Desain Penelitian Dr. dr. Winda Lestari, MKM – FKUG 2020 Sasaran Pembelajaran • Dasar desain penelitian • Pengertian desain penelitian • Peran desain dalam penelitian • Klasifikasi jenis penelitian berdasarkan ruang lingkup penelitian, waktu, substansi, analisis hubungan antar variable • Penelitian observasional (deskriptif dan analitik) • Penelitian eksperimental Pengertian Desain Penelitian • Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian • Pengertian sempit desain penelitian mencakup pelbagai hal yang dilakukan peneliti: • Identifikasi masalah • Rumusan hipotesis • Operasionalisasi hipotesis • Cara pengumpulan data • Analisis data Pengertian desain • Pengertian yang lebih sempit, desain penelitian mengacu pada jenis penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian; desain penelitian berguna sebagai pedoman untuk mencapai tujuan penelitian • Rambu-rambu untuk peneliti dalam seluruh proses penelitian Penentuan desain penelitian Sebelum menentukan desain penelitian, terdapat beberapa hal penting yang perlu dikaji. Pertimbangannya adalah sebagai berikut: 1. Tentukan apakah penelitian yang akan dilakukan memerlukan intervensi atau tidak. 2. Tentukan pengamatannya, sewaktu atau dilakukan follow up 3. Apakah penelitian mengevaluasi peristiwa yang sudah berlangsung atau belum terjadi Pertimbangan pemilihan desain Intervensi (Eksperimental) Desain penelitian Tidak ada intervensi (Observasional) Sewaktu (cross-sectional) Follow up (Longitudinal) Sudah berlangsung (retrospektif) Belum terjadi (prospektif) Tidak ada desain penelitian yang lebih unggul daripada yang lain, desain penelitian dipilih atas dasar tujuan dan pertanyaan penelitian Klasifikasi Desain Penelitian Kedokteran/Kesehatan 1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian • Penelitian klinis • Penelitian lapangan • Penelitian laboratorium 2. Berdasarkan pada waktu • Penelitian transversal (cross sectional): Prospektif atau retrospektif • Penelitian longitudinal: Prospektif atau retrospektif 3. Berdasarkan pada substansi • Penelitian dasar • Penelitian terapan 4. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antar-variabel • Penelitian deskriptif • Penelitian analitik 5. Desain Khusus • Uji diagnostik • Analisis kesintasan (survival analysis) • Meta-Analisis Klasifikasi Desain Penelitian Observasional Intervensional 1. Laporan kasus 1. Uji klinis 2. Seri kasus 2. Intervensi 3. Studi cross sectional termasuk survival • Pendidikan 4. Studi kasus-kontrol • Kesehatan Masyarakat 5. Studi kohort 6. Meta-analisis • Perilaku Penelitian Deskriptif • Peneliti hanya melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan • Hasil pengukuran disajikan secara apa adanya, dapat juga dikelompokan tergantung sifat topiknya • Tidak dilakukan analisis • Tidak diperlukan hipotesis • Tidak dilakukan uji hipotesis (uji statistik) Studi Deskriptif • Relatif murah dan cepat dibandingkan dengan studi analitik • Menjelaskan: – Siapa yg mendapat sakit dan siapa yg tidak – Dimana masalah (rate) penyakit yg tinggi – Apakah ada pola temporal Variasi pada Kejadian Penyakit • Penyakit tidak terjadi secara random • Kejadian penyakit bervariasi berdasarkan karakteristik personal, waktu, dan tempat • Variasi tergantung pada : – Tingkat exposure dari faktor kausal – Kerentanan terhadap efek dari exposure – Keduanya Jenis Studi Deskriptif • Case report, case series • Correlational study (Studi Korelasi) –Time series analysis –Ecologic study (Studi Ekologi) • Cross-sectional study LAPORAN KASUS & SERIAL KASUS • laporan kasus: menggambarkan pengalaman satu kasus baru yang menarik • serial kasus: menggambarkan pengalaman beberapa/sekumpulan kasus baru dengan diagnosis yang serupa. • berguna bagi penyusunan hipotesis Contoh Laporan Kasus/Serial Kasus • 1950an: terjadi wabah keracunan methylmercury akibat bahan kimia yang mencemari teluk Minamata • 1974: ditemukan 3 kasus angiosarcoma hepar di kalangan pekerja vinyl chloride • 1980: ditemukan 5 kasus PCP (Penumicystis Carinii Pneumonia) HIV/AIDS • 1985: ditemukan break-dancing neck • 2003: ditemukan serial kasus SARS KETERBATASAN LAPORAN KASUS & SERIA KASUS • Tidak ada grup kontrol • Tidak dapat dilakukan uji hipotesis Studi Ekologi • Tujuan: mengkorelasikan karakteristik umum suatu populasi dengan suatu masalah kesehatan dalam kurun waktu yang sama pada beberapa populasi; atau pada populasi yang sama dalam kurun waktu yang berbeda. • Sangat berguna untuk formulasi hipotesis • Unit analisa: group Contoh Studi Korelasi • Korelasi antara konsumsi daging perkapita dengan kanker usus besar • Korelasi antara masukan (intake) garam dan hipertensi Studi Ekologi Correlation between per capita meat consumption and colon cancer Colon cancer incidence /100 000 women 50 NZ 40 30 Den Swe Nor 20 Jam 10 0 Jap Nig Fin Col Rom UK Net PR Pol Hun USA Can FDP DDP Ice per capita consumption -grams Secular trends • Perubahan frekuensi penyakit dalam jangka waktu panjang Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menilai secular trend: - Perubahan artefact (semu) - Perubahan sejati (sebenarnya) Secular trends • Perubahan artefact: – Numerator • Perubahan teknik diagnosis yg menyebabkan meningkatnya laporan penyakit • Perubahan dalam klasifikasi penyakit – Denominator • Kesalahan pada saat mengenumerasi populasi (Penghitungan populasi yg beresiko bertambah akurat) • Perubahan sejati: – Perubahan struktur umur populasi – Perubahan survivorship – Perubahan incidence penyakit (karena faktor lingkungan, pekerjaan, dll) Keterbatasan • Studi korelasi mengacu pada seluruh populasi, tidak bisa menghubungkan antara pemajanan (exposure) dan penyakit terhadap individu Studi Ekologi • Ecological Fallacy – rates of condition and risk factor are aggregates for a geographical area – we know the rates relate, but do not know whether subjects who develop the condition also have the risk factor STUDI KROS-SEKSIONAL / PREVALENT/ SURVEI • studi yg meneliti sekaligus faktor pajanan (exposure) dan penyakit / masalah kesehatan tanpa arah dimensi penyelidikan tertentu • bisa memiliki 2 tingkat kedalaman analisis, – lingkup deskriptif – lingkup analitik Studi Cross-sectional • Tujuan: – mempelajari angka kejadian suatu penyakit/masalah kesehatan – mempelajari hubungan antara suatu faktor risiko dengan angka kejadian suatu penyakit • Unit analisa: individual • Faktor risiko/exposure dan status penyakit/masalah kesehatan dukur pada saat yang sama DZ - DZ E E Time Defined Population Gather data on exposure and disease Exposed, Have disease Exposed, Do not have disease Not Exposed, Have disease Not Exposed, Do not have disease Cross-Sectional Study Data Gathering Approaches Person-to-person interviews Mailed questionnaires Telephone Interviews Direksionalitas suatu studi Tanpa Direksionalitas Waktu Eksposur Keluaran/penyakit Studi krosseksional ? ? Studi kros-seksional Waktu Eksposur Ya Bukan kasus Tidak Penyakit Pengamatan keadaan kesehatan Bukan kasus Cross-Sectional Study Disadvantages Only representative of participants Not effective if disease is rare May not be representative of all cases May not be possible to establish temporal relationship Cross-Sectional Study Advantages One stop, one time Less expensive Useful for planning services Shows relative distribution of conditions Shows interrelatedness of attributes and conditions Does not rely on individuals who present for medical treatment Keterbatasan • Kerancuan hubungan waktu antara pemajan dan penyakit Penelitian Analitik • Tujuan utama mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya • Dilakukan analisis data • Diperlukan adanya hipotesis sebelum penelitian dilakukan • Pengujian data dapat menggunakan berbagai jenis uji hipotesis • Dalam penelitian analitik selalu diawali dengan deskripsi subjek penelitian STUDI ANALITIK Secara strategis dibagi atas dua desain utama: 1. Studi Observasional (a) Studi kasus kontrol (b) Studi Kohort II. 2.Studi Intervensi/eksperimental (a) Uji klinik (clinical trial) (b) Uji Lapangan (field trial) Studi analitik memfokuskan perhatian pada usaha mencari faktor penyebab penyakit dengan melalui uji hipotesis Perbedaan antara studi observasional dengan intervensi • Pada studi observasional, peneliti hanya melakukan pengamatan/observ atas perubahan alamiah yang terjadi, tanpa melakukan manipulasi atas pemajan (exposure) • Sedangkan pada studi intervensi / eksperimental penelitian untuk mendapatkan kejadian Studi kasus-kontrol Subjek dipilih berdasarkan atas status penyakitnya Pertama: pilih kasus dari penyakit tertentu. Kedua: pilih kontrol dari orang yang tanpa penyakit tertentu Secara ideal, kasus dan kontrol dipilih dari sumber populasi yang sama Studi Kasus-kontrol selalu retrospektif Direksionalitas suatu studi Direksionalitas ke belakang Eksposur Keluaran/penyakit Waktu ? Ya ? Tidak Studi kasus-kontrol Studi kasus-kohort Eksposur Penyakit Ya Kasus Tidak Ya kontrol Tidak Waktu Studi mulai Case-control studies start with a disease and go back to exposures. Drawingby: Nick Thorkelson Penelitian kasus kontrol Penyakit Exposure Total Ya Tidak Ya a b a+b Tidak c d c+d Total a+c b+d a+b+c+d OR = (A/B) : (C/D) OR = AD / BC Kasus Kontrol Total Terpajan 18 7 25 Tidak terpajan Total 20 35 55 38 42 80 18 35 630 OR 4,5 20 7 140 Studi kohort • Subjek dibagi atas dasar ada atau tidaknya pemajan (exposure) faktor tertentu dan kemudian diikuti dalam periode waktu tertentu untuk menentukan munculnya penyakit pada tiap grup Studi kohort Penyakit Eksposur Kasus Ya Bukan kasus Ke depan Kasus Tidak Bukan kasus Studi mulai Waktu Cohort studies start with an exposure and go forward to diseases. Drawingby: Nick Thorkelson Direksionalitas suatu studi Direksionalitas ke depan Eksposur Keluaran/penyakit Waktu Ya ? Tidak ? Studi kohort Clinical trials studi kohort Terdapat dua jenis studi kohort Studi kohort Prospektif Studi kohort Retrospektif Perbedaan: Apakah outcome of interest telah terjadi pada waktu studi dimulai atau tidak Waktuan (timing) suatu studi Apakah keluaran kesehatan terjadi sebelum studi dimulai? Waktu Mulai studi Keluaran/penyakit Prospektif Clinical Trials Waktuan (timing) suatu studi Apakah keluaran kesehatan terjadi sebelum studi dimulai? Waktu Eksposur Keluaran/penyakit Retrospektif Studi kasus-kontrol Mulai studi Prospective cohort study Exposure Study starts Disease occurrence time Study starts time Exposure Disease occurrence Retrospective cohort studies Exposure Disease occurrence Study starts time Study of food poisoning Penelitian Kohort Penyakit Exposure Total Ya Tidak Ya a b a+b Tidak c d c+d Total a+c b+d a+b+c+d RR = Ie / Iu= a/(a+b) : c/(c+d) Sakit Tidak Sakit Total Terpajan 18 7 25 Tidak terpajan Total 20 35 55 38 42 80 Ie RR Iu 18 0,72 25 RR 2 20 0,36 55 Attributable Risk (AR) AR = Ie – Iu AR atau risk difference adalah suatu ukuran dampak yang memberikan informasi tentang absolut efek dari pemajanan atau selisih risiko sakit pada mereka di grup terpajan dibandingkan mereka yang di grup tidak terpajan Attributable Risk Incidence Iexposed – Iunexposed Exposed Unexposed I = Incidence AR percent (AR%) AR% Insidens terpajan Insidens tidak terpajan x 100% Insidens terpajan AR% merupakan estimasi proporsi penyakit pada grup terpajanyang disumbangkan faktor terpajan atau proporsi penyakit pada grup terpajan yang dapat dicegah jika faktor pemajan dihilangkan attributable risk percent Incidence % Exposed Iexposed - Iunexposed RR - 1 x 100 RR Iexposed Unexposed Latihan Faktor Perokok Sakit 20 Tidak sakit 980 Bukan perokok Total 10 990 1000 30 1970 2000 Hitunglah: OR, RR, AR, & AR% Total 1000 Kasus kontrol kohort 1. Relatif cepat dan tidak mahal 1. Bagus untuk evaluasi pemajan yang jarang 2. Evaluasi penyakit dengan masa laten yang panjang 2.Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan 3. Optimal untuk penyakit yang jarang 3. Dapat menetapkan hubungan temporal 4. Mempelajari multipel pemajan 4. Mendapat incidence rate Kasus kontrol Kohort Inefisien untuk pemajan Inefisien untuk penyakit jarang jarang Tidak dapat incidence rate mahal dan menyita waktu Sulit mendapat hubungan rentan dengan drop out temporal subjek Rentan dengan bias Terima Kasih