Uploaded by hasriresky150692

Penerapan PHC di Indonesia melalui PKMD

advertisement

A. Penerapan PHC di Indonesia melalui PKMD
Pembangunan kesehatn masyarakat desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat
yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri
sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhanya dibidang kesehatan dan
dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. PKMD
adalah kegiatan yang dilakuakn oleh masyarakat dari masyarakat untuk masyarakat.
Pengembanagan dan pembinaanyang dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan,
buku program yang berdiri sendiri.
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan
dalam rangka meningkatkan mutu hidup, menumbuhkan kesadaran masyarakat akan
potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu
hidup mereka,mengembangkan kemampuan dan prakarsamasyarakat untuk berperan
secara
aktif
dan
berswadaya
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
mereka
sendiri,menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, trmpil
serta brperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa,meningkatkan kesehatan masyarakat
dalam arti memenuhi beberapa indicator: Angaka kesakitan menurun,angka kematian
menurun, terutama angka kematian bayi dan anak,angka kelahiran menurun dan
menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.
B. Ciri- ciri PKMD
1. Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemempuan prakarsa masyarakat sendiri,
dalam arti bahwakegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang memang dirasakan oleh masyarakat sendirisebagai kebutuha.
2. Perencanan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawara dan mufakat.
3. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan pada peran serta aktif dan swadaya masyarakat dalam
arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki
masyarakat.
4. Masukan darui luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang tidak
mengakibatkan ketergantungan.
5. Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat.
6. Memanfaatkan teknologi tepat guna.
7. Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakupsalah satu dari 8 unsur PHC.
C. Prinsip-prinsip PKMD
1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegitan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebutbukan merupakan kegiatan kesehatan
secara langsung. Ini berarti bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kegiatan
saja, melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak
langsung peningkatan taraf kesehatan.
2. Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik:
3. Anta rdinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga lainnya yang bersangkutan.
4. Antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat. Dalam
hal ini masyarakat jika tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri,
maka pelayanan langsung diberikan oleh sector yang bersangkutan.
5. Wadah kegiatan PKMD
Kegiatan PKMD merupakan bagian bagian integral dari pembangunan desa, sedangkan
wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa adalah LKMD(Lembaga
Ketahanan Masyarakat desa), maka dengan sendirinya wadah kegiatan PKMD adalah
LKMD. Sesuai surat keputusan presidan Nomor: 28 tentang” penyempurnaan dan
penempatan fungsi lembaga swadaya desa menjadi LKMD. Maka pada dasaranya LKMD
merupakan wadah partisipasi masyarakatdalam pembangunan desa.
Pembangunan
PKMDyang bersifat lintas sektoral dengan sendirinya merupakan bagian dari tugas tim
pembinaan LKMD.
6. Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD
 Masyarakat perlu dikembangkan pengertian yang benar tentang kesehatan dan
tentang programan-perograman yang dilaksanakan pemerintah.
 Masyarakat perlu dikembangkan kesadaranya akan potensi dan sumber daya yang
memiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dadan keberanianya,
untuk berperan secara aktif dan berswadaya
dalam meningkamutu hidup dan
kesejahteraan mereka.
 Sikap mental pihak penyelenggaraan pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu
agar dapat
menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk
menolong diri mereka sendiri, dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
mereka.
 Harus ada kepekaan dari pada para Pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh
dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat.
 Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara
Pembina maupun antara Pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus
pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.
7. Strategi pembinaan
 Tim pembinaan PKMD dimasing-masing tingkat sekaligus dijadikan sebagai forum
koordinasi dimasing-masing tingkat.
 Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu sector,
terlebih dahulu dibahas dalam forum kooordinasi, untuk memungkinkan bantuan dari
sector-sektor lain untuk menghindari tumpang tindih.
 Jenis bantuan apapun yang akan dijalankan harus sesalu berdasarkan pada proporsi
kebutuhan masyarakat setempat.
 Seluruh tahap kegiatan, mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, penilaian,
pembinaan sampai pada perluasan, dilakukankan oleh masyarakat sendiri dan dimana
perlu dibantu oleh pemerintah secara lintas program dan lintas secara sektoral.
 Wadah kegiatan PKMD adalah lembaga ketahanan masyarakkat desa (LKMD) sesuai
surat keputusan presiden Nomor. 28 tentang ”penyempurnaan dan penetapan fungsi
lembaga swadaya desa menjadi LKMD. Maka pada dasarnya LKMD merupakan wadah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
 Mekanisme pembinaan peran serta masyarakat dalam PKMD Untuk
mengenal
masalah dan kebutuhan mereka sendiri, masyarakat mendapatkan bimbingan dan
motivasi dari puskesmas yang bekerjasama dengan sector-sektor yang bersangkutan.
Dalam hal ini masalahdan kebutuhan masyarakat tidak mungkin diatasi sendiri, maka
pelayanan langsung diberikan oleh puskesmas dan atau sector yang bersangkutan.
Bagian dari mekanisme pemetaan PKMD dapat dilihat sebagai berikut :
a. PONED DAN PONEK
PONED adalah pelayanan kegawatdaruratan obstetric neonatal esensial dasar, yang
dilakukan pada tingkat pelayanan primer.komponen didalam PONED adalah agar
pada tingkat pelayanan primer mampu memberikan pertolongan kegawatdaruratan
pada kasus-kasus:
 infeksi nifas.

perdarahan post partum.
 pre-eklampsia dan eklampsia.
 distosia bahu dan ekstraksi vakum.
 resusitasi neonates.
Pertolongan pada kasus krgawatan obstetric neonatal sacara tepat akan
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Seperti
telah diketahui bahwa penyebab terbanyak kematian ibu (90%)disebabkan oleh
komplikasi obstetri,seperti pre-eklampsia/eklampsia, perdarahan, infeksi, dan
partus macet. Untuk itulah departemen kesehatan melaksanakan berbagai program
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi serta mengupayakan
pelayanan tersebut sedekat mungkin pada ibu hamil. Dengan demikian upaya
PONED merupakan rerobosan pelayanan kessehatan pada ibu supaya pemerintah
mampu mendekatkan pelayanan kegawwatdaruratan obstetri mungkin pada
masyarakat. Dengan cara itu pemerintah mampu memcegah keterlambatan dalam
pertolongan dan keterlambatan dalam merujuk kasus-kasus kegawatdaruratan
obstetric dan neonatal. PONED juga dilakukan dalam rangka upaya penyampaian
tiga pesan kunci Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu:
 setiap persalinan harus ditolong oleh tangan kesehatan terlatih,
 setiap komplikasi obstetri memndapat pelayanan oleh tenaga kesehatan terlatih
dan
 setiap wanita subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Oleh karena itu didalam konsep PONED setiap tenaga kesehatan di unit pelayanan
kesehatan dasar, khususnya puskesmas rawat inap harus dapat memberikan
pelayanan yang tertampil dalam pelayanan komplikasi obstetri dan neonatal yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Adapun PONEK adalah pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
emergency komprehensif. Artinya bahwa setiap tenaga kesehatan di unit pelayanan
menengah, khususnya rumah sakit tingkat kabupaten harus dapat memberikan
pelayanan yang terampil dalam penanganan kasus rujukan komplikasi obstetri dan
neonatal dari unit pelayanan dasar, sehingga tidak terjadi keterlambatan
pertolongan di tingkat pelayanan rujukan yang seharusnya mampu menangani
kasus-kasus komplikasi obstetri.
D. Tanggung Jawab Bidan dalam PHC
Tanggung jawab bidan dalam PHC lebih dititik beratkan kepada hal-hal sebagai berikut :
1.
Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi
pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
2.
Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu
3.
Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat
4.
Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada
masyarakat
5.
Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat
Bidan sebagai anggota tim kesehatan harus dapat membina kerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainnya dan masyarakat khususnya dalam hal :
1.
Melaksanakan pelayanan esensial
2.
Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan diri sendiri melalui penyuluhan
kesehatan dan asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
3.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
4.
Mengaplikasikan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat
Download