Uploaded by User55105

TUGAS BESAR GCG - YESSY YESTIKASARI

advertisement
MAKALAH
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Good Corporate Governance Yang Diampu Oleh Ibu Swarmilah Hariani, SE, M.Acc
Disusun Oleh
Nama
: Yessy Yestikasari
Nim
: 43217010097
Universitas Mercu Buana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Swarmilah Hariani, SE, M.Acc pada mata kuliah Good Corporate Governance.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Swarmilah Hariani, SE,
M.Acc. M.Ak, selaku Dosen Fakultas Ekonomi pada mata kuliah Good Corporate
Governance yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya pelajari.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 3 April 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHLUAN ............................................................................................................ 4
A.
Latar Belakang ............................................................................................................ 4
B.
Tujuan-Tujuan Good Corporate Governance ......................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1
Konsep Good Corporate Govarnance ................................................................... 6
2.2
Penerapan GCG di Indonesia ................................................................................ 7
2.3
Infrastuktur Good Corporate Governance .......................................................... 8
2.4
Strategi Good Corporate Governance .................................................................. 8
2.5
GCG Dunia, Asia Tenggara Dan Indonesia ....................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 13
3.2. Saran ........................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
Munculnya corporate governance dapat dikatakan dilatarbelakangi dari
berbagai skandal besar yang terjadi pada perusahaan-perusahaan baik di Inggris
maupun Amerika Serikat pada tahun 1980an dikarenakan tindakan yang
cenderung serakah dan mementingkan tujuan pihak-pihak tertentu saja. Hal ini
tidak terlepas dari pertentangan kepentingan antara kebebasan pribadi dan
tanggung jawab kolektif atau kepentingan bersama dari organisasi dimana hal
ini menjadikannya sebagai pemicu dari kebutuhan akan corporate governance.
Secara lebih luas pertentangan kepentingan di suatu organisasi itu
terjadi antara pemilik saham dan pimpinan perusahaan, antara pemilik saham
majoritas dan minoritas, antara pekerja dan pimpinan perusahaan, ada potensi
mengenai pelanggaran lindungan lingkungan, potensi kerawanan dalam
hubungan antara perusahaan dan masyarakat setempat, antara perusahaan dan
pelanggan ataupun pemasok, dan sebagainya. Bahkan besarnya gaji para
eksekutif dapat merupakan bahan kritikan.
Pada awalnya corporate governance hanya berkembang di Inggris dan
Amerika, tetapi seiring berkembangnya kompleksitas bisnis di berbagai negara
di dunia maka segara berkembang pula di negara-negara lain. Perusahaanperusahaan di Indonesia belum mampu melaksanakan corporate governance
dengan sungguh-sungguh sehingga perusahaan mampu mewujudkan prinsipprinsip good corporate governance dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya
sejumlah kendala yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan tersebut pada saat
perusahaan berupaya melaksanakan corporate governance demi terwujudnya
prinsip-prinsip good corporate governance dengan baik. Kendala ini dapat
dibagi tiga, yaitu kendala internal, kendala eksternal, dan kendala yang berasal
dari struktur kepemilikan.
B.
Tujuan-Tujuan Good Corporate Governance
a) Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan nilai perusahaan.
b) Untuk dapat mengelola sumber daya dan resiko secara lebih efektif dan
efisien.
c) Untuk dapat meningkatkan disiplin dan tanggung jawab dari organ
perusahaan demi menjaga kepentingan para shareholder dan stakeholder
perusahaan.
d) Untuk meningkatkan kontribusi perusahaan (khusunya perusahaanperusahaan pemerintah) terhadap perekonomian nasional.
e) Meningkatkan investasi nasional; dan
f) Mensukseskan program privat-isasi perusahaan-perusahaan pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Good Corporate Govarnance
Konsep yang baik yang dan efisien dalam mewujudkan Good Corporate
Governance yaitu dengan cara melindungi hak pemegang saham serta
memberlakukan hak persamaan terhadap pemegang saham. Selain itu peranan
Stockholder juga terkait bisinis yang dijalakan kan dalam perusahaan. Konsep
tersebut juga harus berdasarkan dari prinsip-prinsip GCG yang terdiri dari:
a) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan
dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
perusahaan.
b) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur,
sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
c) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan)
di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang
sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
d) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai
dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e) Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan
setara di dalam memenuhi hakhak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja
perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen
dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku
kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan
yang berlaku.
Dalam prinsip GCG kita lebih mengarah kepada transparasi dan
akuntabilitas. karena hak pemegang saham berhak memperoleh transparasi
akan informasi tentang perusahaan serta bisa dipertanggungjawabkan (Frayogi
2017).
2.2 Penerapan GCG di Indonesia
Dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG), tidak terlepas
dari budaya organisasi yang berlaku di dalam organisasi itu sendiri. Budaya
menurut Schein (2010:5) adalah fenomena dinamis dalam kondisi “disini dan
saat ini” dan sebuah latar belakang sturktur paksaan yang berpengaruh pada
kelompok melalui beberapa cara. Budaya sendiri secara terus-menerus
diterapkan dan tercipta oleh interaksi yang dilakukan kelompok dengan
terbentuk oleh perilaku kelompok itu sendiri. Greertz (dalam Driskill &
Brendton 2010: 8) berpendapat pada budaya organisasi terdiri dari jaringan
yang signifikan yang terus dipintal oleh organisasi itu sendiri, serta dibangun
melalui adanya interaksi.
Setiap organisasi memiliki cara-cara yang unik dari apa yang mereka
lakukan. Hal ini sama halnya dengan budaya nasional maupun masyarakat,
yang memiliki hal-hal yang unik,seperti Bahasa, benda-benda peninggalan
sejarah, nilai-nilai, perayaan-perayaan, pahlawan-pahlawan, sejarah dan
norma-norma, dan setiap organisasi juga memiliki hal unik yang berbeda-beda
pula. Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beragam jenis suku, ras, budaya
dan etnis yang beragam telah terbentuk menjadi satu dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Segala kebudayaan nasional, lokal maupun asing
sekalipun telah ada dan terbentuk bahkan sejak Indonesia belum merdeka pada
tahun 1945. Budaya yang telah terbentuk itu kemudian terefleksikan pada
budaya-budaya organisasi yang ada di Indonesia yang bertujuan untuk
mencapai kesinambungan dan ketahanan dalam jangka panjang, meningkatkan
kinerja dan pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi organisasi untuk
kepentingan pihak-pihak di dalam organisasi itu sendiri (proxsisgrup 2016).
Jika dilihat Dari berbagai hasil penelitian lembaga independen
menunjukkan bahwa pelaksanan Corporate Governance di Indonesia masih
sangat rendah jika dibandingkan dari negara- negara di Asia karena
perusahaan2-perusahaan di Indonesia belum sepenuh menerapkan GCG di
dalam Corporate Governenance. Maka dari itu cara pendekatan GCG yang
sesuai dengan budaya Indonesia yaitu menerapakan wawasan tentang korporat
serta memajukan usaha2 kecil serta koprasi yang merupakan dasar dari
pembentukan governasi yang baik (Farizadlan11 2017).
2.3 Infrastuktur Good Corporate Governance
GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien,
transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena
itu penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan,
yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku
pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsipprinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:
1) Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan
yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan,
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum
secara konsisten (consistent law enforcement).
2) Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman
dasar pelaksanaan usaha.
3) Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak
yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan
kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social control) secara
obyektif dan bertanggung jawab (Governance, Governance, and
Governance 2018).
2.4 Strategi Good Corporate Governance
Berikut ini ada 6 langkah untuk mengimplementasikan good corporate
governance yang efektif.
1) Mempersiapkan Mind Set Sumber Daya Manusia
Mind set adalah sesuatu yang begitu penting, dan sangat
berpengaruh atas suksesnya implementasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip
good governance di dalam perusahaan. Oleh karena itu, pada langkah
pertama ini, perusahaan harus melakukan motivasi dan
mengembangkan mind set baru yang sesuai dengan nilai dan prinsip
good governance kepada setiap orang di perusahaan, tanpa terkecuali.
Langkah pertama ini adalah awal dalam proses menginternalisasikan
nilai-nilai good corporate governance kepada setiap individu di
perusahaan. Di sini, diperlukan komitmen dan ketulusan dari para top
manajemen untuk meletakkan kerangka dasar good corporate
governance di setiap fungsi dan aspek kerja perusahaan. Sebab, hanya
para top manajemen-lah yang memiliki kekuasaan besar, untuk
mengharuskan setiap individu dalam perusahaan, bekerja sesuai nilai
dan prinsip good corporate governance.
2) Mempersiapkan Rencana Implementasi
Langkah kedua ini adalah langkahnya para top manajemen.
Implementasi good governance hanya bisa dimulai atas restu dan kuasa
para top manajemen. Oleh sebab itu, pimpinan puncak perusahaan harus
menyiapkan tim yang hebat untuk menyusun rencana implementasi. Di
mana, rencana ini dibuat untuk menyatukan setiap proses bisnis dan
organisasi secara total, berbasiskan nilai dan prinsip good governance.
Rencana
implementasi
harus
mencakup,
rencana
memanfaatkan nilai dan prinsip good governance untuk membangun
reputasi dan kredibilitas pelayanan perusahaan kepada shareholder,
pelanggan, karyawan, dan stakeholder lainnya. Rencana untuk
memperkuat daya tahan dan daya saing perusahaan, termasuk rencana
untuk memperbaiki setiap risiko menjadi peluang, sehingga perusahaan
dapat memfokuskan dirinya buat masa depan yang lebih cemerlang.
3) Mempersiapkan Standard Operating Procedure Yang Baru
Langkah ketiga ini adalah kelanjutan dari langkah kedua.
Setelah pimpinan puncak menyiapkan rencana implementasi, maka
harus dibentuk sebuah tim, untuk menyesuaikan kembali Standard
Operating Procedure (SOP) yang ada dengan nilai dan prinsip good
governance, yang sesuai dengan kebijakan yang dihasilkan dari langkah
kedua. Selanjutnya, SOP yang baru ini, wajib menginternalkan nilai dan
prinsip good governance ke dalam prosedur pengoperasian bisnis dan
organisasi perusahaan; wajib menjelaskan mengenai bagaimana
prosedur standar dalam mengelola perusahaan berbasis good
governance; dan wajib menjadi alat yang konsisten untuk membantu
setiap orang di perusahaan dalam menjalankan bisnis perusahaan sesuai
visi, misi, values, dan strateginya.
4) Mempersiapkan Implementasi SOP Secara Paralel
Setelah langkah ketiga tuntas, maka pimpinan puncak harus
membuat tim untuk melakukan implementasi terhadap SOP baru.
Implementasi terhadap SOP baru tidak boleh bersifat langsung, sebab
nanti bisa menciptakan stres dan kepanikan di dalam organisasi. Untuk
itu, SOP baru haruslah dijalankan secara paralel dengan SOP yang lama.
Tim yang dibentuk pimpinan puncak ini, harus secara intensif
mempelajari dan mengambil tindakkan untuk memperbaiki setiap stres
dan kepanikan yang ditimbulkan oleh SOP baru. Tim harus fokus untuk
menyiapkan SOP baru dari segala aspek, agar bisa segera menggantikan
SOP lama secara permanen. Konsep paralel ini hanya bersifat
sementara, dan harus dihentikan segera pada saat setiap orang terbiasa
dengan SOP yang baru.
5) Membangun Komitmen Dan Mempertegas Budaya Baru
Berbasis Good Governance
Pada langkah kelima ini, SOP baru harus sudah diterima dengan
sepenuh hati oleh setiap orang di perusahaan. Termasuk, setiap
pemimpin telah menjadi lebih ikhlas untuk melaksanakan setiap proses
kerja berdasarkan prinsip dan nilai good governance. Dan, sekaranglah
saatnya untuk membangun komitmen yang mempertegas kembali
kepada setiap orang, untuk selalu konsisten menjalankan budaya kerja
berbasiskan nilai dan prinsip good governance, serta harus siap
memperbaiki kesalahan untuk memenuhi komitmen yang telah tersusun
rapi dalam wujud SOP baru.
Seluruh nilai-nilai yang ada di SOP baru tersebut, haruslah
terfokus kepada daya saing dan daya tahan perusahaan, untuk bisa
meningkatkan kualitas pelayanan yang memuaskan stakeholder.
Khususnya, buat pelanggan, karyawan, dan shareholder.
6) Mengubah Teori Dan Konsep Menjadi Realitas
Sudah menjadi kebiasaan banyak orang yang sangat takut
menghadapi perubahan. Jadi, pasti akan ada pihak-pihak yang keberatan
dengan implementasi good governance di perusahaan. Pasti akan ada
pihak-pihak yang berkata bahwa semua ini hanya teori dan konsep yang
tak mungkin bisa dijalankan dalam lingkungan perusahaan. Untuk itu,
pimpinan puncak bersama-sama dengan setiap pimpinan unit kerja
harus bersikap super disiplin, untuk mengubah teori dan konsep good
governance menjadi realitas yang membudaya di setiap sudut organisasi
perusahaan. Ajarkan kepada setiap pribadi secara terus-menerus bahwa
menciptakan perusahaan yang jujur, adil, terbuka, dan bertanggung
jawab kepada stakeholder, serta membuat perusahaan menjadi lebih
profesional, sehat, berdaya saing, berdaya tahan, berkinerja tinggi, akan
menjadi tempat yang nyaman dan damai buat membangun impian karier
masa depan yang gemilang (Prasko 2012).
2.5 GCG Dunia, Asia Tenggara Dan Indonesia
Penerapan GCG di Dunia didukung oleh Organisation for Economic
Cooperation and Development dengan penerbitan prinsip-prinsip GCG yang
bertujuan untuk membantu negara-negara baik negara anggota OECD maupun
bukan anggota OECD untuk menerapkan GCG di negaranya terutama untuk
dapat menyediakan pedoman dan saran-saran bagi bursa saham, investor,
perusahaan, dan pihak-pihak lain yang memiliki peranan dalam proses
pengembangan GCG.
Good Corporate Governance menjadi penting untuk Asia dalam
beberapa tahun terakhir dengan sebagian besar pasar telah memperkenalkan
peraturan yang komprehensif. Regulator perusahaan dan investor memiliki
peran penting dalam Good Corporate Governance. Meskipun masih ada
beberapa kekurangan dalam kerangka peraturan di banyak negara di kawasan
Asia ini yang berfungsi untuk melumpuhkan manfaat apa yang telah dicapai.
Meskipun ada perusahaan yang sadar melebihi standar tata kelola juga ada bukti
yang jelas bahwa pendekatan terhadap masalah pemerintahan oleh banyak
perusahaan di Asia berjumlah lebih sedikit. Hal ini menunjukkan hubungan
yang kuat antara praktik Good Corporate Governance yang baik dan
keuntungan finansial.
Permasalahan GCG mulai muncul dipermukaan sejak munculnya kasus
Enron dan KAP Arthur Andersen
 Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang
seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan
untuk dilanggar.
 Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan
bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan
menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. dapat menjatuhkan
kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen
Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, keduaduanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan
hutang milyaran dolar sedangkan,
KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya
dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada
karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit
untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.
Kejatuhan perusahaan raksasa multinasional pada awal tahun 2000an
menyadarkan masyarakat bisnis dan pemerintah bahwa corporate governance
di negara mereka perlu di reformasi. Dua negara yang paling serius menangani
imbas skandal perusahaan –perusahaan publik di dunia itu adalah Inggris dan
Amerika Serikat. Hal itu disebabkan karena pasar modal di kedua negara itu
merupakan motor perkembangan ekonomi mereka.
Data dari Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) yang
mengukur pelaksanakan GCG di kawasan Asia Tenggara pada 2013:
 Berdasarkan data itu Indonesia ada di peringkat kedua terbawah.
 Indonesia unggul atas Vietnam dengan skor 54,55
 Vietnam ada di posisi buncit dengan skor 38,7.
 Sedangkan peringkat pertamanya adalah Thailand.
Terdapat tiga arah agenda penerapan GCG di Indonesia (BP BUMN,
1999) yakni, menetapkan kebijakan nasional, menyempurnaan kerangka
nasional dan membangun inisiatif sektor swasta. Terkait dengan kerangka
regulasi, Bapepam bersama dengan self-regulated organization (SRO) yang
didukung oleh Bank Dunia dan ADB telah menghasilkan beberap proyek GCG
seperti JSX Pilot project. alam penerapan GCG di Indonesia, seluruh pemangku
kepentingan turut berpartisipasi. Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance yang diawal tahun 2005 di ubah menjadi Komite Nasional
Kebijkan Governance telah menerbitkan pedoman GCG pada bulan Maret
2001.
Pedoman tersebut kemudian disusul dengan penerbitan Pedoman GCG
Perbankan Indonesia, Pedoman untukkomite audit, dan pedoman untuk
komisaris independen di tahun 2004. Semua publikasi ini dipandang perlu
untuk memberikan acuan dalam mengimplementasikan GCG (Zaida 2018).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua
stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni, pertama, pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya
dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara
akurat,
tepat
waktu,
transparan
terhadap
semua
informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good
Corporate Governance, yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility.
Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip Good Corporate
Governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan
dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan
laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
Dari berbagai hasil penelitian lembaga independen menunjukkan bahwa
pelaksanan Corporate Governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini terutama
disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia belum
sepenuhnya memiliki Corporate Culture sebagai inti dari Corporate Governance.
Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa korporat kita belum dikelola secara
benar, atau dengan kata lain, korporat kita belum menjalankan governansi.
3.2. Saran
Untuk dapat memperoleh tata kelola perusahaan yang baik, kita perlu
memahami lebih dalam tentang Good Corporate Governance yang mana dapat
membantu kita membentuk perusahaan yang baik sesuai dengan tujuan yang
ditentukan oleh perusahaan sebelumnya. Oleh sebab itu, pembahasan ini dapat
membantu para pembaca untuk dapat dijadikan referensi yang mengacu pada tata
kelola perusahaan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Farizadlan11. 2017. “No Title.” Retrieved
(https://farizadlanblog.wordpress.com/2017/03/13/konsep-good-corporategovarnance-dan-penerapanya-di-indonesia/).
Frayogi, Muhammad. 2017. “No Title.” medium.com. Retrieved
(https://medium.com/@muhammadfrayogi/penerapan-konsep-good-corporategovernance-gcg-dalam-budaya-indonesia-d8cef61009df).
Governance, Good Corporate, Good Corporate Governance, and Good Corporate
Governance. 2018. “Tata Kelola Perusahaan.”
Prasko. 2012. “No Title.” Retrieved
(http://prasko17.blogspot.com/2012/04/pengertian-tujuan-prinsip-good.html).
proxsisgrup. 2016. “No Title.” proxsisgrup.com. Retrieved
(https://proxsisgroup.com/good-corporate-governance-gcg-dan-penerapannyadi-indonesia-part/).
Zaida, Efrizal. 2018. “No Title.” Retrieved
(https://efrizalzaida.wordpress.com/2018/04/04/gcg-dunia-asia-tenggara-danindonesia/).
Download