Uploaded by User54682

Contoh Modul

advertisement
Kementerian Agama
Kabupaten Tegal
2017
Modul IPA TERPADU
BESARAN DAN SATUAN
Kelas VII-1 SMP/MTs
Drs. Ruslani
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 1
Modul IPA TERPADU
BESARAN DAN SATUAN
Kelas VII-1 SMP/MTs
Diajukan untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat/
Golongan IV/a (Guru Madya) ke IV/b (Guru Madya)
Disusun Oleh:
Drs. R U S L A N I
NIP. 196610241997031001
KEMENTERIAN AGAMA KAB. TEGAL
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SLAWI
2017
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 2
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SLAWI
JL. Prof. Moh. Yamin, Kotak Pos 24 Telp. (0283) 491124 Slawi 52401
Website: http://www.mtsnslawi.sch.id
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya Publikasi Ilmiah (PI) yang berupa
Modul, yang telah dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan MTs. Negeri
Slawi, hasil karya dari:
1. Identitas Penulis :
Nama
: Drs. Ruslani
NIP
: 196610241997031001
Unit Kerja
: MTs. Negeri Slawi
2. Jenis Karya
: Modul IPA Terpadu
3. Judul
: Modul IPA Terpadu, Besaran dan Satuan, untuk Siswa
Kelas VII/1 SMP/MTs.
Menyetujui
dan
mengesahkan
untuk
diajukan
sebagai
syarat
Kenaikan
Pangkat/Golongan.
Slawi, 12 Januari 2017
Kepala
Drs. Mohammad Suaedi, M.Pd
NIP. 196501021998031001
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 3
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SLAWI
JL. Prof. Moh. Yamin, Kotak Pos 24 Telp. (0283) 491124 Slawi 52401
Website: http://www.mtsnslawi.sch.id
SURAT KETERANGAN
No: MTs.11.28.104/PP.01.1/ ....... / 2017
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan dengan sebenarnya bahwa karya
ilmiah:
1. Identitas Penulis
:
Nama
: Drs. Ruslani
NIP
: 196610241997031001
Unit Kerja
: MTs. Negeri Slawi
2. Jenis Karya
: Modul IPA Terpadu
3. Judul
: Modul IPA Terpadu, Besaran dan Satuan, untuk
Siswa Kelas VII/1 SMP/MTs
4. Dibuat Tahun
: 2017
Telah dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan MTs. Negeri Slawi,
dengan nomor induk inventaris: ……….........… dan nomor klasifikasi: ………......
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan seperlunya.
Mengetahui,
Kepala MTs Negeri Slawi,
Drs. Mohammad Suaedi, M.Pd.
NIP. 196501021998031001
Drs. Ruslani
Slawi, 12 Januari 2017
Pengelola Perpustakaan,
FAUZI, S.Pd.
NIP. 195807021986031004
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 4
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan diktat
Fisika untuk MTs kelas VII ini. Diktat ini ditulis dengan menggunakan
pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang mengaitkan teori fisika serta teknologi
yang berkembang saat ini, dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pendekatan ini kami mengharapkan agar siswa dapat tergugah
untuk mempelajari fisika secara mendalam.
Pembahasan diktat ini menekankan konsep, dengan pemberian
contoh berupa gambar dari kejadian disekitar. Siswa dapat dengan
mudah memahami konsep-konsep fisika apabila mereka dapat
menemukan contoh aplikatif dan unik yang dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
terutama Erni Maryati Rahayu, M,Si. dan Drs. Mohammad Suaedi,
M.Pd. selaku dosen pembimbing 1 dan 2 yang senantiasa memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi kami sehingga kami kelompok 5 ini dapat
menyelesaikan tugas penyusunan diktat kelompok dengan mapel IPA
kelas VII MTs Semester Gasal tahun pelajaran 2016/2017 di lingkungan
Kantor Kemeterian Agama Kabupaten Tegal.
Saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam diktat ini,
untuk itu dengan senang hati saya senantiasa menerima kritik maupun
saran yang bersifat membangun. Dengan diktat ini, diharapkan para
siswa akan menjadikan diktat ini yang akan dijadikan pedoman dalam
pembelajaran.
Penulis
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 5
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
SURAT KETERANGAN .................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
PETUNJUK SISWA ......................................................................................
PETA KONSEP ..............................................................................................
i
ii
iii
iv
v
7
8
Bab 1 BESARAN DAN SATUAN
A. Pengukuran.....................................................................................
B. Besaran...........................................................................................
1. Besaran Pokok .........................................................................
2. Besaran Turunan ....................................................................
3. Satuan .....................................................................................
9
10
10
10
11
C. Alat Ukur Besaran Pokok ............................................................
1. Alat Ukur Panjang ................................................................
2. Alat Ukur Masa .....................................................................
3. Alat Ukur Waktu ...................................................................
4. Alat Ukur Arus ......................................................................
11
11
16
17
18
D. Alat Ukur Besaran Turunan ......................................................
1. Alat Ukur Luas .....................................................................
2. Alat Ukur Volume .................................................................
3. Tugas 1 ................................................................................
4. Tugas 2 ...............................................................................
5. Soal Latihan .........................................................................
6. Uji Kompetensi .....................................................................
19
19
19
21
22
23
24
KUNCI JAWABAN .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
27
28
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 6
Petunjuk Siswa
Agar siswa berhasil menguasai dan memahami materi dalam
modul ini, lalu dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari, maka bacalah dengan cermat dan ikuti petunjuk
berikut dengan baik, antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinanmu, agar
diberikan kemudahan dalam mempelajari materi ini.
Bacalah materi ini dengan seksama, sehingga isi materi ini
dapat dipahami dengan baik.
Buatlah catatan kecil mengenai istilah atau rumus yang belum
dipahami, untuk ditanyakan kepada guru mata pelajaran.
Kerjakan lembar kegiatan siswa dan soal-soal yang sudah
disediakan dengan sungguh-sungguh, tanpa melihat kuni
jawaban.
Cocokkan hasil pekerjaan kamu dngan kunci jawaban yang
sudah disediakan.
Ulangi sampai kamu memahami materi modul.
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 7
PETA KONSEP
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 8
1
BESARAN DAN SATUAN
Kompetensi Inti
:
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
Kompetensi Dasar
:
3.1 Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran dengan menggunakan satuan
standar (baku)
.
Bab ini akan mempelajaran tentang pengukuran dengan menggunakan
berbagai alat ukur, untuk mengetahui besaran dan satuan setiap pengukuran.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan siswa mampu :
1. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan
2. Melakukan pengukuran panjang suatu benda dengan menggunakan mistar,
jangka sorong dan mikrometer sekrup sesuai prosedur pengukuran dengan benar
dan teliti.
3. Melakukan pengukuran massa suatu benda dengan menggunakan neraca sesuai
prosedur pengukuran dengan benar dan teliti.
4. Melakukan pengukuran waktu dengan menggunakan stopwatch sesuai prosedur
pengukuran dengan benar dan teliti.
5. Melakukan pengukuran kuat arus dengan menggunakan amperemeter sesuai
prosedur pengukuran dengan benar dan teliti.
6. Melakukan pengukuran volume benda padat yang bentuknya teratur dan tidak
teratur menggunakan gelas ukur sesuai prosedur pengukuran dengan benar dan
teliti.
A. Pengukuran
Dalam kehidupan sehari-hari, kalian tentu
sering menjumpai kegiatan yang berhubungan
dengan pengukuran. Seperti halnya kegiatan
lomba lari yang ditunjukkan gambar berikut.
Dalam lomba lari pemenang ditentukan dari
hitungan waktu selama
menempuh jarak
lintasan lari. Tahukah kalian, alat apakah yang
digunakan untuk mengukur waktu tempuh
pelari tersebut? Bagaimana cara membacanya
dan satuan apakah yang digunakan? Untuk
lebih memahami tentang pengukuran, ikutilah
pembahasan berikut ini.
Drs. Ruslani
Gb.1.1 Lomba lari maraton
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 9
Kegiatan pengukuran mempunyai peranan penting dalam Ilmu Pengetahuan
Alam. Pada umumnya dalam proses pengamatan dan penelitian dilakukan kegiatan
yang berhubungan dengan pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan nilai
besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Untuk
satuan yang berbeda, pengukuran akan memberikan hasil yang berbeda pula.
Sebelum membahas lebih jauh tentang pengururan dan alat ukurnya, terlebih dahulu
akan dibahas tentang besaran pokok dan besaran turunan.
B. Besaran
Dalam hasil pengukuran suatu besaran selalu terdapat nilai dan satuan.
Misalnya, massa satu karung beras adalah 25 kg. Massa menyatakan besaran, nilai
hasil pengukurannya adalah 25 dan kg adalah satuan yang digunakan. Jadi besaran
adalah sesuatu yang dapat diukur dan hasil ukurnya dapat dinyatakan dengan nilai /
angka. Menurut dimensinya, besaran dibedakan menjadi dua yaitu : besaran pokok
dan besaran turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya sudah ditetapkan secara
baku dan tidak diturunkan dari besaran lain. Berikut ini adalah satuan dasar SI untuk
tujuh besaran pokok berdasarkan Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke
14 tahun 1971.
Satuan dasar
Nama
Lambang
Besaran
Pokok
No.
Alat ukur
1
panjang
meter
m
2
3
4
5
massa
waktu
kuat arus listrik
suhu
intensitas
cahaya
jumlah zat
kilogram
sekon
ampere
kelvin
kg
s
A
K
mistar, jangka sorong,
mikrometer
neraca
arloji, stopwatch
amperemeter
termometer
kandela
cd
luxmeter
6
7
mole
mol
-
2. Besaran Turunan
Besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok dinamakan besaran
turunan. Karena itu satuan besaran turunan merupakan penjabaran dari satuan
besaran pokok. Kadangkala satuan besaran turunan ini diberi nama baru untuk
memudahkan penyebutannya. Contoh dari besaran turunan terdapat dalam tabel
berikut ini.
No
1
2
3
4
5
Drs. Ruslani
Besaran turunan
luas
volume
kecepatan linear
percepatan linear
massa jenis
Satuan dalam SI
Nama
Lambang
meter persegi
m2
meter kubik
m3
meter per sekon
m.s-1
Meter persekon kuadrat
m.s-2
kilogram per meter kubik kg.m-3
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 10
Berikut adalah tabel besaran turunan dengan nama dan lambang khusus :
No.
1
2
3
4
5
6
7
Nama
frekuensi
gaya
tekanan
energi / usaha
daya
hambatan listrik
tegangan listrik
Satuan dalam Sistem Internasional (SI)
Penurunan dalam
Penurunan
Nama Lambang
lambang satuan
satuan
dasar
Hertz
Hz
s-1
Newton
N
m.kg. s-2
Pascal
Pa
N.m-2
m-1.kg. s-2
Joule
J
N.m
m2.kg. s-2
Watt
W
J.s-1
m2.kg. s-3
-1
Ohm
V.A
m2.kg. s-3.A-2

Volt
V
W.A-1
m2.kg. s-3.A-1
3. Satuan
Setiap besaran mempunyai satuan yang sesuai. Hasil pengukuran suatu
besaran harus dinyatakan dalam satuan yang tepat dan akurat. Penggunaan satuan
yang berbeda-beda akan menimbulkan nilai hasil pengukuran yang tidak sama.
Misalnya penggunaan satuan depa, jengkal, langkah, dan hasta akan memberikan
hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Satuan
seperti ini disebut dengan satuan tidak baku.
Agar hasil pengukuran antara satu orang dengan orang lainnya sama,
diperlukan keseragaman dalam penggunaan satuan. Satuan yang memberikan hasil
pengukuran sama walaupun dilakukan oleh dua orang yang berbeda dinamakan
satuan baku.. Satuan yang kita gunakan saat ini merupakan satuan yang sudah
ditetapkan keseragamannya secara internasional Sistem satuan yang telah disepakati
pemakaiannya untuk tingkat internasional melalui Conference Generale de Poedes et
Measure ini disebut System International d’united atau disingkat dengan SI. Di
indonesia penggunaan SI diatur dalam Undang-Undang nomor 2 Tahun 1981
tentang Metrologi Legal (UUML).
Berikut akan disajikan cara pengukuran besaran menggunakan alat ukur yang
sesuai.
C. Alat Ukur Besaran Pokok
1). Alat ukur panjang
Dalam keseharian banyak sekali alat ukur panjang yang dapat kita jumpai,
antara lain mistar, rolmeter, meteran kain, jangka sorong dan micrometer
sekrup. Alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur panjang benda harus
sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur panjang pensil
kita gunakan mistar, sedangkan untuk mengukur diameter pensil akan lebih
teliti jika kita menggunakan micrometer.
a) Mengukur dengan mistar
Mistar tergolong sebagai alat ukur panjang yang sering digunakan untuk
berbagai macam keperluan. Misalnya penggaris plastik, penggaris kayu,
rolmeter dan meteran pita.
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 11
Posisi salah
Posisi benar
Posisi salah
Gambar 1.2 Teknik membaca skala
Membaca skala:
Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat
tegak lurus dengan skala mistar yang dibaca.
Jarak antara dua garis panjang yang berdekatan dan diberi angka pada mistar
sama dengan 1 cm. Setiap skala 1 cm terbagi menjadi 10 skala. Maka jarak
terkecil pada mistar sama dengan 1 cm dibagi 10. Hal ini menunjukkan bahwa
ketelitian mistar sebesar 0,1 cm atau 1 mm.
Contoh 1.1 Mengukur panjang dengan mistar
Gambar 1.3 Mengukur panjang dengan mistar
Ujung pensil diatas tidak tepat berada di skala 0 cm pada mistar sehingga hasil
pengukurannya tidak dapat dibaca secara langsung. Maka pengukuran panjang pensil
tersebut dimulai dari skala 52 cm dan berakhir di skala 60,5 cm. Dengan menghitung
selisih antara skala akhir dan skala awal posisi benda pada mistar, kalian akan
mendapatkan hasil pengukuran panjang pensil tersebut.
Maka panjang pensil = 60,5 cm - 52 cm = 8,5 cm
b) Mengukur dengan jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur bagian-bagian benda
yang panjangnya tidak lebih dari 15 cm. Selain dapat mengukur panjang
benda, jangka sorong dapat juga digunakan untuk mengukur diameter luar
dan dalam pipa serta kedalaman tabung.
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 12
Bagian-bagian jangka sorong :
Rahang tetap
atas
rahang sorong
atas
rahang tetap
bawah
skala utama
Gurat ukur
kedalaman
Skala nonius
Rahang sorong
bawah
Gambar 1.4 Bagian-bagian jangka sorong
Jangka sorong mempunyai dua jenis skala, yaitu skala utama yang
terletak pada rahang tetap dan skala nonius yang terletak di bagian rahang
sorong. Skala tetap mempunyai garis skala yang sama dengan mistar,
sedangkan skala nonius hanya terdiri dari 10 garis skala.
Mengukur dengan jangka sorong menghasilkan nilai yang lebih
teliti daripada mistar, sekegiatan belajar ketelitian jangka sorong mencapai
0,01 cm atau 0,1 mm.
Cara mengukur panjang dengan jangka sorong :
 Putarlah pengunci ke kiri, lalu geserlah rahang sorong ke kanan.
 Masukkan benda ke rahang bagian bawah jangka sorong.
 Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci ke kanan.
 Amati dan baca skala. Hasil pengukuran didapat dengan
menggabungkan pembacaan skala utama dan skala nonius.
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 13
Contoh 1.2 Membaca skala pada jangka sorong
Gambar 1.5 Membaca skala pada jangka sorong
 Untuk membaca skala utama, carilah garis skala yang terdekat dengan angka 0
skala nonius. Pada gambar 1.8 terlihat angka 0 skala nonius terletak diantara angka
5,3 cm dan 5,4 cm skala utama. Maka hasil pembacaan skala utama yang digunakan
adalah 5,3 cm.
 Selanjutnya carilah garis skala nonius yang berhimpit dengan garis skala utama.
Pada gambar diatas, yang terlihat berhimpit adalah garis keempat (4). Kalikan
angka tersebut dengan nilai ketelitian jangka sorong. Maka hasil pembacaan skala
nonius adalah 4 x 0,1 mm = 0,4 mm = 0,04 cm
 Jumlahkan hasil pembacaan skala utama dan skala nonius. Hasil pengukuran
dengan jangka sorong dari gambar 1.8 adalah 5,3 cm + 0,04 cm = 5,34 cm
c) Mengukur dengan mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur
ketebalan benda yang berbentuk lempeng atau plat. Mikrometer sekrup
hanya mampu mengukur benda yang panjangnya maksimal 2,5 cm dan
memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm. Jika dengan jangka sorong kita
mendapatkan ketelitian 0,1 mm, maka kita akan mendapatkan ketelitian
yang lebih tinggi jika menggunakan mikrometer sekrup.
Bagian-bagian mikrometer sekrup
Rahang geser
Skala utama
Roda bergigi
Skala nonius
Gambar 1.6 bagian- bagian mikrometer sekrup
Pada umumnya mikrometer memiliki dua macam skala yakni skala utama
(tetap) dan skala nonius (skala putar). Cara membaca skala pada
micrometer hampir sama dengan jangka sorong.
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 14
Gambar 1.7 mikrometer dan cara menggunakannya
Cara mengukur panjang / diameter benda menggunakan mikrometer:
 Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka!
 Bukalah rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga
benda dapat dimasukkan ke rahang.
 Letakkan benda yang akan diukur pada rahang dan putar kembali
sampai tepat!SPeng
 Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan
 Bacalah skala utama dan skala noniusnya
Contoh 1.3 Membaca skala pada mikrometer
Gambar
1.8 mikrometer untuk mengukur diameter benda
Cara membaca hasil pengukuran micrometer sekrup :
1. Menentukan skala utama dengan cara membaca garis skala terakhir yang
terletak di sebelah kiri rahang geser. Dari gambar 1.11 terbaca nilai pada skala
utama adalah 6,5 mm.
2. Membaca skala nonius dengan mencari garis yang berimpit dengan garis
bilangan skala utama. Pada gambar terlihat yang berhimpit adalah garis skala
nonius ke- 7. Kalikan angka tersebut dengan ketelitian micrometer sekrup,
sehingga nilai dari skala nonius adalah 7 x 0,01 mm = 0,07 m
3. Hasil pengukuran diameter benda adalah jumlah dari nilai pada skala utama dan
skala nonius, yaitu (6,5 + 0,06) mm = 6,56 mm = 0,656 cm
.
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 15
2). Alat Ukur Massa
Alat ukur massa disebut dengan neraca atau timbangan. Jenis-jenis neraca
cukup banyak, antara lain neraca pasar, neraca lengan dan neraca elektronik.
a). Neraca pasar
Neraca jenis ini sering digunakan oleh
pedagang di pasar tradisional. Pada salah satu
sisi neraca diletakkan beberapa anak
timbangan untuk mengimbangi benda yang
terletak pada sisi neraca yang lain. Setelah
seimbang, jumlah seluruh anak timbangan ini
menunjukkan massa benda yang diukur.
Gambar 1.9 Neraca pasar
b). Neraca dua lengan
Jika kalian pernah berada di toko emas, kalian akan menjumpai neraca dua lengan
ini. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan antara dua lengan dimana salah satu
sisinya berisi benda dan sisi lainnya berisi anak timbangan. Massa benda sama
dengan jumlah seluruh anak timbangan yang membuat kedudukan
seimbang.
c). Neraca Elektronik
Neraca elektronik merupakan neraca yang paling
mudah digunakan. Benda diletakkan di papan
timbangan dan secara otomatis angka yang
menyatakan massa benda akan tampil di layar.
Untuk mengoperasikannya dibutuhkan energi
listrik. Neraca ini banyak dijumpai di pasar
swalayan.
d). Neraca Ohauss
Neraca Ohauss umumnya digunakan di
laboratorium. Batas maksimum pengukuran
adalah 311 g dengan ketelitian 0,01 g. Neraca ini
mempunyai bagian penting, antara lain tempat
beban, skala yang disertai beban geser, sistem
pengatur khusus, dan penunjuk keseimbangan
Langkah-langkah pengukuran massa dengan
neraca Ohauss adalah sebagai berikut.
 Atur sistem pengatur khusus sehingga neraca
berada dalam keadaan seimbang (penunjuk
keseimbangan segaris dengan angka nol
acuan).
 Letakkan benda atau zat yang akan diukur pada
tempat beban.
 Atur beban geser pada skala sehingga neraca
berada dalam keadaan seimbang (penunjuk
keseimbangan segaris dengan angka nol
acuan).
Drs. Ruslani
a) Neraca dua lengan
b) Neraca Ohauss
c) Neraca Elektronik
Gambar 1.10 Berbagai
jenis neraca
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 16
 Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan skala pada masing-masing
lengan skala. Neraca ini mempunyai empat lengan skala, yaitu masing-masing
dengan rentang bacaan 0 - 1,Og, 0-10g, 0-100g, dan 0-200g.
Contoh 1.4 Mengukur massa benda
4
0
7
0,52
Gambar 1.11 Membaca skala pada neraca
Langkah-langkah mengukur massa :
 Geser penunjuk skala kekanan sehingga diperoleh keseimbangan
 Bacalah nilai yang ditunjukkan pada masing-masing lengan. Terbaca nilai pada
lengan pertama sebesar 0 gram, lengan kedua sebesar 40 gram, lengan ketiga 7
gram dan lengan keempat sebesar 0,52 gram
 Jumlah dari seluruh angka yang terbaca pada masing-masing lengan
menunjukkan massa benda.
 Jadi massa benda itu adalah 0 g + 40 g + 7 g + 0,52 g = 47,52 gram
3). Alat Ukur Waktu
Salah satu alat ukur waktu yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah arloji dan stopwatch. Arloji digunakan untuk menunjukkan waktu, mempunyai
ketelitian 1 sekon. Stopwatch berfungsi untuk mengukur rentang waktu. Ada dua jenis
stopwatch yaitu stopwatch digital dan stopwatch analog.
Gambar 1.15 Stopwatch dan arloji
Stopwatch analog mempunyai ketelitian 0,1
sekon dan umumnya memiliki tiga tombol,
yaitu tombol start, stop, dan reset. Tombol
start berfungsi untuk menjalankan stopwatch
dan
tombol
stop
berfungsi
untuk
menghentikan stopwatch. Adapun tombol
reset biasanya terletak di tengah dan
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk ke
posisi nol.
Stopwatch digital mempunyai ketelitian yang lebih tinggi yaitu 0,01 sekon.
Pemakaiannya juga lebih mudah karena hasil pengukuran waktu tertera langsung pada
layar. Langkah-langkah pengukuran waktu menggunakan stopwatch adalah sebagai
berikut.
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 17
a) Tekan tombol reset (biasanya terletak di bagian tengah dan berwarna putih)
kemudian lepaskan, sehingga jarum penunjuk ada pada posisi nol.
b) Tekan dan lepaskan tombol start pada saat pengukuran waktu tepat dimulai.
c) Tekan dan lepaskan tombol stop pada saat pengukuran waktu tepat selesai.
d) Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan pada jarum penunjuk besar
(dalam satuan sekon) ditambah bacaan jarum penunjuk kecil (dalam satuan
menit).
Contoh 1.5 Membaca skala stopwatch
Gambar 1.13 Membaca skala pada stopwatch
a. Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan pada jarum penunjuk besar (dalam
satuan sekon) ditambah bacaan jarum penunjuk kecil (dalam satuan menit).
b. Jarum penunjuk kecil menunjuk angka nol, artinya penghitungan waktu belum
mencapai satuan menit.
c. Jarum penunjuk besar menunjuk angka 18, artinya hasil pengukuran waktu yang
terbaca adalah 18 sekon.
4) Alat Ukur Arus
Untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir dalam penghantar atau
rangkaian listrik digunakan amperemeter atau ammeter. Ada dua jenis Amperemeter,
yaitu amperemeter digital dan amperemeter jarum.
Gambar 1.14 Bagian-bagian amperemeter
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 18
Arus listrik dapat mengalir pada rangkaian listrik apabila dalam rangkaian itu
terdapat beda potensial dan rangkaiannya tertutup. Jadi dalam penggunaannya
amperemeter harus dirangkai dengan beban dan sumber tegangan membentuk suatu
rangkaian listrik. Dalam rangkaian ini, amperemeter dipasang secara seri.
Contoh 1.6 Mengukur kuat arus
Cara membaca skala pada amperemeter adalah
sebagai berikut :
a. Pilihlah salah satu skala yang ada pada layar
amperemeter.
b. Bacalah angka yang menunjukkan nilai
maksimum pada skala yang telah kalian pilih
tadi.
c. Tentukan batas ukur yang hendak kalian
gunakan. Ingat, sesuaikan dengan besar
tegangan yang kalian gunakan.
Gambar 1.15 Membaca skala
pada neraca
nilai yang ditunjuk oleh jarum amperemeter pada skala tersebut. Angka ini
kita sebut dengan nilai yang ditunjuk jarum.
e. Hasil pengukuran arus kita hitung dengan rumus sebagai berikut :
d. Bacalah
I=
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x batas ukur
Maka hasil pengukuran pada gambar 1.18 adalah I = (15/20) x 10 mA = 0,6 x 10 = 6 mA
Nilai
yang jarum
ditunjuk jarum
Nilai yang
ditunjuk
I=
x Batas Ukur
Nilai maksimum skala
D. Alat ukur Besaran Turunan
1.
Alat Ukur Luas
Benda-benda yang berbentuk bidang misalnya kaca jendela, ubin atau papan tulis
merupakan benda yang bentuknya teratur. Luas merupakan besaran turunan, yang
disusun oleh besaran pokok panjang. Untuk bidang yang bentuknya teratur,
misalnya persegi panjang, segitiga atau lingkaran,
luasnya dapat ditentukan
dengan rumus luas bidang. Misalnya :
a. Luas persegi panjang : L = p x l
b. Luas segitiga : L = ½ x alas x tinggi
2
c. Luas Lingkaran : L = π x r
2.
Alat Ukur Volume
Volume merupakan besaran turunan, yang disusun oleh besaran pokok panjang.
Untuk benda padat yang bentuknya teratur, misalnya balok, bola, atau tabung,
volumenya dapat ditentukan dengan rumus volume benda. Misalnya :
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 19
a. Volume balok : V = p x l x t
2
b. Volume tabung : V = π x r x t
3
c. Volume bola : V = 4/3 x π x r
Untuk benda-benda yang bentuknya tidak beraturan seperti batu, atau gembok
kunci, volumenya dapat ditentukan dengan cara berikut :
a. Menggunakan Gelas Ukur
Langkah-langkah :
1) Letakkan gelas ukur diatas permukaan yang rata,
misalnya meja
2) Isi gelas ukur dengan air sampai pada skala tertentu
(V1)
3) Masukkan zat padat yang hendak diukur kedalam
gelas ukur, amati skala permukaan air (V2)
4) Volume dapat diukur dengan menentukan selisih
Gambar 1.16 Pengukuran
ketinggian permukaan air.
volume dengan gelas ukur
5) Volume = ( V2 – V1 ) ml
b. Menggunakan gelas berpancuran
Langkah-langkah :
1) Letakkan gelas ukur dan gelas berpancuran diatas
permukan yang rata
2) Isilah gelas berpancuran dengan air sampai batas
lubang
3) Taruh gelas ukur tepat dibawah mulut lubang gelas
berpancuran
4) Masukkan zat padat yang akan diukur ke dalam
gelas berpancuran, maka air akan tumpah menuju
gelas ukur
5) Amati dan baca skala yang ditunjukkan pada gelas
ukur . Skala tersebut menunjukkan volume zat
padat yang diukur.
Drs. Ruslani
Gambar 1.17 Pengukuran volume
dengan gelas berpancuran
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 20
c. Lembar kerja
PENGUKURAN PANJANG
TUGAS I : Lengkapi isian berikut ini :


Mistar
 Fungsinya
: …………………………………………………………
 Batas ketelitiannya
: …………………………………………………………
Jangka sorong
 Fungsinya
: ………………………………………………………
 Batas ketelitiannya
: ………………………………………………………
 Lengkapi bagian-bagian yang ditunjuk dibawah ini!
1.
2.
3.
4.
5.
6.
 Cara membaca skala :………………………………………………………..

Mikrometer sekrup
 Fungsinya
: ……………………………………………
 Batas ketelitiannya
: ……………………………………………
 Lengkapi bagian-bagian yang ditunjuk dibawah ini!
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 21
1.
2.
3.
4.
5.
 Cara membaca skala
: ……………………………………………
TUGAS II
Setelah mengetahui bagian-bagian alat–alat ukur di atas dan cara menggunakannya,
ukurlah volume kelereng menggunakan jangka sorong. Kemudian bandingkan hasil
pengukuranmu dengan pengukuran volume menggunakan gelas ukur !
Volume bola
Mengukur volume bola dengan gelas ukur
Volume bola =
4
r
3
3
Jangka sorong
Benda
(d  d)
mm
V
(mm3)
Mikrometer sekrup
(d  d) mm
V (mm3)
Gelas ukur
V (mm3)
Bola
c. Penjelasan Teori
d. Soal Contoh
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 22
E. Soal Latihan
Setelah mempelajari uraian materi diatas, coba kalian kerjakan soal latihan dibawah
ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan pengukuran ?
2. Jelaskan alat ukur apa yang digunakan untuk melakukan pengukuran :
a. tebal kertas
b. diameter cincin
c. volume telur
d. panjang meja
e. massa perhiasan emas
f. kuat arus pada mobil-mobilan
g. volume akuarium berbentuk kubus
3. Dari beberapa jenis alat ukur : mikrometer sekrup, jangka sorong, dan penggaris,
alat ukur mana yang memiliki ketelitian yang paling kecil ?
4. Perhatikan gambar alat ukur yang sedang digunakan berikut!
2 kg
500 g
P
50 g
Berapa kg hasil pengukuran massa yang ditunjukkan pada gambar neraca di atas!
5.
Perhatikan gambar berikut!
Berapa ml volume batu yang terukur ?
ml
100
8
60
04
20
0
Drs. Ruslani
batu
100
8
60
04
20
0
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 23
Uji Kompetensi
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, dengan cara memberi tanda silang pada
huruf a, b, c atau d!
1.
Perhatikan gambar berikut !
Sepotong
Lidi
1
2
2.
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2 2 2 2
2 3 4 5
MADE
IN
SOLOTIGO
Hasil pengukuran panjang
lidi tersebut adalah ... .
A. 12 cm
B.
12,5 cm
C. 13,5 cm
D. 24,5 cm
Perhatikan gambar hasil pengukuran jangka sorong di bawah ini !
2 cm
3 cm
5
0
skala nonius
10
Hasil pengukuran jangka sorong dari
panjang sebuah benda ditunjukkan seperti
pada gambar. Panjang benda yang diukur
adalah….
A. 2,24 cm
B. 2,26 cm
C. 2,65 cm
D. 3,90 cm
3.
Perhatikan gambar !
4.
Sebuah mikrometer skrup digunakan untuk mengukur tebal pelat seng sehingga
Hasil pengukuran tebal buku kamus Bahasa
Inggris tampak seperti
di atas, maka
tebalnya buku adalah …
A. 6,88 cm
B. 6,40 cm
C. 5,88 cm
D. 5,38 cm
kedudukan skalanya seperti tampak pada gambar berikut.
30
25
20
Drs. Ruslani
Hasil pengukuran tebal pelat seng
tersebut di atas adalah....
A. 10,45 mm
B. 10,00 mm
C. 9,51 mm
D. 9,45 mm
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 24
5. Perhatikan gambar!
Sebuah kelereng diukur diameternya dengan
micrometer sekrup. Hasil pengukuran yang
terbaca adalah sebesar ….
A. 2,00 mm
C. 2,50 mm
B. 2,15 mm
D. 2,65 mm
6. Perhatikan gambar alat ukur yang sedang digunakan berikut!
Massa benda yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut adalah ....
A. 163 g
7.
B. 173 g
C. 173,45
D. 1,073,45 g
Hasil pengukuran massa yang dilakukan seorang siswa seperti gambar berikut adalah
....
2 kg
500 g
P
A. 2,505 kg
50 g
B. 2,55 kg
C. 2,65 kg
D. 5,25 kg
8. Seorang pelari berhasil mencatat rekor baru saat mengikuti kejuaraan lari 100 meter.
Waktu yang digunakan oleh pelari
tersebut terlihat pada gambar. Hasil
pembacaan
stopwatch
tersebut
menunjukkan nilai....
A. 42 sekon
B. 1 menit 42 sekon
C. 2 menit 42 sekon
D. 42 menit
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 25
9.
Saat belajar di laboratorium, Hilmi mengukur lamanya waktu yang diperlukan oleh
250 ml air untuk mendidih. Hasil pengukuran Hilmi seperti yang ditunjukkan pada
gambar disamping adalah .....
A. 8,5 sekon
B. 31 sekon
C. 1 menit 8,5 sekon
D. 1 menit 31 sekon
10. Perhatikan gambar berikut!
Dari hasil pengukuran kuat arus listrik
didapatkan hasil pengukuran seperti pada
gambar. Jika batas ukur amperemeter 10 mA,
besar kuat arus yang terukur adalah ....
A. 5 mA
B. 25 mA
C. 45 mA
D. 50 mA
11. Perhatikan gambar berikut!
Volume batu yang terukur adalah....
A. 100 cm
3
B. 60 cm
3
C. 40 cm3
D. 20 cm3
ml
100
8
60
04
20
0
batu
100
8
60
04
02
0
12. Perhatikan gambar alat dan bahan serta data pengukurannya berikut !
Berdasarkan gambar di atas, besaran fisika yang diukur adalah .... dengan nilai
pengukuran ....
a. Volume zat cair ; 79,6 cm³
b. Volume zat cair ; 204,6 cm³
c. Massa zat cair ; 79,6 gram
d. Massa zat cair ; 204,6 gram
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 26
KUNCI JAWABAN
SOAL LATIHAN halaman 23
1. Pengukuran adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan
besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
2. a. Tebal kertas
Jangka sorong
b. diameter cincin
Mikrometer Skrup
c. volume telur
Gelas Ukur
d. panjang meja
Mistar
e. massa perhiasan emas
Neraca
f. kuat arus pada mobil-mobilan
Ampere meter
g. volume akuarium berbentuk kubus
Mistar
3. Jangka sorong
4. 2.550 kg
5. 4 ml
UJI KOMPETENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D
B
B
B
B
A
Drs. Ruslani
7. B
8. A
9. A
10. A
11. C
12. D
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 27
DAFTAR PUSTAKA
Wasis, Sugeng Yuli irianto, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam, Jilid 1 untuk SMP/MTs
Kelas VII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyarto, Teguh, 2008. Ilmu Pengetahuan alam 1 : untuk SMP/MTs/ kelas VII,
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Rinie Pratiwi P, …[et. al.], 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu
Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas
VII Edisi 4, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Karim, Saeful, Belajar IPA: Membuka Cakrawala Alam Sekitar 1 untuk kelas VII/
SMP/MTs Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Drs. Ruslani
Modul IPA Kelas VII-1 SMP/MTs | 28
Download