunyai tonjolan.
• Yang penting: Norwalk virus dan hepatitis E
virus.
• Sifat penting hepatitis E
- genom RNA single stranded.
- capsid icosahedral.
- envelop (-)
• Penularan fecal – oral (water borne)
• Menyebabkan endemik atau epidemik hepatitis di Asia,
Afrika, India dan Mexico di Amerika jarang
• Mempunyai 3 ORF (Open Reading Frame ) :
– ORF 1
• Terbesar
• Mengkode poliprotein nonstruktural virus
– ORF 2  mengkodekan nucleocapsid protein
– ORF 3
• encodes a structural protein whose function remains undetermined
• terkecil
• Gejala klinik
Mirip dengan hepatitis A, biasanya sembuh sempurna,
tidak ada penderita kronik. Angka kematian tinggi pada ibu
hamil terinfeksi HEV ± 20%.
• Diagnosis
– Liver function test 
– IgM anti-HEV & IgG anti-HEV dapat dideteksi, tetapi keduanya
akan menurun cepat setelah infeksi akut
– Mencapai level terendah pada bulan ke 9-12
– Tes serologi untuk Infeksi HEV tidak bisa dilakukan secara rutin
– PCR
• Pengobatan  supportive
Hepatitis karena obat dan toksik
• Fungsi hati yang penting ialah melindungi tubuh terhadap terjadinya
penumpukan zat berbahaya yang masuk dari luar, misalnya obat
• Obat larut dalam lemak  tidak mudah diekskresikan oleh ginjal 
sistem enzim pada mikrosom hati  biotransformasi terbentuk
metabolit yang lebih mudah larut dalam air  dapat dikeluarkan
melalui urin atau empedu
Gejala
• 2 - 6 minggu setelah pemberian obat
• biasanya menghilang setelah pemberian obat tersebut dihentikan
• Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati
–
–
–
–
–
halotan (biasa digunakan sebagai obat bius)
isoniasid (antibiotik untuk TBC)
metildopa (obat anti hipertensi)
fenitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi)
parasetamol (pereda demam)
• Polutan yang dapat merusak sel-sel hati
–
–
–
–
–
Alfatoksin
Arsen
karboijn tetraklorida
Tembaga
Vinil klorida.
PATOFISIOLOGI
• Secara patofisiologik, obat yang dapat menimbulkan
kerusakan pada hati dibedakan atas dua golongan
– hepatotoksin yang predictable
– Hepatotoksin yang unpredictable.
TANDA & GEJALA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Abdominal pain
Dark urine
Diare
Sakit kepala
Jaundice
Kelelahan
Kehilangan nafsu makan
Mual dan muntah
Feses berwarna putih
JENIS KELAINAN
• AKUT
– Disebabkan tiga hal yaitu karena terjadinya kerusakan sel hepar
(sitotoksik), kolestasis dan bentuk campuran keduanya.
• KRONIK
– Hepatitis kronik karena obat dapat dibedakan dalam dua
golongan yaitu hepatitis aktif kronik dan nekrosis hati subakut
DIAGNOSIS
• Anamnesa
• Adanya demam dan eosinofilia menyokong diagnosa, tetapi kedua
gejala ini tidak selalu dijumpai
• Hepatitis yang disebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan
pemeriksaan serologik
• Kolestasis intrahepatik relatif sering disebabkan oleh obat, lebih-lebih
bila dijumpai adanya peradangan dan sebukan eosinofil di daerah
portal. Tetapi ikterus kolestatik akibat steroid mungkin tidak disertai
peradangan daerah portal.
PENATALAKSANAAN
• Obat yang dicurigai sebagai penyebab harus dihentikan*
• Penderita diberi diet 2500-3000 kalori, 70-100 g protein dan 400-500
g karbohidrat sehari
• Mual dan muntah yang signifikan  menerima cairan IV
• Bila ada tanda akan terjadi koma hepatikum, protein tidak diberikan
dan juga diberikan neomisin per oral
• Bila penderita jatuh ke dalam koma, diberikan infus glukosa.
• Untuk ikterus yang disebabkan kolestasis hepatokanalikuler,
diberikan terapi suportif
• Bila ikterus menghebat dan timbul rasa gatal, dapat diberikan
kortikosteroid atau kolestiramin
• Hepatitis akut  hindari aktivitas fisik, alkohol, acetaminophen, dan
zat lain yang berbahaya bagi hati.
PROGNOSIS
• Biasanya, hepatitis karena obat akan hilang dalam beberapa hari atau minggu
setelah berhenti minum obat yang menyebabkannya
KOMPLIKASI
• Kegagalan hati  jarang
PENCEGAHAN
• Jika Anda menggunakan obat over-the-counter yang mengandung acetaminophen
(Tylenol), jangan menggunakan lebih dari dosis yang dianjurkan
• Jika Anda minum alkohol banyak atau secara teratur, Anda benar-benar harus
menghindari obat-obat atau mendiskusikan dosis aman dengan dokter Anda
• Jika Anda memiliki penyakit hati, sangat penting untuk memberitahu dokter Anda
tentang semua obat yang anda ambil
• Obat yang dihindari bila memiliki penyakit hati:
–
–
–
–
–
–
–
–
6 - mercaptopurine
Acetaminophen
Alkohol
Allopurinol
Androgen
Pil KB
Karbamazepin
Klorpromazin
–
–
–
–
–
–
–
Halotan
Hydralazine
Isoniazid
Methotrexate
NSAIDs : ibuprofen dan naproxen
Fenitoin
Valproic acid
HEPATITIS AKIBAT PENYAKIT
AUTOIMUN
• Hepatitis autoimun terjadi karena adanya gangguan pada sistem
kekebalan yang biasanya merupakan kelainan genetik
• Sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel atau jaringan hati
• Selain merupakan kelainan genetik, gangguan ini dapat pula
dicetuskan oleh virus ataupun zat kimia tertentu
• Sering terjadi pada remaja perempuan
• Karakteristik
– Autoantibodi (+)
– Peningkatan serum IgG
– Manifestasi sistemik (atralgia, BB turun, jerawat, amenorrhea)
• Klasifikasi
– Tipe 1  anti-otot polos (antiactin)
– Tipe 2  anti-LKM (anti-sitokrom P450)
– Tipe 3  anti-SLA (anti-soluable liver antibodies)
TANDA & GEJALA
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Demam
Malaise
Jaundice persisten atau rekuren
Skin rash
Arthritis
Amenorrhea
Gynecomastia
Acne
Pleurisy
– Pericarditis
– Asimptomatic hepatomegali or
splenomegali
– Tanda penyakit liver kronis (spider
nevi, eritrema palmaris, dll)
– Hepatosplenomegali
– Peningkatan sedang serum bilirubin,
AST, ALT, ALP
– IgG serum naik (2-6g/dL)
TEMUAN KLINIS
– Biopsi hati
• Tidak ada lobular limiting plate
• Piecemeal neecrosis
• Portal fibrosis  inflamasi dari limfosit dan sel plasma di daerah portal dan
perivaskuler
• Prolifersi duktus biliaris dan sel Kupffer
• Pseudolobule
DD
– Hepatitis kronik tipe lain (HBV, HCV, HDV, Wilson disease, α1antitripsin defisensi, dll)
– Hepatitis diinduksi obat (minosiklin, isoniazid, metildopa, pemoline)
PENATALAKSANAAN
– Obat
• Kortikosteroid
– Prednisone (2mg/kg/hr)
• Azathioprine atau 6-metilcaptopurine ( 1-2mg/kg/hr)
– Menurunkan efek samping dari kortikosteroid jangka panjang
– Lakukan biopsi liver sebelum penghentian azathioprine
• Inflamasi menetap  lanjutkan azthioprine
– Kasus relaps ditangani dengan cara yang sama
– Cyclosporine, takrolimus, methotrexate  kasus dengan respon
buruk
– Transplantasi liver
• sirosis dekompensata
• Kasus tidak responsive dan menunjukan adanya gagal hati akut
PROGNOSIS
–
–
–
–
Membaik dengan terapi dini
Relaps pada 40-50% pasien
20-50% anak-anak memerlukan transplantasi hati
Penyakit rekuren setelah transplantasi (10-50%)  diterapi seperti
sebelum transplantasi
KOMPLIKASI
–
–
–
–
Postnecrotic sirosis
Portal hipertensi
Malaise, fatigue, amenorrhea, dan anorexia yang persisten
Perdarahan dari varises esophageal
Hepatitis alkoholik
• Penyakit Hati Alkoholik adalah kerusakan hati
yang disebabkan oleh minum alkohol dalam
jumlah yang sangat banyak.
Penyebab
• Penyakit hati alkoholik sering terjadi dan merupakan masalah
kesehatan yang bisa dicegah. Secara umum, jumlah alkohol
yang dikonsumsi (berapa banyak dan berapa sering),
menunjukkan resiko dan derajat kerusakan hati.
• Kerusakan hati pada wanita lebih jelas terlihat daripada pada
laki-laki.
Pada wanita yang mengkonsumsi alkohol selama bertahuntahun, kerusakan hati terjadi bila sehari minum sebanyak 2/3
ons alkohol murni. Sedangkan pada laki-laki, kerusakan hati
terjadi bila dalam sehari mengkonsumsi sebanyak 2 ons
alkohol murni. Tetapi banyaknya alkohol yang dapat merusak
hati, bervariasi pada setiap orang.
 Alkohol bisa menyebabkan 3 jenis kerusakan hati,
yaitu:
› Pengumpulan lemak (fatty liver)
› Peradangan (hepatitis alkoholik)
› Pembentukan jaringan parut (sirosis).
 Alkohol menyediakan kalori tanpa zat gizi yang
penting, menurunkan nafsu makan dan
menyebabkan buruknya penyerapan zat-zat
makanan karena efek racunnya pada usus dan
pankreas. Sebagai akibatnya, orang yang secara
rutin mengkonsumsi alkohol tanpa makan yang
memadai, akan mengalami kekurangan gizi.
(dapat dihubungkan dengn gynekomastia pada
kasus)
• gejalanya tergantung dari berapa lama dan berapa jumlah
alkohol yang telah diminum
• Peminum berat biasanya menunjukkan gejala awal pada usia
30an dan cenderung mengalami masalah yang berat pada
umur 40an.
• Pada laki-laki, alkohol akan menyebabkan efek yang mirip
dengan yang dihasilkan oleh terlalu banyaknya estrogen dan
terlalu sedikitnya testosteron, yaitu penciutan buah zakar
dan pembesaran payudara.
• pengumpulan lemak (fatty liver), biasanya tidak menunjukkan
gejala-gejala.
– hati membesar dan kadang-kadang teraba lunak.
 Peradangan hati yang disebabkan oleh alkohol (hepatitis
alkkoholik), bisa menyebabkan:
›
›
›
›
›
›
demam,
sakit kuning,
peningkatan jumlah sel darah putih
pembesaran hati yang teraba lunak
dan terasa nyeri.
Pada kulit akan tampak pembuluh balik yang menyerupai gambaran labalaba.
 Orang yang hatinya rusak karena pembentukan jaringan parut
(sirosis), bisa menunjukkan sedikit gejala atau gambaran dari
hepatitis alkoholik. Komplikasi dari sirosis alkoholik, yaitu:
- hipertensi portal dengan pembesaran limpa
- asites (pengumpulan cairan dalam rongga perut)
- gagal ginjal sebagai akibat dari gagal hati (sindroma
hepatorenalis)
- kebingungan (gejala utama dari ensefalopati hepatikum) atau
- kanker hati (hepatoma).
• Jika penderita terus mengkonsumsi alkohol,
kerusakan hati akan terus berkembang dan
mungkin akan berakibat fatal.
Jika penderita berhenti minum alkohol,
beberapa kerusakan hati (kecuali jaringan
parut) bisa membaik dengan sendirinya, dan
penderita memiliki harapan hidup yang lebih
lama.
Diagnosa
• biopsi hati
• Hasil pemeriksaan fungsi hati bisa normal atau
abnormal.
Pada peminum alkohol, kadar enzim gammaglutamil transopeptidase dalam darah bisa
meningkat.
• jumlah sel darah merah yang cenderung lebih banyak
dari nomal.
• Faktor pembeku dalam darah bisa berkurang.
• Gambaran histologi
– Sel hati membengkak (ballooning)
– Akumulasi dari Mallory’s hyaline  protein derivat dari filamen
intermediat (terutama sitokeratin)
– Nekrosis sel hati
– Reaksi neutrofil
– Fibrosis periseluler
HEPATITIS AKIBAT KOMPLIKASI
PENYAKIT LAIN
• Diabetes mellitus, hiperlipidemia (berlebihannya kadar lemak dalam
darah) dan obesitas  membebani kerja hati dalam proses
metabolisme lemak  kebocoran sel-sel hati  kerusakan dan
peradangan sel hati (steatohepatitis)
• Terapi steatohepatitis lebih ditujukan kepada penyakit yang
menyebabkannya
– Diabetes mellitus diberi terapi diet rendah gula, insulin atau obat anti diabetes
– Hiperlipidemia diterapi dengan diet rendah lemak dan obat penurun kadar
lemak (hipolipidemik)
– Obesitas diterapi dengan program penurunan berat badan secara bertahap
• Prognosis: umumnya membaik jika penyakit penyebabnya berhasil
ditangani.
Download