ASUMSI TEORI KETERGANTUNGAN Teori ketergantungan ini merupakan kritik terhadap teori modernisasi yang menyatakan bahwa kemiskinan dan keterbelakangan yang terjadi di negara dunia ketiga terjadi karena faktor internal negara ketiga tersebut. Karena pada realitanya faktor eksternal tidak selalu menjadi penyebab peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara dunia ketiga. Namun faktor eksternalpun juga turut menjadi penyebab terjadinya kemisikinan dan keterbelakangan di negara dunia ketiga. negara ketiga ini sendiri adalah negara-negara bekas jajahan atau kolonial yang umumnya terdiri negara yang sedang berkembang, negara kurang berkembangg dan juga beberapa negara miskin yang terbelakang secara ekonomi. Menurut paradigma dalam teori ketergantungan ini sebenarnya faktor eksternal diluar negara ketigalah yang paling menentukan terjadinya kemiskinan dan keterbelakngan didalam negara dunia ketiga tersebut. Faktor eksternal yang dimaksud disini adalah adanya campur tangan serta ekspansi dari negara negara maju terhadap laju pembangunan di negara dunia ketiga yang dapat mengakibatkan terjadinya ketergantungan terhadap negara maju tersebut. Teori ini berasumsi bahwa kemiskinan yang terjadi didalam dunia ketiga adalah karena struktur perekonomian dunia yang bersifat eksploitatif artinya negara-negara diluar dunia ketiga sebagai faktor eksternal memiliki campur tangan yang tinggi dalam pembangunan ekonomi negara ketiga sehingga menyebabkan adanya ketergantungan dari negara ketiga terhadap negara maju tersebut. Teori ketergantungan menyatakan bahwa modal yang dipinjamkan oleh negara maju terhadap negara dunia ketiga hanya akan membuat ketergantungan dan akan membuat kemiskinan dan keterbelakangan pada negara dunia ketiga semakin melebar. Walaupun pun pada awalnya negara dunia ketiga sangat terbantu sekali akan adanya pinjaman modal tersebut akan tetapi seiring berjalannya waktu negara maju yang meminjamkan modal tersebut akan memainkan strategi politis untuk meraih keuntungan pasar yang sebesar-besarnya dari negara dunia ketiga itu. Negara maju ini memainkan strategi politis dengan berusaha menerapkan sistem perekonomian yang menciptakan ketergantungan dan berusaha mengeksploitasi sumber daya yang dimiliki oleh negara dunia ketiga. kegiatan eksploitasi yang dilakukan negara maju tersebut sebenarnya sudah diterapkan sejak masa penajajahan (kolonialisme) namun bedanya sekarang ini negara maju mengeksploitasi kekayaan negara dunia ketiga secara halus yakni tanpa ada unsur pemaksaan ataupun kekerasan fisik melalui liberarisasi pasar maupun kebijakan ekonomi yang manipulatif. Ada beberapa asumsi-asumsi yang dinyatakan dalam teori ketergantungan ini kaitannya dengan masalah pembangunan dari sudut pandang dunia ketiga. 1. Keterbelakangan bukanlah suatu kondisi alamiah dari sebuah masyarakat. Bukan juga karena masyarakat itu kekuarangan modal. Keterbelakangan merupakan sebuah proses ekonomi, politik dan sosial yang terjadi sebagai akibat globalisasi dari sistem kapitalisme. 2. Keadaan ketergantungan dari satu gejala yang sangat umum berlaku bagi seluruh negara dunia ketiga. Teori ketergantungan ini berusaha menggambarkan watak-watak umum keadaan ketergantungan di dunia ketiga sepanjang perkembangan kapitalisme dari abad ke-16 sampai sekarang. 3. Teori ini lebih dilihat sebagai masalah ekonomi yang terjadi akibat mengalirnya surplus ekonomi dari dunia ketiga ke negara maju. Hal ini diperbuurk karena dunia ketiga mengalami kemerosotan nilai tukar perdagangannya. 4. Menurut teori ketergantungan ini pokok yang menjadi hambatan dari pembangunan bukanlah ketiadaan modal, melainkan pembagian kerja internasional yang terjadi. Dengan demikian faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keterbelakangan merupakan factor eksternal. Walaupun tentu saja hal ini ini tidak berarti bahwa faktor internal tidak berperan, tetapi faktor eksternallah yang lebih ditekankan 5. Pembagian kerja internasional ini diuraikan menjadi hubungan antara dua kawasan, yakni pusat dan pinggiran. Terjadi pengalihan surplus dari negara pinggiran ke pusat. 6. Akibat pengalihan surplus ini, negara-negara pinggiran kehilangan sumber utamanya yang dibutuhkan untuk membangun negerinya. Surplus ini dipindahkan ke negara-negara pusat. Maka, pembangunan dan keterbelakangan merupakan dua aspek dari sebuah proses global yang sama. Proses global ini adalah proses kapitalisme dunia. Dikawasan yang satu, proses itu melahirkan pembangunan, dikawasan lainnya keterbelakangan. 7. Sebagai terapinya, Teori ketergantungan menganjurkan pemutusan hubungan dengan kapitalisme dunia, dan mulai mengarahkan dirinya pada pembangunan yang mandiri. Untuk ini, dibutuhkan sebuah perubahan politik yang revolusioner, yang bisa melakukan perubahan politik yang radikal. Setelah faktor eksternal ini disingkirkan, diperkirakan pembangunan akan terjadi melalui proses alamiah yang memang ada di dalam masyarakat negara pinggiran Teori ketergantungan ini memiliki dua tokoh yang berperan penting dalam perumusan konsepnya yakni Andre Guder Frank dan Dos Santos. Menurut frank, keterbelakangan hanya bias diatasi melalui revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sebuah sistem sosialis. Bagi frank, hubungan dengan negara metropolis akan selalu berakibat negative bagi negara pinggiran. Tidak mungkin ada perkembangan di negara pinggiran, selama negara ini masih berhubungan dan menginduk kepada negara metropolis. Hal ini bertolakbelakang dengan hal yang dikatakan oleh Dos santos. Dos menyatakan bahwa negara pinggiran juga bias berkembang, meskipun perkembanagn ini merupakan perkembangan yang tergantung, perkembangan ikutan. Impuls dan dinamika perkembanangan ini tidak dating dari negara pinggiran tersebut, tetapi dari negara induknya. Dengan demikian, meskipun Frank dan Dos Sants merupakan tokoh dalam teori ketergantungan, kedunya berbeda dalam beberapa hal. Sumbangan Dos Santos terhadap teori ketergantungan yang lain adalah uraiannya yang lebih rinci tentang bentuk-bentuk ketergantungan. Beliau membedakan tiga bentuk ketergantungan, yakni: 1. Ketergantungan kolonial Disini terjadi dominasi politik, dalam bentuk penguasaan kolonial atau penjajahan, dari negara pusat terhadap negara pinggiran. Kegiatan ekonomi yang utama adalah perdaganagan ekspor darii hasil bumi yang dibutuhkan oleh negara penjajah. Para penjajah memonopoli tanah, pertambangan dan tenaga kerja. Hubungan antara penjajah dan penduduk setempat bersifat ekspolitatif. 2. Ketergantuangan finansial-industrial Disini tidak ada dominasi politik dalam bentuk penjajahan. Negara pinggiran secara politis merdeka. Tetapi, dalam kenyatannya, negara pinggiran ini masih dikuasai oleh kekuatan-kekuatan finansial dan industrial dari negara pusat, sehingga praktis ekonomi negara pinggiran merupakan satelit dari negara pusat. 3. Ketergantunga teknologis-industrial Ini merupakan bentuk ketergantungan baru. Perusahaan-perusahaan multinasional dari negara pusat mulai menanamkan modalnya dalam kegiatan industri yang produknya ditujukan ke pasara dalam negeri dan negara-negara pinggiran. Penguasaan terhadap surplus industri dilakukan melalui monopoli teknologi industrial. dafus Suwarsono, Alvin Y. 1991. Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama