PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP MIGRASI

advertisement
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP MIGRASI
TUGAS MATA KULIAH MOBILITAS PENDUDUK
KELOMPOK 4
DISUSUN OLEH:
DEWI RATNA SARI (1206304055)
MARDIANA (1206304175)
MUTHIATUN NURIAH (1206304194)
PROGRAM P ASCASARJANA KAJIAN KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perubahan iklim kini telah menjadi sebuah isu global yang telah mendapatkan
perhatian khusus oleh berbagai kalangan di dunia. Percepatan perubahan iklim disadari
sebagai dampak dari percepatan
jumlah penduduk,
pembangunan
ekonomi,
industrialisasi dan perilaku manusia yang menghasilkan emisi C02 (BKKBN, 2011).
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dalam Third Assessment Report
(TAR) melaporkan bahwa emisi rumah kaca dari aktifitas produksi manusia
meningkatkan emisi C02 dari 280 ppm menjadi 368 ppm selama periode (1750 – 2000).
Peningkatan emisi C02 dalam bentuk peningkatan efek rumah akan mengakibatkan
pemanasan global, dimana akan meningkatkan suhu bumi antara 20 – 60 C dalam 100
tahun mendatang, tergantung dari pembangunan ekonomi yang dijalankan oleh
manusia.
Di Indonesia sendiri isu mengenai perubahan iklim sudah menjadi isu hangat yang
mulai diperbincangkan. Hal ini dikarenakan, jumlah penduduk Indonesia yang besar dan
terus bertambah sehingga menyebabkan konsumsi energi semakin meningkat. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kenaikan konsumsi energi Nasional (Harmadi, 2010):
1.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk
2.
Perubahan struktur umur penduduk
3.
Bertambahnya penduduk urban
4.
Tingkat pendidikan penduduk yang semakin tinggi
5.
Tingginya mobilitas penduduk antar daerah
6.
Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang semakin meningkat
Besarnya energi yang dikonsumsi ini telah menghasilkan emisi yang besar dan akhirnya
menyebabkan pemanasan global.
IPCC menyatakan bahwa pemanasan global dapat menyebabkan perubahan yang
signifikan dalam sistem fisik dan biologis seperti peningkatan intensitas badai tropis,
perubahan pola presipitasi, salinitas air laut, perubahan pola angin, masa reproduksi
hewan dan tanaman, distribusi species dan ukuran populasi, frekuensi serangan hama
dan wabah penyakit, serta mempengaruhi berbagai ekosistem yang terdapat di daerah
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 1
dengan garis lintang yang tinggi (termasuk ekosistem di daerah Artika dan Antartika),
lokasi yang tinggi, serta ekosistem-ekosistem pantai (Kementerian NegaraLingkungan
Hidup, 2007). Pada akhirnya pemanasan global yang dihasilkan dari besarnya jumlah
penduduk dan berbagai aktivitas manusia tersebut telah mengakibatkan perubahan iklim
dan kenaikan frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim yang membawa
dampak kepada degradasi lingkungan, kerawanan dan bencana sehingga menyebabkan
penduduk melakukan mobilitas atau migrasi.
Martin (2010) menyebutkan, banyak para ahli lingkungan melihat bahwa potensi
migrasi masal yang melibatkan banyak penduduk menjadi suatu ancaman masalah yang
besar dimasa mendatang sehingga harus segera diambil tindakan untuk mengatasi hal
tersebut. Namun dilain sisi, konsep migrasi yang dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan masih merupakan isu yang kontroversial, hal ini dikarenakan sulitnya
mengukur faktor dari lingkungan yang dapat mempengaruhi perpindahan penduduk.
Oleh karena itu, dalam makalah ingin diketahui bagaimana pola hubungan perubahan
iklim terhadap migrasi dan bagaimana dampaknya terhadap tatanan kehidupan manusia.
1.2 Tujuan
Melihat begitu kompleksnya hubungan antara migrasi dan perubahan iklim, maka
tulisan ini berusaha untuk mengetahui pola hubungan perubahan iklim terhadap migrasi
dan bagaimana dampaknya terhadap tatanan kehidupan manusia dengan melakukan
tinjauan pustaka dari berbagai literatur yang ada, sehingga didapatkan pengetahuan
untuk dapat menganalisa kedua permasalahan ini secara lebih mendalam.
1.3 Metodologi
Penelitian ini menggunakan metodologi dengan tinjauan studi literatur dan
wawancara mendalam dengan narasumber sehingga didapatkan pengetahuan untuk
dapat menganalisa permasalahan secara lebih mendalam.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 2
BAB II. ANALISA STUDI LITERATUR
2.1 Teori-Teori Migrasi
Lee (1966) mengungkapkan bahwa migrasi disebabkan oleh faktor pendorong
daerah asal dan penarik daerah tujuan atau yang lebih dikenal sebagai “push and pull
theory”. Berikut ini merupakan beberapa faktor pendorong (push factor) dan faktor
penarik (pull factor) yang dikemukakan oleh Lee (1966):
1. Faktor pendorong (push factor);

Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya
dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang
bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan
dari pertanian.

Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk
pertanian di perdesaan yang makin menyempit).

Adanya tekanan-tekanan politik, agama, suku sehingga mengganggu hak azasi
penduduk di daerah asal.

Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan

Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau
panjang atau adanya wabah penyakit.
2. Faktor-faktor penarik (pull factor);

Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf
hidup.

Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.

Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim,
perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.

Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat
kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di
kota besar.
Selain itu menurut Todaro (2003), keputusan seseorang untuk melakukan migrasi
selain dipengaruhi oleh faktor ekonomi juga dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 3

Faktor-faktor sosial, termasuk keinginan para imigran itu sendiri untuk melepaskan
diri dari kendala-kendala tradisional yang sebelumnya mengungkung mereka.

Faktor-faktor fisik, termasuk pengaruh iklim dan bencana alam seperti banjir dan
kekeringan.

Faktor-faktor demografi, termasuk penurunan tingkat kematian yang kemudian
mempercepat laju pertumbuhan penduduk pedesaan.

Faktor-fakor kultural, termasuk pembinaan kelestarian hubungan “keluarga besar”
sesampainya di perkotaan dan daya tarik “lampu kota yang terang benderang”.

Faktor-faktor
komunikasi,
termasuk
kualitas
sarana
transportasi,
sistem
pendidikan dan dampak modernisasi yang ditimbulkan dari perkotaan.
2.2 Pengertian Perubahan Iklim
Kementerian Negara Lingkungan Hidup mendefinisikan perubahan iklim adalah
berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang
membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik
ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang. Sedangkan
menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mendefinisikan
perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada
suatu daerah tertentu. Sementara itu menurut Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC), perubahan iklim berarti berubahnya iklim yang disebabkan secara
langsung atau tidak langsung dari kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer
global dan yang selain variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu
tertentu. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat dilihat bahwa perubahan iklim
terjadi karena berbagai kegiatan manusia yang mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 4
Gambar 1. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Seluruh Aspek Kehidupan Manusia
2.3 Penyebab Perubahan Iklim
Sebelum isu tentang perubahan iklim sekitar tahun 1960an perhatian dunia juga
telah tertuju pada tingginya pertumbuhan penduduk terutama dinegara-negara
berkembang dan tertinggal, dimana pertumbuhan penduduk tersebut meningkatkan
kekhawatiran mengenai tingginya jumlah penduduk dan keberlangsungan lingkungan.
Pada konverensi dunia United Nations Conference on the Human Environment (resolusi
2398 [XXIII] of 3 Desember 1968), menyebutkan bahwa “pertumbuhan penduduk yang
tinggi dan percepatan urbanisasi saling bermemberikan pengaruh dalam percepatan
pengurangan kualitas dari lingkungan hidup manusia. (dalam Zlotnik, 2009).
Peningkatan jumlah penduduk tentunya akan meningkatkan kebutuhan akan tempat
hidup, kebutuhan air bersih dan juga pangan. Hal tersebut tentunya akan berdampak
kepada lingkungan seperti misalnya deforestasi hutan untuk pemukiman, aktifitas
ekonomi dan juga untuk lahan pertanian yang secara berangsur-angsur akan merubah
struktur dan komposisi ekosistem dunia yang mengarah pada dampak yang negatif bagi
manusia.
Maddison (2004) membuat analisa adanya trend yang sama-sama meningkat antara
pertumbuhan penduduk, emisi CO2 dan pembangunan seperti pada gambar berikut
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 5
(dalam Martin, 2010). Pada grafik tersebut terlihat adanya hubungan yang positif antara
Emisi CO2 dan besarnya Populasi yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk
memang memiliki pengaruh terhadap CO2. Walaupun masih banyak hal lain yang
mempengaruhi perubahan iklim selain jumlah penduduk.
Gambar 2. Pertumbuhan GNPP, Emisi CO2 dan Data Populasi
Hubungan antara jumlah penduduk dan perubahan iklim awalnya masih menjadi
perdebatan hal ini terjadi karena data menunjukkan bahwa negara-negara miskin dan
berkembang yang memiliki tingkat fertilitas tinggi pada kenyataanya hanya
menyumbang sedikit emisi CO2, sedangkan negara-negara berkembang yang memiliki
populasi yang lebih sedikit dengan laju pertumbuhan yang rendah justru menyumbang
emisi CO2 yang besar.
Marchiori dan Schumacher (2011) menyebutkan bahwa estimasi dari International
Energi Annual tahun 2004 menunjukkan bahwa negara-negara di Amerika Utara, Eropa,
Jepang dan China secara bersama-sama penggunaan energinya mencapai 65% dari total
energi dasar yang digunakan dunia padahal jumlah populasi mereka hanya 16% dari
populasi dunia, sementara itu fakta sebaliknya terjadi bahwa negara-negara kurang
berkembang konsumsi energinya hanya sekitar 5% dari konsumsi energi dunia.
Sehingga justru negara-negara maju inilah sebagai penyumbang emisi CO2 terbesar dan
juga yang mestinya bertanggungjawab pada perubahan iklim dunia.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 6
Perbedaan tersebut kemudian dapat dijelaskan oleh Jiang and Hardee (2009) yang
menunjukkan bahwa : a) populasi dengan perbedaan komposisi demogradi (negara maju
vs berkembang, rural vs urban, struktur penduduk muda vs tua) memiliki pengaruh yang
signifikant terhadap pola konsumsi energi dan emisi CO2 ; b) Proporsi populasi yang
perbedaan dalam konsumsi energi dan emisi akan berubah sepanjang waktu. (dalam
Martine, 2009).
Hal tersebut menunjukkan bahwa selain jumlah dan laju pertumbuhan penduduk,
aktifitas manusia seperti kegiatan ekonomi, proporsi penduduk dan gaya hidup suatu
penduduk juga sangat berpengaruh dalam kontribusi CO2 yang merupakan penyebab
utama pemanasan global yang berujung pada pemanasan dunia.
Trend pembangunan kedepan menunjukkan bahwa adanya peningkatan daerah
urban dan modernisasi yang meniru negara-negara maju beserta gaya hidup dan pola
konsumsi mereka sehingga negara-negara berkembang dan tertinggal yang awalnya
memiliki fertilitas yang tinggi namun pola konsumsi energi yang rendah, kedepannya
juga akan memiliki pola konsumsi energi yang besar. Sehingga penduduk baik jumlah
dan juga pertumbuhannya menjadi faktor yang sangat berkontribusi pada perubahan
iklim.
Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh adanya
manusia dan aktifitas manusia dalam mengeksploitasi sumberdaya alam yang
menyebabkan peningkatan emisi CO2 sehingga berujung pada pemanasan global dan
akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
2.4 Dampak Perubahan Iklim
Dampak dari perubahan iklim masih merupakan topik global yang diperdebatkan,
walaupun semakin banyak yang menerima konsep tersebut dibandingkan mereka yang
tidak menerima adanya dampak perubahan iklim tersebut (Nurlambang, 2008).
Perdebatan dampak perubahan iklim sebenarnya karena banyak para ahli yang
menyatakan adanya faktor lain yang lebih berpengaruh pada suatu fenomena alam (yang
diduga dampak perubahan iklim ) dibandingkan akibat dari perubahan iklim itu sendiri.
Seperti yang dijelaskan oleh Triarko Nurlambang “Misalkan air laut pasang, kini
disadari bahwa air pasang itu terjadi lebih sering, lebih tinggi dan juga menjadi lebih
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 7
lama hal tersebut membuat pemukiman di pesisir laut menjadi tidak layak ditempati
karena terjadi peningkatan permukaan laut didaerah pantai.”
Apakah fenomena tersebut disebabkan oleh climate change? bagaimana
menerangkannya? Karena banyak juga faktor lain yang diduga dapat menyebabkan
peristiwa tersebut, misalkan untuk kasus Jakarta. Di Jakarta telah terjadi penurunan
permukaan tanah akibat eksploitasi air tanah yang besar-besaran, apakah bukan
karena hal ini yang menyebabkan air pasang menjadi terasa lebih tinggi? Atau apakah
climate change bersama-sama dengan faktor-faktor lainnya
yang menyebabkan
fenomena ini. Jika iya seberapa besar climate change berpengaruh? Itu yang menjadi
sulit untuk diterangkan”
Berikut adalah beberapa pandangan pendapat yang setuju bahwa perubahan iklim
memang membawa dampak pada kehidupan manusia. Dampak perubahan iklim
terhadap kehidupan manusia diprediksi akan menimbulkan banyak bencana seperti yang
dikatakan Van Aalst (2006) dalam penelitiannya, dimana perubahan iklim diprediksi
akan menimbulkan bahaya banjir besar, angin tornado dan topan, naiknya permukaan
laut, berkurangnya varietas margasatwa, ancaman kerawanan pangan akibat musim
yang tidak jelas dan kekeringan, peningkatan angka morbiditas dan angka mortalitas
dan masih banyak lagi. Seperti yang tercantum pada tabel 1.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 8
Tabel 1. Beberapa Contoh Proyeksi Perubahan Iklim yang Ekstrim
Sumber : IPCC, 2001 (dalam Van Aalst,2006)
Selain itu menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) dampak dari
perubahan Iklim yang telah terjadi di dunia adalah:
• Meningkatnya Pemanasan : Sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan
tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat
pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 9
o
rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik sebesar 0.74 C selama
abad ke-20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan.
• Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer : Karbondioksida adalah
penyebab paling dominan terhadap adanya perubahan iklim saat ini dan
konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa pra-industri yaitu 278 ppm (partspermillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005.
• Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata : Adanya peningkatan
presipitasi pada beberapa dekade terakhir telah diamati di bagian Timur dari Amerika
Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia Utara serta Asia Tengah. Tetapi pada
daerah Sahel, Mediteranian, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami
pengurangan presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang lebih kuat
dan lebih lama.
• Kenaikan permukaan Laut : Saat ini dilaporkan tengah terjadi kenaikan muka laut
dari abad ke-19 hingga abad ke-20, dan kenaikannya pada abad 20 adalah sebesar
0.17 meter. Pengamatan geologi mengindikasikan bahwa kenaikan muka laut pada
2000 tahun sebelumnya jauh lebih sedikit daripada kenaikan muka laut pada abad 20.
Temperatur rata-rata laut global telah meningkat pada kedalaman paling sedikit 3000
meter.
• Pengurangan tutupan salju : Tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah,
terutama pada saat musim semi. Sejak 1900, luasan maksimum daerah yang tertutup
salju pada musim dingin/semi telah berkurang sekitar 7% pada Belahan Bumi Utara
dan sungai-sungai akan lebih lambat membeku (5.8 hari lebih lambat daripada satu
abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6.5 hari.
• Gletser yang mencair : Pegunungan gletser dan tutupan salju rata-rata berkurang
pada kedua belahan bumi dan memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka laut
sebesar 0.77 milimeter per tahun sejak 1993 – 2003. Berkurangnya lapisan es di
Greenland dan Antartika berkontribusi sebesar 0.4 mm pertahun untuk kenaikan
muka laut (antara 1993 – 2003).
• Benua Arktik menghangat : Temperatur rata-rata Benua Arktik mengalami
peningkatan hingga mencapai dua kali lipat dari temperatur rata-rata seratus tahun
terakhir. Data satelit yang diambil sejak 1978 menunjukkan bahwa luasan laut es
rata-rata di Arktik telah berkurang sebesar 2.7% per dekade.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 10
Menurut World Disaster Report (2001), kerugian ekonomi akibat bencana iklim di
tingkat global yang terjadi sekarang dibanding dengan yang terjadi di tahun 1950an
sudah meningkat 14 kali, yaitu mencapai 50-100 milyar USD per-tahun. Demikian juga
jumlah kematian akibat bencana iklim juga meningkat 50 persen per-dekadenya. Pada
tahun 2050, apabila pemanasan global terus terjadi dan tidak ada upaya-upaya adaptasi
yang terencana dilakukan dari sekarang, maka diperkirakan kerugian ekonomi akibat
bencana iklim akan meningkat mencapai 300 milyar dolar per-tahun dan jumlah
kematian bisa mencapai 100 ribu orang per-tahun (dalam Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, 2007). Upaya adaptasi yang dilakukan sejak dini akan dapat
mengurangi kerugian akibat
bencana secara signifikan.
Beberapa
penelitian
menunjukkan bahwa setiap 1 USD yang dikeluarkan untuk melakukan upaya adaptasi
dapat menyelamatkan sekitar 7 USD biaya yang harus dikeluarkan untuk pemulihan
akibat dampak dari bencana iklim.
Di Indonesia sendiri perubahan iklim sudah menimbulkan berbagai dampak. Hal ini
dikarenakan, sebagai negara kepulauan Indonesia sangat rentan terhadap dampak
perubahan iklim. Berdasarkan data kejadian bencana yang dicatat dalam the
OFDA/CRED International Disaster Database (2007), sepuluh kejadian bencana
terbesar di Indonesia yang terjadi dalam periode waktu antara tahun 1907 dan 2007
sebagian besar merupakan bencana yang terkait dengan iklim, khususnya banjir,
kemudian kekeringan, kebakaran hutan, dan ledakan penyakit. Hal ini menunjukkan
bahwa kejadian bencana terkait iklim mengalami peningkatan baik dari sisi frekuensi
maupun intensitasnya. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh 10 bencana terbesar
tersebut mencapai hampir 26 milyar dolar dan sekitar 70% nya merupakan kerugian
akibat bencana yang terkait dengan iklim. Menyadari pentingnya menangani
permasalahan akibat perubahan iklim, maka Indonesia saat ini telah membentuk satu
dewan nasional yang menangani perubahan iklim yaitu Dewan Nasional Perubahan
Iklim (DNPI) (BKKBN, 2011).
2.5 Migrasi Akibat dari Perubahan Iklim
Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa perubahan iklim telah menyebabkan
berbagai bencana, kerawanan dan degradasi lingkungan yang dapat menyebabkan
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 11
seseorang memutuskan untuk melakukan migrasi. Namun juga harus dipahami bahwa
perubahan iklim tidak membawa perubahan yang ekstrem secara tiba-tiba terhadap
lingkungan dan seting georafi. Perubahan iklim memang merubah lingkungan secara
bertahap dengan cara berevolusi bukan dengan perubahan yang revolusioner/mendadak
sehingga penduduk memiliki kesempatan atau waktu untuk beradaptasi terhadap
perubahan ini (Nurlambang 2008). Jika proses adaptasi terhadap lingkunan ini tidak
berhasil maka seseorang akan kesulitan untuk memenuhi kehidupannya. Menurut
Mantra (1999), apabila semua kebutuhan manusia tidak terpenuhi akan menyebabkan
terjadinya stress, dan tingkatan stres ini berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Apabila stres yang dialami seseorang masih dalam batas-batas toleransi, orang tersebut
memutuskan tidak akan pindah dan yang bersangkutan akan berusaha untuk
menyesuaikan kebutuhan dengan kondisi lingkungan yang ada; dan apabila stres yang
dialami seseorang sudah di luar batas toleransinya, orang tersebut akan mulai
memikirkan untuk mengambil keputusan pindah ke daerah lain, yaitu tempat
kebutuhannya dapat dipenuhi (Gambar 3).
Kebutuhan (needs) dan aspirasi
Terpenuhi
Tidak terpenuhi (stres)
Dalam batas
toleransi
Tidak Pindah
Tidak pindah
Di luar batas
toleransi
Pindah
Mobilitas non permanen
Komuter (ulang-alik)
Menginap/mondok
Gambar 3. Hubungan Antara Kebutuhan dan Pola Mobilitas Penduduk
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 12
Fenomena migrasi ini telah mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan di
dunia, seperti hasil catatan IPCC yang menyatakan bahwa dampak tunggal terbesar dari
perubahan iklim pada manusia bisa menyebabkan migrasi dengan jutaan orang
mengungsi akibat bencana erosi pantai, banjir pesisir dan pertanian gangguan yang
disebabkan oleh perubahan iklim.
Berbagai konferensi dunia telah membahas mengenai pengaruh perubahan iklim
terhadap migrasi. Hasil kajian (IPCC) pada tahun 2007 menyatakan bahwa kegiatan
manusia ikut berperan dalam pemanasan global sejak pertengahan abad ke-20.
Pemanasan global akan terus meningkat dengan percepatan yang lebih tinggi pada abad
ke-21, apabila tidak ada upaya penanggulangannya pemanasan global mengakibatkan
perubahan iklim dan kenaikan frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim
sehingga terjadinya perubahan iklim mempengaruhi mobilitas atau migrasi penduduk.
Secara sederhana perubahan iklim akan dapat menyebabkan perpindahan penduduk
dari daerah yang kurang layak ke daerah yang lebih layak, dengan mempertimbangkan
faktor push dan pull seperti yang disebutkan oleh Lee (1966). Walaupun besar migrasi
akibat dari perubahan iklim masih sangat dipengaruhi oleh berbagai factor lainnya
seperti factor adaptasi, mitigasi dan juga factor budaya yang ada.
Menurut Susan Martin dalam tulisannya yang berjudul “Clmate Change, Migration,
and Governance” pada tahun 2010. Ada empat kemungkinan perubahan iklim dapat
mempengaruhi migrasi :

Intensifikasi bencana alam : seperti angin topan, tornado, banjir
yang
menghancurkan pemukiman penduduk dan penopang kehidupan sehingga
penduduk harus segera direlokasi untuk jangka waktu yang pendek ataupun
panjang.

Peningkatan suhu bumi dan juga kemarau yang berkepanjangan yang sangat
mempengaruhi produk pertanian, mengurangi penghidupan manusia seperti akses
terhadap pangan dan air bersih.

Peningkatan permukaan laut yang semakin mengurangi daerah pantai sehingga
menjadi tidak layak untuk ditempati.

Persaingan terhadap sumber daya alam yang dapat memicu konflik .
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 13
Perhatian terhadap migrasi akibat perubahan iklim/ lingkungan ini juga telah
mendapatkan perhatian dari International Organization for Migration (IOM) yang
membedakan migran lingkungan (enviromental migrant) dengan migran karena alasan
lain. Enviromental Migrant didefinisikan sebagai “seseorang atau kelompok orang yang
terpaksa melakukan perpindahan karena mengalami perubahan mendadak atau
perubahan yang semakin membesar terhadap tempat hidupnya sehingga harus
memilih/terpaksa keluar dari daerah tempat tinggalnya untuk sementara waktu atau
permanen baik ke dalam negeri ataupun keluar negeri”
Selain itu definisi migrasi lingkungan juga dijelaskan Oli Brown ( dalam Martin,
2010 ). Dimana ada dua tipe migran karena perubahan iklim yaitu:
1. Tipe Alarmist
Melihat perubahan lingkungan sebagai alasan mendasar perpindahan penduduk,
sehingga dalam hal ini melibatkan penduduk dalam jumlah yang besar karena
terpaksa oleh kondisi alam  Perpindahan penduduk karena hal ini sering disebut
pengungsi dan tidak membedakan penduduk yang akan pergi kedaerah yang dekat
atau jauh untuk jangka waktu yang pendek atau panjang.
2. Tipe Skeptis
Melihat perubahan iklim dan potensi ancaman perubahannya ke depan dan
menjadikan daerah tempat tujuan migrasi lebih sebagai faktor penarik yang lebih
penting dibandingkan faktor pendorong dari tempat asal.
Diantara kedua tipe migran diatas, para ahli lingkungan lebih mengkhawatirkan tipe
alarmist karena melibatkan penduduk dalam jumlah yang besar dalam waktu yang
singkat, sehingga lebih memiliki potensi dampak buruk yang besar, seperti konflik,
perebutan sumber daya alam dan sejenisnya. Tipe migran lingkungan yang disebutkan
oleh Oli Brown mengindikasikan bahwa perpindahan tersebut sesuai dengan teori
migrasi oleh Lee (1966). Dimana tipe alarmist dikarenakan push factor daerah asal lebih
besar karena adanya degadrasi lingkungan, sedangkan tipe skeptis dikarenakan pull
factor daerah tujuan yang dinilai lebih baik karena adanya potensi perubahan
lingkungan dan iklim.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 14
Berdasarkan besarnya potensi migrasi akibat perubahan iklim, banyak para ahli
memperkirakan bahwa hal tersebut merupakan suatu ancaman yang besar, seperti yang
diungkapkan oleh Myers (2005) yang mengestimasi bahwa pada tahun 2050 akan ada
200 juta migran iklim. Ini berarti bahwa pada tahun 2050, satu dari setiap 45 orang di
dunia akan mengungsi akibat perubahan iklim. Walaupun belakangan ada pandangan
yang menentang prediksi tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Black dan lainnya
yang menganggap prediksi tersebut terlalu besar lebih dikarenakan unsur politik dan
popularitas. Black juga mengungkapkan banyak kelemahan-kelemahan yang dari
prediksi tersebut, pertama kuranganya data tentang populasi, kedua, prediksi tersebut
tidak melihat perbedaan geografi dari tiap-tiap populasi dimana dinegara-nagera yang
kurang berkembang memiliki keterikatan yang kuat terhadap budaya setempat
dibandingkan jika mereka harus pindah ke tempat baru dan asing(dalam Nurlambang,
2008).
Meskipun permasalah dampak perubahan iklim terhadap migrasi masih dipenuhi
oleh berbagai perdebatan, namun semakin banyak penelitian yang
menunjukkan
hubungan yang semakin nyata dampak perubahan iklim tersebut terhadap migrasi.
Beberapa penelitian juga menunjukkan beerbagai upaya adaptasi dan mitigasi yang
dilakukan penduduk akibat dampak perubahan iklim sebelum akhirnya melakukan
migrasi seperti dapat dilihat pada penelitian-penelitian baik didalam dan diluar negeri
berikut ini.
Berikut ini beberapa penelitian yang menunjukkan adanya dampak perubahan
iklim terhadap migrasi penduduk di Indonesia :

Penelitian di masyarakat pesisir Teluk Bone Provinsi Sulawesi Selatan oleh Deny,
dkk: dampak perubahan iklim di Teluk Bone yaitu terjadinya pergeseran musim
tanam, pergeseran musim gelombang, musim hujan dan musim kemarau, terjadi
rob, pengikisan bibir pantai serta kerusakan terumbu karang. Untuk mengatasi
dampak perubahan iklim ini masyarakat melakukan proses mitigasi dan adaptasi
belum sampai kepada proses migrasi. Mitigasi yang dilakukan adalah dengan
menanam mangrove. Sedang proses adaptasi yang dilakuakan yaitu dengan
memperluas
wilayah
tangkap,
mengganti
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
kapasitas
armada
tangkap,
Page 15
menyesuaikan waktu melaut, penyesuaian waktu tanam untuk pertanian tanaman
pangan dan pengembangan sistem policulture (rumput laut, bandeng dan udang).

Penelitian dampak kenaikan air laut di Kota Jakarta Utara oleh Dra.Sri Astuti,
dkk. Perubahan Iklim yang ditandai naiknya permukaan air laut dan rob
menyebabkan kerusakan lingkungan, penurunan kuantitas dan kualitas pasokan air
baku dan air minum, penurunan produksi perikanan, dan mengancam kesehatan.
Seperti dengan masyarakat di Teluk Bone, masyarakat di Jakarta Utara hanya
melakukan proses adaptasi seperti menaikkan lantai/tanah, meninggikan furniture
rumahtangga. Proses migrasi tidak masyarakat lakukan karena mata pencaharian
mereka ada di sekitas Jakarta Utara.

Penelitian dampak kenaikan air laut di Kota Semarang oleh Rukuh Setiadi, dkk :
Dampak perubahan iklim di Semarang sudah terjadi puluhan tahun, yaitu adanya
kenaikan pasang air laut/rob yang menyebabkan kerusakan rumah dan lingkungan
khususnya didaerah Semarang Utara dan Barat. Berdasarkan penelitian ini,
masyarakat yang terkena dampak rob periode pendek (ketinggian air laut 1,1 m
dpl) 78 persennya akan melakukan migrasi, periode menengah (ketinggian air laut
1,3 m dpl) 73 persen, sedangkan masyarakat di daerah periode panjang
(ketinggian air laut 1,6 m dpl) 87 persennya menyatakan akan melakukan migrasi.
Sementara itu berikut adalah hasil-hasil penelitian di luar negeri yang menunjukkan
adanya hubungan migrasi dan perubahan iklim:

R. McLeman (2005) menjelaskan bahwa kesenjangan perekonomian dan perubahan
iklim mempengaruhi pola migrasi.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Susan Martin (2010), yang mana hasilnya
menjelaskan ada pengaruh perubahan iklim terhadap migrasi baik di dalam dan
diluar negeri.

Penelitian Rosenzweig dan Hillel (1993), menyebutkan kemarau di Amerika Serikat
yang telah menyebabkan lebih dari 30.000 orang bermigrasi di tahun 1930-an.
Afolayan dan Adelekan(1999) dan Hugo (1996) juga menjelaskan kekeringan di
Burkina Faso dan Sudan dari 1968-1973 mengungsi sekitar 1.000.000 orang.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 16

IPCC memperkirakan jumlah warga yang bermigrasi akan bertambah karena
perubahan lingkungan, baik secara tiba-tiba maupun secara lambat. Sehingga
gerakan ini tetap sulit untuk diprediksi, perubahan iklim akan menjadi faktor utama
migrasi di abad ke 21 karena perubahan iklim telah digambarkan sebagai ancaman
terbesar kesehatan global abad ke-21.
2.6 Model Migrasi Akibat Dari Perubahan Iklim
Ada beberapa model migrasi sebagai dampak dari perubahan iklim, antara lain :
2.6.1 Migrasi Akibat Perubahan Cuaca Preferensi Pada Dampak Kesehatan
(Zhou, 2011).
Dalam penelitiannya Zhou menggunakan model kontemporer dan model dinamis,
bahwa preferensi migrasi dari daerah pedesaan ke perkotaan berkorelasi dengan paparan
untuk menghindari panas. Perubahan cuaca yang dapat meningkatkan gejala penyakit
kronis menunjukkan kecenderungan regresif, tetapi untuk penduduk perkotaan yang
bermigrasi dari kota ke kota lainnya, preferensi migrasi tidak terkait dengan guncangan
cuaca panas. Perubahan cuaca dan suhu lingkungan berkorelasi dengan probabilitas
gejala penyakit kronis pada perempuan. Sedangkan migrasi preferensi penduduk lakilaki yang bermigrasi dari kota ke kota lain adalah tidak terkait dengan efek perubahan
suhu masa lalu rendah, berikut model dari zhou.
Dimana zhou menjelaskan bahwa migrasi di pengaruhi oleh perubahan iklim,
tempat tinggal, level dari perubahan iklim tersebut, dimana ketika perubahan iklim
tersebut sudah tidak dapat ditolerasi oleh penduduk, maka migrasi menjadi jalan
keluarnya. Kondisi lingkungan, lingkungan tempat kerja dan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan, menjadi preferensi untuk bermigrasi.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 17
Data dan variabel yang digunakan
Data
Zhou ( 2011 ) menggunakan data survei yang ditetapkan dari Proyek Pendapatan
Rumah Tangga Cina (CHIP) yang dilakukan oleh Institut Ekonomi, Sosial Akademi
China 596 Jingkui Zhou Ilmu pada tahun 2002. CHIP mengandung sampel dari 25.959
orang yang meliputi 70 kota untuk tahun 2002. Data iklim yang berasal dari China
Meteorologi data Berbagi Sistem Layanan.
Variabel
Variabel yang digunakan untuk analisisnya adalah termasuk kondisi kesehatan,
perubahan iklim tingkat kondisi hidup,, lingkungan kerja, kondisi medis dan pelayanan
kesehatan, dan karakter imigran.
2.6.2 Perubahan Iklim, Kensenjangan Ekonomi dan Migrasi
Marchiori dan Schumacher (2009) mencoba untuk membangun sebuah model yang
menghubungkan antara pembangunan ekonomi, migrasi dan perubahan iklim.
Perbedaan pembangunan ekonomi telah lama menjadi sorotan sebagai alasan seseorang
atau penduduk melakukan migrasi. Bermula dari teori yang disampaikan oleh Haris dan
Todaro (1970) tentang model migrasi rural-urban yang dikarenakan perbedaan
pembangunan dikedua wilayah tersebut. Sementara itu Galor (1986) menganalisis efek
perbedaan dari tingkat kesejahteraan di dua wilayah yang saling tumpang tindih
generasi model, dimana alasan utama yang mempengaruhi migrasi adalah karena
adanya perbedaan preferensi. Kemudian pada tahun 1996 Crettez et al.memperluas
model Galor dengan memasukkan untuk tanah/kepemilikan tanah sebagai sebagai faktor
ketiga dalam proses produksi.
Sementara itu telah banyak kasus dan berbagai catatan tentang banyaknya
perpindahan penduduk yang terjadi akibat adanya bencana alam yang disebabkan
karena adanya perubahan iklim. Beberapa contoh antara lain : Kemarau di Amerika
Serikat yang telah menyebabkan lebih dari 30.000 orang bermigrasi di tahun 1930-an
(Rosenzweig dan Hillel 1993), Tsunami di Indonesia pada tahun 2004 mengungsi
500.000 orang (FIG 2006), kekeringan di Burkina Faso dan Sudan dari 1968-1973
mengungsi sekitar 1.000.000 orang (Afolayan dan Adelekan 1999; Hugo 1996). Untuk
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 18
contoh lebih lanjut, lihat, misalnya, McLeman (2006), Ezra (2001), Morris et al. (2002),
dan Kaye (1994).
Pembentukan Model
Model dibentuk berdasarkan dua wilayah, persamaan umum dan over-lapping
model. Fokus untuk menganalisis migrasi internasional dan menerapkan asumsi bahwa
perusahan berusaha untuk memaksimumkan profit dalam perekonomian global yang
sangat kompetitif. Migrasi akan terjadi jika dianggap better-off ditempat tujuan dari
pada didaerah asal. Pendekatan yang digunakan adalah bagaimana kesejahteraan dapat
mempengaruhi migrasi, sementara itu perubahan iklim mempengaruhi tingkat
kesejahteraan. Perjalanan pembentukan model dilakukan bertahap dengan menerapkan
suatu skenario atau preposisi untuk menjelaskan hubungan variable-variabel diatas.
Preposisi 1. Memperhatikan masalah optimisasi profit perusahaan dan hasil jangka
panjang pada kasus yang terintegrasi setara dengan kasus-kasus autarky .
Model dibangun dari fungsi produksi Cobb-Douglas, kemudian diturunkan dan
dielaborasi dengan faktor dari perubahan iklim, dan
faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi lainnya seperti upah, tingkat suku bunga, modal,
tenaga kerja sehingga terbentuklah beberapa persamaan berikut sebagai pembentuk
model dinamis yang menghubungkan perubahan iklim, perekonomian dan migrasi.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 19
Dimana :
w = upah
A = TFP (Total Faktor Produksi)
K = Modal
L = Tenaga Kerja
si= tabungan
T = temperature
N = utara; S = Selatan
i= N, S
Negara-negara utara adalah negara-negara maju yang telah menjadi negara industry,
sedangkan negara-negara selatan mewakili negara-negara yang berkembang dan
terbelakang yang biasanya memiliki sistem perekonomian yang kurang modern.
Preposisi 2. Variable Endogen Perubahan iklim adalah variable utama yang
mempengruhi migrasi dunia dan mengurangi kesejahteraan per Kapita di wilayah Utara
dan Selatan.
Perkembangan ekonomi yang berbeda antara wilayah Utara dan Selatan membawa
dampak penduduk memiliki kecenderungan untuk memilih migrasi ke Utara walaupun
tanpa adanya perubahan iklim hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat upah, tingginya
arus perputaran modal, dan tingginya produktifitas di wilayah utara. Karena sekarang
ada lebih banyak orang yang tinggal di utara, yang semuanya mencemari menurut
dengan standar hidup Utara, ini jelas akan menyebabkan peningkatan emisi dan, karena
itu, jangka panjang suhu. Perkiraan saat ini oleh PBB dari jumlah migran di utara adalah
sekitar 10%. Dengan asumsi bahwa mereka mengarah gaya hidup sama dengan
penduduk utara, ini dapat bekerja sebagai signifikan penyebar perubahan iklim. Dengan
mengurangi biaya migrasi dan meningkatkan jumlah migran, globalisasi meningkat
akan meningkatkan suhu. Kenaikan produktivitas Utara secara langsung akan
memperburuk perubahan iklim dengan meningkatkan kapasitas produktif dari utara,
tetapi juga secara tidak langsung mempengaruhi suhu dengan membuat utara lebih
menarik dan terkemuka untuk migrasi lebih.
Namun aktifitas perekonomian dan tingkat migrasi yang tinggi di wilayah utara
menyebabkan tingginya emisi CO2 yang dalam jangka panjang menyebabkan kenaikan
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 20
temperature yang akhirnya membawa pada perubahan iklim. Kemudian didapatkan
model migrasi dari selatan ke utara dari selatan, dan peningkatan temperature
digambarkan semakin meningkat dengan peningkatan angka migrasi dan peningkatan
modal, seperti tertera pada persamaan berikut:
Proposisi 3. Perubahan iklim membuat perhatian terhadap kontrol di daerah perbatasan
semakin meningkat yang mengarah pada penurunan utilitas di selatan dan meningkatkan
utilitas di utara dan juga pada peningkatan suhu di Utara dan penurunan suhu di Selatan
sehingga menciptakan kesenjangan.
Keberadaan perubahan iklim membuat control daerah perbatasan dalam jangka
panjang mengurangi migrasi dalam jangka panjang, terjadinya perbaikan lingkungan
dan
meningkatkan
/
menurunkan
kesenjangan.
Peningkatan
arus
migrasi ke wilayah utara dan kesadaran akan dampak kegiatan ekonomi yang membuat
peningkatan temperature yang membawa pada perubahan iklim membuat pemerintah di
wilayah utara memperketat kebijakan migrasi masuk dan juga memberlakukan
penerapan teknologi hijau untuk mengurangi laju perubahan lingkungan. Salah satu
upaya yang dapat diukur untuk memperketat adanya migrasi adalah dengan menerapkan
pajak, persamaan pajak migrasi yang dipengaruhi perubahan iklim dalam dilihat pada
persamaan berikut, dimana adalah pajak
Proposition 4. Penerapan lebih banyak pajak yang diarahkan untuk “green” teknologi
dalam upaya untuk mengurangi jumlah migrant yang masuk, memperbaiki lingkungan
dan juga peningkatan/penurunan kesenjangan Utara-Selatan
Model berikut memberikan gambaran bagaimana peningkatan pajak akan dapat
menurunkan jumlah migrasi.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 21
Marchiori dan Schumacher (2009) menyimpulkan bahwa perubahan iklim dapat
meningkatkan angka migrasi, perubahan yang kecil dapat mempengaruhi angka migrasi
dalam jangka panjang. Kalibrasi angka sederhana menunjukkan bahwa jumlah migrant
meningkat dengan 4 faktor jika terjadi penurunan produktifitas di selatan sebesar 5%,
dan sebaliknya angka menunjukkan bahwa produktifitas diselatan akan berkurang lebih
dari 5% dimasa mendatang. Sehingga dapat dikatakan bahwa migration akan merubah
struktur persebaran penduduk dimasa mendatang jika tidak dikawal dengan kebijakan
internasional yang layak untuk masalah ini.
Kebijakan migrasi yang lemah akan membawa efek pada perubahan iklim dimana
hal tersebut kan meningkatkan angka migrasi dan mempercepat laju perubahan iklim.
Sementara itu investasi terhadap green technology dapat mengurangi arus migrasi
dimasa mendatang dan juga dapat meningkatkan perbaikan lingkungan, namun masih
belum jelas pengaruhnya terhadap kesenjangan Utara-Selatan.
Penghitungan Data
Tabel 2. Penghitungan data dan Simulasi Prediksi Migrasi
Tabel 2. Menunjukkan hasil perhitungan kondisi saat ini dimana faktor perubahan
iklim ditunjukkan oleh σ. Pada kondisi awal σ = 0, terlihat bahwa share migrasi di utara
diperkiraka tahun 2050 akan menjadi 9%, kemudian ketika dilakukan simulasi dimana σ
= -5%, maka share migrasi di utara berubah drastis menjadi 35.2%.
Hal ini
menunjukkan bahwa perubahan kecil pada perubahan iklim akan memiliki pengaruh
yang besar pada migrasi.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 22
2.6.3 Migrasi Sebagai Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim (R. McLeman dan B.
Smit, 2006)
Hasil penelitian R. McLeman dan B. Smit menjelaskan bahwa migrasi dapat
dilakukan sebagai adaptasi perubahan iklim (Gambar 3). Penelitiannya ini dimulai
dengan asumsi bahwa perubahan iklim mempengaruhi perubahan lingkungan dan
kondisi sosial ekonomi dari suatu komunitas. Jika komunitas tidak dapat melakukan
adaptasi, maka rumah tangga sebagai bagian dari komunitas mungkin akan melakukan
migrasi keluar. Tetapi jika rumah tangga mampu beradaptasi maka tidak akan ada
migrasi keluar. Selanjutnya rumah tangga yang keluar tersebut pada akhirnya akan
berkumpul lagi dengan rumah tangga di komunitas sebelumnya yang tidak melakukan
migrasi. Jika komunitas ini digabung dengan komunitas dari luar dan dikurangi dengan
rumah tangga yang keluar akan membentuk suatu komunitas baru. Hal ini terus
berlangsung membentuk suatu siklus migrasi.
Gambar 3. Model Migrasi Sebagai Akibat Perubahan Iklim
2.7 Upaya-Upaya untuk Mengatasi Migrasi Akibat dari Perubahan Iklim
Migrasi penduduk dapat membawa hal yang positif dan negatif terhadap daerah
tujuan migrasi. Dampak negatif yang mucul akibat datangnya begitu banyak penduduk
kesuatu wilayah dapat menyebabkan terjadinya persaingan terhadap sumber daya alam
yang dapat mengakibatkan terjadinya konflik, terutama didaerah perkotaan yang tidak
siap menampung pendatang dalam jumlah yang besar (Martin, 2010).
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 23
2.7.1. Adaptasi dan Mitigasi
Berbagai upaya dilakukan manusia untuk mengantisipasi perubahan iklim,
diantaranya adalah dengan melakukan adaptasi dan mitigasi (Setiadi, 2009). Pada
dasarnya mitigasi merupakan usaha penanggulangan untuk mencegah terjadinya
perubahan iklim yang semakin buruk dengan menurunkan laju emisi gas rumah kaca
global sehingga konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer masih berada dalam tingkatan
yang dapat ditolerir. Sedangkan adaptasi merupakan penyesuaian apapun yang terjadi
secara alamiah didalam ekosistem atau dalam sistem manusia sebagai reaksi terhadap
perubahan iklim yang sedang terjadi yang terkait dengan perubahan-perubahan
lingkungan (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007). Apabila kedua cara ini
tidak berhasil, maka degradasi lingkungan dan berbagai bencana akibat perubahan iklim
ini dapat menyebabkan mobilitas atau migrasi penduduk.
Beberapa contoh proses adaptasi dan mitigasi yang dilakukan oleh manusia antara
lain (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007):
1. Menanam tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan dan hama serta menanam
berbagai varitas tanaman untuk meminimalkan resiko gagal panen.
2. Petani ternak beradaptasi dengan memanfaatkan pakan ternak darurat dan keragaman
species.
3. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya masyarakat membuat kerajinan tangan.
4. Menampung air hujan dengan membangun tanggul untuk mengairi lahannya pada
musim kering.
5. Masyarakat dipesisir pantai meninggikan lantai rumah mereka untuk menghadapi rob
dan pasang laut.
6. Menanam hutan mangrove/bakau.
7. Program REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation).
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,
diperlukan dukungan dari berbagai pihak dan penegakan hukum yang tegas, tata
kepemerintahan yang baik (Good Governance), persiapan dan rekayasa sosial, serta
sosialisasi dan pendidikan yang intensif. Kegagalan proses adaptasi dan mitigasi dapat
mengakibatkan seseorang putus asa atau stres karena berbagai kebutuhannya seperti
kebutuhan ekonomi, sosial, dan psikologi tidak terpenuhi.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 24
2.7.2. Program Keluarga Berencana
Upaya yang lainnya adalah dengan melakukan pengendalian jumlah penduduk. Isu
mengenai jumlah penduduk yang terlampau besar sudah dibahas di tingkat dunia.Di
Indonesia sendiri upaya pengendalian jumlah penduduk dilakukan dengan menggalakan
program Keluarga Berencana (KB) dengan menunjuk Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) sebagai lembaga untuk menyukseskan program KB.
Jumlah penduduk menjadi suatu faktor yang sangat penting untuk diamati dalam
upaya untuk mengatasi dampak buruk dari perubahan iklim.
NAPA (National
Adaptation Programmes of Action) melaporkan bahwa pertumbuhan penduduk yang
cepat berhubungan dengan percepatan perubahan iklim, dimana ada tiga isu yang
antara lain ; (i)
Pertumbuhan penduduk menyebabkan berkurangnya persediaan
kekayaan alam misalkan terjadinya erosi dan deforestation (penggundulan hutan); (ii)
Jumlah penduduk yang tinggi diperkirakan akan meningkatkan permintaan akan air
bersih, makanan; (iii) peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan kerentanan
manusia kepada bencana alam misalkan membuat penduduk terpaksa mengungsi karena
terjadinya kerawanan pangan, kekeringan dan penyebaran penyakit (dalam Bryant,
Carver,D Butlerc & Anaged, 2009).
Sementara itu hal yang serupa disampaikan Harmadi (2010), dimana peningkatan
jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan permintaan jumlah konsumsi energi.
Harmadi (2010) menambahkan bahwa peningkatan permintaan energy bukan hanya
sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, tetapi juga terpengaruh pada struktur,
pendapatan dan gaya hidup penduduk tersebut. Semakin tinggi pendapatan, banyak
jumlah usia produktif, semakin meningkat urbanisasi maka kebutuhan energy akan
semakin meningkat. Padahal untuk setiap penggunaan energy maka akan berbanding
lurus dengan peningkatan emisi CO2 yang merupakan penyebab utama pemanasan
global, sehingga semakin besar jumlah penduduk beserta semua aktifitas ekonomi dan
gaya hidupnya akan berdampak pada semakin besar penggunaan energy dan berujung
pada semakin besar emisi gas yang akan menambah percepatan pemanasan global.
Sedangkan dalam wawancara dengan Nurlambang, dia menekankan bahwa upaya
peningkatan kesadaran masyarakat terhadap dampak perubahan iklim perlu diupayakan.
Salah satu pendekatannya adalah dengan melalui peningkatan kualitas melalui keluarga
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 25
kecil. Keluarga kecil memungkinkan kualitas hidup yang lebih baik untuk tiap keluarga
karena beban keluarga yang tidak besar. Sehingga alokasi sumber daya keluarga dapat
diarahkan untuk peningkatan kualitas pengetahuan dan kesadaran penduduk terhadap
perubahan iklim dan akhirnya dapat mengubah perilaku hidup sehingga adaptasi
keluarga terhadap perubahan iklim menjadi lebih besar. Adaptasi yang lebih besar dapat
mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim yang terjadi.
Fakta-fakta diatas menunjukkan bahwa penduduk baik angka jumlah dan juga
percepatannya harus mendapatkan perhatian khusus terutama dalam kaitannya dengan
penanganan isu perubahan iklim dan dampak buruk yang menyertainya. Presiden Zou
dari China menyatakan bahwa “Family Planning is the Greenest Technology” pada
Conferensi Perubahan iklim di Copenhagen dimana system keluarga berencana yang
diterapkan di China diklaim memiliki peran dalam mengurangi kelahiran sebanyak 400
juta sehingga mampu mengurangi emisi gas CO2 sebanyak hingga 18 juta ton
pertahunnya.
Melihat begitu besarnya pengaruh jumlah penduduk terhadap perubahan iklim hal
tersebut membuat pengendalian jumlah penduduk juga menjadi hal yang penting dalam
hal ini. Hal tersebut menjadikan peran program pengendalian dan keluarga berencana
merupakan hal yang prioritas yang harus terintegrasi dengan program lainnya untuk
mengatasi dampak buruk dari perubahan iklim.
2.7.3. Penerapan Pemerataan Pembangunan dan Penerapan Green Technology
Upaya lain adalah dengan melakukan pemerataan pembangunan dan penggunaan Green
Technology (Marchiori dan Schumacher, 2009) yaitu dengan menerapkan lebih banyak
pajak yang diarahkan untuk “green” teknologi dalam upaya untuk mengurangi jumlah
migrant yang masuk untuk menghindari percepatan perubahan iklim dan memperbaiki
lingkungan.
2.7.4. Penerapan Kebijakan Migrasi akibat Perubahan Iklim yang Tepat
Diperlukan adanya suatu strategi adaptasi agar manusia bisa tetap tinggal pada
daerah tempat tinggalnya saat ini dan dilain pihak juga diperlukan kebijakan yang layak
mengenai daerah tujuan migrasi bila memang diperlukan. Menurut Setiadi (2009),
dalam mengatasi migrasi perubahan iklim dapat mencakup dua jenis kebijakan yaitu
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 26
kebijakan pada daerah tujuan (climate-forced migrants destination) dan kebijakan pada
daerah asal (climate-influenced origin).

Kebijakan Pada Daerah Tujuan Climate-Forced Migrants. Pada dasarnya kebijakan
ini perlu dikembangkan untuk merespon masyarakat yang melakukan migrasi
menuju pada daerah tujuan baru. Keb ijakan ini lebih berorientasi pada upaya
antisipasi mengingat migrasi ini tidak tampak secara nyata, karena dianggap
sebagai fenomena alamiah yang tidak dapat dilepaskan dalam perkembangan kota.

Kebijakan Pada Daerah Asal (Climate-Influenced Origin). Kebijakan ini pada
dasarnya untuk merespon masyarakat yang tetap tinggal pada daerah yang
dipengaruhi oleh dampak perubahan iklim dan memilih untuk tidak melakukan
migrasi. Adapun kebijakan yang ini sering disebut sebagai kebijakan adaptasi
perubahan iklim.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 27
BAB IV. HASIL WAWANCARA NARASUMBER
( REFERENSI )
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN BAPAK TRIARKO NURLAMBANG
“HUBUNGAN MIGRASI DENGAN PERUBAHAN IKLIM”
Oleh : Mardiana, Dewi Ratna Sari dan Muthiatun Nuriah
Kampus FMIPA Jurusan Geografi Universitas Indonesia
Depok, 19 Maret 2013
Terimakasih atas kesediaan bapak meluangkan waktu untuk kami, kami kesini
dalam rangka menyelesaikan tugas kuliah tentang climate change dan migrasi yang
mana dosen kami pak Chotib menyarankan untuk bertemu dengan Bapak sebagai ahli
climate change di Indonesia. Jadi kedatangn kami kesini ingin bertanya tentang
bagaimana climate change di Indonesia, bagaimana dampaknya dan terutama terhadap
migrasi penduduk.
TN (Triarko Nurlambang) : Perubahan iklim kalau di Indonesia, kasus di
wilayah pesisir banjir rob merupakan bagian dari akibat Enviromental Disaster. Karena
kejadian gejala alam timbul rob, rumah penduduk kebanjiran, makanya penduduk
mengungsi. Pertanyaannya apakah rob itu merupakan bagian dari perubahan iklim atau
gejala alam yang lain seperti adanya gerhana bulan sehingga menimbulkan air pasang.
Ini memang belum jelas, tapi ada gejala bahwa rob itu semakin tinggi dan semakin
lama. Ada sebagian peneliti yang berpendapat bahwa rob itu disebabkan karena
perubahan iklim sebagian lagi berpendapat tidak, rob disebabkan gejala alam. Karena
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di lintang rendah sehingga
kejadian ekstrim akibat perubahan iklim di Indonesia ada tapi tidak ekstrim seperti
didaerah yang lintangnya tinggi seperti daerah kutub.
Pertanyaannya yang berkaitan dengan migrasi, kapan seseorang memutuskan
untuk pindah kalau daerahnya terkena dampak bencana ekstrim. apakah langsung atau
pelan-pelan secara gradual. Tetapi yang jelas seseorang akan pindah kalau kejadian
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 28
ekstrim tersebut menyebabkan tempat tinggalnya sudah tidak layak untuk ditempati dan
sudah tidak bisa mencari nafkah di tempat itu sehingga dia harus migrasi. Tetapi logika
ini menjadi perdebatan diantara pakar, karena keputusan untuk pindah juga berlaku di
negara yang keterikatan dengan daerahnya kuat. Jadi ada faktor indiginous people
(faktor budaya) yang menjadi push factornya sehingga orang tidak mau lagi tinggal di
daerah tersebut.
Perdebatannya adalah seberapa tajam kita bisa mengidentifikasi daerah yang
terkena bencana (displacement area), memang kalau di pesisir utara daerah yang
terkena rob semakin banyak. Tetapi mudahkan kita mengidentifikasi bahwa kejadin itu
purely karena perubahan iklim atau karena kejadian alam lain atau keduanya terjadi
secara sumultan. Seperti yang terjadi di pantai utara terjadi penurunan permukaan tanah
akibat exploitasi air dalam tanah, Rob yang terasa lebih tinggi ini karena naiknya
permukaan air laut akibat perubahan iklim atau karena daratannya yang semakin
menurun akibat aktivitas manusia yang melakukakan pembangunan sehingga rob itu
seakan bertambah tinggi airnya.
Ini memang perlu penelitian sendiri,tetapi faktanya rob semakin sering, semakin
lama dan semakn tinggi. Misalkan suatu kolam dengan level airnya, kemudian ada
piring diatasnya. jika piringnya kosong maka akan mengembang, tetapi jika ditambah
beban lama kelamaan akan tenggelam. Tetapi yang jadi pertanyaan ini akibat apa,
perubahan iklimkah atau gejala alam?Hampir semua menyetujui bahwa ini akibat
perubahan
iklim,
tapi seberapa
persen
pengaruh perubahan
iklim
tersebut
mempengaruhi kejadian tersebut belum diketahui.
Saya membuat komparasi perubahan iklim dan migrasi di Indonesia dengan
negara-negara di Barat. Kasus migrasi akibat perubahan iklim di Indonesia dan di
negara lain sama,Yang menarik adalah indiginous people di Indonesia tidak sama
dengan di negara lain. Contoh kasus di Jakarta Utaraterjadi displament area akibat
kejadian ekstrim sehingga ada banjir rob, mereka pindah tetapi sementara, setelah itu
mereka akan pindah kembali karena keterikatannnya dengan daerah tersebut kuat.
Karena ditempat itu mereka biasa mencari nafkah. Kalau kemudian tinggal ditempat
yang baru biayanya tidak murah karena harus memulai dari awal, sehingga mereka
cenderung kembali sehingga faktor culture keterkaitan dengan alamnya kuat.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 29
Hal yang banyak dikaji saat ini salah satunya di LIPI, saya nanti siang harus
menjadi pe review salah satu proposal penelitian di LIPI tentang tema ini juga. Climate
Change dan Migrasi. Adalah bagaimana climate change (cc) mempengaruhi keputusan
seseorang untuk bermigrasi. Pendekatannya memang masih menggunakan teknik
wawancara mendalam. Biasanya ketika dilakukan wawancara responden memang tidak
menyebutkan secara langsung penyebabnya karena alasan cc, tapi kebanyakan
disebabkan oleh alasan ekonomi dan lainnya.
Pak, apakah tidak mungkin hal tersebut dikarenakan karena respondennya itu
tidak mengenal / belum menyadari dampak cc?
TN: Iya oleh karena itu penggalian data memang harus kualitatif dan bukan
kuantitatif. Karena memang pada teknik kualitatif bias lebih dalam digali tentang hal ini
dari responden. Data migrasi akibat perubahan iklim sebaiknya data kualitatif atau
primer, karena harus memperhatikan faktor budaya. Selain itu kalau kualitatif
kesempatan untuk mengeksplorasi seberapa persen migrasi akibat perubahan iklim
dapat terjawab. Jadi kualitatif untuk mengetahuidecision making prosesuntuk migrasi,
kuantitatif untuk mengukur gejala alamnya.
Jadi pak analisis dari climate change dan perubahan iklim ini tidak bisa yang
pak diukur dengan analisis makro?
TN : Sebetulnya jika kita masukkan angkanya saja mungkin terlihat ada pola
tertentu. Misalkan masukkan perubahan suhu dan angka migrasi? Itu mungkin terlihat
pola yang sama-sama meningkat tapi apakah yakin bahwa kedua hal tersebut
berhubungan? Sulit jika hanya menjelaskan dari hal tersebut. Karena banyak factor
seperti kebudayaan dan juga kultur.
Misalkan hati-hati mengukur cc dan migrasi di kota padang / Sumatra barat,
karena disanakan memiliki budaya merantau, hal-hal tersbut yang benar-benar harus
diperhatikan selain data-data statistic yang ada saja. Jadi memang yang terbaik adalah
menggunakan mix-method sehingga dapat menerangkan kejadian-kejadian cc dengan
lebih utuh. Karena kalau di Indonesia faktor migrasi akibat perubahan iklim sulit
dihitung karena faktor budaya begitu kuat seperti di Padang ini ada budaya merantau,
karena kalau ini tidak diperhatikan pasti akan bias.
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 30
Indonesia adalah salah satu negara yang penduduknya memiliki keterikatan yang
kuat dengan tanah airnya (tempat tinggalnya) banyak contoh yang dapat diliat, seperti
kejadian tsunami yang sangat besar tersebut, ketika kejadian tsunami memang
penduduk terpaksa pindah namun ketika situasi membaik mereka kembali ke tempat
asal mereka tinggal, begitu pula penduduk di kepulauan mentawai lokasi yang sangat
rawan, tetap mereka kembali. Sama halnya dengan penduduk di daerah Jakarta utara,
ketika banjir mereka pindah (mengungsi) namun ketika daeraha tersebut sudah
membaik mereka kembali. Banyak alasan yang digunakan salah satunya adalah alasan
tempat pekerjaan karena ditempat tersebut mereka sdah kenal dan tahu apa yang
dilakukan untuk mencari pekerjaan, dibandingkan mereka harus ke tempat asing yang
belum tahu apa yang mesti dilakukan ditempat baru itu.
Awalnya IPCC sudah mulai tergerak untuk tidak hanya terfokus pada perubahan
iklim akibat gejala atmosphric dimana perubahan iklim disebabkan karena faktor suhu,
arah angin, gerhana, gelombang air laut, pasang surut dan sebagainya. Tetapi juga
akibat siklus hidrologi. dimana ada intervensi atau pengaruh manusia terhadap
perubahan siklus hidrologi yang mempengaruhi perubahan iklim dimana fungsi tanah
apabila terganggu akan menyebabkan curah hujan terganggu. Selain itu air hujan yang
apabila tidak terserap akan menimbulkan banjir dan mempengaruhi curah hujan.
Bagaimana dampak cc di Indonesia?
TN : Di Indonesia kejadian ekstrim akibat perubahan iklim tidak begitu sering
terjadi,jika dibandingkan dengan daerah yang lintangya tinggi seperti daerah kutub,
Australia Selatan, Selandia Baru, Eropa dan sebagainya. Karena indonesia terletak di
daerah tropis yang lintangnya rendah, selain itu lautan Indonesialuas, dan sifat air
menetralisir sehingga perbedaan suhu minimum dan maksinum tidak begitu ekstrim.
Karena dalam satu hari suhu minimum dan maksimum bepengaruh terhadap kesehatan,
dimana bisa menimbulkan penyakit seperti malaria dan diare. Ini diakibatkan karena
ulah manusia, contohnya saja kejadian lokal seperti menanam pohon, perumahan
sekarang jarang yang menanam pohon, semuanya di semen dan di konblok. Ini dari sisi
individu kalau keseluruhan?
Di Indonesia penambahan suhu khususnya di daerah
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 31
perkotaan, meningkat 1,5-2 O C jadi memang lebih panas, ini berkaitan dengan kejadian
lokal juga.
data-data migrasi yang ada sekarang belum dapat menjekaskan gejala perubahan
iklim sehingga harus pakai data kualitatif. Misalkan apa benar kejadian ekstrim akibat
perubahan iklim? dimana indonesia akan kehilangan banyak puluhan pulau sehingga
akan terjadi eksodus besar-besaran ke Australiakarena tidak mungkin ke negara Asia
lain yang sama-sama miskin. Tetapi ini tidak mungkin terjadi karena faktor budaya di
indonesi kuat, selain itu kejadian ekstrim terjadi tidak langsung tetapi gradual jadi
kemampuan beradaptasi pasti terbentuk.
Bagaimana dampak perubahan iklim di Indonesia?
TN: Hubungannya dengan lebih berpengaruh kepada pertanian, produk
hortikultura berhubungan dengan musim hujan jika pola musin hujan bergeser maka
pola kehidupan keluarga petani juga berbeda karena berkaitan dengan pekerjan mereka.
Pertanyannya apakah perubahan iklim bisa menyebabkan perubahan pengambilan
keputusan secara langsung atau tidak langsung? apa migrasi karena keputusan ekonomi
atau karena dispalcement area? atau kemampuan petani untuk beradaptasi juga
mempengaruhi keputusannya untuk pindah, seperti menyesuaikan apa yang ditanamnya
yang sesuai dengan kondisi daerahnya.
Seperti di daerah yang terkena rob bisa juga melakukan beradaptasi dengan
membuat rumah panggung, atau memelihata bebek. Adaptasi ada levelnya juga, ada
yang survive ada yang tidak. Kunci permasalahan perubahan iklim adalah jumlah
penduduk, oleh karena itu Keluarga Berencana (KB) merupakan solusi untuk perubahan
iklim, yang jadi masalah dampaknya ini baru terlihat jangka panjang. Salah satu
pendekatannya adalah dengan melalui peningkatan kualitas melalui keluarga kecil.
Keluarga kecil memungkinkan kualitas hidup yang lebih baik untuk tiap keluarga
karena beban keluarga yang tidak besar. Sehingga alokasi sumber daya keluarga dapat
diarahkan untuk peningkatan kualitas pengetahuan dan kesadaran penduduk terhadap
perubahan iklim dan akhirnya dapat mengubah perilaku hidup sehingga adaptasi
keluarga terhadap perubahan iklim menjadi lebih besar. Adaptasi yang lebih besar dapat
mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim yang terjadi. Dan biasanya yang
melakukan migrsi adalah orang-orang yang tidak mampu beradaptasi yang tidak
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 32
mempunyai pengetahuan dan kemampuan secara ekonomi.Tetapi kalau manusianya
berkualitas pasti mampu beradaptasi sehingga peran KB disini berfungsi, sehingga
migrasi akan turun.
Dalam salah satu literature kami menyebutkan bahwa tsunami di aceh beberapa tahun
yang lalu terjadi akibat dari perubahan iklim bagiamana menurut bapak?
TN : Tsunami terjadi akibat gejala geologi bumi dimana, bumi terdiri dari
lempengan yang masing-masing terdiri dari bebatuan yang berbeda sehingga
gerakannnya juga berbeda, sehingga kalau terjadi benturan bisa berakibat bencana.
Namun perlu dipahami bahwa Bumi ini merupakan suatu sistem yang saling
mempengaruhi, perubahan gejala alam disuatu sisi dapat mempengaruhi perubahan
disisi lain. Misalkan ketika letusan gunung terbesar dalam sejarah terjadi di gunung
danau toba itukan gejala geologi mengakibatkan awan dan debu menutupi sebagian
bumi dan membuat perubahan iklim karena terhalangnya sinar matahari, daerah-daerah
yang tadinya tidak ada salju, tiba-tibua waktu itu menjadi turun salju. Dan bisa saja
(mungkin) perubahan iklim mempengaruhi gejala geologi (namun masih tidak diketahui
besarnya dan bagaimana cara kerjanya).
Baik kami rasa informasi yang Bapak berikan sudah cukup banyak dan bermanfaat
sekali untuk penulisan paper kami. Kami sekali lagi mengucapkan banyak
terimakasih
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 33
BAB III. KERANGKA PIKIR ANALISIS
Jumlah penduduk yang besar, pembangunan ekonomi, dan berbagai aktivitas
ekonomi yang dilakukan manusia telah menyebabkan penggunaan energi yang besar
sehingga menghasilkan banyak emisi CO2 yang menyebabkan pemanasan global.
Pemanasan global ini telah menyebabkan perubahan iklim yang pada akhirnya
menimbulkan berbagai kerawanan, bencana, dan degradasi lingkungan. Berbagai upaya
telah dilakukan seperti pengendalian jumlah penduduk, pemerataan pembangunan,
penggunaan green technology, mitigasi dan adaptasi. Jika semua upaya tersebut tidak
berhasil maka akan menyebabkan terjadinya migrasi penduduk dalam upaya mencari
tempat yang lebih layak untuk kehidupan. Untuk menggambarkan lebih jelas mengenai
pengaruh perubahan iklim terhadap migrasi dan bagaimana upaya penanggulangannya
dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini.
Gambar 4. Alur Perubahan Iklim Terhadap Migrasi dan Upaya Penanggulangannya
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 34
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2011, Analisa Dampak Kependudukan Terhadap Daya Dukung Dan Daya
Tampung Lingkungan, Dinamika Kependudukan dan Perubahan Iklim, Direktorat
Analisis Dampak Kependudukan
Bryant,Leo, Carver, Louise, Butlerc, Colin D & Anaged, Ababu. 2009. “Climate change
and family planning: least-developed countries defne the agenda”. Bull World
Health Organ 2009;87:852–857 | doi:10.2471/BLT.08.062562
Brown, oli, 2008, Migration and Climate Change, IOM Migration Researches Series:
31
Chotib, 2013, Migrasi, Materi Kuliah Program Pascasarjana.....UI, ( Maret, 2013 )
Cohen, Joele, 2010, Population and Climate Change, Proceedings of the American
Philosophical Society Vol. 154 No.2 June 2010
Grothmann, T & Patt, A. (2005) Adaptive capacity and human cognition: The process
of individual adaptation to climate change. Global Environmental Change,15,199213.
Harmadi, Sonny Harry B, 2010, Energi dan Penduduk, Jakarta
Imboden, Dieter, Dr, Prof; 2004, Understanding The Effect Of Climate Change On
Human Migration The Contribution Of Mathematical and Conceptual Models,
Diploma Thesis Department Of Environmental Sciences, Swiss Federal Institute
of Technology
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007, Rencana Aksi Nasional Dalam
Menghadapi Perubahan Iklim, Jakarta
Martin, Susan, 2010, Climate Change, Migration, and Governance, Global Governance
(16:3), 397 – 414
Marchiori, luca & Ingmar Schumacher, 2009, When nature rebels : international
migration, climate change, and inequality, Journal Population & Economic 24:
569 – 600
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 35
Martine, George. 2009. “Population Dynamics and Policies in the Context of Global
Climate Change?” Population Dynamics and Climate Change 9-30. ED. José
Miguel Guzmán, George Martine, Gordon McGranahan, Daniel Schensul Cecilia
Tacoli UNFPA. 2009
Mclemen, Robert Andrew, 2005, Migration as human adaptation to climate change,
University of Guelph, Canada
Nurlambang, Triarko, 2008. Climate Change And Migration Dynamic; A Comparison
Between Archipelago Developing Country And Continent Developed Country,
Nautilus Institute at RMIT, Melbourne
Nurlambang, Triarko, 2013. Wawancara mendalam dengan Triarko Nurlambang 19
Maret 2013, di Fakultas Geografi Universitas Indonesia Depok.
Setiadi, Rukuh, Fajar H Mardiansjah & Nila A.H. Pratiwi, 2009, Alternatif Kebijakan
Antisipasi Migrasi Perubahan Iklim di Kota Semarang, Riptek, Vol.3, No.2,
Tahun 2009, Hal: 53 – 62
Sillimsn, Jael. 2009. “In Search of Climate Change Justice : Refuting Dubious Linkage,
Affirming Right”. Arrows for Change. Vol 15 No 1. 2009
Todaro, M.P.,& Smith, 2003, Pembangunan Ekonomi di Dunia ketiga jilid 1,Erlangga,
Jakarta.
Van Aalst, Maarten K.2006. The impacts of climate change on the risk of natural
disasters. Disasters, 2006, 30(1): 5−18. © Overseas Development Institute, 2006
Published by Blackwell Publishing, 9600 Garsington Road, Oxford, OX4 2DQ,
UK and 350 Main Street, Malden, MA 02148, USA
Yuniartanti, Rizki Kirana, 2012, Migrasi VS Adaptasi Sebagai Solusi Dampak
Perubahan Iklim di Kawasan Perkotaan, Temu Ilmiah IPLBI 2012, Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada
Zhou, Jingkui, 2011, Climate Change, Health and Migration in Urban China, Institute
of Economics, School of Economics, Nankai University, Tianjin, China
Zlotnik, Hania. 2009. “Does Population Matter for Climate Change?” Population
Dynamics and Climate Change Page 31-44 . ED. José Miguel Guzmán, George
Martine, Gordon McGranahan, Daniel Schensul
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 36
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi
Page 37
Download