Uploaded by User58193

Hepar

advertisement
2.1. Hepar
2.2.1. Anatomi Hepar
Hepar merupakan organ yang memiliki berat 1200 g – 1800 g dan merupakan
kelenjar yang paling besar. Letak hepar berada di rongga perut bagian superior,
meliputi regio hipokondrium kanan, epigastrium, dan sebagian dapat mencapai
region hipokondrium kiri. Palpasi dapat dilakukan untuk meraba organ hepar pada
dinding abdomen tepat di bagian inferior arcus costalis kanan bersamaan dengan
inspirasi dalam.
Bagian terluar hepar dibungkus oleh capsula fibrosa perivascularis (Glisson),
yaitu suatu jaringan ikat fibrosa tipis tidak elastis dan sebagian lagi ditutupi oleh
lapisan peritoneum (Wibowo & Prayana, 2009). Bagian hepar yang tidak tertutup
oleh peritoneum yaitu area nuda, porta hepatis, bantalan vesica biliaris, dan sulcus
venae cava inferior. Hepar menempel pada bagian inferior diafragma karena adanya
lipatan peritoneum yang membentuk ligamen penunjang.
Hepar terdiri dari empat lobus, yaitu lobus dekstra, lobus sinistra, lobus
quadratus, dan lobus caudatus. Lobus dextra lebih besar daripada lobus sinistra.
Kedua lobus ini dipisahkan oleh ligamentum falciforme di sebelah ventral.
Ligamentum ini menyerupai bulan sabit dan bagian tepinya mengandung ligamentum
teres hepatis yang merupakan sisa vena umbilikalis prenatal. Dua ligatemtum
tersebut menghubungkan hepar dengan dinding abdomen bagian ventral.
Ligamentum falciforme berlanjut menjadi ligamentum coronarium, kemudian
menjadi ligamentum triangularis dextrum dan sinistrum yang menghubungkan hepar
dengan diafragma. Fissura ligamenti teretis hepatis pada bagian facies visceralis
memanjang hingga ke porta hepatis.
Porta hepatis terdapat di antara lobus dextra dan sinistra, yaitu struktur tempat
keluar masuknya pembuluh darah, saraf, dan duktus. Porta hepatis terdiri atas vena
portae hepatis, arteri hepatica propria, serta duktus hepaticus communis. Di bagian
kanan porta hepatis atau hilum hepatis terdapat vena cava inferior pada sulcus vena
cava inferior serta terdapat vesica biliaris pada fossa vesicae biliaris bagian inferior.
Ligamentum teres hepatis, ligamentum venosum, vena cava inferior, dan vesica
biliaris membentuk area persegi pada kedua sisi porta hepatis pada bagian inferior
lobus dextra dimana lobus quadratus di bagian ventral dan lobus caudatus di bagian
dorsal (Paulsen & Waschke, 2012).
Hepar juga terdiri atas lobulus – lobulus hepatis yang merupakan unit
struktural parenkim hepar. Lobulus ini terdiri dari trabekula hepatosit yang tersusun
radial. Di antara lobulus – lobulus ini terdapat saluran – saluran porta yang berisi tiga
struktur yang disebut trias glisson. Trias glisson terdiri atas vena interlobularis, arteri
interlobularis, dan ductus bilifer interlobularis. Struktur ini merupakan cabang dari
arteri hepatica, vena porta, dan cabang dari ductus choledocus. Pusat dari lobulus
hepatis adalah vena centralis, tempat berkumpulnya darah dari sinusoid hepar yang
berasal dari arteri – arteri dan vena – vena di bagian perifer lobulus.muara dari vena
centralis adalah vena – vena sublobularis yang merupakan cabang vena – vena
hepaticae. Aliran darah yang lambat akibat strukturnya yang radial mendorong peran
sel – sel hepar dalam menyerap zat makanan dan metabolit serta ekskresi protein.
Hepar divaskularisasi oleh arteri hepatica propria yang merupakan cabang dari
arteri hepatica communis. Arteri hepatica communis adalah cabang lansung dari
truncus coeliacus. Arteri hepatica propria bersama vena portae hepatis dan ductus
choledocus melewati ligamentum hepatoduodenale menuju porta hepatis atau hilum
hepatis. Kemudian arteri hepatica bercabang menjadi cabang kanan dan kiri ke lobus
– lobus hepar. Cabang kanan menjadi arteri cystica menuju vesica biliaris. Lobus
hepatis dexter divaskularisasi oleh arteri mesenterica superior dan arteri gastric
sinistra mendarahi lobus hepatis sinister pada 10-20% kasus (Paulsen & Waschke,
2012).
Selain itu hepar juga memiliki sistem vena yang membawa hasil metabolisme
pencernaan dari system pencernaan. Vena porta hepatis membawa darah kaya nutrisi
dari gaster, usus, pancreas dan limpa bersamaan darah kaya oksigen dari arteri
hepatica communis menuju vena centralis pada sinusoid hepar. Darah dari vena
centralis dialirkan ke vena hepatica dextra dan sinistra yang akhirnya bermuara ke
vena cava inferior. Sedangkan arteri hepatica menjadi arteriol di daerah porta dan
sebagian menuju sinusoid sehingga darah yang mengandung oksigen ditambahkan ke
vena porta di sinusoid hepar (Junqueira & Carneiro, 2012).
Cairan limfe juga dihasilkan hepar yang mengalir melalui sistem subperitoneal
pada permukaan hepar dan sistem intraparenkim sepanjang trias porta menuju porta
hepatis. Rute aliran limfe mayor dari arah kaudal ke porta hepatis melalui nodi
lymphoidei hepatici kemudian melewati nodi lymphoidei coeliaci menuju truncus
intestinalis. Sedangkan dari arah kranial yang melalui diafragma berjalan melalui
nodi lymphoidei phrenici superior dan inferior menuju nodi lymphoidei
mediastinales anterior dan posterior bermuara ke trunchi bronchomediastinales.
Hepar diinervasi oleh plexus coeliacus yang terdiri atas saraf simpatik dan
parasimpatik. Sedangkan truncus vagalis anterior bercabang membentuk ramus
hepaticus menuju hepar (Snell, 2012).
2.2.2. Histologi Hepar
Hepar tersusun atas sel – sel yang disebut hepatosit. Hepatosit terdiri dari satu
atau dua inti sel dengan satu atau dua nukleolus di dalamnya. Hepatosit saling
berkelompok membentuk sebuah unit struktural yaitu lobulus hepar. Setiap lobulus
memiliki 3 hingga 6 daerah portal di bagian tepinya dan vena sentralis di pusatnya.
Daerah portal di ujung – ujung lobulus tersusun atas jaringan ikat dengan cabang
vena porta, cabang arteri hepatica, dan duktus epitel kuboid yang merupakan cabang
sistem duktus biliaris. Ketiga struktur ini disebut trias porta (Junquiera & Carneiro,
2012).
Terdapat tiga jenis lobulus hepar, antara lain lobulus klasik, saluran portal, dan
asinus hepar. Lobulus klasik mempunyai bentuk segienam dan terdapat vena
sentralis di bagian tengahnya. Saluran portal berbentuk segitiga dan vena sentralis
terletak di bagian sudutnya. Sedangkan asinus hepar adalah struktur terkecil dari
hepar (Junquiera & Carneiro, 2012).
Berdasarkan sistem aliran darah pada lobulus, sel – sel di dalam asinus hepar
terbagi menjadi 3 zona. Zona pertama atau zona perifer atau periportal sebagai
penerima darah dari arteri hepatica dan vena porta. Zona ini tersusun atas sel yang
paling dekat dengan pembuluh darah sehingga mengandung banyak nutrisi dan
oksigen dan sedikit metabolit. Zona kedua terletak di antara zona pertama dan
ketiga. Sel – sel pada zona kedua ini mendapat aliran darah yang lebih sedikit
kandungan nutrisi dan oksigennya daripada zona pertama. Sedangkan zona ketiga
atau zona sentrilobulerberada di sekeliling vena sentralis sehingga mendapat sedikit
pasokan nutrisi dan oksigen serta banyak mengandung metabolit. Oleh karena itu
kerusakan atau nekkrosis banyak terjadi di zona ini (Junquiera & Carneiro, 2012).
Pada zona – zona tersebut juga mengandung enzim. Zona pertama banyak
terdapat
enzim
yang
berperan
dalam
proses
glukoneogenesis
dan
metabolismeoksidatif. Pada zona kedua sel – selnya mengandung enzim campuran.
Sedangkan pada zona ketiga banyak terdapat retikulum endoplasma halus yang
mengandung enzim sitokrom P450. Enzim ini berfungsi dalam pembentukan
prostaglandin dan zat aktif lain serta katabolisme obat dan bahan dari luar yang
beracun. Selain itu juga terdapat enzim yang berperan dalam proses glikolisis dan
metabolisme lemak dan obat sehingga kerusakan dan akumulasi lemak banyak
terjadi di zona ketiga ini (Fawcett, 2002).
Sitoplasma sel hepar yang banyak mengandung retikulum endoplasma kasar
memungkinkan sifat sitoplasma yang basofilik dan terlihat lebih jelas di sekitar
daerah portal. Selain itu sel hepar juga banyak mengandung retikulum endoplasma
halus yang menyebar pada sitoplasma. Bagian sel ini sangat penting karena
berfungsi menetralkan zat – zat yang masuk ke hepar sebelum diekskresi dan bersifat
labil sehingga mudah bereaksi dengan molekul yang masuk ke sel hepar. Organel
lisosom juga penting dalam degradasi dan regenerasi sel. Peroksisom berperan
dalam oksidasi asam lemak berlebih.Setiap sel hepar memiliki kompleks golgi yang
berjumlah hingga 50 sebagai organel pembentuk lisosom serta sekresi glikoprotein,
lipoprotein, dan protein ke plasma darah (Junquiera & Carneiro, 2012).
Hepatosit mengandung glikogen yang terkumpul di sekitar sitosol dan dekat
dengan retikulum endoplasma halus berupa granul padat yang kasar. Trigliserida
juga tersimpan di dalam hepatosit berbentuk droplet lemak yang kecil. Sel hepar
tidak menyimpan protein dalam granula sekretorik tetapi melepaskannya ke dalam
darah secara bertahap dan terus menerus. Hepatosit juga berfungsi untuk sekresi
empedu melalui kanalikulus biliaris, saluran di antara hepatosit. Saluran – saluran ini
beranastomosis di perifer lobulus hepar di daerah porta sebagai duktus biliaris
menuju duktus hepatikus dan keluar dari hepar. Empedu tidak bercampur dengan
darah karena darah di dalam sinusoid hepar mengalir di dalam vena sentralis.
(Eroschenko, 2012).
Hepar memiliki struktur sinusoid berupa saluran – saluran berliku, lebar, dan
berdiameter tidak teratur. Hepatosit dan sinusoid hepar dipisahkan oleh Spatium
perisinusoideum . Sinusoid hepar dilapisi oleh sel endotel bertingkat yang tidak utuh
dan memiliki lamina basalis berpori. Nutrisi mengalir melalui sinusoid hepar dan
berkaitan langsung dengan hepatosit karena dilapisi sel endotel yang tidak utuh.
Struktur berliku pada sinusoid memudahkan pertukaran zat antara hepatosit dan
darah. Sinusoid hepar mengandung sel – sel fagosit yaitu sel Kuppfer. Sel ini banyak
ditemukan di daerah periportal lobulus, berinti besar, pucat, dan memiliki
sitoplasnya bercabang banyak yang mengisi ruang sinusoid. Sel Kuppfer berfungsi
dalam metabolisme eritrosit tua, sekresi protein untuk imunitas, dan pencernaan
hemoglobin (Junquiera & Carneiro, 2012).
Sel endotel terpisah dari hepatosit dengan lamina basalis yang tidak utuh dan
terdapat celah subendotel atau celah Disse. Pada celah ini terdapat sel penimbun
lemak yang disebut sel Ito yang berukuran kecil. Sel ini mengandung granul dan
inklusi lipid yang kaya vitamin A serta berperan dalam penyimpanan dan pelepasan
retinoid, pembentukan dan pengeluaran proteoglikan dan protein ekstrasel, sekresi
sitokin dan faktor pertumbuhan serta mengatur diameter sinusoid dalam merespon
zat – zat regulator seperti prostaglandin dan tromboksan A2. Sel ini juga berperan
dalam pembentukan fibrosis hepar melalui pembentukan kolagen tipe 1 pada kasus
sirosis hepar karena alkohol (Junquiera & Carneiro, 2012).
Download