BAB IV HASIL PENELITIAN DAN IMPLEMENTASI MANAJERIAL A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT. TUNAS RIDEAN, Tbk Dikenal sebagai “Penyedia Solusi Otomotif”, usaha utama PT Tunas Ridean Tbk yang utama adalah di bidang penjualan dan layanan purna jual otomotif dengan merek-merek Toyota, Daihatsu, BMW, Peugeot dan Honda (sepeda motor). Saat ini, Grup memiliki 132 outlet yang tersebar di 28 kota di seluruh pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Jaringan Divisi Otomotif Grup : Tunas Toyota, Tunas Daihatsu, Tunas BMW, Tunas Peugeot dan Tunas Honda, Grup menguasai pangsa pasar nasional sebesar 5.2% untuk penjualan mobil baru dan 2.3% untuk penjualan sepeda motor di Indonesia. Sebagai penyedia Iayanan otomotif terpadu, Grup juga memiliki divisi Tunas Used Car yang menawarkan mobil dan motor bekas yang berkualitas. Untuk menjawab kebutuhan konsumen di bidang pembiayaan, Grup juga memiliki PT Tunas Financindo Sarana atau Tunas Finance, sebuah fasilitas pembiayaan konsumen yang tersebar di kota-kota strategis di Indonesia. Melalui PT. Surya Sudeco atau Tunas Rental, Grup menawarkan Penyewaan Kendaraan dan Pengelolaan armada professional bagi klien korporasi dan individu Untuk memberikan layanan bernilai tambah, Grup membentuk TUNASFriend, suatu layanan darurat dan derek 24 jam sebagai bagian dari komitmennya untuk memberikan layanan purna 68 jual dengan lengkap. Mengingat luasnya negara ini dan tingginya populasi, serta relatif terbatasnya penetrasi untuk pasar kendaraan baru, maka Grup tetap memegang potensi besar untuk terus maju dan menjadi lebih baik seiring perkembangannya. 2. Visi dan Misi PT. Tunas Ridean, Tbk a. Visi PT. Tunas Ridean, Tbk Menjadi perusahaan otomotif paling inovatif di Indonesia dengan menciptakan pengalaman mengesankan di setiap interaksi dengan pelanggan. b. Misi PT. Tunas Ridean, Tbk 1) Memberikan pengalaman “peace of mind” bagi konsumen 2) Menciptakan pertumbuhan berkelanjutan melalui operasional yang progresif 3) Membangun sumber daya manusia dalam membangun kepemimpinan yang kuat 4) Menciptakan pertumbuhan yang bernilai bersama mitra bisnis strategis 5) Membuat perbedaan yang postif dimanapun Tunas berada 3. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT. Tunas Ridean, Tbk Berikut susunan dewan komisaris dan direksi PT. Tunas Ridean,Tbk hingga saat ini : 69 Tabel 4.1 Susunan Dewan Komisaris PT. Tunas Ridean, Tbk Dewan Komisaris Presiden Komisaris Anton Setiawan Wakil Presiden Komisaris Dr. Cosmas Batubara Komisaris Hong Anton Leoman Komisaris Haaslam Preston Komisaris Independen Heng Carla Hendriek Table 4.2 Susunan Dewan Direksi PT. Tunas Ridean,Tbk Dewan Direksi Presiden Direktur Rico Adisurja Setiawan Direktur Kent Teo Direktur Tenny Febyana Halim Direktur Nugraha Indra Permadi Direktur Independen Tan Fony Salim 70 4. Struktur Organisasi PT. Tunas Ridean,Tbk Gambar 4.1 Struktur Organisasi 71 B. Data Penelitian, Analisis dan Pembahasan Sebelum dilakukan perhitungan, perlu adanya uji tahap semua data yang sudah diperoleh, langkah-langkahnya meliputi : 1. Data Penelitian a) Perhitungan Current Ratio PT. Tunas Ridean, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2017. Dalam penelitian ini, Menurut Kasmir (2014: 134) Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus rasio lancar (Current Ratio) adalah sebagai berikut : Current Ratio = Dengan rumus tersebut, maka nilai Current Ratio adalah sebagai berikut : CR tahun 2008 = = 1,379 x 100% = 1,40% CR tahun 2009 = = 1,337 x 100% = 1,40% CR tahun 2010 = = 1,488 x 100% = 1,50% CR tahun 2011 = = 1,564 x 100% = 1,60% CR tahun 2012 = = 1,429 x 100% = 1,50% CR tahun 2013 = = 1,594 x 100% = 1,50% 72 CR tahun 2014 = = 1,317 x 100% = 1,40% CR tahun 2015 = = 1,310 x 100% = 1,40% CR tahun 2016 = = 1,365 x 100% = 1,30% CR tahun 2017 = = 1,437 x 100% = 1,40% Berikut rekapitulasi dari perhitungan diatas sebagai berikut : Tabel 4.3 Perhitungan Current Ratio PT. Tunas Ridean,Tbk Periode 2008-2017 (Dalam milyaran rupiah) Current Current Tahun Assets Liabilities Current Ratio 2017 1,221 889 1,40 2016 1,039 761 1,30 2015 1,058 807 1,40 2014 1,034 785 1,40 2013 1,110 530 1,50 2012 876 405 1,50 2011 740 347 1,60 2010 518 326 1,50 2009 503 350 1,40 2008 2,718 2,304 1,40 Berdasarkan tabel 4.3, Current Ratio (CR) PT. Tunas Ridean,Tbk tertinggi pada tahun 2011 sebesar 1,60 sedangkan Current Ratio (CR) terendah PT. Tunas Ridean,Tbk terjadi pada tahun 2016 sebesar 1,30. b) Perhitungan Debt to Equity Ratio PT. Tunas Ridean,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2017 Ratio menurut Kasmir 73 (2015:156) adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan equitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang. Rumus Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut : Debt to Equity Ratio = Dengan rumus tersebut, maka nilai Debt to Equity Ratio sebagai berikut : DER tahun 2008 = = 2,50 DER tahun 2009 = = 0,80 DER tahun 2010 = = 0,70 DER tahun 2011 = = 0,70 DER tahun 2012 = = 0,90 DER tahun 2013 = = 0,70 DER tahun 2014 = = 0,80 DER tahun 2015 = = 0,80 DER tahun 2016 = = 0,80 DER tahun 2017 = = 0,70 74 Berikut rekapitulisasi perhitungan diatas sebagai berikut : Tabel 4.4 Perhitungan Debt to Equity Ratio PT. Tunas Ridean,Tbk Periode 2008-2017 (Dalam milyaran rupiah) Tahun 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 Ekuitas 3,128 2,813 2,371 2,151 1,984 1,768 1,467 1,213 1,000 1,024 Liabilities 2,327 2,155 1,981 1,813 1,478 1,544 1,077 886 770 2,558 Debt to Equity Ratio 0,74 0,80 0,83 0,80 0,74 0,90 0,73 0,70 0,80 2,50 Berdasarkan tabel 4.4, Debt to Equity Ratio (DER) PT. Tunas Ridean,Tbk tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 2,50 sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) PT.Tunas Ridean, Tbk terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 0,70. c) Perhitungan Pertumbuhan Deviden PT. Tunas Ridean,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2017. Berdasarkan penilitian menurut Ridwan S. Sundjaja dan inge barlian (2009:437) Pertumbuhan deviden adalah pembagian keuntungan yang diberikan peusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Rumus pertumbuhan deviden sebagai berikut : 75 Pertumbuhan Deviden = X100% Dengan rumus tersebut maka nilai pertumbuhan deviden sebagai berikut: Pertumbuhan deviden tahun 2008 = x 100% = 2,054 Pertumbuhan deviden tahun 2009 = x 100% = -0,476 Pertumbuhan deviden tahun 2010 = x 100% = -0,5456 Pertumbuhan deviden tahun 2011 = x100% = 0,399 Pertumbuhan deviden tahun 2012 = x100% = 0,642 Pertumbuhan deviden tahun 2013= x 100% = -0,303 Pertumbuhan deviden tahun 2014= x100% = -0,125 Pertumbuhan deviden tahun 2015 = x100% = 0,143 Pertumbuhan deviden tahun 2016 = x100% = 0,874 Pertumbuhan deviden tahun 2017 = x100% = -0,166 Berikut rekapitulisasi perhitungan diatas sebagai berikut : Tabel 4.5 Perhitungan Pertumbuhan deviden PT. Tunas Ridean,tbk Periode 2008-2017 ( Dalam milyaran rupiah ) Tahun 2017 2016 Pembagian deviden 167,4 89,3 Pertumbuhan deviden -0,166 0,874 76 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 78,1 89,3 128,3 78,1 55,8 122,8 234,4 76,7 0,143 -0,125 -0,303 0,642 0,399 -0,545 -0,476 2,054 Berdasarkan tabel 4.5 Pertumbuhan Deviden PT. Tunas Ridean, Tbk tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 2,054 sedangkan Pertumbuhan Deviden PT. Tunas Ridean,Tbk terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar -0,125. d) Uji Data Penelitian 1) Uji Asumsi Klasik Dalam uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokidastisitas, uji autokorelasi. a) Uji Normalitas Uji asumsi ini akan menguji data variable bebas (X ) dan data variable terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakaan baik jika mempunyai data variable bebas dan variable terikat distribusi mendekati normal atau tidak normal sama sekali (Danang Sunyoto, 2011:84). Jika dilihat dari penelitian ini hasil uji normalitasnya berdistribusi normal, karena tidak membentuk pola. Lebih jelasnya hasil uji normalitas dapat dilihat dari gambar dibawah ini: 77 Gambar 4.2: P-P Plot Pengujian Normalitas Model Regresi b) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variable bebas melalui besaran koefisiensi korelasi. Multikolinearitas dapat di deteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama 78 dengan nilai VIF >10 (Imam Ghozali, 2005:92). Untuk lebih detailnya bisa dilihat dari table dibawah ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1CR .835 1.198 DER .835 1.198 (Constant) Dari hasil uji multikolinearitas diatas diketahui bahwa hasil nilai VIF >10 dan nilai tolerance <0,10 yaitu nilai VIF sebesar 1.198 dengan nilai tolerance sebesar 835. Dengan nilai tersebut, disimpulkan bahwa penelitian ini terjadi multikolinearitas. c) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji sama atau tidaknya varians residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lainnya. Menurut Imam Ghozali (2005:105), cara memutuskan ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi 79 heteroskedastisitas. Sedangkan, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.3: Scatterplot Dari gambar diatas diketahui bahwa titik-titik yang tersebar diantara angka 0 dan sumbu Y, dan titik-titik tersebut tidak membentuk pola tertentu jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 80 d) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t dan kesalahan pengganggu periode t-1. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (Dw). Seperti yang tertera pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Nilai Durbin-Watson Model R 1 R Adjusted R Std. Error of Durbin- Square Square the Estimate Watson .556 .5818585 .809a .655 1.819 Dari tabel diatas dapat diketahui nilai DW sebesaar 1.819. Dengan demikian dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi karena nilainya diantara 1,5 – 2,5. 2. Hasil Analisis Data a. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang disignifikasikan antara current ratio terhadap pertumbuhan deviden, maka penulis menggunakan perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 81 22.0 berikut adalah hasil perhitungan antara current ratio terhadap pertumbuhan deviden dibawah ini : Tabel 4.8 Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) 1 CR DER Std. Error -2.346 3.474 .879 2.350 1.301 .359 t Sig. Beta Collinearity Statistics Tolerance VIF -.675 .521 .085 .374 .719 .958 1.044 .822 3.625 .008 .958 1.044 Dari tabel uji regresi berganda diatas maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = ɑ+β₁X1+β₂ X2 Y = -2,346 + 0,879 X1 + 1,301 X2 1) Konstanta sebesar -2,346 menyatakan bahwa jika variabel X dianggap, artinya apabila semua variabel independent nya itu sama dengan nol, maka Pertumbuhan Deviden akan bernilai sebesar -2,346. 2) Koefisien Current Ratio sebesar 0,879 artinya bahwa setiap penambahan 1% Total Current Ratio, maka Pertumbuhan Deviden akan naik sebesar 0,879. 82 3) Koefisien Debt to Total Equity Ratio (DER) sebesar -1,301 artinya bahwa setiap penambahan 1% Debt to Total Equity Ratio (DER), maka maka Pertumbuhan Deviden akan naik sebesar 1,301. b. Koefisiensi Korelasi Berganda Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan Current Ratio dan Debt To Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Deviden, maka penulis menggunakan perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini : Tabel 4.9 Hasil Koefisiensi Korelasi Berganda Model Summaryb Model Summaryb Model 1 R .809a R Square .655 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .556 .5818585 Durbin-Watson 1.819 Hubungan variable antara X1, X2 terhadap Y adalah 0,809 yang artinya bahwa hubungan tersebut mempunyai korelasi yang sangat kuat. Begitu pula dengan korelasi yang positif yang menunjukan bahwa variable X dan variable Y mempunyai hubungan yang kuat dan searah. 1. Pengujian Koefisiensi Regresi Parsial (Uji-t) Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variable bebas Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio terhadap pertumbuhan deviden. Dari hasil pengolahan data dengan 83 menggunakan program SPSS versi 22.0, maka diperoleh hasil t hitung sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. -.675 .521 Coefficients 1 B Std. Error Beta (Constant) -2.346 3.474 CR .879 2.350 .085 .374 .719 DER 1.301 .359 .822 3.625 .008 Jika dilihat dari tabel dikatakan bahwa : a) Nilai uji t antara Current Ratio terhadap pertumbuhan deviden sebesar 0,374 dengan nilai sig 0,719 secara parsial hasil variabel Current Ratio sebesar 0,374 dan selanjutnya dibandingkan dengan Untuk kesalahan 5% dan dk = 10-3=7, maka diperoleh sebesar 2.365 Jadi disimpulkan bahwa yaitu 0,374 < 2,365 yang artinya bahwa secara parsial Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deviden. b) Nilai uji t antara Debt to Equity Ratio sebesar 3,625 dengan nilai sig 0,008 secara parsial variabel Debt to Equity 84 Ratio sebesar 3,625 dan selanjutnya dibandingkan dengan . Untuk kesalahan 5% dan dk = 10-3=7, maka diperoleh sebesar 2.365. Jadi disimpulkan bahwa yaitu 3,625 > 2.365 yang artinya bahwa secara parsial Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan. 2. Uji F (Uji Simultan) Uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel X terhadap variabel Y secara Bersama-sama atau simultan. Uji F ini dapat menyatakan besarnya kontribusi bersama dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Pengujian uji F ini dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 4.11 Hasil Uji F ANOVAa Model Sum of df Mean Square F Sig. Squares 1 Regression 4.497 2 2.248 Residual 2.370 7 .339 Total 6.867 9 6.641 .024b Dari tabel diatas dapat dilihat hasil uji F adalah nilai sebesar 6.641 > sebesar 4.737 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,024 sehingga terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara Current Ratio dan Debt to Equity terhadap pertumbuhan deviden. 85 3. Pembahasan Data a. Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Deviden Tabel 4.12 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Deviden PT. Tunas Ridean, Tbk periode 2008-2017 Tahun Current Ratio Pertumbuhan Deviden 2017 1,40 -0,166 2016 1,30 0,874 2015 1,40 0,143 2014 1,40 -0,125 2013 1,50 -0,303 2012 1,50 0,642 2011 1,60 0,399 2010 1,50 -0,545 2009 1,40 -0,476 2008 1,40 2,054 Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat dilihat bahwa Current Ratio pada tahun 2017 sebesar 1,40 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,166, Current Ratio pada tahun 2016 sebesar 1,30 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,874, di tahun 2015 Current Ratio sebesar 1,40 dengan pertumbuhan deviden 0,143. Current Ratio pada tahun 2014 sebesar 1,40 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,125, Current Ratio pada tahun 2013 sebesar 1,50 pada pertumbuhan deviden sebesar -0,303, dan Current Ratio pada tahun 2012 sebesar 1,50 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,642, adapun Current Ratio pada tahun 2011 sebesar 1,60 dengan pertumbuhan deviden 0,399. Kemudian pada tahun 2010 Current Ratio sebesar 1,50 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,545, 86 di tahun 2009 Current Ratio sebesar 1,40 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,476, dan Current Ratio pada tahun 2008 sebesar 1,40 dengan pertumbuhan deviden sebesar 2,054. b. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhann Deviden Tabel 4.13 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan deviden PT. Tunas Ridean, Tbk periode 2008-2017 Tahun Debt to Equity Ratio Pertumbuhan Deviden 2017 0,74 -0,166 2016 0,80 0,874 2015 0,83 0,143 2014 0,80 -0,125 2013 0,74 -0,303 2012 0,90 0,642 2011 0,73 0,399 2010 0,70 -0,545 2009 0,80 -0,476 2008 2,50 2,054 Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa Debt to Equity Ratio pada tahun 2017 sebesar 0,74 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,166, Debt to Equity Ratio pada tahun 2016 sebesar 0,80 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,874, Debt to Equity Ratio pada tahun 2015 sebesar 0,83 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,143, pada tahun 2014 Debt to Equity Ratio sebesar 0,80 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,125, Debt to Equity Ratio pada tahun 2013 sebesar 0,74 dengan pertumbuhan deviden -0,303, pada tahun 2012 Debt to 87 Equity Ratio sebesar 0,90 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,642, Debt to Equity Ratio pada tahun 2011 sebesar 0,73 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,399. Kemudian pada tahun 2010 Debt to Equity Ratio sebesar 0,70 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,545, di tahun 2009 Debt to Equity Ratio sebesar 0,80 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,476 dan pada tahun 2008 Debt to Equity Ratio sebesar 2,50 dengan pertumbuhan deviden sebesar 2,054. c. Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Deviden. Tabel 4.14 Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Deviden PT. Tunas Ridean, Tbk periode 2008-2017 Tahun Current Ratio Debt to Equity Ratio Pertumbuhan Deviden 2017 1,40 0,74 -0,166 2016 1,30 0,80 0,874 2015 1,40 0,83 0,143 2014 1,40 0,80 -0,125 2013 1,50 0,74 -0,303 2012 1,50 0,90 0,642 2011 1,60 0,73 0,399 2010 1,50 0,70 -0,545 2009 1,40 0,80 -0,476 2008 1,40 2,50 2,054 Berdasarkan tabel 4.14 diatas Current Ratio pada tahun 2017 sebesar 1,40 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2017 sebesar 0,74 88 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,166. Current Ratio pada tahun 2016 sebesar 1,30 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2016 sebesar 0,80 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,874. Current Ratio pada tahun 2015 sebesar 1,40 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2015 sebesar 0,83 dengan pertumbuhan deviden. Current Ratio pada tahun 2014 sebesar 1,40 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2014 sebesar 0,80 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,125. Current Ratio pada tahun 2013 sebesar 1,50 dan Debt to Equity pada tahun 2013 sebesar 0,74 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,303. Current Ratio pada tahun 2012 sebesar 1,50 dan Debt to Equity ratio pada tahun 2012 sebesar 0,90 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,642. Current Ratio pada tahun 2011 sebesar 1,60 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2011 sebesar 0,73 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,399. Current Ratio pada tahun 2010 sebesar 1,50 dan Debt To Equity Ratio sebesar 1,50 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,545. Current Ratio pada tahun 2009 sebesar 1,40 dan Debt To Equity Ratio sebesar 0,80 dengan pertumbuhan deviden -0,476. Current Ratio pada tahun 2008 sebesar 1,40 dan Debt To Equity Ratio sebesar 2,50 dengan pertumbuhan deviden sebesar 2,054. 89