Uploaded by User55460

MAKALAH PENGGANTI PRAKTIKUM PAUP

advertisement
MAKALAH PENGGANTI PRAKTIKUM
PENGELOLAAN AIR UNTUK PERTANIAN
Oleh:
Adi Maulana Yusup
A1D019074
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2020
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berharga yang mempunyai
fungsi sangat beragam. Semakin meningkatnya perkembangan penduduk Indonesia semakin
meningkat pula kebutuhan air untuk berbagai keperluan, antara lain pertanian, pemukiman,
perkotaan, industri, perikanan, energi, wisata, lingkungan dan lainnya. Hal ini mengakibatkan
air menjadi barang langka pada saat tertentu untuk beberapa lokasi yang rawan kekurangan
air. Permasalahan air secara garis besar antara lain: terlalu banyak air umumnya terjadi pada
musim hujan dan sering menyebabkan bencana banjir; air terlalu kotor yaitu pencemaran air
yang terjadi akibat limbah industri, rumah tangga dan pertanian; serta air terlalu sedikit,
kekurangan air mengakibatkan kekeringan yang berdampak buruk di pedesaan mengalami
penurunan produksi pangan maupun di perkotaan mengalami kesulitan air(Bancin et al., 2015)
Air merupakan kebutuhan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal
ini dikarenakan air berfungsi sebagai pengangkut zat hara dari dalam tanah menuju tanaman.
Pentingnya kebutuhan air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut tidak
diimbangi dengan ketersediaannya di bumi. Hal tersebut dibuktikan dengan seringkalinya
petani mengalami kekurangan air pada saat akan melakukan proses penanaman, terutama saat
musim kemarau. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman tersebut
adalah dengan cara melakukan irigasi.
Indonesia merupakan negara agraris, yang memiliki potensi pertanian yang sangat besar
diantaranya adalah padi, jagung, kedelai, kakao dan berbagai macam jenis sayuran dan buahbuahan. Karena itu sebagian besar dari penduduknya juga berprofesi sebagai petani. Sehingga
dalam memenuhi kebutuhan pengairan untuk lahan, mereka mengandalkan aliran air sungai.
Untuk mengantisipasi kekurangan air yang merupakan salah satu penyebab utama kurang
optimalnya pertumbuhan tanaman, pemerintah membangun berbagai sarana penunjang yang
diperlukan untuk meningkatkan produksi pangan diantaranya adalah dengan menggunakan
sistem irigasi (Nurdianza, 2011).
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui kondisi agroklimatologi Kabupaten Kuningan
2. Mengetahui kondisi geografis Kabupaten Kuningan
3. Mengetahui metode pengairan yang sesuai untuk Kabupaten Kuningan
II.
PEMBAHASAN
2.1 Irigasi
Irigasi didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk
keperluan penyediaan
cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Meskipun demikian, suatu defenisi yang
lebih umum dan termasuk sebagai irigasi adalah penggunaan air pada tanah untuk setiap
jumlah (Hansen, 1992).
Menurut Hansen et al., (1992) menyatakan bahwa terdapat delapan kegunaan irigasi
yaitu:
1. Menambah air ke dalam tanah untuk menyediakan lengas tanah yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman.
2. Untuk menyediakan jaminan panen pada saat musim kemarau yang pendek.
3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfir, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik
untuk pertumbuhan tanaman.
4. Untuk mengurangi bahaya pembekuan.
5. Untuk mencuci atau mengurangi garam dalam tanah.
6. Untuk mengurangi bahaya erosi tanah.
7. Untuk melunakkan pembajakan dan gumpalan tanah.
8. Untuk memperlambat pembekuan tunas dengan pendinginan karena penguapan.
Irigasi secara umum didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan
penyediaan lengas tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian air irigasi
dapat dilakukan dalam lima cara: (1) dengan penggenangan (flooding); (2) dengan
menggunakan alur, besar atau kecil; (3) dengan menggunakan air di bawah permukaan tanah
melalui sub irigasi, sehingga menyebabkan permukaan air tanah naik; (4) dengan penyiraman
(sprinkling); atau dengan sistem curahan (trickle) (Hansen et al., 1992)
2.2 Jenis - jenis Irigasi
Berdasarkan Rizal(2012) menyatakan bahwa jenis–jenis irigasi yaitu:
a. Irigasi Permukaan
Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang mengambil air langsung di sungai
melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake)
kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian.
Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air dilakukan dengan pintu
air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi mendapat air lebih dulu.
b. Irigasi Lokal
Sistem ini air didistribusikan dengan cara pipanisasi. Disini juga berlaku gravitasi, dimana
lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disalurkan hanya terbatas
sekali atau secara lokal.
c. Irigasi dengan Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkler. Air yang disemprot akan
seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu,
kemudian menetes ke akar.
d. Irigasi Tradisional dengan Ember
Di sini diperlukan tenaga kerja yang banyak. Disamping itu juga pemborosan tenaga yang
harus membawa ember.
e. Irigasi Pompa Air
Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan
berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat
terus mengairi sawah.
f. Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi
Di Afrika yang sering dipakai sistem ini, dipakai untuk distribusi air.
g. Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes
Di lahan kering, air sangat langka dan pemanfaatannya harus efisien. Jumlah air irigasi
yang diberikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan tanaman, kemampuan tanah memegang
air, serta sarana irigasi yang tersedia
2.3 Agroklimatologi Kabupaten Kuningan
Data klimatologi Kab. Kuningan Tahun 2019
2.4 Geografi Kabupaten Kuningan
Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108,23° - 108,47° Bujur Timur dan
6,47° - 7,12° Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6,45° 7,50° Lintang Selatan dan 105,20 - 108,40 Bujur Timur. Dilihat dari posisi geografisnya
terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan
kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang
menghubungkan Bandung - Majalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan
dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon
Sebelah Timur : Kabupaten Brebes ( Provinsi Jawa Tengah)
Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Provinsi Jawa Tengah)
Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka
Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 Kecamatan, 15 Kelurahan dan 361 Desa
Permukaan tanah Kabupaten Kuningan relatif datar dengan variasi berbukit-bukit
terutama Kuningan bagian Barat dan bagian Selatan yang mempunyai ketinggian berkisar 700
meter di atas permukaan laut, sampai ke dataran yang agak rendah seperti wilayah Kuningan
bagian Timur dengan ketinggian antara 120 meter sampai dengan 222 meter di atas permukaan
laut. Sebagian besar tekstur tanah termasuk kedalam tekstur sedang dan sebagian kecil
termasuk tekstur halus. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap tingkat kepekaan yang rendah
dan sebagian kecil sangat tinggi terhadap erosi.
2.5 Metode Pengairan Di Kabupaten Kuningan
Metode pengairan yang sesuai dengan pertanian yang ada di Kabupaten Kuningan
menggunakan system irigasi permukaan. Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang
mengambil air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan
pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran
sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan
air dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi mendapat air
lebih dulu (Rizal, 2012).
Kelebihan dari system irigasi permukaan yaitu :
1. Tidak membutuhkan pemahaman yang tinggi dalm O&M
2. Dapat dikembangkan dengan biaya investasi kecil
3. Jika topografi tidak terlalu bergelombang, biaya yang diperlukan tidak terlalu besar
4. Energi yang digunakan berupa energi gravitasi
5. Kurang dipengaruhi oleh karakteristik iklim dan kualitas air
6. Aliran gravitasi memiliki fleksibilitas tinggi dan relative mudah dikelola
7. Salinitas lebih mudah dikendalikan
2.6 Rencana Anggaran Biaya Irigasi
Rencana anggaran biaya untuk pembuatan waduk atau bendungan dan untuk irigasi
permukaan adalah sebagai berikut :
III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108,23° - 108,47° Bujur Timur dan
6,47° - 7,12° Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6,45° 7,50° Lintang Selatan dan 105,20 - 108,40 Bujur Timur. Dilihat dari posisi geografisnya
terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan
kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang
menghubungkan Bandung - Majalengka dengan Jawa Tengah. Metode pengairan yang sesuai
dengan pertanian yang ada di Kabupaten Kuningan menggunakan system irigasi permukaan.
Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang mengambil air langsung di sungai melalui
bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air
irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal
saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air dilakukan dengan pintu air. Prosesnya
adalah gravitasi, tanah yang tinggi mendapat air lebih dulu Rencana biaya untuk pembuatan
bendungan yaitu sebesar Rp. 591.300.287.791
3.2 Saran
Dalam penentuan system irigasi untuk suatu daerah sebaiknya memperhatikan banyak
factor seperti topografi dan kondisi iklimnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bancin, A. A., Jayanti, D. S., & Ferijal, T.2015. Efisiensi Penyaluran Air Irigasi BKA Kn 16
Lam Raya Daerah Irigasi Krueng Aceh. Rona Teknik Pertanian, 8(1), 19-28.
Hansen, V.E, W.I. Orson and E.S. Glen. 1992. Diterjemahkan oleh Tachyan dan Soetjipto.
Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Edisi 4. Erlangga, Jakarta.
Nurdianza, A., 2011. Pengujian Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation) Untuk Tanaman
Strawberri (Fragaria vesca L). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Rizal, Muhammad. 2012. RANCANGBANGUN DAN UJI KINERJA SISTEM KONTROL
IRIGASI TETES PADA TANAMAN STRAWBERRY (Fragaria vesca L.). Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin, Makassar.
https://www.kuningankab.go.id/tentang-kuningan/letak-keadaan-geografis diakses pada tanggal
12 mei 2020
Download