Definisi bayi Bayi yang baru lahir tidak akan dapat bertahan hidup sendiri, tetapi mereka tidak pula dapat dikatakan sebagai pasif dan tidak berdaya. Berbagai kemampuan, kecendrungan, dan karakteristik yang umum di temukan pada manusia pada manusia dan muncul saat kelahiran atau berkembang pada masa yang sangat awal memberikan pengalaman-pengalaman tertentu. Bayi yang baru lahir memlai hidupnya dengan beberapa reflex motoric, perilaku otomatis yang di perlukan untuk bertahan hidup. Mereka akan menghisap apapun yang mereka hisap, seperti putting susu atau jari. Mereka akan menggengam erat jari yang ditekankan kepada telapak tangan mereka yang munggil. Mereka akan memalingkan kepala kearah sentuhan dipipi atau disudut bibir dan mencari sesuatu untuk di hisap, reflex pencarian yang sangat berguna untuk menemukan puting susu ibu atau botol susunya. Banyak dari refleks-refleks ini yang nantinya menghilang, tetapi refleks-refleks lain seperti menyetakan lutut, mengedipkan mata, dan refleks bersin tetap bertahan. Bayi juga dilengkapi dengan seperangkat kemampuan persepsi bawaan. Mereka dapat melihat,mendengar,menyentuh,membaui,dan merasakan ( pisang dan air gula diterima, telur busuk ditolak). Rentang focus visual bayi yang baru lahir hanya sekitar 8 inci, yaitu jarak rata- rata bayi dan wajah individu yang menggendongnya. Namun, kemampuan visual berkembang dengan sangat cepat. Bayi yang baru lahir dapat membedakan kontras,bayangan, dan sudut. Selain itu, mereka dapat membedakan ibu atau pengasuh mereka berdasarkan aroma, penglihatan,atau suara hampir saat itu juga. Hal yang lebih menakjubkan, seperti yang telah disebutkan pada bab 3 di buku jilid 1, bayi di lahirkan dengan minat pada hal-hal yang baru dan beberapa kemampuan kognitif dasar, termasuk perasaan mengenai angka (mereka tahu bahwa tiga lebih banyak dari pada dua )(izrad,et al 2009) Meskipun demikian, pengalaman memainkan peran yang sangat penting di dalam pembentukan pikiran, otak, dan ekspresi den bayi langsung sejak awal kehidupannya. Bayi yang mendapatkan sedikit sentuhan akan tumbuh lebih lambat dan menyekresikan hormone pertumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan dengan teman teman mereka yang mendapat cukup sentuhan. Selain itu, di sepanjang hidup mereka, mereka memiliki reaksi yang lebih kuat terhadap stress dan lebih rentan terhadap depresi dan defisiensi kognitif ( diamond dan amso, 2008 : field, 2009). Meskipun bayi dimana pun berkembang menurut rangkaian pendewasan yang sama, tetapi berbagai aspek perkembangan mereka bergantung pada norma-norma budaya yang mengatur begaimana orang tua mereka memeluk,menyentuh,memberi makan, dan berbicara dengan mereka (rogoff,2003). Di amerika serikat, kanada, dan sebagian besar Negara-negara eropa, bayi diharapkan tidur selama delapan jam tanpa terganggu pada usia 4 atau 5 bulan. Hal penting ini diaggap sebagai sebuah tanda dari pendewasaan neulogis, meskipun banyak bayi yang merengek ketika orang tua mereka menaruh mereka di tempat tidur pada malam hari dan meninggalkan kamar. Namun, di antara suku indian maya, masyarakat pedesan italia, masyarakat pedesaan afrika, pedudukan desa Rajput di india, dn masyarakat pedesaan itilia, masyarakat urben jepang, pergolakan batin ini jarang terjadi karena bayi tidur dengan ibu mereka selama beberapa tahun pertama kehidupan bayi tersebut, bangun dan mengasuh mereka setiap empat jam. Perbedaan di dalam pengaturan tidur bayi ini mercerminkan nilai budaya dan pengasuhan. Para ibu di budaya – budaya ini percaya bahwa tidur dengan bayi merepukan hal yang penting karena ibu dan bayi akan membina sebuah ikatan yang erat sebaliknya, banyak orang tua urban di amerika utara dan jerman yang percaya bahwa kemandirian anak harus dibinasedini mungkin(keller,et al.,2005,et al.,1992) Kelekatan Kelengkapan emosional adalah kapasitas universal yang di miliki oleh semua primate dan merupakan hal yang penting bagi kesehatan dan kemampuan bertahan hidup sepanjang hayat. Figure ibu biasanya merupakan objek pertama dan utama dari kelengkatan seorang bayi, tetapi pada berbagai budaya (dan spesies lain), bayi juga dekat dengan ayah, saudara kandung, dan kakek – nenek mereka (hrdy,1999) minat terhadap pentingnya kelengkatan pada masa awal kehidupan berawal dari kaya seorang psikiater inggris,john bowlby (1969, 1973), yang mengamati efek dahsyat pada bayi yang di besarkan tanpa sentuhan dn pelukan di panti asuhan dan juga pada anak-anak lain yang dibesarkan dalam kondisi tertekan dan pelantaran yang parah. Bayi-bayi tersebut sehat secara fisik, tetapi terlihat putus asa,kesepian dan tidak bersemangat secara emosional. Bowly berpendapat, dengan membangun kelekatan dengan pengasuhnya anak-anak mendapatkan fondasi yang aman untuk dpat menjelajahi lingkungan dan memiliki tempat yang aman untuk kembali ketika mereka merasa takut. Idealnya, bayi akan menemukan keseimbangan di antara membangun kelekatan yang aman dengan pengasuhnya dan meresa bebas untuk menjelajahi dan mempelajari lingkungan yang baru. Kenyamanan akibat sentuhan. Kelekatan dimulai dengan sentuhan dan pelukan fisik di antara bayi dan orang tua. Kenyamanan akibat sentuhan, yakni kesenangan yang diakibatkan sentuhan dan gendongan, tidak hanya sangat penting bagi bayi yang baru lahir, tetapi uga untuk semua orang selama hidupnya karena hal tersebut melepaskan endorphin yang memproduksi perasaan senang dan endorphin yang mengurangi rasa stress dalam jumlah besar, pada latar rumah sakit, bahkan sentuhan yang paling lembut dari perawat atau dokter pada lengan atau dahi pasien mampu menenegkan pasien secara psikologis dan menurunkan tekanan darah. Margaret dan harry harlow adalah orang pertama yang mendemonstrasikan pentingnya kenyamanan akibat sentuhan dengan membesarkan bayi monyet rhesus dengan dua macam ibu buatan ( harlow, 1958 ; harlow dan harlow, 1966) ibu pertama adalah " ibu kawat ", yang dibentuk dari jalinan kawat dan lampu penghangat serta di pasangi botol susu. Ibu kedua, "ibu kain" di buat dari kawat, tetapi di lapisi kain yang lembut dan karet busa, pada masa itu banyak psikolog mengganggap kelekatan ibu dan bayi semata-mata karena ibu merupakan sumber penyedia makanan. meskipun demikian, bayi-bayi monyet harlow lari ke "ibu kain" ketika mereka ketakutan atau terkejut dan memeluk ibu kain untuk membuat mereka tenang. Bayi manusia juga mencari kenyamaan akibat sentuhan ketika mereka berada di dalam situasi yang asing, ketakutan karena bermimpi buruk, atau jatuh dan terluka.