MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN IPS disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam menempuh Mata Perkuliahan Konsep Dasar IPS SD oleh Dosen/Asisten : Drs. H. Jaka Permana, M.M., M.Pd. / Abdul Mu’min Saud, S.Sos., M.Pd. Disusun Oleh Kelompok 7 Kelas 4A Serra Indriani 185060005 Ade Nindi Watari 185060007 Fiqa Mahira Yuanisa 185060018 Bintang Cahyana Firdaus 185060019 Miftah Farid 185060040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Model Pembelajaran IPS ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Drs. H. Jaka Permana, M.M., M.Pd. / Abdul Mu’min Saud, S.Sos., M.Pd. mata kuliah Konsep Dasar IPS SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada Drs. H. Jaka Permana, M.M., M.Pd. / Abdul Mu’min Saud, S.Sos., M.Pd., selaku dosen Konsep Dasar IPS SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Bandung, April 2020 Penulis ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... iv A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... iv B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... v C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................... v BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 6 A. Hakikat dan Peranan Model Pembelajaran IPS ................................................. 6 B. Model-Model Pembelajaran IPS ........................................................................ 7 C. Implementasi Model-Model Pembelajaran IPS ................................................. 9 BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11 A. KESIMPULAN ................................................................................................ 11 B. SARAN ............................................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12 iii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjaklin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang – ulang tanpa pemahaman mengenai seba akibat yang hakiki dan universal. Menurut Ace Binning & DH Binning, Studi Sosial / IPS ialah mata pelajaran yang menggunakan bahan ilmu sosial untuk mempelajari manusia dalam masyarakat dan manusia sebagai anggota masyarakat. Menurut Paul Maltras, Studi sosial / IPS ialah suatu mata pelajaran disekolah untuk mempelajari manusia dalam masyarakat pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Dari berbagai pendapat tadi ternyata banyak mengaitkan hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994). Salah satu komponen kurikulum yang lebih banyak mendapatkan perhatian dan pengujian adalah metode pembelajaran. Sebagai dampaknya, banyak para ahli pendidikan yang mendefisinikan metodenya sebagai dari proses pendidikan yang paling penting. Salah satu metode untuk mengatasi kebosanan siswa belajar di kelas karena pengajaran terlalu didominasi oleh pendekatan ekspositori (ceramah) yang berpusat pada guru adalah metode inkuiri. Tujuan inkuirisosial menurut Bank (1990), adalah untuk membangun iv teori. Tujuan social inkuiri pun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah social sehingga mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Tujuan utama inkuiri social adalah memberikan kontribusi untuk para pengambil kebijakan dalam menghasilkan keputusankeputusannya. Pada dasarnya pemahaman akan Model-Model Pembelajaran Konsep Dasar IPS yang Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan yaitu meliputi Hakikat dan perencanaan model pembelajaran konsep dasar Ips, Model-model pembelajaran konsep dasar Ips, Implementasi model-model pembelajaran konsep dasar Ips, dan Model desain pembelajaran pengambilan keputusan. B. RUMUSAN MASALAH Dari penjelasan pada latar belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagain berikut yaitu : 1. Apa hakikat dan peranan model pembelajaran IPS ? 2. Sebutkan model-model pembelajaran IPS ? 3. Bagaimana cara mengimplementasikan model-model pembelajaran IPS ? C. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi tugas kelompok 2. Menambah wawasan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca maupun pendengar. v BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat dan Peranan Model Pembelajaran IPS Model Pembelajaran IPS ialah sebagai desain pembelajaran inkuiri (inquiry approach). Yaitu sebagai sebuah metode mengajar yang berorientasi pada latihan meneliti dan mempertanyakan, istilah ini sejajar dengan metode pemecahan masalah, berfikir reflektif dan atau “discovery” (Hagen, 1969) Welton dan Mallan (1988) membandingkan istilah “inquiry” dengan metode pemecahan masalah (problem solving) dan bahkan dengan hapalan/memori sebagai suatu perilaku dan proses. Dalam konteks ini, masalah atau untuk memproses informasi. Beyer (1971) menyatakan bahwa “inquiry is one way of knowing” – suatu cara untuk mengetahui lebih lanjut, apabila orang terkait dalam proses investigasi, berusaha menjawab pertanyaan, dan berusaha memecahkan masalah secara berkelanjutan, maka orang-orang ini telah melakukan proses inkuiri. Jhon Dewey (1859-1952) menyatakan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pengajaran telah menjadi obsesi. Inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang saat ini digunakan oleh para pengembang kurikulum khususnya di sekolah-sekolah Australia dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan dalam proses belajar-mengajar dipersekolahan. Menurut para ahli, pendekatan inkuiri merupakan upaya yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar di kelas. Pendekatan ini cukup ampuh karena proses belajar lebih terpusat kepada siswa (studentcentred instruction) daripada kepada guru (teacher-centred instruction). Wesley (1950) menyatakan bahwa guru yang baik haruslah memiliki metode yang baik, dan guru yang terbaik ditentukan oleh metode yang dikuasainya. Lebih jauh, Wesley menyatakan bahwa metode yang baik memerlukan sikap guru yang akurat, artistik, berkepribadian dan selalu menyesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa. 6 7 Banks (1990) mengemukakan pendekatan mengajar dalam IPS dengan menggunakan inkuiri sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Namun tujuan utama inkuiri sosial menurutnya adalah untuk membangun teori. Teori dapat digunakan untuk memamhami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol perilaku masyarakat. Selain itu, tujuan inkuiri sosial pun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah-sosial. Langkah-langkah model pembelajaran ingkuiri untuk kelas IPS yang dikemukakan Banks adalah sebagai berikut : 1) Pertama, Perumusan masalah (Problem Formulation). 2) Kedua,Perumusan Hipotesa (Formulation of Hypotheses) 3) Ketiga, Definisi Istilah: Konseptualisasi. 4) Keempat, Pengumpulan data (Collection of Data) 5) Kelima, Pengujian dan Analisi Data (Evaluation and Analysis of Data). 6) Keenam, Menguji hipotesis untuk memperoleh generalisasi dan teori 7) Ketujuh, Memulai inkuiri lagi. B. Model-Model Pembelajaran IPS Model atau desain Pembelajaran Keterampilan berpikir (thinking skills) ada 2 model, yaitu: 1) Critical thinking skills atau keterampilan berpikir kritis Menurut Johnson (1991), merumuskan istilah berpikir kritis (critical thinking) secara etimologi menyatakan bahwa kata “critic” dan “critical” berasal dari “krenein” yang berarti menaksir nilai sesuatu. Ia menjelaskan bahwa kritik adalah perbuatan seorang yang mempertimbangkan, menghargai dan menaksir nilai sesuatu hal. Tugas seorang berpikir kritis sdalah menerapkan norma dan standar yang tepat terhadap sesuatu hasil. The Group of Five (Etnis 1989; Lip man 1988; Siegel 1988; Paul 1989; McPeck 1981), menyimpulkan bahwa ada tiga persetujuan subtansi dari kemampuan berpikir kritik Yaitu berpikir kritis memerlukan sejumlah kemampuan kognitif, berpikir kritis memerlukan sejumlah informasi dan pengetahuan, berpikir 8 kritis mencakup dimensi afektif yang semuanya menjelaskan dan menekankan secara berbeda-beda. Sedangkan berpikir kritis adalah untuk menilai suatu pemikiran, menaksir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktek dari suatu pemikiran dan nilai tersebut. Selain itu, berpikir kritis meliputi aktivitas mempertimbangkan berdasarkan pada pendapat yang diketahui. Menurut Lipman (1988), layaknya pertimbangan-pertimbangan ini hendaknya didukung oleh criteria yang dapat dipertanggung jawabkan. 2) Creative thinking atau ketrampilan berpikirkreatif. Menurut Savage And Amstrong (1996), syarat untuk memasuki sikap berpikir kritis adalah sikap siswa memunculkan ide-ide atau pemikiran baru; siswa membuat pertimbangan dan penilaian atau taksiran berdasarkan kreteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Preston Dan Herman (1974), inkuiri dan ketrampilan berpikir kritis tumbuh subur di kelas III. Menurut (Wiken, 1995; Beyer, 1985; Fraenkel, 1980), Pengajaran berpikir kritis meliputi pendekatan, strategi, perencanaan, dan sikap siswa dalam berpikir kritis. Model Ini pernah dijelaskan oleh beliau pada studi sosial di Amerika Serikat. Keterampilan berpikir kritis menurut Beyer ada 10, yaitu : 1) Membedakan antara fakta dan nilai dari suatu pendapat. 2) Menentukan reliabilitas sumber. 3) Menentukan akurasi fakta dari suatu pertanyaan. 4) Membedakan informasi. 5) Mendeteksi penyimpangan. 6) Mengindentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan. 7) Mengindentifikasi tuntutan dan argumentasi yang tidak jelas. 8) Mengakui perbuatan yang keliru dan konsisten. 9) Membedakan antara pendapat yang tidak dan dapat dipertanggung jawabkan. 10) Menentukan Kekuatan argument. 9 Menurut Beyer strategi berpikir kritis yang cukup efektif untuk Proses Belajar Mengajar (PBM), ialah Strategi innduktif yang bersifat direktif. Adapun langkahlangkah yang harus dipersiapkan guru adalah : 1) Memperkenalkan ketrampilan ,dan kemudian siswa 2) Mencobakan ketrampilan sebaik mungkin, 3) Menggambarkan serta mengartikulasi apa yang terjadi dalam pikiran ketika menerapkan ketrampilan tersebut. 4) Menerapkan pengetahuan tentang ketrampilan baru untuk diterapkan lagi, dan akhirnya; 5) Meninjau lagi apa yang terpikir ketika ketrampilan itu diterapkan. Menurut Beyer strategi berpikir kritis yang ke-2 adalah strategi direktif yang artinya memberikan kesempatan pada siswa untuk menguasai dan memahami betul komponen ketrampilan tersebut sejak permulaan. Strategi ini digunakan bila ketrampilan siswa agak kompleks. Dalam strategi ini memerlukan bimbingan khusus. Beyer merumuskan ada 5 langkah dalam penerapan strategi direktif, yaitu : 1) Memperkenalkan ketrampilan berpikir kritis. 2) Menjelaskan prosedur dan aturan ketrampilan. 3) Menunjkan bagaimana ketrampilan itu digunakan di kemudian hari. 4) Menerapkan ketrampilan tersebut mengikuti langkah dan aturan yang jelas. 5) Menggambarkan tentang apa yang terjadi dalam pikiran siswa ketika ketrampilan itu diterapkan. C. Implementasi Model-Model Pembelajaran IPS Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun masalah sosial sangat diperlukan karena pada hakekatnya siswa hidup ditengah lingkungan masyarakat yang penuh dengan benih-benih munculnya masalah. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk mendewasakan siswa, maka salah satu indikator dewasa adalah kemampuan akan kemandirian sebagai warga masyarakat. Model pembelajaran “problem solving” pemecahan masalah merupakan alternative model pembeljaran dalam IPS. 10 Model pembelajaran “problem solving”. Ada 4 tahapan proses pemecahan masalah menurut Savage dan Armstrong, yaitu : 1) Mengenal adanya masalah. 2) Mempertimbangkan pendekatan-pendekatan untuk pemecahannya. 3) Memilih dan menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut. 4) Mencapai solusi yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan menurut wilkins (1990), menguraikan 6 langkah model pembelajaran “problem solving”, yaitu : 1) Mengklarifikasikan dan mendefinisikan masalah. 2) Mencari alternatif solusi. 3) Menguji alternatif solusi. 4) Memilih solusi. 5) Bertindak sesuai dengan pilihan solusi. 6) Tindak lanjut (follow-up). 7) Model “problem solving” inkuiri atau model pembelajaran penemuan. Secara umum batasan yang tegas antara tiga pendekatan/ model pembelajaran tersebut belum ada kesepakatan. Persamaan dari ketiga model pembelajaran tersebut adalah semua mensyaratkan adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar melalui proses penelitian, yaitu meneliti hubungan antar sejumlah data/ informasi untuk tercapainya suatu solusi. Untuk mengatasi kerancuan, Welton and mallan (1988) mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran “problem solving” agak berbeda bila diterapkan pada mata pelajaran yang berbeda. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman untuk para perancang pembelajaran dan para pendidik dalam merencanakan atau melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran IPS adalah model pembelajaran yang berlandaskan pendekatan paradigma konstruktivisme yaitu pembelajaran yang berdasarkan pada partisipasi aktif peserta didik dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis. B. SARAN Sebagai calon tenaga pendidik terutama bagi guru pemula maka akan dibuat bingung mengenai strategi dan model pembelajaran efektif untuk dipakai peserta didik. Maka dari itu tugas seorang guru harus mempunyai keterampilan dalam memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. sehingga proses belajar mengajar akan lebih menarik dan siswa belajar akan lebih antusias, tidak merasa bosan dan mampu mengubah persepsi siswa terhadap mata pelajaran IPS akan lebih positif dan akan lebih menyenangkan karena minat merupakan modal utama untuk keberhasilan pembelajaran IPS. 11 DAFTAR PUSTAKA Direktorat Tenaga Pendidik Dirjen PMPTK Depdiknas. 2008. Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengathuan Sosial. Jakarta. Joni T. Raba (1996). Cara Belajar Siswa aktif Implementasinya terhadap Pengajaran. Jakarta. Sapriya.2012. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 12