Uploaded by anayoh.fake

Laporan Minggu 2

advertisement
Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
BUKU KERJA PRAKTIK KLINIK
PROGRAM PRAKTIK PROFESI NERS
Nama Mata Ajar : Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Tahun
: 2019 / 2020
Tanggal/minggu
: 30 September 2019-6 Oktober 2019/Minggu ke-II
Nama
NPM
Tempat Praktik
: Ade Yohana
: 1506689894
: Lantai 4 Zona B RSCM
Tanda tangan
:
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Pernyataan Mahasiswa
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
: Ade Yohana
NPM
: 1506689894
Menyatakan bahwa:
1. Tidak ada satu bagian pun dari buku kerja ini yang mengkopi atau mencontoh
tulisan dari mahasiswa lain
2. Tidak ada satu bagian pun dari buku kerja ini yang ditulis oleh orang lain kecuali
untuk tujuan pemelajaran kolaboratif sesuai dengan persetujuan pembimbing
klinik atau akademik.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika terbukti melakukan
pelanggaran maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan sesuai aturan
yang berlaku.
Depok,
06 Oktober
2019
Yang membuat pernyataan,
Ade Yohana
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Data Demografi Pasien:
Tn A usia ... tahun, mengalami luka bakar akibat blast injury atau ledakan dari alat pekerjaan pada
tanggal .... Pasien berasal dari daerah Semarang, namun tinggal di daerah Kalideres. Pasien saat
ini menjalani perawatan hari ke-7, pindahan dari Unit Luka Bakar pada tanggal ...
Riwayat Keperawatan:
Pasien mengalami luka bakar 15% TBSA akibat blast injury dari bahan yang digunakan untuk
bekerja. Pasien mengatakan bahwa saat itu dirinya sedang melewati lokasi kejadian dan terpental
sejauh 3 meter. Saat itu, pasien masih dalam keadaan sadar dan mengeluh nyeri pada mata serta
rasa perih dan panas pada kedua kakinya juga kepalanya. Pasien akhirnya dibawa ke RSUD
Kalideres untuk penanganan pertama berupa ....
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
PENGKAJIAN PASIEN:
Lakukan pengkajian keperawatan secara sistematis meliputi data subjektif dan objektif
(pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi) yang sesuai dengan area kebutuhan dasar
sebagai berikut:
Aktivitas/Istirahat
Sirkulasi
Data Subjektif:
Data subjektif:
1. Pasien
mengatakan
pekerjaannya
1. Pasien mengatakan tidak ada riwayat
adalah pekerja pabrik daur ulang plastik
hipertensi maupun jantung
2. Pasien mengatakan sulit melakukan
2. Saat kejadian, pasien mengatakan tidak
aktivitas berjalan, mandi, dan toileting
mengalami pingsan, mual, dan muntah
karena nyeri pada kedua tungkai akibat
3. Pasien tidak mengeluhkan rasa kebas
luka bakar
pada tungkai
3. Pasien mengatakan tidak ada keluhan
4. Pasien mampu menyebutkan kembali
sulit tidur. Tidur selalu nyenyak dan
jari yang disentuh dan mengatakan
waktu tidur tidak menentuk
mampu merasakan adanya sentuhan
Data objektif:
Data Objektif:
1. Pemeriksaan 5 P (pain, pulse, pae,
1. Rentang pergerakan sendi pasien pada
parestesia, paralisis)
ekstremitas atas aktif, sementara
2. TD: 128/84, nadi: 70, kuat (radial) dan
ekstremitas bawah pasif dibantu karena
64 kuat (dorsalis pedis)
adanya luka bakar
3. Getaran dan hentakan pada PMI tidak
2. Tonus otot positif
teraba
3. Kekuatan otot (MMT):
4. Suara jantung: S1 dan S2 normal, S3
4. Deformitas negatif
dan S4 negatif, murmur dan gallop
negatif, bruit negatif
5. JVP : ...
Hasil Laboratorium/Radiologi
6. ekstremitas: tidak teraba hangat/dingin,
CRT < 2 detik, tanda homan negatif,
edema negatif, sianosis negatif, rambut
terbakar, kulit tibia posterior dan anterior
tungkai kanan dan kiri mengalami luka
bakar sampai mid dermal
7. konjutiva tidak anemis, membran
mukosa bibir kering, sklera tidak ikterik
Hasil Laboratorium/Radiologi:
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Integritas Ego
Eliminasi
Data Subjektif
Data subjektif:
1. pasien mengatakan apa yang menjadi
1. pasien mengatakan belum BAB sejak
pikirannya adalah kondisi kakaknya yang
kejadian (sekitar 1 minggu lebih)
juga menjadi korban ledakan
2. pasien mengatakan belum ada
2. pasien mengatakan motivasi untuk
keinginan BAB dan flatus negatif
sembuh tinggi karena sudah rindu
3. pasien mengatakan tidak ada riwayat
keluarga
penyakit ginjal atau kandung kemih
Data objektif:
Data objektif:
1. status emosional: tenang
Inspeksi:
1. saat ini pasien terpasang kateter urin
dengan frekuensi urin (jam... ) dengan
karakteristik warna kuning pekat
2. abdomen: datar, tidak ada luka, hernia,
Hasil Laboratorium/Radiologi:
spider navy, atau massa
3. hemoroid negatif
palpasi:
1. abdomen teraba agak keras, nyeri tekan
positif pada area dekat luka bakar
2. kandung kemih teraba lunak
auskultasi:
1. bising usus: 3x/menit
Hasil Laboratorium/Radiologi:
-
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Makanan/Cairan
Kebersihan Diri (Hygiene)
Data subjektif:
Data subjektif:
1. pasien mengatakan makanan jarang
1. Pasien mengatakan aktivitas seperti
habis, juga susu atau cemilan dari RS
mandi, eliminasi, dan mobilisasi dibantu
tidak pernah dikonsumsi karena merasa
oleh keluarga karena nyeri pada tungkai
kembung dan tidak nafsu makan
jika digerakkan
2. pasien tidak mengeluhkan mual dan
2. Pasien mengatakan menggunakan kursi
muntah setelah makan
roda untuk mobilisasi ke kamar mandi
3. pasien mengeluhkan mulas namun tidak
untuk BAB. Jika BAK dan mandi
kunjung BAB. Mulasnya dapat berkurang
dilakukan di atas tempat tidur
jika tidur
Data objektif:
Data objektif:
1. saat ini pasien mengkonsumsi vitamin B Inspeksi
1. Pasien terlihat rapi dan bersih
kompleks 3x1 tablet per hari
2. Kondisi kulit kepala: terdapat luka bakar
2. diet nasi biasa 1300 kkal ditambah
di bagian kepala derajat 1 yang
diet MC LLM 3x250 mL
menyebar sampai telinga
3. pasien mampu mengunyah dan menelan
4. BB: , TB: IMT:
5. Turgor kulit normal, membran mukosa
kulit kering
Hasil Laboratorium/Radiologi:
6. Tidak ada pembesaran tiroid
7. Kebersihan mulut: lidah terlihat banyak
sisa makanan, plak gigi sedikit,
membran mukosa bibir kering
Hasil Laboratorium/Radiologi:
-
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Neurosensori
Nyeri/Ketidaknyamanan
Data subjektif:
Data subjektif:
1. Pasien mengatakan saat terjatuh tidak
1. Pasien mengatakan nyeri skala 2 pada
mengalami pingsan, mual, atau muntah
area kaki yang terdapat luka bakar jika
2. Pasien mengatakan kepalanya tidak terbentur
digerakkan. Nyeri terasa seperti
saat kejadian
berdenyut dan perih karena kulit terasa
3. Pasien mengatakan nyeri pada kepala skala 1tertarik, namun tidak terasa lama.
2 pada bagian yang terdapat luka bakar.
Biasanya tidak menggerakan kaki dan
Nyerinya berkurang jika tidur dengan alas
tidur merupakan cara untuk mengurangi
selimut lembut
nyeri
4. Pasien tidak mengeluhkan rasa kebas,
kesemuta, atau kelemahan pada tungkai.
Data objektif:
Tungkai hanya terasa nyeri dan berat jika
1. Pasien terlihat mengkerutkan muka dan
digerakkan
memegang kaki jika kaki digerakkan
5. Pasien mengatakan tidak ada gangguan
penglihatan juga masalah pendengaran
Data objektif:
1. Kedua mata pasien memerah dan
terdapat bercak darah pada skleranya
2. GCS:
3. Orientasi pasien baik mengenai orang,
waktu, dan tempat, serta kemampuan
memori saat ini dan masa lalu baik
4. Kesadaran compos mentis
5. Refleks pupil : melebar dan mengecil
dengan baik, isokor
6. Refleksi tendon dalam:
7. Refleksi babinski negatif
8. Pasien mampu menebak angka pada
area yang diberi impuls
Hasil Laboratorium/Radiologi:
-
Hasil Laboratorium/Radiologi:
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Pernapasan
Keamanan
Data subjektif:
Data subjektif:
1. Pasien mengatakan tidak merokok
1. pasien mengatakan masalah pada
2. Pasien mengatakan dirinya tidak pernah
kakinya hanya karena sakit saat
dirawat di RS sehingga tidak pernah
digerakkan
2. pasien mengatakan mengalami blast
memiliki riwayat penyakit paru atau yang
injury atau luka bakar akibat ledakan 13
lainnya
3. Pasien tidak mengeluh batuk selama
SMRS
hari perawatan ke-10
3. tidak ada fraktur, dislokasi, atau
Data objektif:
deformitas
Inspeksi:
data objektif:
1. Frekuensi napas: 15x/menit
inspeksi:
2. Pola napas teratur dengan kedalaman
1. kulit mengalami luka bakar mid dermal
sampai thickness derajat 15% TBSA
normal
3. Napas paradox negatif, penggunaan otot
(bagian perut, kedua tungkai, wajah, dan
bantu napas dan cuping hidung negatif
kepala)
4. Dinding dada simetris
Palpasi:
1. Taktil fremitus: simetris pada kedua
dinding dada
2. Ekspansi dada maksimal
Auskultasi:
1. suara napas: vesikular pada seluruh
lapang paru
Hasil Laboratorium/Radiologi:
Hasil radiografi toraks dalam proyeksi AP
menyatakan bahwa tidak tampak kelainan
Hasil Laboratorium/Radiologi:
radiologis pada jantung dan paru
Interaksi sosial
Penyuluhan/Pembelajaran
Hasil Laboratorium/Radiologi:
Hasil Laboratorium/Radiologi:
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Tandatangan:
Tanggal:
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Paracetamol tablet 500 mg 3x1 tablet per hari
2. Ranitidine injection 50 mg/2 mL 2x1 ampul per hari
3. Zinc tablet 20 mg 1x1 tablet per hari
4. Asam folat tablet 1 mg 1x1 tablet per hari
5. Vitamin B kompleks tablet 2 mg 3x1 tablet per hari
6. Kalipar tablet 300 mg 1x1 tablet per hari
7. Glausea tabet 250 mg 3x1 tablet per hari
8. Ketorolac per oral 30 mg 3x1 tablet per hari
9. Aspar K per oral 300 mg 1x1 tablet per hari
10. Timol 2x1 tetes per hari
11. Phenikol 3x1 tetes per hari
12. Cendo LFX minidose solution 1 tetes per 4 jam
13. Cendo cenfresh 0,6 mL solution 1 tetes per 4 jam
14. Kloramfenikol tulle setiap pembersihan luka (per hari)
15. Iodine povidon 60 mL 10%WW setiap pembersihan luka (per hari)
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
WEB OF CAUSATION (WOC)
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
ANALISIS MASALAH
Data*
nyeri, infeksi,
ketidakadekuata
n nutrisi, kurang
cairan,
perubahan
integritas kulit
Penurunan ROM
Tidak mampu
untuk reposisi dari
miring kanan kiri,
duduk menjadi
supinasi, dan
pronasi menjadi
supinasi secara
mandiri
Konstipasi
(penurunan
frekuensi BAB,
hipoaktif)
berhubungan
dengan
ketidakcukupan
asupan cairan,
penurunan
motilitas usus
akibat imobilisasi
Etiologi**
Masalah***
00046 Kerusakan
Integritas Kulit
berhubungan
dengan agen injuri
kimiawi (luka bakar)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gangguan integritas kulti berhubungan dengan injuri akibat luka
bakar dan defisit nutrisi
Risiko infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit dan
perubahan respon imun
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kebutuhan metabolisme meningkat,
kehilangan protein dan penurunan nafsu makan
Neyeri akut berhubungan dengan kulit yang terpapar dan imobilitas
Kekurangan voume cairan berhubunngan dengan peningkatan
evaporasi
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penuurunan
kekuaran dan ketahanan otot, intoleransi aktivitas
00091 Hambatan
Mobilitas Fisik di
Tempat Tidur
berhubungan
dengan gangguan
muskuloskeletal,
disuse akibat
imobilisasi, dan
defisit pengetahuan
mengenai
pentingnya aktivitas
fisik
Risiko Infeksi
berhubungan
dengan faktor risiko
kerusakan integritas
kulit
*) Tuliskan temuan data hasil pengkajian (data subjektif
dan objektif)
**) Tuliskan etiologi/penyebab terjadinya masalah
keperawatan
***) Tuliskan masalah keperawatan yang timbul
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Identifikasi tiga masalah prioritas pasien)
Diagnosis Keperawatan 1 (Problem, etiology, sign/symptom)
00046 Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan agen injuri kimiawi (luka bakar) ditandai
dengan adanya perubahan integritas kulit
Kriteria Hasil
1106 Penyembuhan Luka Bakar, dalam 2 hari sekali perawatan luka:
1. Granulasi jaringan terlihat
2. Rentang pergerakan sendi pada ekstremitas aktif
3. Perfusi jaringan pada area luka bakar efektif
4. Tidak ada edema, drainase pus, tanda infeksi, dan jaringan nekrotik pada area luka bakar
1842 Pengetahuan: Manajemen Infeksi, dalam 1 kali edukasi:
1. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali tanda dan gejala infeksi
2. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali faktor yang mempengaruhi transmisi infeksi pada
pasien luka bakar
3. Pasien dan keluarga mampu melakukan tindakan pencegahan infeksi (kebersihan tangan, oral
hygiene, dan kebersihan diri)
2400 Fungsi Sensori: Taktil , dalam 1 kali perawatan luka:
1. Pasien mampu membedakan stimulasi benda tajam dan tumpul
2. Pasien mampu menebak angka yang distimulus pada kulit
Intervensi dan Rasional
3661 Perawatan luka: luka bakar
1. Buka dressing atau balutan elastis perban. Bersihkan area luka dengan NaCl kurang lebih
30 menit rasional: eliminasi jaringan nekrotik akibat luka bakar dan mendinginkan luka
bakar
2. Kaji luka (kedalaman, nyeri, eksudasi, granulasi, nekrotik, epitelisasi, dan tanda infeksi)
3. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril. Bersihkan luka dengan iodine povidine.
Lakukan debridement pada luka jika diperlukan. Bilas dengan NaCl kembali.
4. Berikan agen topikal berupa kloramfenikol tolle sebagai antibiotik sekaligus dressing pada
luka
5. Balut luka dengan balutan elastis perban tanpa kompresi berlebihan dan mengganggu
fungsi eksremitas.
6. Pantau adanya nyeri selama perawatan luka. Instruksikan pasien untuk relaksasi napas
dalam. Kolaborasi terkait medikasi anti nyeri seperti ketorolac jika diperlukan
7. Jelaskan pada pasien pentingnya asupan nutrisi dan cairan yang adekuat. Berikan jadwal
atau target asupan cairan dan makanan dalam sehari
0762 Perawatan balutan
1. Pantau tanda dan gejala infeksi (balutan berbau, eritema sekitar balutan, dan adanya
demam)
2. Pantau tanda sirkulasi tidak efektif atau gangguan neurologis dengan teknik 5P (pain,
pallor, pulselessness, paresthesia, paralysis, pressure) pada ekstremitas yang dibalut serta
sekitar ekstremitas
3. Lakukan ROM untuk meningkatkan sirkulasi
4. Elevasikan ekstremitas dengan balutan untuk mengurangi inflamasi dan berikan bantalan
guna
tekanan pada balutan
© 2015mengurangi
Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
cast care: maintenance/wet, fluid management, foot care, medication managemet, medication
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Identifikasi tiga masalah prioritas pasien)
Diagnosis Keperawatan 2 (Problem, etiology, sign/symptom)
00091 Hambatan mobilitas fisik di tempat tidur berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal,
disuse akibat imobilisasi dan defisit pengetahuan mengenai pentingnya aktivitas fisik ditandai dengan
Kriteria Hasil
0204 Konsekuensi Imobilisasi: Fisiologis, dalam 1x24 jam:
1. Tidak ada luka tekan di area lain
2. Pasien mulai merasa ingin BAB
3. Bising usus meningkat
4. Tanda HAP tidak ada (RR tidak meningkat, suara napas vesikular, demam tidak ada)
5. Pergerakan sendi dan reposisi aktif
0203 Reposisi tubuh secara mandiri, dalam 3 kali intervensi RPS dan reposisi:
1. Pasien mampu berpindah posisi dari supinasi menjadi duduk dan sebaliknya dengan bantuan atau
mandirii
2. Pasien mampu berpindah posisi dari duduk ke berdiri dan sebaliknya dengan bantuan atau mandiri
3. Pasien mampu miring kanan dan kiri dengan bantuan atau mandiri
0208 mobilisasi, dalam 3 kali intervensi RPS dan reposisi:
1. Rentang pergerakan sendi dilakukan secara pasif dibantu atau meningkat menjadi aktif
2. Pasien mampu mempertahankan keseimbangan saat berdiri dengan dibantu 1 orang
3. Pasien mampu berjalan 1-2 langkah dengan dibantu 1 orang
Intervensi dan Rasional
0450 manajemen konstipasi
1. Pantau tanda dan gejala konstipasi
2. Kaji bising usus dan pergerakan eliminasi BAB (frekuensi, konsistensi, volume, dan warna)
3. Kaji penyebab konstipasi. Jelaskan pada pasien dan keluarga etiologi konstipasi (imobiliasi, medikasi, diet, dan
kurang cairan)
4. Jelaskan pada pasien tindakan mengatasi konstipasi dan rasional (tingkatkan asupan cairan, makanan berserat
tinggi, mobilisasi aktif)
3500 manajemen tekanan
1. Kaji risiko luka tekan dengan skala Braden
2. Pantau area kulit terkait kemerahan dan lesi
3. Jadwalkan reposisi miring kanan-kiri setiap 2 jam dan reposisi tidur ke duduk dan sebaliknya setiap 6 jam
4. Jelaskan pada keluarga pentingnya menjaga tempat tidur bersih, rapi, dan bebas lipatan.
5. Ajarkan keluarga terkait teknik masase pada area tonjolan tulang, punggung, dan bokong dan jelaskan rasionalnya
0224 terapi aktivitas: mobilisasi sendi
1. Kaji rentang pergerakan sendi pasien dan efek terhadap fisiologisnya.
2. Kaji motivasi pasien untuk meningkatkan pergerakan sendi
3. Dorong pasien untuk melakukan ROM aktif dengan pembuatan jadwal 3x sehari dan lakukan ROM pasif dibantu
jika dibutuhkan 3 kali sehari. Jelaskan rasionalnya
4. Anjurkan pasien untuk mulai mobilisasi dini dengan dibantu 1 orang. Kolaborasi dengan keluarga untuk
membantu pasien mobilisasi. Jadwalkan mobilisasi jalan 1-3 langkah 1 kali sehari. Jelaskan rasionalnya
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Identifikasi tiga masalah prioritas pasien)
Diagnosis Keperawatan 3 (Problem, etiology, sign/symptom)
Kriteria Hasil
Intervensi dan Rasional
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan perkembangan dibuat per diagnosis setiap hari. Evaluasi menggunakan SOAP
Diagnosis Keperawatan
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
ISU ETIK DAN HUKUM
Tuliskan isu terkait etika dan hukum yang ditemukan dan cara penyelesaiannya selama
mengelola pasien.
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
REFLEKSI SELAMA PRAKTIK
Tuliskan hal-hal yang telah diketahui dan yang harus diperbaiki selama merawat pasien
pada pasien luka bakar rentan mengalami hipotermia karena ..
situasi: saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluh kedinginan sampai meringkuk di dalam selimut.
Refleksi: saya tidak fokus pada keluhan kedinginan pasien
Teknik steril selama pembersihan luka tidak dipertahankan
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Pengkajian untuk pasien dengan trauma
1. Primary survey dan intioal management
- Riwayat trauma  bagaimana insidn dan mekanisme injuri, riwayat penyakit pasien, medikasi
yang digunakan saat ini, usia, gnder kondisi saat ini dan kesadaran (AVPU), terakhir kali makan
dan alergi
- Airway:
- Breathing:
- Sirkulasi: TD, nadi, CRT, dan tanda sianosis
Pasien saat ini sedang berapa pada fase akut, yaitu periode yang dimulai dari akhir periode mergensi sampai
luka bakar teratasi. Jika pasien dengan injuri partial-thickness periode akut sekita 7-21 hari. Jika luka bakar
sekitar a full thickness injury disertai persentase TBSA > 40%, maka tbuh membutuhkan operasi skin grafting,
dan priode akut dapat memanjang sampai 1 bulan.
Prinsip pada fase ini adalah penanganan luka bakar serta deteksi, penanganan, dan pencegahan komplikasi
berupa infeksi (septikemia dan pneumonia), gangguan ginjal, dan gagal jantung (daniel) yaitu:
1. Meningkatkan integritas kulit  perawatan luka setiap 1-3 kali sehari (pembersihan luka, debridement,
dan dressing)
2. Mencegah infkesi  bisa lokal atau sistemik (septikemia) banyak faktornya baik eksogenus dan
endogenus (misalnya flora normal yang ada di usus akan translokasi menuju kulit dengan sirkulasi
sistem limfatik. Tanda infkesi meliputi eritema dan edema pada area luka, peningkatan nyeri, bau,
drainase, dan penurunan fungsi. Luka dapat berubah warna dari merah menjadi keunguan, coklat tua,
atau hitam yang menandakan nekrosis jaringan terjadi. Tanda adanya septikemia pada pasien luka
bakar meliptui perubahan sensorik, demam, takipnea, takikardi, ilus paralitik (dibuktikan dengan
penurunan toleransi makanan), distensi abdomen, dan oliguria
3. Menyediakan nutrisi yang adekuat  hal ini disebabkan karena metabolisme meningkat 2-3 kali dari
normal akibat adanya faktor stres, kehilangan cairan, dan hiperkatabolisme. Selain itu, menggigil dan
peningkatan kateoklamin, kortisol, dan glukagon yang muncul setelah injuri termal meningkatkan
konsumsi oksigen dan produksi panas. Selain itu, terdapat deplesi hati, glikogen otot, dan deposit leak
yang menyebabkan eseimbangan nitrogen menjadi negatif dan terjadi penurunan BB. Protein juga
terpecah untuk menyediakan asam amino untuk glukoneogenesis. Hal ini menyebabkan laju produksi
protein menurun dan memperpajang proses penyembuhan luka dan meningkatakn kerentanan infeksi
Hasil lab untuk nutrisi: spesimen urin dan nitrogen urea untuk evaluasi keseimbangannitrogen;
transferin atau prealbumin sebagai indikator yang sensitif terhadap status protein viseral; nitrigen urea
dan albumin dapat menjadi indikator terkait kehilangan protein dan status hidrasi. Total kalorinya
tergantung kebutuhan namun umumnya sebesar 3500-5000 kalori/hari dengan 20% protein, 50%
karbohidrat, dan 30% lemak
Tanyakan adanya rasa haus (untuk kaji status cairan). Edukasi pentingnya oral hygien untuk
meningkatkan kenyamanan dan mencegah infeksi. Jangan terlalu banyak minum karena dapat
menyebabkan cairan banyak di dalam pembuluh darah menyebabkan intoksikasi air.
Vitamin dan mineral juga sangat penting. Vitamin c dan a berperan dalam antioksiasi selular dan
dibutuhkan untuk sintesis kolaen. Zink dapat berkurang karena adanya peninkatan eksresi nitrogen di
urin selama fase akut, sehingga zink sangat dibutuhkan terutama untuk penyembuhan luka dan fungsi
imun. Iron untuk atasi anemi akibat kehilangan darah setelah skin grafting.
Diare umumnya muncul karena pasien menerima medikasi antibiotik, selain itu juga bisa mengalami
konstipasi akibat opioid dan penurunan aktivitas. Penggunaan laksatif atau peningkatan asupan cairan
dapat membantu mengurangi konstipasi
4. Mempertahankan kenyamanan dan nyeri
5. Mempertahankan keseimbangan cairan
6. Meningkatkan aktivitas
7. Mencegah hipotermia
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
-
Edukasi manajemen nyeri
Edukasi mobilisasi dini
Pengkajian head to toe setiap 6-8 jam (status kesadaran TTV, suara napas, bising usus, asupan
makan, kemampuan motorik, I/O, sirkulasi/hemodinamik, dan observasi luka bakar, grafts, atau
area donor (tandai adanya drainase pus, warna abnormal, bau, kemerahan, atau benkak di sekitar
kulit)
DX:
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Gangguan integritas kulti berhubungan dengan injuri akibat luka bakar dan defisit nutrisi
Risiko infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit dan perubahan respon imun
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolisme
meningkat, kehilangan protein dan penurunan nafsu makan
Neyeri akut berhubungan dengan kulit yang terpapar dan imobilitas
Kekurangan voume cairan berhubunngan dengan peningkatan evaporasi
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penuurunan kekuaran dan ketahanan otot, intoleransi
aktivitas
Mobilitas 516  bed rest care 91, cast care: maintenance 114, exercise therapy: joint mobility, fluid
management 200, positioning 301, pressure management 311, bowel management 107, bowel training,
constipation management 131
Risiko infeksi 510  infection protection, medication management, nutrition management, oral health
promotion, positioning, respiratory monitoring,,fluid management
Integritas kulit 545  cast care: maintenance/wet, fluid management, foot care, ostomy care,
medication managemet, medication administration: skin, poitioning, pressure management, wound
care: burn, bed rest care, infection control/protection, nutrition management, teaching: disease process
Ketidakseimbangan nutriri 520
Defisit volume cairan 495
Noc
Mobilitas  imobility consequences: physiological, joint movement 279, body positioning 125,
mobility 388, knowledge: prescried activity 341
Integritas 631  burn healing, tissue integrity: skin & mucous membran, keseimbangan cairan, ,
sensory function: tactile 524, tissue perfusion: periperral, risk control: infectious process 447,
knowledge infecton managemet 323
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Download