Uploaded by anamawarni18

BAB IV

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN IMPLEMENTASI MANAJERIAL
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. TUNAS RIDEAN, Tbk
Dikenal sebagai “Penyedia Solusi Otomotif”, usaha utama PT Tunas Ridean
Tbk yang utama adalah di bidang penjualan dan layanan purna jual otomotif
dengan merek-merek Toyota, Daihatsu, BMW, Peugeot dan Honda (sepeda
motor). Saat ini, Grup memiliki 132 outlet yang tersebar di 28 kota di
seluruh pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Jaringan Divisi
Otomotif Grup : Tunas Toyota, Tunas Daihatsu, Tunas BMW, Tunas
Peugeot dan Tunas Honda, Grup menguasai pangsa pasar nasional sebesar
5.2% untuk penjualan mobil baru dan 2.3% untuk penjualan sepeda motor di
Indonesia. Sebagai penyedia Iayanan otomotif terpadu, Grup juga memiliki
divisi Tunas Used Car yang menawarkan mobil dan motor bekas yang
berkualitas. Untuk menjawab kebutuhan konsumen di bidang pembiayaan,
Grup juga memiliki PT Tunas Financindo Sarana atau Tunas Finance,
sebuah fasilitas pembiayaan konsumen yang tersebar di kota-kota strategis
di Indonesia. Melalui PT. Surya Sudeco atau Tunas Rental, Grup
menawarkan Penyewaan Kendaraan dan Pengelolaan armada professional
bagi klien korporasi dan individu Untuk memberikan layanan bernilai
tambah, Grup membentuk TUNASFriend, suatu layanan darurat dan derek
24 jam sebagai bagian dari komitmennya untuk memberikan layanan purna
68
jual dengan lengkap. Mengingat luasnya negara ini dan tingginya populasi,
serta relatif terbatasnya penetrasi untuk pasar kendaraan baru, maka Grup
tetap memegang potensi besar untuk terus maju dan menjadi lebih baik
seiring perkembangannya.
2. Visi dan Misi PT. Tunas Ridean, Tbk
a. Visi PT. Tunas Ridean, Tbk
Menjadi perusahaan otomotif paling inovatif di Indonesia dengan
menciptakan pengalaman mengesankan di setiap interaksi dengan
pelanggan.
b. Misi PT. Tunas Ridean, Tbk
1) Memberikan pengalaman “peace of mind” bagi konsumen
2) Menciptakan pertumbuhan berkelanjutan melalui operasional yang
progresif
3) Membangun sumber daya manusia dalam membangun kepemimpinan
yang kuat
4) Menciptakan pertumbuhan yang bernilai bersama mitra bisnis
strategis
5) Membuat perbedaan yang postif dimanapun Tunas berada
3. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT. Tunas Ridean, Tbk
Berikut susunan dewan komisaris dan direksi PT. Tunas Ridean,Tbk
hingga saat ini :
69
Tabel 4.1
Susunan Dewan Komisaris PT. Tunas Ridean, Tbk
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Anton Setiawan
Wakil Presiden Komisaris
Dr. Cosmas Batubara
Komisaris
Hong Anton Leoman
Komisaris
Haaslam Preston
Komisaris Independen
Heng Carla Hendriek
Table 4.2
Susunan Dewan Direksi PT. Tunas Ridean,Tbk
Dewan Direksi
Presiden Direktur
Rico Adisurja Setiawan
Direktur
Kent Teo
Direktur
Tenny Febyana Halim
Direktur
Nugraha Indra Permadi
Direktur Independen
Tan Fony Salim
70
4. Struktur Organisasi PT. Tunas Ridean,Tbk
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
71
B. Data Penelitian, Analisis dan Pembahasan
Sebelum dilakukan perhitungan, perlu adanya uji tahap semua data
yang sudah diperoleh, langkah-langkahnya meliputi :
1. Data Penelitian
a) Perhitungan Current Ratio PT. Tunas Ridean, Tbk yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2017.
Dalam penelitian ini, Menurut Kasmir (2014: 134) Current Ratio
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus rasio lancar (Current Ratio)
adalah sebagai berikut :
Current Ratio =
Dengan rumus tersebut, maka nilai Current Ratio adalah sebagai berikut :
CR tahun 2008 =
= 1,379 x 100% = 1,40%
CR tahun 2009 =
= 1,337 x 100% = 1,40%
CR tahun 2010 =
= 1,488 x 100% = 1,50%
CR tahun 2011 =
= 1,564 x 100% = 1,60%
CR tahun 2012 =
= 1,429 x 100% = 1,50%
CR tahun 2013 =
= 1,594 x 100% = 1,50%
72
CR tahun 2014 =
= 1,317 x 100% = 1,40%
CR tahun 2015 =
= 1,310 x 100% = 1,40%
CR tahun 2016 =
= 1,365 x 100% = 1,30%
CR tahun 2017 =
= 1,437 x 100% = 1,40%
Berikut rekapitulasi dari perhitungan diatas sebagai berikut :
Tabel 4.3
Perhitungan Current Ratio PT. Tunas Ridean,Tbk
Periode 2008-2017
(Dalam milyaran rupiah)
Current
Current
Tahun
Assets
Liabilities
Current Ratio
2017
1,221
889
1,40
2016
1,039
761
1,30
2015
1,058
807
1,40
2014
1,034
785
1,40
2013
1,110
530
1,50
2012
876
405
1,50
2011
740
347
1,60
2010
518
326
1,50
2009
503
350
1,40
2008
2,718
2,304
1,40
Berdasarkan tabel 4.3, Current Ratio (CR) PT. Tunas Ridean,Tbk
tertinggi pada tahun 2011 sebesar 1,60 sedangkan Current Ratio (CR)
terendah PT. Tunas Ridean,Tbk terjadi pada tahun 2016 sebesar 1,30.
b) Perhitungan Debt to Equity Ratio PT. Tunas Ridean,Tbk yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2017 Ratio menurut Kasmir
73
(2015:156) adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
equitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh
utang. Rumus Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio =
Dengan rumus tersebut, maka nilai Debt to Equity Ratio sebagai
berikut :
DER tahun 2008 =
= 2,50
DER tahun 2009 =
= 0,80
DER tahun 2010 =
= 0,70
DER tahun 2011 =
= 0,70
DER tahun 2012 =
= 0,90
DER tahun 2013 =
= 0,70
DER tahun 2014 =
= 0,80
DER tahun 2015 =
= 0,80
DER tahun 2016 =
= 0,80
DER tahun 2017 =
= 0,70
74
Berikut rekapitulisasi perhitungan diatas sebagai berikut :
Tabel 4.4
Perhitungan Debt to Equity Ratio PT. Tunas Ridean,Tbk
Periode 2008-2017
(Dalam milyaran rupiah)
Tahun
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
Ekuitas
3,128
2,813
2,371
2,151
1,984
1,768
1,467
1,213
1,000
1,024
Liabilities
2,327
2,155
1,981
1,813
1,478
1,544
1,077
886
770
2,558
Debt to Equity Ratio
0,74
0,80
0,83
0,80
0,74
0,90
0,73
0,70
0,80
2,50
Berdasarkan tabel 4.4, Debt to Equity Ratio (DER) PT. Tunas
Ridean,Tbk tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 2,50 sedangkan
Debt to Equity Ratio (DER) PT.Tunas Ridean, Tbk terendah terjadi pada
tahun 2010 sebesar 0,70.
c) Perhitungan Pertumbuhan Deviden PT. Tunas Ridean,Tbk yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2017.
Berdasarkan penilitian menurut Ridwan S. Sundjaja dan inge
barlian (2009:437) Pertumbuhan deviden adalah pembagian keuntungan
yang diberikan peusahaan penerbit saham atas keuntungan yang
dihasilkan perusahaan. Rumus pertumbuhan deviden sebagai berikut :
75
Pertumbuhan Deviden =
X100%
Dengan rumus tersebut maka nilai pertumbuhan deviden
sebagai berikut:
Pertumbuhan deviden tahun 2008 =
x 100% = 2,054
Pertumbuhan deviden tahun 2009 =
x 100% = -0,476
Pertumbuhan deviden tahun 2010 =
x 100% = -0,5456
Pertumbuhan deviden tahun 2011 =
x100% = 0,399
Pertumbuhan deviden tahun 2012 =
x100% = 0,642
Pertumbuhan deviden tahun 2013=
x 100% = -0,303
Pertumbuhan deviden tahun 2014=
x100% = -0,125
Pertumbuhan deviden tahun 2015 =
x100% = 0,143
Pertumbuhan deviden tahun 2016 =
x100% = 0,874
Pertumbuhan deviden tahun 2017 =
x100% = -0,166
Berikut rekapitulisasi perhitungan diatas sebagai berikut :
Tabel 4.5
Perhitungan Pertumbuhan deviden PT. Tunas Ridean,tbk
Periode 2008-2017
( Dalam milyaran rupiah )
Tahun
2017
2016
Pembagian
deviden
167,4
89,3
Pertumbuhan deviden
-0,166
0,874
76
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
78,1
89,3
128,3
78,1
55,8
122,8
234,4
76,7
0,143
-0,125
-0,303
0,642
0,399
-0,545
-0,476
2,054
Berdasarkan tabel 4.5 Pertumbuhan Deviden PT. Tunas Ridean,
Tbk tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 2,054 sedangkan
Pertumbuhan Deviden PT. Tunas Ridean,Tbk terendah terjadi pada tahun
2014 sebesar -0,125.
d) Uji Data Penelitian
1) Uji Asumsi Klasik
Dalam uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heterokidastisitas, uji autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Uji asumsi ini akan menguji data variable bebas (X ) dan
data variable terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan,
apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Persamaan regresi dikatakaan baik jika mempunyai data variable
bebas dan variable terikat distribusi mendekati normal atau tidak
normal sama sekali (Danang Sunyoto, 2011:84).
Jika dilihat dari penelitian ini hasil uji normalitasnya
berdistribusi normal, karena tidak membentuk pola. Lebih jelasnya
hasil uji normalitas dapat dilihat dari gambar dibawah ini:
77
Gambar 4.2: P-P Plot Pengujian Normalitas Model Regresi
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengukur tingkat
asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variable bebas
melalui besaran koefisiensi korelasi. Multikolinearitas dapat di
deteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama
78
dengan nilai VIF >10 (Imam Ghozali, 2005:92). Untuk lebih
detailnya bisa dilihat dari table dibawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1CR
.835
1.198
DER
.835
1.198
(Constant)
Dari hasil uji multikolinearitas diatas diketahui bahwa
hasil nilai VIF >10 dan nilai tolerance <0,10 yaitu nilai VIF
sebesar 1.198 dengan nilai tolerance sebesar 835. Dengan nilai
tersebut,
disimpulkan
bahwa
penelitian
ini
terjadi
multikolinearitas.
c)
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji sama atau
tidaknya varians residual dari observasi yang satu dengan
observasi yang lainnya. Menurut Imam Ghozali (2005:105), cara
memutuskan ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah jika ada
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
79
heteroskedastisitas. Sedangkan, jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3: Scatterplot
Dari gambar diatas diketahui bahwa titik-titik yang
tersebar diantara angka 0 dan sumbu Y, dan titik-titik tersebut
tidak membentuk pola tertentu jadi, dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
80
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada
korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t dan
kesalahan pengganggu periode t-1. Salah satu ukuran dalam
menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji
Durbin-Watson (Dw). Seperti yang tertera pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Nilai Durbin-Watson
Model R
1
R
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square
Square
the Estimate Watson
.556
.5818585
.809a .655
1.819
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai DW sebesaar 1.819.
Dengan demikian dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi
karena nilainya diantara 1,5 – 2,5.
2. Hasil Analisis Data
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang disignifikasikan
antara current ratio terhadap pertumbuhan deviden, maka
penulis
menggunakan perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi
81
22.0 berikut adalah hasil perhitungan antara current ratio terhadap
pertumbuhan deviden dibawah ini :
Tabel 4.8
Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
1
CR
DER
Std. Error
-2.346
3.474
.879
2.350
1.301
.359
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-.675
.521
.085
.374
.719
.958
1.044
.822
3.625
.008
.958
1.044
Dari tabel uji regresi berganda diatas maka diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = ɑ+β₁X1+β₂ X2
Y = -2,346 + 0,879 X1 + 1,301 X2
1) Konstanta sebesar -2,346 menyatakan bahwa jika variabel X
dianggap, artinya apabila semua variabel independent nya itu sama
dengan nol, maka Pertumbuhan Deviden akan bernilai sebesar -2,346.
2) Koefisien Current Ratio sebesar 0,879 artinya bahwa setiap
penambahan 1% Total Current Ratio, maka Pertumbuhan Deviden
akan naik sebesar 0,879.
82
3) Koefisien Debt to Total Equity Ratio (DER) sebesar -1,301 artinya
bahwa setiap penambahan 1% Debt to Total Equity Ratio (DER),
maka maka Pertumbuhan Deviden akan naik sebesar 1,301.
b. Koefisiensi Korelasi Berganda
Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan Current Ratio dan Debt
To Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Deviden, maka penulis
menggunakan perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi
22.0. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 4.9
Hasil Koefisiensi Korelasi Berganda
Model Summaryb
Model Summaryb
Model
1
R
.809a
R Square
.655
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.556
.5818585
Durbin-Watson
1.819
Hubungan variable antara X1, X2 terhadap Y adalah 0,809 yang
artinya bahwa hubungan tersebut mempunyai korelasi yang sangat kuat.
Begitu pula dengan korelasi yang positif yang menunjukan bahwa
variable X dan variable Y mempunyai hubungan yang kuat dan searah.
1. Pengujian Koefisiensi Regresi Parsial (Uji-t)
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial
dari variable bebas Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio
terhadap pertumbuhan deviden. Dari hasil pengolahan data dengan
83
menggunakan program SPSS versi 22.0, maka diperoleh hasil t hitung
sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
-.675
.521
Coefficients
1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-2.346
3.474
CR
.879
2.350
.085
.374
.719
DER
1.301
.359
.822
3.625
.008
Jika dilihat dari tabel dikatakan bahwa :
a) Nilai uji t antara Current Ratio terhadap pertumbuhan deviden
sebesar 0,374 dengan nilai sig 0,719 secara parsial hasil
variabel Current Ratio sebesar 0,374 dan selanjutnya dibandingkan
dengan
Untuk kesalahan 5% dan dk = 10-3=7, maka
diperoleh
sebesar 2.365 Jadi disimpulkan bahwa
yaitu 0,374 < 2,365 yang artinya bahwa secara parsial
Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
deviden.
b) Nilai uji t antara Debt to Equity Ratio sebesar 3,625 dengan
nilai sig 0,008 secara parsial
variabel Debt to Equity
84
Ratio sebesar 3,625 dan selanjutnya dibandingkan dengan
. Untuk kesalahan 5% dan dk = 10-3=7, maka diperoleh
sebesar 2.365. Jadi disimpulkan bahwa
yaitu 3,625 > 2.365 yang artinya bahwa secara
parsial Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan.
2. Uji F (Uji Simultan)
Uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
X terhadap variabel Y secara Bersama-sama atau simultan. Uji F ini
dapat menyatakan besarnya kontribusi bersama dari variabel bebas
terhadap variabel terikatnya. Pengujian uji F ini dapat disajikan
sebagai berikut :
Tabel 4.11
Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares
1
Regression
4.497
2
2.248
Residual
2.370
7
.339
Total
6.867
9
6.641
.024b
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil uji F adalah nilai
sebesar 6.641 >
sebesar 4.737 dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,024 sehingga terdapat pengaruh signifikan secara simultan
antara Current Ratio dan Debt to Equity terhadap pertumbuhan
deviden.
85
3. Pembahasan Data
a. Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Deviden
Tabel 4.12
Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Deviden
PT. Tunas Ridean, Tbk periode 2008-2017
Tahun
Current Ratio
Pertumbuhan Deviden
2017
1,40
-0,166
2016
1,30
0,874
2015
1,40
0,143
2014
1,40
-0,125
2013
1,50
-0,303
2012
1,50
0,642
2011
1,60
0,399
2010
1,50
-0,545
2009
1,40
-0,476
2008
1,40
2,054
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat dilihat bahwa Current Ratio
pada tahun 2017 sebesar 1,40 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,166, Current Ratio pada tahun 2016 sebesar 1,30 dengan pertumbuhan
deviden sebesar 0,874, di tahun 2015 Current Ratio sebesar 1,40 dengan
pertumbuhan deviden 0,143. Current Ratio pada tahun 2014 sebesar 1,40
dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,125, Current Ratio pada tahun
2013 sebesar 1,50 pada pertumbuhan deviden sebesar -0,303, dan
Current Ratio pada tahun 2012 sebesar 1,50 dengan pertumbuhan
deviden sebesar 0,642, adapun Current Ratio pada tahun 2011 sebesar
1,60 dengan pertumbuhan deviden 0,399. Kemudian pada tahun 2010
Current Ratio sebesar 1,50 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,545,
86
di tahun 2009 Current Ratio sebesar 1,40 dengan pertumbuhan deviden
sebesar -0,476, dan Current Ratio pada tahun 2008 sebesar 1,40 dengan
pertumbuhan deviden sebesar 2,054.
b. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhann Deviden
Tabel 4.13
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan deviden
PT. Tunas Ridean, Tbk periode 2008-2017
Tahun
Debt to Equity Ratio
Pertumbuhan Deviden
2017
0,74
-0,166
2016
0,80
0,874
2015
0,83
0,143
2014
0,80
-0,125
2013
0,74
-0,303
2012
0,90
0,642
2011
0,73
0,399
2010
0,70
-0,545
2009
0,80
-0,476
2008
2,50
2,054
Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa Debt to Equity
Ratio pada tahun 2017 sebesar 0,74 dengan pertumbuhan deviden sebesar
-0,166, Debt to Equity Ratio pada tahun 2016 sebesar 0,80 dengan
pertumbuhan deviden sebesar 0,874, Debt to Equity Ratio pada tahun
2015 sebesar 0,83 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,143, pada
tahun 2014 Debt to Equity Ratio sebesar 0,80 dengan pertumbuhan
deviden sebesar -0,125, Debt to Equity Ratio pada tahun 2013 sebesar
0,74 dengan pertumbuhan deviden -0,303, pada tahun 2012 Debt to
87
Equity Ratio sebesar 0,90 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,642,
Debt to Equity Ratio pada tahun 2011 sebesar 0,73 dengan pertumbuhan
deviden sebesar 0,399. Kemudian pada tahun 2010 Debt to Equity Ratio
sebesar 0,70 dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,545, di tahun 2009
Debt to Equity Ratio sebesar 0,80 dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,476 dan pada tahun 2008 Debt to Equity Ratio sebesar 2,50 dengan
pertumbuhan deviden sebesar 2,054.
c. Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap
Pertumbuhan Deviden.
Tabel 4.14
Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap
Pertumbuhan Deviden PT. Tunas Ridean, Tbk periode 2008-2017
Tahun
Current Ratio
Debt to Equity Ratio
Pertumbuhan Deviden
2017
1,40
0,74
-0,166
2016
1,30
0,80
0,874
2015
1,40
0,83
0,143
2014
1,40
0,80
-0,125
2013
1,50
0,74
-0,303
2012
1,50
0,90
0,642
2011
1,60
0,73
0,399
2010
1,50
0,70
-0,545
2009
1,40
0,80
-0,476
2008
1,40
2,50
2,054
Berdasarkan tabel 4.14 diatas Current Ratio pada tahun 2017
sebesar 1,40 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2017 sebesar 0,74
88
dengan pertumbuhan deviden sebesar -0,166. Current Ratio pada tahun
2016 sebesar 1,30 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2016 sebesar 0,80
dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,874. Current Ratio pada tahun
2015 sebesar 1,40 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2015 sebesar 0,83
dengan pertumbuhan deviden. Current Ratio pada tahun 2014 sebesar
1,40 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2014 sebesar 0,80 dengan
pertumbuhan deviden sebesar -0,125. Current Ratio pada tahun 2013
sebesar 1,50 dan Debt to Equity pada tahun 2013 sebesar 0,74 dengan
pertumbuhan deviden sebesar -0,303. Current Ratio pada tahun 2012
sebesar 1,50 dan Debt to Equity ratio pada tahun 2012 sebesar 0,90
dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,642. Current Ratio pada tahun
2011 sebesar 1,60 dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2011 sebesar 0,73
dengan pertumbuhan deviden sebesar 0,399. Current Ratio pada tahun
2010 sebesar 1,50 dan Debt To Equity Ratio sebesar 1,50 dengan
pertumbuhan deviden sebesar -0,545. Current Ratio pada tahun 2009
sebesar 1,40 dan Debt To Equity Ratio sebesar 0,80 dengan pertumbuhan
deviden -0,476. Current Ratio pada tahun 2008 sebesar 1,40 dan Debt To
Equity Ratio sebesar 2,50 dengan pertumbuhan deviden sebesar 2,054.
89
Download