LAJU FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA DASAR PERCOBAAN JAN INGENHOUSZ. RATE OF PHOTOSYNTHESIS WITH BASIC MEDIA EXPERIMENT OF JAN INGENHOUSZ Hanifa Nuh Malika1, Balqis Syifa Azahra1, Aulia Fitri Ramdhani1 1 Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl Ir H Juanda No.95, Cemp. Putih, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412 PENDAHULAN Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas, seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membrane dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida. (Campbell, 2000). Reaksi fotosintesis dapat ditulis : CO2 + H2O + (cahaya + klorofil) => C6H12O6 + O2 (Karmana,2006). pada percobaan yang dilakukan oleh Ingen Housz diketahui bahwa daun-daun yang berfotosintesis mengeluarkan oksigen lebih cepat pada permukaan sisi bawah daun daripada sisi permukaan atas daun. Terdapat sejumlah +- 100.000/cm2 stomata dibagian sisi permukaan bawah daun dan tidak ditemukan sama sekali adanya stomata dipermukaan atas daun (Handoko, 2011) MATERIAL DAN METODE Waktu Penelitian ini dilakukan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tepatnya di Pusat Laboratorium Terpadu. Pada hari Selasa, 5 November 2019. Pada pukul 10.30 – 13.00 di luar laboratorium (untuk percobaan reaksi terang) maupun di dalam (untuk percobaan reaksi gelap). Alat Hydrilla verticillata memiliki daun yang kecil berwarna hijau karena mengandung klorofil. Untuk bertumbuhnya, tanaman ini tidak terlepas dari pengaruh cahaya yang dapat diterima pada tanaman tersebut yang digunakan untuk berfotosintesis. Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan yang letak stomatanya lebih banyak terdapat pada permukaan bawah daun. Hal ini dibuktikan Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas beker 500 mL digunakan sebagai wadah objek percobaan, gelas ukur 500 mL untuk mengukur banyaknya air yang di butuhkan, tabung reaksi digunakan untuk menutup ujung corong, corong sebagai tempat meletakkan objek percobaan , plastik mika hijau dan biru, termometer raksa untuk menguku suhu, Counter digunakan untuk menghitung banyaknya gelembung per menit, kertas untuk mencatat hasil data, alat tulis digunakan untuk mencatat data. Bahan Bahan tanaman (eksplan) yang digunakan adalah hydrilla verticillata sebanyak 3 helai yang berukuran kira – kira ±10 cm ,aqua dest, NaHCO3, dan es batu. Media yang digunakan adalah media dasar percobaan Jan Ingenhousz. Perlakuan yang diberikan ialah perbedaan suhu, larutan, pada periode terang dan gelap dengan intensitas cahaya yang berbeda. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Perlakuan Aquadest (tempat terang) Aquadest (tempat gelap) NaHCO3 0,25% (tempat terang) NaHCO3 0,25% (tempat gelap) Aquadest + es batu (tempat terang) Aquadest panas 40o c (tempat gelap) Aquadest fiter biru (tempat terang) Aquadest filter hijau (tempat terang) Pelaksanaan Penyediaan eksplan. Sebanyak 3 helai dari hydrilla verticillata diperoleh dari penanaman hydrilla yang sudah siap pakai, yang banyak di jual di toko aquarium. Perlakuan percobaan. Sebanyak tiga helai hydrilla verticillata dengan ukuran yang sama kira – kira ±10 cm dimasukkan ke dalam mulut corong sampai hampir kurang dari gagang corong dan di masukkan ke dalam gelas piala dengan cara di telungkupkan. Penambahan aqudest ke dalam tabung reaksi dan ditelungkupkan ke gagang corong. Sisa dari aqua dest sebanyak 400 mL dituangkan ke dalam gelas piala yang berisikan tanaman hydrilla yang sudah di masukkan ke corong tersebut. Ataupun, dengan NaHCO3. Dengan penambahan es batu, filter biru ataupun hijau pemanasan air ataupun tidak. Pengamatan. Masing – masing tiap perlakuan diamati pada kondisi yang gelap ataupun terang (dibawah sinar matahari). Selama 5 – 15 menit. Perhitungan. Meliputi banyak nya gelembung udara yang dihasilkan selama 5 – 15 menit. Yang menandakan terjadinya fotosintesis. 1. HASIL 1. 2. 3. 4. 5. Tabel 1. Data Banyaknya Gelembung Udara Pada Masing- Masing Perlakuan Perlakuan Jumlah Gelembung (menit) 5 10 15 Aquadest (dt) 15 (++) 39 (++) 41 (++) Aquadest (dg) +1 (+) +2 (+) 7 (++) NaHCO3 0,25% (dt) 149 (+++) 309 (+++) 431 (+++) NaHCO3 0,25% (dg) 9 (+) 27 (++) 36 (++) Aquadest + es batu 4 (+) 9 (+) 15 (++) (dt) 6. Aquadest panas 40o (dg) 7. Aquadest filter biru (dt) 8. Aquadest filter hijau (dt) Keterangan : dt : di tempat terang dg : di tempat gelap (+) (++) (+++) 2 (+) 5 (+) 7 (+) 5 (+) 8 (+) 24 (++) 2 (+) 6 (+) 36 (++) : sedikit gelembung (1-10) : sedang gelembung (11-100) : banyak gelembung (101-500) Gambar 1. Aquadest di tempat terang. Gambar 2. Aquadest di tempat gelap. Gambar 5. Aquadest + Gambar 6. Aquadest es batu di tempat panas 40o C di tempat terang. gelap. PEMBAHASAN Fotosintesis menggunakan energy cahaya matahari untuk menyusun glukosa. Bahan baku fotosintesis adalah air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Air Gambar 3. NaHCO3 di tempat terang. Gambar 7. Aquadest di tempat terang menggunakan filter biru. Gambar 4. NaHCO3 di tempat gelap. Gambar 8. Aquadest di tempat terang menggunakan filter hijau. berasal dari dalam tanah, sedanngkan karbon dioksida berasal dari udara bebas yang merupakan hasil dari proses pernapasan makhluk hidup. Hasil fotosintesis berupa glukosa dan oksigen. (Rianawaty, 2009) Suhu, enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. (Juwilda,2014) Fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung. Beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis, yaitu intensitas cahaya, ketersediaan air, kelembaban dan suhu udara, dan keadaan cahaya. (Suyitno,2010). Menurut Kimball (1993), proses fotosintesis dibagi menjadi dua reaksi yaitu : 1. Reaksi terang Reaksi terang merupakan langkahlangkah mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Cahaya yang diserap oleh klorofil menggerakkan transport elektron dan hydrogen dari air ke penerima (aseptor) yang disebut NADP+ yang berfungsi sebagai pembawa elektron dalam respirasi seluler. Reaksi terang menggunakan tenaga matahari untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH dengan cara menambahkan sepasang elektron bersama dengan nucleus hydrogen atau H+. Reaksi terang juga menghasilkan ATP dengan memeberi tenaga bagi penambahan gugus fosfat yang pada ADP, proses ini disebut fotofosforilasi. 2. Reaksi gelap Reaksi gelap adalah reaksi pembentukan gula dari CO2 yang terjadi di stroma. Berbeda dengan reaksi terang, reaksi gelap atau reaksi tidak bergantung cahaya bisa terjadi pada saat siang dan malam, namun pada siang hari laju reaksi gelap tentu lebih rendah dari laju reaksi terang. Reaksi gelap dimulai dengan pengikatan atau fiksasi 6 molekul CO2 ke 6 molekuk gula 5 karbon yaitu ribulosa 1,5 bifosfat, dikatalisis oleh enzim ribulosa bifosfat karboksilase / oksigenase (rubisco), yang kemudian membentuk 6 molekul gula 6 karbon. Molekul 6 karbon ini tidak stabil maka pecah menjadi 12 molekul 3 karbon yaitu 3 fosfogliserat. 3 fosfogliserat kemudian difosforilasi oleh 12 ATP membentuk 1,3 bifosfogliserat. 1,3 bifosfogliserat difosforilasi lagi oleh 12 NADPH membentuk 12 molekul gliseradehida 3 fosfat/PGAL. 2 PGAL digunakan untuk membentuk 1 molekul glukosa atau jenis gula lainnya, sedangkan 10 molekul lainnya difosforilasi oleh 6 ATP untuk kembali membentuk 6 molekul Ribulosa 1,5 bifosfat. Proses pengikatan CO2 ke RuBP disebut fiksasi, proses pemecahan molekul 6 karbon menjadi molekul 3 karbon disebut reduksi dan proses pembentukan kembali RuBP dari PGAL disebut regenerasi. Fotosintesis ini disebut mekanisme C3, karena molekul yang pertama kali terbentuk setelah fiksasi karbon adalah molekul berkarbon 3. Kebanyakan tumbuhan menggunakan fotosintesis C3 disebut tumbuhan C3. Fotosintesis Pada Tanaman Air Hydrilla verticillata Tumbuhan air efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui proses fotosintesis. Karbondioksida dalam proses fotosintesis diserap dan oksigen dilepas ke dalam air. Proses fotosintesis mempunyai manfaat penting dalam akuakultur, di antaranya adalah menyediakan sumber bahan organik bagi tumbuhan itu sendiri serta sumber oksigen yang digunakan oleh semua organisme (Puspitaningrum et al., 2012). Tempat yang dipilih adalah didalam ruangan dan diluar ruangan dengan cahaya yang maksimum dengan berdasarkan hasil pengamatan jumlah gelembung udara yang dihasilkan pada perlakuan 1 dalam medium air ditempat terang dengan intensitas cahaya memiliki gelembung udara pada 5 menit pertama 15 gelembung, menit ke 10 terdapat 39 gelembung, dan menit ke 15 terdapat 41 gelembung. Intensitas cahaya yang optimum sangat baik untuk proses fotosintesis (Marcomo,1990). Perlakuan ke 2 dalam medium air ditempat gelap dengan intesitas cahaya yang kurang. Menghasilkan 1 gelembung pada 5 menit pertama, 2 gelmbung pada 10 menit, dan 7 gelembung pada menit ke 15. Berbeda dengan perlakuan ke 1 gelembung yang dihasilkan pada perlakuan ke 2 lebih sedikit, itu dikarenakan kurangnya cahaya yang diperlukan tumbuhan untuk berfotosintesis yang menghambat laju fotosintesis. Perlakuan 3 yang menggunakan larutan NaHCO3 yang diletakkan di tempat terang menghasilkan gelembung 5 menit pertama 149 gelembung, 10 menit kedua 309 gelembung, dan 15 menit terakhir 431 gelembung. Hasil ini lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan 1 karena intensitas cahaya dan larutan NaHCO3 yang memiliki fungsi mempercepat laju fotosintesis (Marcomo,1990). Perlakuan ke 4 yang juga menggunakan larutan NaHCO3 tetapi diletakkan pada tempat gelap menghasilkan gelembung 5 menit pertama lama pengamatan berdurasi dari 5 menit,10 menit, dan 15 menit. Gelembung udara yang dihasilkan menandakan bahwa proses fotosintesis pada Hydrilla Verticillata menghasilkan oksigen. 9 gelembung, 10 menit kedua 27 gelembung, dan 15 menit terakhir 36 gelembung. Gelembung yang dihasilkan tidak sebanyak dengan perlakuan ke 3 yang dapat menghasilkan 149 gelembung pada 5 menit pertama. Itu dikarenakan tumbuhan kekurangan mendapatkan sinar matahari, walaupun sudah menggunakan NaHCO3 yang berfungsi untuk mempercepat laju fotosintesis tetapi intensitas cahaya juga sangat berpengaruh dalam proses fotosintesis. Perlakuan ke 5 diletakkan pada tempat yang terang dan ditambahkan es batu hingga suhunya ± 10ºC. pada percobaan di 5 menit pertama gelembung dihasilkan sebanyak 1 gelembung, pada 10 menit kemudian 9 gelembung dan 15 menit terakhir 15 gelembung. Dari percobaan tersebut diketahui bahwa laju fotosintesis ketika suhu air tidak mencapai optimum untuk fotosintesis maka yang akan terjadi akan menghambat laju fotosintesis. Untuk perlakuan ke 6 yang menggunakan air panas dengan suhu mencapai 40ºC dan diletakkan di tempat gelap maka akan dihasilkan gelembung sebanyak 2 gelembung pada 5 menit,5 gelembung pada 10 menit dan 7 gelembung pada 15 menit terakhir. Perbedaan banyaknya gelembung pada dua perlakuan ini terjadi karena perbedaan suhu. Pada perlakuan ke 6 dihasilkan gelembung yang lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan ke 5, ini disebabkan karena enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis akan rusak pada suhu yang panas dan akan bekerja pada suhu optimal. Perlakuan ke 7 yang menggunakan filter biru di tempat terang menghasilkan gelembung sebanyak 5 gelembung di 5 menit pertama, 8 gelembung di 10 menit kedua dan 24 gelembung pada menit ke 15. Gelembung dihasilkan menggunakan filter biru hanya sedikit, ini disebabkan karena warna biru memiliki panjang gelombang terbesar terbesar yaitu sebesar ±750 nm, sehingga spectrum sinar biru tidak dapat diserap oleh klorofil. Hal ini menyebabkan laju fotosintesis melambat karena spectrum cahaya biru tidak dapat diserap klorrofil dan spectrum cahaya selain biru dapat melewati filter biru yang memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari spectrum cahaya biru. Perlakuan ke 8 menggunakan filter hijau di tempat terang menghasilkan 2 gelembung pada 5 menit pertama, 6 gelembung pada menit kedua, dan 36 gelembung pada menit ke 15. Gelembung yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan perlakuan ke 7 pada menit ke 5 dan ke 10. Tetapi pada menit ke 15 terlihat jelas bahwa menggunakan filter hijau menghasilkan gelembung yang lebih banyak. Hal ini disebabkan karena filter hijau akan memantulkan spectrum cahaya hijau yang memiliki panjang gelombang paling pendek yaitu sebesar 500-600 nm sehingga spectrum cahaya hijau tidak diserap oleh klorofil. Klorofil menyerap semua warna sinar, kecuali sinar hijau. Sinar yang paling banyak diserap untuk fotosintesis adalah sinar merah dan biru. Sinar hijau justru dipantulkan oleh klorofil,sehingga daun tampak berwarna hijau.(Suyitno,2013). SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Proses fotosintesis dapat terjadi pada Hydrilla verticillata apabila terdapat beberapa faktor seperti cahaya matahari, adanya zat warna (klorofil), serta ketersediaan air dan karbondioksida. Intensitas cahaya yang optimum sangat baik untuk proses fotosintesis, sebaliknya dengan intensitas cahaya yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat berlangsungnya proses fotosintesis. 2. Gelembung udara yang dihasilkan menandakan bahwa proses fotosintesis pada Hydrilla Verticillata menghasilkan oksigen. 3. Spektrum cahaya yang diserap oleh klorofil untuk melakukan proses fotosintesis yaitu spektrum cahaya dengan panjang gelombang 600-700 nm. 4. Gelembung yang paling sedikit terjadi pada perlakuan aquadest panas dan di tempatkan pada tepat gelap. Saran Saat melakukan pengamatan, gelembung-gelembung yang dihasilkan harus diperhatikan dengan seksama sehingga diperoleh hasil pengamatan yang lebih akurat. REFERENSI A. Jurnal Handoko, P. 2011. Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla verticillata. Universitas Nusantara. Kediri. Cahyono, B. 2003. Cabai Rawit Teknik Budi Daya & Analisis Usaha Tani. Kanisius : Yogyakarta. Rianawaty, 2009. Fotosintesis. Universitas Padjajaran Bandung Puspitaningrum.,et al. 2012. Produksi Dan Konsumsi Oksigen Terlarut Oleh Beberapa Tumbuhan Air. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Juwilda. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis. Universitas Sriwijaya. Suyitno. 2013. Fotosintesis II. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. B. Buku Campbell, Erlangga. 2000. Biologi. Jakarta : Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta. Karmana, O. 2006. Biologi. Grafindo Media Pratama : Bandung. PERTANYAAN 1. Perlakuan mana yang mengeluarkan gelembung paling banyak? Jelaskan! Jawab : Gelembung udara paling banyak ditemukan pada perangkat dengan perlakuan penambahan NaHCO3 0,25% yang diletakan di tempat terang. Hal ini terjadi karena pada proses fotosintesis di perangkat ini cukup mendapat cahaya matahari dan cukup sumber CO2. 2. Perlakuan mana yang tidak mengeluarkan gelembung atau hanya mengeluarkan sedikit gelembung? Jelaskan! Jawab : Gelembung udara paling sedikit ditemukan pada perangkat dengan perlakuan penambahan Aquades panas 40OC yang diletakan di tempat gelap. Hal ini terjadi karena proses fotosintesis membutuhkan cahaya matahari. 3. Apakah tujuan penggunaan senyawa NaHCO3? Jawab : Tujuan penambahan NaHCO3 adalah sebagai sumber CO2. NaHCO3 akan terurai menjadi NaOH dan CO2. CO2 ini digunakan dalam proses fotosintesis, CO2 + H2O = C6H12O6 + O2. Berdasarkan hasil percobaan setelah dibandingkan dengan percobaan lainnya, fotosintesis dengan penambahan NaHCO2 mengakibatkan penambahan laju fotosintesis yang dibuktikan dengan banyaknya gelembung pada tabung reaksi. 4. Gelembung gas apakah yang dihasilkan dari percobaan tersebut? Bagaimana cara membuktikannya? Jawab : Gelembung gas yang dihasilkan dari percobaan tersebut adalah oksigen (O2). Cara membuktikannya adalah dengan memasukkan bara api dari lidi ke atas mulut tabung reaksi dan dilihat apa yang terjadi, jika bara api semakin terang maka gas tersebut adalah oksigen (O2). 5. Berdasarkan kegiatan di atas tentukan factor apakah yang mempengaruhi proses fotosintesis? Jawab : a.) Intensitas cahaya Cahaya matahari berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis, yaitu untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman, misalnya : pertumbuhan batang, cabang, dan daun; pembentukan bunga, buah, dan biji; serta pembentukkan zat-zat gizi dalam buah dan bagian tanaman yang lain (Cahyono,2003). b.) Konsentrasi karbon dioksida Semakin banyak karbon dioksida di udara, maka semakin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis. c.) Suhu Enzim – enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. d.) Kadar air Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata tertutup sehingga menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. e.) Laju fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah maka laju fotosintesis akan berkurang. f.) Tahap pertumbuhan Laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.