PERENCANAAN dan PERANCANGAN PERMUKIMAN PERDESAAN (DESA) Penataan Ruang Desa berbasis Desa Adat Perencanaan & Perncangan Perdesaan ANGGOTA KELOMPOK 1. Nama Npm 2. 3. 4. 5. Perencanaan Pedesaan ISI PAPARAN 1. Pendahuluan LB mengapa Desa tsb perlu ditata/direncana dan dirancang penataan ruangnya? (masalah ada potensi); Tujuan (hasil akhir dari P&D apa); Ruang Lingkup (wilayah dan materi); 2. Tinjauan Pustaka Arah Kebijakan (Desa secara makro dan mikro/desa ybs); Landasan Teori + contoh2/preseden best practice; 3. Metodologi (Kerangka berpikir= data dan informasi yang diperlukan + analisis), metode pengumpulan data + metode analisis; 4. Data 5. Analisis Data 6. Konsep dan Rencana (layout plan & visualisasi 3D) nampak perubahan dari kondisi existing dan rencana 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang mengapa Desa tsb perlu ditata/direncana dan dirancang penataan ruangnya? (masalah ada potensi); 1.2 Tujuan (hasil akhir dari P&D apa); 1.3 Ruang Lingkup (wilayah dan materi); 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arah Kebijakan (Desa secara makro dan mikro/desa ybs); 2.2 Landasan Teori Pengertian/definisi: Pola Ruang (UUPR No. 26/2007) adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budi daya; Di dalam Program pembangunan Pola Ruang = Pola Perumahan dan Permukiman; Desa Tradisional/Adat adalah sekelompok masyarakat yang memiliki kesamaan adat istiadat dalam batasan wilayah kewenangan tertentu, sesuai dengan kondisi geografis dimana pola perumahan dan pemukimannya dipengaruhi oleh aturan adat dan kepercayaan, sosial ekonomi, politik dan kultur Referensi Konsep Struktur/Tata Ruang Permukiman Revolusi Industri, Patric Geddes Doxiadis, Human Settlement Science Place Work Folk 2.3 Preseden best practice; REFERENSI TATA RUANG DESA ADAT KAMPUNG NAGA, DESA NEGLASARI, Tata Bangunan dan Lingkungan Desa Adat yang Kerberlanjutan Desa Adat di SUMBA • Adanya kelompok keluarga KABISU • Kehidupan ditentukan oleh Dewan Kaum Tua • Dikenali adanya kepercayaan, kekuatan gaib MARAPU yang menjelma dalam bentuk benda , hewan ataupun manusia, tidak dipuja tapi dihormati K A MP U NG P US A T K E BA K TIA N ( P RA ING K A BIS U ) Ir. Basauli Umar Lubis MSA Ph. D Tata Bangunan dan Lingkungan Desa Adat yang Kerberlanjutan Kampung Nage, desa Dariwali Flores, Budaya megalitik Ir. Basauli Umar Lubis MSA Ph. D Pola Permukiman Suku Laut Kebun Kelapa Tree Tree Tree Tree Tree House Tree Tree Tree Tree Buil Sumurding Warga Tree Pabrik Arang Tree 1 Tree Rumah Tauke House Tree Kawasan Sakral Tree Tree Factory House Town hall Gereja Tree Tree Kawasan Profan Tree Building 2 Tree House Tree House Tree Mata pencaharian : Nalayan House House House House House House House House House House House House House Walayah milik pribadi : Tauke Laut : Tempat penghidupan/ potensi tangkapan ikan melimpah - mistis dan sakral. KAWASAN SAKRAL Pola Linier Memanjang sepanjang garis pantai Kondisi Bangunan Rumah Panggung di atas air • Bahan Kayu • Atap Rumbia/nipah Pembangunan rumah dengan musyawarah dan gotong royong dengan megikuti pantangan/ larangan (waktu, bahan bangunan, ruang) Bentuk Arsitektur Bangunan Adat Lelemahan = Tanah/ kaveling lahan Kolong = Panggung (pengkondisian udara & penyimpanan Berkakas) Pengadeg = Lantai Kayu, rangka kayu & dinding Bilik Bambu Suhunan = Bentuk Atap ( Pelana & perisai) Penutup Atap = Ijuk dan daun Kirai Tata Bangunan dan Lingkungan Desa Adat yang Kerberlanjutan Pertumbuhan pada Desa Adat Tradisional Desa Sebagai Pusat Pertumbuhan ( UU No 24/ 1992, mengemban fungsi pusat bagi aktivitas distribusi barang, jasa dan informasi. Adanya konsentrasi kelompok usaha dan memiliki kemudahan akses. Pusat Pertumbuhan : adalah desa yang paling tinggi peran dan fungsinya bagi desa sekitar sebagai pusat pemasaran, sentra produksi, pusat pelayanan sosial, simpul transportasi dan pusat pelayanan informasi. Definisi dalam Tujuan Pembangunan : Desa Pusat Kearifan local (local wisdom) adalah konsep/ strategi komunitas dalam menghadapi lingkungan fisik, ekologis, sosial, ekonomi, dan budaya. Disebut kearifan, karena merupakan kristalisasi pengalaman masa lampau yang membentuk stock of knowledge dan practices yang dipandang arif dan bijaksana thd berbagai lingkungan mereka (setempat). Pelestarian Sosial Budaya Bagaimana Mengendalikan Pertumbuhan dan perubahan sosialbudaya? Ir. Basauli Umar Lubis MSA Ph. D MEMODELKAN RUANG FUNGSIONAL KE DALAM STRUKTUR TATA RUANG (Contoh : Kampung Naga) Pager Jaga, Pemisah antara kaw Perumahan dengan kawasan lain Hutan Produksi dan Kebun Batas Kampung Hutan Lindung/ Leuweung Larangan Hutan Lindung, Mata Air, Air Terjun dan Makam Keramat Mata air Air Terjun Sungai Ciwulan Sawah dan Ladang Kawasan Budidaya berupa Persawahan, Ladang, Kebun, dan Hutan produksi. Sebagai tangan kanan dan kiri makam keramat sebagai kepala/sirahKawasan Konservasi Hutan Lindung (leuweung pangsarean) dan kawasan suci MODEL KONSEPTUAL Konsep Penataan Ruang Kampung Naga Kawasan Budidaya berupa Persawahan, Ladang, Kebun, dan Hutan produksi. Sebagai tangan kanan dan kiri KEPALA/sirah Kawasan terbangun BADAN/waruga perumahan (paimahan palemburan) sebagai pusat permukiman & fasilitas umum sebagai badan/waruga Sungai Ciwulan Kawasan Konservasi Hutan Lindung (leuweung larangan) dan kawasan basah / air, sungai, leuwi, air KAKI/dampal Konsep Sunda dalam Penatagunaan Lahan Gunung - kaian; Gawir (jurang) - awian; Cinyusu – rumateun; Sampalan (padang rumput) – kebonan; Pasir (lereng bukit – talunan/agroforestry; Dataran – sawahan + imahan Legok – balongan Basisir – jagaeun Walungan - ruwateun KONSEP GUNUNG DAN SUNGAI (BUDAYA SUNDA) KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUNDA DALAM MITIGASI BENCANA 3 METODOLOGI (1) CONTOH KERANGKA BERPIKIR 3 METODOLOGI (2) Buat dalam bentuk Tabel: Data yang dibutuhkan: fisik, demografi, kependudukan, sosial budaya, ekonomi, organisasi masyarakat (kelembagaan), dan keuangan; Analisis data Perumsan konsep rencana & rancangan CONTOH : TAHAPAN DAN LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN & PERANCANGAN PERMUKIMAN DESA ADAT 4 DATA PROFIL DESA PETA ORIENTASI Sajikan: Peta orientasi lokasi desa Peta desa dan sekitarnya + citra CIPTAGELAR Bogor KAMPUNG CIPTAGELAR CIPTARASA SINARRESMI PELABUHAN RATU Contoh: KAMPUNG Sinar Resmi PETA KABUPATEN SUKABUMI KAMPUNG CIPTARASA Contoh: Peta Citra Desa Studi Ke Perbatasan Banten Ke Sinar Resmi Dari Ciptarasa Bumi ageng Perencanaan Pedesaan 2nd 4 DATA FISIK ALAM Sajikan data fisik alam Peta-peta fisik dasar untuk melihat kesesuaian lahan, daya dukung, dan daya tampung lahan + luasannya; Peta penggunaan lahan existing; Peta tatanan tapak spot-spot area yang akan dirancang. 4 DATA PROFIL DESA (sosial – ekonomi) Sajikan data kuantitatif (dalam tabel), data kualitatif dan spasial (sebaran) terkait dengan data: Jumlah kependudukan + wisatawan (untuk desa wisata/eco-wisata), sebaiknya disajikan timeseries; Struktur penduduk; Struktur ekonomi dan sector unggulan Kelembagaan/Organisasi + keuangan 4 DATA PROFIL DESA (Sarana dan Prasarana Wilayah DEsa) Sajikan data kuantitatif (dalam tabel), data kualitatif dan spasial (sebaran) terkait dengan data: Jumlah kependudukan + wisatawan (untuk desa wisata/eco-wisata), sebaiknya disajikan timeseries; Struktur penduduk; Struktur ekonomi dan sector unggulan Kelembagaan/Organisasi + keuangan Contoh: Profil Identitas Kawasan Pertemuan adat Mushola Ajeng Wayang Golek Upacara adat Rumah tamu Rumah Sesepuh Girang Umpluk wangunan bumi ageng Tempat pengelompokan bangunan adat Pemancar radio Leit sesepuh girang Perencanaan Pedesaan 2nd Bumi ageng Leit sejimat Contoh: Profil Identitas Kawasan Leuit Warga Sekolah SD Umpluk bumi warga Empang Ruang Terbuka Rumah Warga Perencanaan Pedesaan 2nd Warung Rumah Warga 4 ANALISIS DATA Catatan: 1. Analisis data bisa dalam konteks hanya “menata” atau “menata ulang: kondisi lingkungan yang ada saat ini menuju yang “lebih baik/tertata” dan dilengkapi dengan sarana dan jaringan prasarana dasar yang dibtuhkan (sesuai dengan standar/SPM); 2. Apabila mau merencanakan untuk masa yang akan data data kuantitatif harus diproyeksikan Selanjutnya Lakukan analisis TAPAK WILAYAH Desa: 1. 2. 3. 4. Analisis kesesuaian lahan fisik tapak/wilayah desa; Analisis daya dukung dan daya tamping tapak/wilayah Analisis zona peruntukan lahan dan hubungan fungsional antar zona; Analisis tata letak bangunan/zona thd arah matahari, angin, kebisingan, arah view; aksesibilitas 5. Analisis sirkulasi di dalam wilayah desa/tapak spot-spot area; 6. Analisis tata masa bangunan pada spot-spot (kapling) yang mau dirancang 7. dst. MODEL IKONIK Kawasan Konservasi Kawasan Konservasi MODEL OBLIGE Pembagian Ruang Kampung Naga Kawasan Konservasi Waruga Kawasan Terbangun (Paimahan) Pusat Kawasan Fasos & Fasum Kawasan Terbangun Kawasan Tidak Terbangun Kawasan Konservasi Kandang Jaga, Pagar Pemisah antara Permukiman dengan fungsi ruang lainnya Leuweung Larangan Sungai Ciwulan yang menjadi salah satu kawasan yang dijaga & dilindungi Hamparan Permukiman 5 PERUMUSAN KONSEP RANCANGAN Pada dasarnya konsep rancangan adalah meModel-kan Pola Tata Ruang Desa ybs dari dua dimensi (2D) menjadi tiga dimensi (3D) Prinsip perencanaan & perancangan desa adat: 1. Sebagai rangkaian usaha untuk menyesuaikan lingkungan supaya semakin sejalan dengan keperluan pendukung kehidupan yang berbudaya. 2. Dalam konteks itu, dikenal sebagai pembagian ruang pemukiman yang sesuai dengan lingkungan alam sekitarnya fisik, ide pandangan hidupnya dan pertambahan jumlah penduduk 3. Contoh di Jawa Barat: Umbulan, babakan, lembur, kampung dan kemudian desa – setelah dikenal cara bertani menetap baik tempat tinggal maupun lahan hidupnya. Masing-masing istilah adalah sebagai berikut: Prinsip perencanaan & perancangan desa adat: (lanjutan) Istilah: a. Umbulan, sebagai kesatuan tempat tinggal yang terdiri atas 1 – 3 rumah beserta lingkungannya); b. Babakan, kesatuan tempat tinggal yang terdiri atas 4 – 10 rumah c. Lembur, terdiri atas kurang lebih 10 – 20 rumah d. Kampung yang terdiri atas lebih dari 20 rumah Atau, pembagian ruang seperti di Desa Kanekes: tangtu, panamping, dan dangka. Kesemuanya itu, dalam pemikiran BRO’G Anderson (1972) disebut sebagai sebuah semesta kecil (mikro cosmos) yang penduduknya memiliki kebiasaan yang berbeda dengan penduduk desa lainnya dari sisi wadah, isi maupun pusat orientasi kebudayaannya. PERUMUSAN KONSEP RANCANGAN UNSUR: budaya membangun dan bermukim Kepercayaan Ekonomi Orientasi kepada Leluhur Mata Pencaharian Organisasi Sosial Pelestarian dan Perubahan Struktur Sosial Contoh :PERUMUSAN KONSEP & PERANCANGAN Gagasan “Pembangunan Desa Lestari” Konservasi, Invasi-Intervensi, Akulturisasi ? FILSAFAT & TEORI PERENCANAAN LANDASAN FILOSOFIS LANDASAN PLANNING THEORY LANDASAN PLANNING PRACTICE INTERNALISASI KEARIFAN LOKAL DLM PENATAAN RUANG Mengantarkan Perencana pada Pelibatan Berbagai Pihak dalam Perencanaan (Communicative Planning) Rasionalisme (R. Descartes, 1596–1650) Empirisme (John Locke, 1632–1704) Positivisme ( August Compte , 1798–1857) Post Positivisme Modern Planning ( Gidden,Branch,dkk) Post Modern PL ( Forester, Healey, Allmendinger) Instrumental Rationality (Catanese & Snyder ) Communicative Rationality ( Allmendinger, 2000-skr) ( Habermas, Forester) Authoritative Planning Perencanaan Dengan Regulasi & Norma Baku (Formal) • Rasional • Basis Diskursus • Aturan Formal Participatory Planning Indigenous Planning /Pengetahuan Masyarakat (Informal) INTERNALISASI ? • Dapat dijelaskan dalam Pengetahuan Perencanaan Perencanaan • Dipertimbangkan dalam Proses, dan Formal Produk Perencanaan • Mendapat Penguatan Perencana & dukungan Regulasi Perencanaan Pedesaan 2nd Kearifan Budaya Lokal • Tradisional • Basis Alami • Aturan lokal Perencanaan Informal Kerangka Penataan Ruang Kampung Naga KonsepWarisan Warisan Konsep Leluhur/Karuhun Leluhur/Karuhun Amanat, Wasiat, Amanat, Wasiat, Akibat, dan Adat dan Akibat menjadi Adat Pengaruh dalam Pola Kehidupan, Rangkaian upacara Penghormatan terhadap ‘Adat’, Alam dan Ruang-ruang Ritual dan Ruang Kegiatan Permukiman (Lindung dan Budidaya) Karuhun, Penegakan Hukum Adat Dimensi Ruang Lokal Bentuk, Arah, Bahan, Cara, Waktu, dan aturan dalam Penataan Ruang • Tata Wayah • Tata Lampah • Tata Wilayah Struktur Tata Ruang Kampung Naga (Posisi asli) Pager Jaga, Pemisah antara kaw Perumahan dengan kawasan lain Hutan Produksi dan Kebun Batas Kampung Hutan Lindung/ Leuweung Larangan Hutan Lindung, Mata Air, Air Terjun dan Makam Keramat Mata air Air Terjun Sungai Ciwulan Sawah dan Ladang Perencanaan Pedesaan 2nd Kawasan Budidaya berupa Persawahan, Ladang, Kebun, dan Hutan produksi. Sebagai tangan kanan dan kiri Kawasan Konservasi Hutan Lindung (leuweung pangsarean) dan kawasan suci makam keramat sebagai kepala/sirah Kawasan Budidaya berupa Persawahan, Ladang, Kebun, dan Hutan produksi. Sebagai tangan kanan dan kiri Sungai Ciwulan Sungai Ciwulan Konsep Naturalis Penataan Ruang Kampung Naga (Rotasi 90º arah jarum jam) Kawasan terbangun perumahan (paimahan palemburan) sebagai pusat permukiman & fasilitas umum sebagai badan/warugaa Kawasan Konservasi Hutan Lindung (leuweung larangan) dan kawasan basah / air, sungai, leuwi, air terjun dan kawasan makam keramat , Perencanaan Pedesaan 2nd sebagai kaki/ dampal KEPALA/sirah BADAN/waruga KAKI/dampal Tata Ruang Kampung Naga Revitalisasi Permukiman Buruh Tani Contoh lain Tata Ruang Desa Lestari Penjaringan gagasan oleh Ditjen Tata Ruang, Perencanaan Kementerian PU Pedesaan 2nd Contoh Tata Ruang Desa Lestari Contoh Tata Ruang Desa Lestari Revitalisasi Pemukiman Buruh Tani Perencanaan Pedesaan 2nd Contoh lain 3D Perencanaan Pedesaan 2nd Contoh lain: 3D Perencanaan Pedesaan 2nd Contoh lain: 3D Perencanaan Pedesaan 2nd Perencanaan Pedesaan 2nd Perencanaan Pedesaan“Desa 2nd Contoh: Perancangan Tapak Wisata Batik” Contoh: Perancangan Tapak “Desa Wisata Batik” Perencanaan Pedesaan 2nd Perencanaan Pedesaan 2nd Contoh: Perancangan Tapak “Desa Wisata Batik” Contoh 3D : Perancangan Tapak “Desa Wisata Batik” Perencanaan Pedesaan 2nd Contoh: Perancangan Tapak “Desa Pertanian” Perencanaan Pedesaan 2nd Contoh: Perancangan Tapak “Desa Pertanian” Perencanaan Pedesaan 2nd Contoh: Perancangan Tapak “Desa Pertanian” Perencanaan Pedesaan 2nd Integrasi Penataan Ruang Desa Adat dengan Tata Ruang Wilayah Perencanaan Pedesaan 2nd