Uploaded by User58508

SistemMonitoringPHdanSuhuAirdenganTransmisiDataNirkabel

advertisement
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/318529577
Sistem Monitoring PH dan Suhu Air dengan Transmisi Data Nirkabel
Article · October 2010
CITATIONS
READS
4
3,869
3 authors, including:
Muhammad Rivai
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
158 PUBLICATIONS 405 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
drip irrigation View project
Fuzzy logic View project
All content following this page was uploaded by Muhammad Rivai on 19 July 2017.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
38
Sistem Monitoring
PH dan Suhu Air dengan Transmisi Data Nirkabel
Muhammad Rivai, Rudy Dikairono dan Adi Tomi
Jurusan Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya – 60111
Abstrak - Pengukuran kadar keasaman larutan (pH) dan
suhu dalam air merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam Budidaya Ikan, Seperti pada proses pembenihan ikan
tawar, dimana air dalam kolam harus selalu dipantau kadar
keasaman dan kadar suhu dalam air, hal ini sangat penting
untuk menjaga kestabilan kadar keasaman (pH) dan suhu
air kolam tersebut agar benih ikan tidak mudah mati dan
mempunyai kualitas yang bagus sehingga mampu
meningkatkan produktivitas ikan bagi pengusaha Budidaya
Ikan. Kondisi pertumbuhan ikan optimal pada kisaran pH6.5
-9.0. Kadar pH air perlu dikontrol agar kondisi terjaga pada
kisaran pH6.5 -9.0, hal ini dapat dilakukan dengan
menambah larutan asam atau larutan basa pada air. Larutan
basa yang digunakan adalah NH3 ditambah air dan larutan
asam yang digunakan adalah CH3OOH ditambah air.
Penelitian ini membuat monitoring kadar pH dan suhu
dengan menggunakan elektroda pH sebagai sensor pH dan
LM35 sebagai sensor suhu. Untuk memonitoring pH dan
suhu pada tempat yang jauh dibutukan wireless sebagai
pengirim data agar bisa dipantau tanpa harus datang ke
tempat pembibitan ikan, wireless yang dipakai adalah RF
Modules Xbee Pro type 802.15.4 yang memiliki jangkauan
pengiriman data 1,6 Km pada kondisi tanpa penghalang dan
300 m pada kondisi terdapat penghalang. Untuk mengontrol
buka tutupnya katup Valve digunakan kontrol window dan
PWM yang dibuat dalam program mikrokontroler.
Kata Kunci: Sistem monitoring, transmisi data, nirkabel
I.
PENDAHULUAN
Pengukuran kadar keasaman larutan (pH) dan suhu dalam air
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam Budidaya
Ikan, Seperti pada proses pembenihan ikan tawar, dimana air
dalam kolam harus selalu dipantau kadar keasamannya dan
kadar suhu dalam air, hal ini sangat penting untuk menjaga
kestabilan kadar keasaman (pH) dan suhu air kolam tersebut
agar benih ikan tidak mudah mati dan mempunyai kualitas
yang bagus sehingga mampu meningkatkan produktivitas
ikan bagi pengusaha Budidaya Ikan kita.
Terdapat beberapa metode dalam mengukur kadar
keasaman (pH) dari suatu larutan, diantaranya yaitu dengan
metode konvensional yaitu menggunakan kertas lakmus atau
kertas pH. Metode ini kurang praktis dan hasil pengukuran
dengan metode konvensional ini kurang akurat dan hanya
mampu digunakan untuk sekali pengukuran saja. Hal ini
berarti untuk pengukuran pH larutan yang banyak maka
membutuhkan kertas lakmus yang banyak sehingga biaya
juga semakin besar. Metode pengukuran lainnya yaitu
dengan menggunakan alat elektronik (pH meter) dengan
sensor dari elektroda (probe) yang mampu mengukur kadar
keasaman dengan lebih cepat, akurat dan presisi
dibanding dengan metode konvensional. Namun untuk
keperluan monitoring tidak efektif karena pemilik tambak
ikan harus datang setiap saat untuk mengecek kadar
keasaman (pH) tambaknya. Oleh karena itu perlu adanya
upaya untuk merancang suatu system monitoring kadar
keasaman (pH) yang efektif tanpa harus datang ketempat
kolam pembibitan ikan yang mungkin jarak antara rumah
pemilik dan kolam pembibitan ikan cukup jauh..
II.
TEORI PENUNJANG
2.1 Operasional Amplifier
\Operasional amplifier yang sering dikenal
Operasional amplifier terdiri atas dua buah input , yakni
input inverting dan input non inverting serta satu buah
output. Operasional amplifier bekerja berdasarkan selisih
tegangan antara dua input dan dapat digunakan untuk
bermacam–macam aplikasi dengan memodifikasi
feedbacknya. Pada penelitian ini operasional amplifier
digunakan sebagai non inverting amplifier (penguat) dan
non inverting voltage level Detector with Hysteresis.
1.
Non Inverting Amplifier
Operasional amplifier dapat berfungsi sebagai
amplifier mulai dari tegangan DC sampai tegangan
berfrekuensi di atas frekuensi radio. Amplifier dapat
dimodifikasi sehingga hanya menguatkan frekuensi–
frekuensi tertentu saja sehingga bekerja sebagai filter.
Amplifier ini mampu merespon sinyal hingga mencapai
skala mikrovolt. Pada penelitian ini digunakan non
inverting amplifier, dimana output dari penguatan tidak
mengalami pembalikan fase. Sinyal input dimasukkan
pada pin input non inverting dan pin input inverting
dihubungkan dengan ground.
Gambar 1 Non inverting amplifier
Dimana :
JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
39
2. Differensial Amplifier
Adalah penguat dimana tegangan keluaran Vo
merupakan hasil dari perbedaan antara dua input tegangan
pada terminal non-pembalik dan pembalik itu. Rumus
umum yang berlaku untuk penguat differensial adalah
sebagai berikut:
Ketika
dan
Sirkuit Brace diferensial ditunjukkan pada Gambar 2
di bawah ini :
dari kombinasi tunggal elektroda referensi (reference
electrode) dan elektroda sensor (sensing electrode) yang
lebih mudah dan lebih murah daripada elektroda
tepisah. Elektroda kombinasi ini mempunyai fungsi
yang sama dengan elektroda pasangan. Keluaran dari
pH meter sudah dikalibrasi dalam mV dan kondisi ideal
dari elektroda pH pada suhu 25
˚C. Dengan memonitor
perubahan tegangan yang disebabkan oleh perubahan
aktifitas ion hidrogen (H+) dalam larutan maka pH
larutan dapat diketahui. Tegangan keluaran
dari
elektroda akan menunjukkan 0mV ketika dipakai untuk
mengukur pH 7.00 (netral).
2.3 RF (Radio Frequency) Modules
RF Modules type 802.15.4 dengan merk Zigbee
Xbee Pro adalah alat yang mempunyai kemampuan
pengiriman data tanpa kabel. Dimana alamat modul
dapat disetting, membutuhkan daya rendah dalam
membangun sensor jaringan, harganya murah dan
modul ini handal dalam pengiriman antar perangkat.
Modul ini beroperasi pada Frekuensi 2,4 GHz dan pinpinnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan lainnya.
Gambar 2. Differensial Amplifier
2.2 LM35
Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengkonversi
besaran panas yang ditangkap menjadi besaran tegangan.
Jenis sensor suhu yang digunakan dalam sistem ini adalah
IC LM35, sensor ini memiliki presisi tinggi. Sensor ini
sangat sederhana dengan hanya memiliki 3 buah kaki. Kaki
pertama IC LM35 dihubung kesumber daya, kaki kedua
sebagai output dan kaki ketiga dihubung ke ground.
Adapun gambar dan karakteristik dari IC LM35 adalah
sebagai berikut :
1. Dapat dikalibrasi langsung ke dalam besaran Celcius.
2. Faktor skala linier + 10mV/ °C.
3. Tingkat akurasi 0,5°C. saat suhu kamar (25°C).
4. Jangkauan suhu antara -55°C sampai 150°C.
5. Bekerja pada tegangan 4 volt hingga 30 volt.
6. Arus kerja kurang dari 60µA.
7. Impedansi keluaran rendah 0,1Ω untuk beban 1 mA.
2.2 Sensor pH
Sensor adalah komponen elektronika yang digunakan
untuk merubah besaran fisik menjadi besaran listrik
sehingga bisa di analisa dengan menggunakan rangkaian
listrik. Pada prinsipnya sistem sensor pH (pH meter) terdiri
dari elektroda pH yang digunakan untuk mendeteksi
banyaknya ion H+ dari suatu cairan. Pengukuran pH
dilakukan dengan menggunakan elektroda potensiometrik.
Elektroda ini memonitor perubahan voltase yang
disebabkan oleh perubahan aktivitas ion hidrogen (H+)
dalam larutan. Elektroda pH yang paling modern terdiri
Gambar 3 RF Modules Xbee Pro
Spesifikasi
Spesifikasi dari RF Modules ini adalah
mempunyai kinerja :
• Didalam/Kota : hingga 300ft (100m)
• Diluar : hingga 1 mil (1600 m)
(garis lurus tanpa halangan)
• RF data rate : hingga 250.000 bps
2.4 Konfigurasi Pin ATmega 8
Pin-pin pada ATmega 8 dengan kemasan 28-pin
DIP (dual in- line package) ditunjukkan oleh Gambar 4.
Gambar 4 Pin-pin Atmega 8 kemasan 28-pin
JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
40
III. PERANCANGAN ALAT
3.1 Konfigurasi Sistem
Secara umum sistem monitoring ini terdiri dari
beberapa bagian yang terintegrasi menjadi satu kesatuan,
bagian-bagian tersebut adalah Sensor pH meter (pH
electrode), sensor suhu (LM35), Mikrokontroller, RF
Modules, rangkain amplifier, converter dan rangkaian
pemilih.
3.2.1 Sensor pH
Sensor pH ditempatkan dengan kodisi ujung
Elektroda pH masuk dalam air.
Gambar 8 Sensor elektroda pH
3.2.2 Pompa angin
Dalam proses control terjadi penambahan
larutan asam dan larutan basa. Untuk mempercepat
proses pencampuran larutan digunakan pompa angin.
Pompa angin yang digunakan ditunjukkan pada gambar
9.
Gambar 5 Blok Diagram Sistem
3.2
Perancangan Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan adalah power
supply, sensor LM35, sensor pH elektroda, rangakian
wireless dan minimum sistem mikrokontroler dan komponen
pendukungnya yang tampak pada Gambar 6.
Gambar 9 Pompa angin
3.3
Gambar 6 Rrangkaian system monitoring pH dan suhu air
Untuk mengontrol pH dengan cara menambahkan
cairan Asam dan Basa, berikut adalah mekanik yang
digunakan untuk mengontrol pH.
Perancangan Perangkat Lunak
Dalam alat ini tedapat 2 software yang berbeda,
yakni software CodeVision AVR dan Delphi 7. Software
CodeVision AVR digunakan dalam mikrokontroler
ATmega8, dimana program ini digunakan untuk
mengontrol kinerja mikrokontroler sebagai pengambil
data dan ADC. Sedangkan Software Delphi 7 digunakan
menampilkan data – data dari sensor pH dan suhu.
3.3.1
Flowchart perancangan perangkat lunak
pada mikrokontroler
Dalam mikrokontroler dibuat sebuah program
untuk mengambil data dari sensor untuk diolah dan
dikirimkan ke PC ketika ada perintah dari operator
seperti terlihat pada Gambar 10.
Gambar 7 Mekanik untuk mengontrol pH
JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
41
IV.
PENGUJIAN ALAT
4.1
Pengujian Sensor pH
Pengujian sensor elektroda pH dilakukan dengan
menggunakan beberapa sample larutan yang berbeda.
Sebelum dilakukan pengukuran tegangan keluaran dari
sensor pH sebagai acuan dilakukan pengukuran pH
larutan dengan menggunakan pH meter PH-207. Hasil
dari pengujian sensor elektroda pH ditunjukkan pada
tabel 1. Pengujian ini bertujuan untuk menguji sensor
serta untuk mendapatkan larutan yang asam dan larutan
basa yang akan digunakan.
Tabel 1 Pengujian sensor elektroda pH
Larutan
Air+HCl
Air+CH3OOH
Buffer pH 4
Air+CH3OOH
Air+CH3OOH
Air+CH3OOH
Buffer pH 7
Air+ NH3
Air+ NH3H
Air+NaOH
pH
2.4
3.81
4
4.60
5.57
6.31
7
7.30
8.47
9.51
Vout (mV)
120
82
75
60
30
6.45
-19
-31
-78
-95
Gambar 10 Flowchart pada mikrokontroler
3.3.2 Flowchart Perancangan perangkat lunak
Delphi
Setelah data dikirimkan oleh mikrokontroler,
data kemudian diterima oleh PC dan dilakukan
pengolahan data sebagaimana flowchart pada Gambar
11.
Gambar 12. Grafik pengujian sensor Elektroda pH
Dari gambar 12 menunjukkan bahwa hasil
pengukuran tegangan sensor linier terhadap kadar pH
larutan. Dimana untuk pH dibawah 7 memiliki tegangan
positif, untuk pH 7 (netral) outputnya adalah mendekati
0 volt dan untuk pH diatas 7 memiliki tegangan keluaran
yang bernilai negatif.
Gambar 11 flowchart pemrosesan data dari PC
JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
42
4.2 Pengujian sensor suhu (LM35)
Berikut pengujian sensor suhu (LM35):
Table 2. Hasil pengujian sensor suhu LM35
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Suhu (°C)
27.9
VoutLM35
(mV)
295.5
28.5
304
29.6
309
30.7
321.5
31.8
330
32.9
341
34.5
361
35.6
372
36.7
383
37.8
391
39.5
403.7
Tabel 3 Hasil Pengujian Pengiriman Data Di Dalam
Ruangan
No
1
2
3
Lokasi Pengirim
Dalam
satu
ruangan
(Elektronika Industri)
Transmitter di luar ruangan dan
penerima di dalam ruangan,
kondisi terhalang oleh dinding
(jarak 5.4 meter)
Keterangan
Terhubung
Transmitter di luar ruangan dan
penerima di dalam ruangan,
kondisi terhalang oleh dinding
(jarak 12 meter)
Tidak
Terhubung
Terhubung
*) Pengujian dilakukan di lab Elektronika Industri lantai
4 (penerima). Pengujian diluar ruangan ( tanpa halangan )
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
kehandalan RF Modules dalam mengirimkan data di luar
ruangan yang tidak terdapat halangan.
Tabel 4 Hasil Pengujian Pengiriman Data Di Luar
Ruangan
No
1
2
3
4
5
Jarak Pengiriman
10 meter
20 meter
30 meter
40 meter
48 meter
Keterangan
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
*) Pengujian dilakukan di depan Lab Elektronika
Industri lantai 4 ( penerima ).
Gambar 13. Grafik pengujian LM35
Dari hasil pengujian didapat bahwa nilai VoutLM35 linear
terhadap perubahan nilai suhu dan kenaikan 1 °C mendekati
10 mV, hal ini sesuai dengan datasheet dari LM35.
4.4 Pengujian Rangkaian PWM
Pengujian PWM dilakukan untuk mengetahui respon
dari rangkaian PWM baik Duty Cycle maupun frekuensi
yang dihasilkan. Gambar 4.4 sampai Gambar 4.7
menunjukkan hasil pengujian. Berdasarkan pengamatan
didapat tH=2s dan tL=0.5s pada kondisi Valve
mengeluarkan tetesan cairan yang paling minimal,
sehingga duty cycle dapat dihitung melalui rumus :
4.3 Pengujian Jarak Koneksi Antar X-Bee Pro
Berikut Tabel hasil pengujian jarak koneksi antar X-Bee
Pro:
-
Pengujian didalam ruangan ( terdapat halangan )
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kehandalan RF
Modules dalam mengirimkan data di dalam ruangan yang
terhalang tembok.
Gambar 14 Hasil percobaan pada Duty cycle 85.7%,
75 %,50 % dan 0 %,
JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
43
4.5 Pengujian Rangkaian Kontroler window
Dari hasil percoabaan dengan kondisi awal mendekati
pH 7 kemudian diberikan cairan basa sehingga kondisi kadar
pH naik di atas pH 9. Kontroler akan bekerja untuk
mengkondisikan pH anatara 6,5 sampai pH 9. Hasil dari
percobaan didapat kondisi cairan kembali medekati ke pH 7.
4.
5.
6.
Nilai VoutLM35 linear terhadap perubahan nilai suhu
dan kenaikan 1 °C mendekati 10 mV, hal ini sesuai
dengan datasheet dari LM35.
Kontroler window dengan mikrokontroler mampu
mengkondisikan pH antara pH 6.5 sampai pH 9.
Rangkaian PWM dapat bekerja dengan baik untuk
mengendalikan bukaan katup.
5.2
Gambar 15. Hasil dari kontroler ketika menurunkan kadar
pH
Pada percoabaan berikutnya dengan kondisi awal
mendekati pH 7 kemudian diberikan cairan asam sehingga
kondisi kadar pH turun dibawh pH 6.5. Kontroler akan
bekerja untuk mengkondisikan pH anatara 6,5 sampai pH 9.
Hasil dari percobaan didapat kondisi cairan kembali
medekati ke pH 7.
Saran
Saran – saran yang dapat diberikan untuk
pengembangan alat ini sebagai berikut:
1. Untuk pengembangan dan penyempurnakan dari
desain yang telah dibuat maka penulis menyarankan
untuk menggunakan sensor elektroda pH lebih dari
satu, agar didapat pengukuranan yang merata pada
permukaan cairan.
2. Untuk
mengembangkan
alat
ini
penulis
menyarankan penggunaan Power supply pada
Transmitter menggunakan Accu atau solar cell
dikarenakan pada implementasinya jauh dengan
sumber listrik PLN.
3. Disarankan menggunakan Valve yang dapat
dioperasikan dengan tegangan kecil agar hemat
dalam pemakaian listriknya.
4. Disarankan untuk menggunakan wireless yang
berbeda untuk mendapatkan pengiriman data yang
lebih jauh lagi.
5. Perlu dikembangkan lebih lanjut desain kontrol pH
dengan menggunakan metode yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 16 Hasil dari kontroler ketika menaikan kadar pH
V. PENUTUP
5. 1
Kesimpulan
Dari perancangan, realisasi, dan pengujian alat pada
penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal seperti berikut
ini:
1. Wireless RF Modules Xbee Pro type 802.15.4 mampu
mengirimkan data dengan jarak yang cukup jauh sekitar
48 m tanpa penghalang.
2. Keberhasilan pengiriman sekitar 99% pada jarak kurang
dari 48 m, dimana dalam pengambilan data tanpa ada
penghalang.
3. Menunjukkan bahwa hasil pengukuran tegangan sensor
pH linier terhadap kadar pH larutan. Dimana untuk pH
dibawah 7 memiliki tegangan positif, untuk pH 7
(netral) outputnya adalah mendekati 0 volt dan untuk
pH diatas 7 memiliki tegangan keluaran yang bernilai
negatif.
[1] H. M Ghufran, Kordi K, Pengelolaan Kualitas
Air Dalam Budidaya Perairan, Rineka Cipta,
Jakarta, 2007.
, Manual pH Electrode, PE-03
[2]
[3] Couglin Robert F, Driscoll Frederick F.,
Penguat Operasional Dan Rangkaian Terpadu
Linier; penterjemah : Ir Herman Widodo
Soemitro, Erlangga, Jakarta, 1992.
[4]
, www.wikipedia.com/
[5] Heryanto, Ary " pemograman bahasa C untuk
ATMega 8535 ", ANDI, Yogyakarta
[6] Setiawan, Rachmat " mikrokontroler MCS ",
graha Ilmu
[7] Winoto
Ardi
“
Mikrokontroler
AVR
ATMega8/32/16/8535”,Informatika.
[8] Edioloeegito
Widji.2005.”pengaruh
pH
terhadap kinerja elektroda selektif ion H2PO4
menggunakan membran berpendukung PVC
dengan Aliquat 336”. FMIPA Universitas
Hasanuddin Makassar.
[9] www.alldatasheet.com
JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
View publication stats
Download