Uploaded by User55018

Kehancuran Hutan per Perubahan Iklim

advertisement
UNIVERSITAS GADLAH MADA
FAKULTAS KEHUTANAN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
NAMA : Muhammad Salman
NIM
: 17/409333/KT/08437
Tanggal : 30/03/ 2020
LEMBAR JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
MATA KULIAH : Kehutanan Internasional
DOSEN
: Dwiko Budi Permadi dan Ari Susanti
Lembar Jawaban Ujian ini dikirim melalui SIMASTER dengan format PDF
JAWABAN
Peningkatan emisi karbon di dunia telah memberikan efek meningkatnya
suhu bumi. Kondisi ini diperparah dengan penggunaan bahan bakar fosil yang
susah tergantikan, deforestasi dan degradasi hutan, sektor industri yang semakin
besar, pengelolaan limbah yang tidak baik, dst. Dunia melalui Paris Agreement
bersiap untuk mengawal kenaikan suhu bumi agar tidak melebihi angka 2 oC dan
bisa diturunkan sampai 1,5 oC. Ditengah perhatian dunia atas perubahan iklim ini,
Indonesia memberikan dampak yang cukup besar terkait rencana ini. Tetapi
pelaksanaan rencana ini juga menghadapi tantangan yang sangat pelik.
Deforestasi dan degradasi hutan diperkirakan merupakan salah satu
penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar keempat setelah sektor transportasi,
energi, dan industri (Sands, 2005). Menurut data yang dirilis oleh World Resource
Institute pada tahun 2016 di sektor kehutanan, Indonesia menjadi negara
penyumbang emisi karbon terbesar keenam dengan nilai 1,4 miliar ton CO2 per
tahun. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan rencana mitigasi perubahan
iklim dengan mengurangi emisi karbon sebesar 26% melalui Peraturan Presiden
No. 61 Tahun 2011 mengenai Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca (RAN-GRK) 2010-2020 melihat bahwa posisi geografis Indonesia
sangat rentan terhadap dampak dari perubahan iklim. Tahun 2016, Indonesia
meratifikasi Paris Agreement dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2016 tentang
Pengesahan Paris Agreement atas konvensi kerangka kerja perserikatan bangsabangsa mengenai perubahan iklim sebagai protokol baru yang mengganti Protokol
Kyoto sebagai komitmen bersama untuk menangani perubahan iklim dengan
menerapkan pembangunan yang rendah emisi. Dalam undang-undang tersebut
kontribusi Indonesia pada periode pertama adalah mengurangi emisi sebesar 29%
dengan upaya sendiri dan menjadi 41% jika ada kerjasama internasional pada
tahun 2030 dengan pengembangan sektor kehutanan, energi termasuk
transportasi, limbah, proses industri dan penggunaan produk pertanian.
Peningkatan emisi dari gas rumah kaca dapat dipahami merujuk
kecenderungan angka deforestasi hutan di Indonesia yang tinggi. Laju deforestasi
Indonesia dalam kurun tahun 2000-2009 sebesar 1,51 juta ha per tahun (FWI,
2011). Pada periode tahun 2009-2013, Indonesia kehilangan 1,13 ha hutan
pertahun (FWI, 2014). Pemerintah Indonesia perlu bekerja keras untuk
menurunkan angka deforestasi sehingga penggunaan emisi karbon mampu
dicapai. Kolaborasi dari berbagai sektor juga perlu dibangun untuk meningkatkan
kemungkinan keberhasilan dan hasil capaian.
Referensi
FWI. 2011. Potret Keadaan Hutan Indonesia Tahun 2000-2009. Bogor.
FWI. 2014. Potret Keadaan Hutan Indonesia Tahun 2009-2013. Bogor.
Peraturan Presiden (Perpres) No. 61/2011 mengenai Rencana Aksi Nasional
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) 2010-2020.
Sands, R. 2005. Forestry in Global Context 2nd ed. CABI. London.
Undang - Undang No.16 Tahun 2016 Tentang Pengesahan Paris Agreement To
The United Nations Framework Convention On Climate Change (Persetujuan
Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai
Perubahan Iklim).
World Resource Institute. 2020. 4 Charts Explain Greenhouse Gas Emissions by
Countries and Sectors. https://www.wri.org/blog/2020/02/greenhouse-gasemissions-by-country-sector. Diakses tanggal 06 April 2020.
Download