TUGAS SISTEM INFORMASI BISNIS “PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BERSAING” Oleh: SRI MURTI IRFANI NIM. 1901113805 Dosen : Suryalena, S.sos, M.Si PRODI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU 2019/2020 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahn-Nya serta telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Sistem Informasi Bisnis ini, tak lupa sholawat beriring salam semoga senantiasa tersampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membagi ilmunya kepada umatnya. Dengan disusunnya makalah ini yang berjudul “Perusahaan Yang Menggunakan Teknologi Informasi Untuk Bersaing”, semoga dapat memberikan manfaat kepada para pembaca nantinya. Sehingga dapat membuka wawasan yang luas tentang bagaimana bersaing dengan teknologi informasi di masa kini. Kami ucapkan terima kasih atas bimbingan Ibu Suryalena S.sos, M.Si selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Bisnis. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini lebih lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca nantinya, amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Pekanbaru,30 Maret 2020 Penulis DAFTAR ISI KataPengantar .......................................................................................................... i Daftar Isi… ............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang… .............................................................................................. 1 B. Tujuan… ........................................................................................................... 2 C. Rumusan Masalah… ......................................................................................... 3 D. Manfaat… ......................................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi teknologi informasi… ........................................................................ 4 B. Perkembangan teknologi informasi… ............................................................. 4 C. Fungsi teknologi informasi...............................................................................5 BAB III PEMBAHASAN A. Wal-Mart sebelum menggunakan Teknologi Informasi ........................... 6 B. Teknologi Informasi yang digunakan Wal-Mart ...................................... 7 C. Strategi keunggulan bersaing Wal-Mart ..................................................... 9 D. Wal-Mart setelah menggunakan Teknologi Informasi ............................ 12 E. Dampak penggunaan Teknologi Informasi bagi Wal-Mart ................... 15 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................................................ 18 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi informasi (Information Technology) biasa disingkat TI, IT atau infotech. Dalam Oxford English Dictionary (OED2) edisi ke-2 mendefinisikan teknologi informasi adalah hardware dan software, dan bisa termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks bisnis atau usaha. Menurut Haag dan Keen (1996), Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu manusia bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Menurut Martin (1999), Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirim informasi. Sementara Williams dan Sawyer (2003), mengungkapkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. Dari definisi di atas, nampak bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi juga termasuk teknologi telekomunikasi. Teknologi komputer merupakan teknologi yang berhubungan dengan perangkat komputer seperti printer, pembaca sidik jari, CD-ROM, prosesor, disk, dan lain-lain. Komputer merupakan mesin serbaguna yang dapat digunakan untuk keperluan pengolahan data apa saja menjadi informasi yang berguna. Hal ini dimungkinkan karena komputer dapat dikendalikan oleh program yang terdiri atas sederetan instruksi. Komputer akan bertindak sesuai instruksi yang diterimanya dari program. Dengan kata lain komputer akan bertindak sesuai keinginan pembuat program. Teknologi komunikasi atau telekomunikasi merupakan teknologi komunikasi jarak jauh. Dikatakan sebelumnya bahwa teknologi informasi merupakan konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi, saat ini teknologi telekomunikasi yang disebutkan di atas telah dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah komputer. Sehingga beberapa komputer dapat berkomunikasi satu sama lain dengan mudah. Inilah makna dari kata “konvergensi” di atas. Bagi dunia bisnis, saat ini telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang sudah pesat. Teknologi juga memudahkan untuk berkomunikasi kepada sesama. Dengan teknologi yang berkembang secara pesat ini banyak pelaku bisnis memanfaatkannya. Manfaat teknologi informasi ini bukan hanya digunakan oleh pembisnis saja melainkan semua orang bisa menggunkannya. Peran Sistem Informasi akan lebih terasa bagi perusahaan-perusahaan besar. Bagi perusahaan-perusahaan besar, kebutuhan untuk mengumpulkan data dan informasi secara skala besar dan dalam waktu yang cepat lebih dirasakan kepentinganya berbanding dengan perusahaan-perusahaan menengah apalagi kecil. Contoh perusahaan yang sukses menggunakan sistem informasi (E – Commerce) adalah Wal-Mart. Istilah e - commerce sendiri diartikan secara sempit sebagai transaksi jual beli produk, jasa dan informasi antar mitra bisnis lewat jaringan komputer, termasuk internet. Wal-Mart adalah perusahaan retail terbesar di dunia, yang didirikan pada tahun 1962 di Bentoville, Arkansas, Amerika Serikat. Berbekal tujuan memberi harga murah bagi konsumen setiap hari, WalMart menjual berbagai produk dari berbagai pemasok maupun produk-produk label pribadinya sendiri. WalMart memiliki teknologi informasi yang lebih maju dibanding pesaingnya, seperti jaringan satelit global untuk pemesanan dan pengisian barang secara online dan RFID ( Radio Frequency Identification ) yang mempermudah pelacakan produk, distribusi dan produksi, mesin kasir yang canggih serta layanan transaksi online. Wal-Mart memanfaatkan teknologi informasi untuk kegiatan logistik, kerjasama dengan pemasok, layanan konsumen dan proses transaksi. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana Kondisi Perusahaan sebelum menggunakan Teknologi Informasi ? b. Apa bentuk Teknologi Informasi yang digunakan perusahaan tersebut ? c. Apa strategi keunggulan bersaing perusahaan tersebut ? d. Bagaimana kondisi perusahaan setelah menggunakan teknologi informasi ? e. Apa dampak penggunaan teknologi informasi dalam keunggulan bersaing bagi perusahaan ? C. Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui Kondisi Perusahaan sebelum menggunakan Teknologi Informasi b. Untuk mengetahui bentuk Teknologi Informasi yang digunakan perusahaan c. Untuk mengetahui strategi keunggulan bersaing perusahaan d. Untuk mengetahui kondisi perusahaan setelah menggunakan teknologi informasi e. Untuk mengetahui dampak penggunaan teknologi informasi dalam keunggulan bersaing bagi perusahaan D. Manfaat Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut. a. Dapat menjadi literature bagi pembaca terkait tekonologi informasi pada sebuah perusahaan yang pada makalah ini mengambil Walmart sebagai objek pembahasan b. Dapat menambah wawasan pembaca terkait teknologi informasi Walmart BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Teknologi Informasi Kemunculan Teknologi Informasi (TI) dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Haag dan Keen (dalam Kadir, 2005, hlm. 2) menyatakan bahwa “Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi”. TI telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Tidak hanya membantu bekerja dan melakukan tugas-tugas yang berkecimpung dalam dunia komputer saja, tetapi telah berkembang dalam bidang lainnya, seperti sains, perbankan, perpustakaan, teknik dan lain sebagainya. Setiawan (2009, hlm. 2) menyatakan bahwa : “Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, meliputi memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Peran yang dapat diberikan oleh TI ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi, kelompok dan asosiasi profesi” Pada dasarnya TI ditujukan untuk memudahkan kehidupan manusia. TI banyak digunakan untuk pengelolaan pekerjaan karena efektivitasnya yang mampu mempercepat kinerja. Kecepatan kinerja pada akhirnya akan mempermudah pertukaran informasi dan penyebaran pengetahuan menjadi lebih cepat. Kemajuan yang paling terlihat pada layanan perpustakaan adalah penggunaan TI dalam proses pengolahan data menjadi informasi. B. Perkembangan Teknologi Informasi Perkembangan Teknoligi informasi (TI) yang begitu pesat menerapkan cara-cara yang lebih efisien untuk kehidupan manusia seperti produksi, distribusi, dan komunikasi. Setiawan (2009, hlm. 15) menyatakan bahwa : “Perkembangan TI didasarkan pada kebutuhan untuk berinteraksi, mulai dari gambar, huruf, kata, kalimat, tulisan, surat, sampai dengan telepon dan internet. Maka perkembangan TI dalam kehidupan manusia sebenarnya seiring dengan peradaban manusia itu sendiri”. Salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat adalah karena perkembangan TI yang begitu pesat. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi TI yang menyebabkan percepatan penyebaran data atau informasi. Data atau informasi yang pada jaman dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia, saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Kelahiran dan perkembangan pesat TI menimbulkan revolusi cukup besar dalam kehidupan manusia. Indrajit (2005, hlm. 1) mengemukakan bahwa ada empat periode atau era perkembangan TI, yang dimulai dari pertama kali diketemukannya komputer hingga saat ini, yaitu era komputerisasi, era teknologi informasi, era sistem informasi, dan era globalisasi informasi. TI telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai lembaga termasuk berbagai jenis perpustakaan. C. Fungsi Teknologi Informasi Ada enam fungsi dari teknologi informasi, di antaranya sebagai berikut: 1. Menangkap (Capture) Menangkap disini dapat diartikan sebagai menginput. Misalnya, menerima inputan dari mic,keyboard, scanner, dan lain-lain. 2. Mengolah (Processing) Mengolah atau memroses data masukkan yang diterima untuk menjadi informasi. Pengolahan dan pemrosesan data dapat berupa mengkonversi, menganalisis, dan menghitung (kalkulasi). 3. Menghasilkan (Generating) Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang berguna atau laporan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Misalnya seperti, laporan, tabel, grafik, dan gambar. 4. Menyimpan (Storage) Merekam atau menyimpan data dan informasi dalam suatu media yang dapat digunakan untuk keperluan lain. Contohnya adalah menyimpan ke hard disk, flash disk, tape, dan lain-lain. 5. Mencari Kembali (Retrival)Menelusuri dan mendapatkan kembali informasi atau menyalin data dan informasi yang sudah tersimpan. Misalnya mencari data penjualan yang sudah disimpan sebelumnya. BAB III WALMART A. Wal-Mart sebelum menggunakan Teknologi Informasi Wal-Mart didirikan oleh Sam Walton pada tanggal 29 Maret 1918. Perusahaan yang berpusat di Bentonville, Arkansas, AS ini bergerak dalam sektor atau jenis industri ritel, toko diskon, supermarket atau toko berskala kecil. Pemasukan yang terkini ialah 404,16 miliar dolar AS. Sementara pendapatan bersihnya mencapa jumlah fantastis: US$ 13,59 miliar. Tak heran karena perusahaan ini mempekerjakan 2.100.000 orang karyawan. Di tahun 1962, ia memulai fenomena Wal-Mart dengan membuka tokonya yang pertama. Dalam 5 tahun setelah itu, ia bekerja sangat keras dan berhasil membuka 24 toko di Arkansas saja. Semua toko ini sangat berperan dalam membantu Wal-Mart mencapai masa keemasan dengan meraih laba yang fantastis. Tak kurang 12,6 juta dollar sanggup dihasilkanWal-Mart saat itu. Tahun 1969, toko-toko Wal-Mart berubah secara resmi menjadi Wal-Mart Stores Inc. Dekade 1970-an menjadi saksi pertumbuhan yang begitu tinggi dalam sejarah Wal-Mart. Di tahun 1971, Wal-Mart memulai sebuah upaya ekspansi dengan membuka kantor pusat yang besar di Bentonville, Arkansas. Sepanjang dekade itu pula, jumlah karyawan Wal-Mart menjadi saksi betapa tingginya pertambahan jumlah karyawan dan kenaikan laba bersih. Penjualan meningkat hingga 44,2 juta dollar AS yang membuat banyak entrepreneur merasa tersihir dengan potensi besar dunia ritel. Dua tahun paling penting dalam sejarah Wal-Mart ialah 1971 dan 1975. Di bulan Mei 1971, saham Wal-Mart mengalami split 100% dan harga pasaran secara mengejutkan mencapai 47 dollar per lembar. Sementara di tahun 1975, Wal-Mart sukses mencetak angka penjualan 340,3 juta dollar AS. Ekspansi perusahaan ini membuahkan 7500 kemitraan dan sudah mendirikan 125 toko yang berjalan dengan sukses. Tahun 1977, terjadi takeover besar-besaran di Wal-Mart dan perusahaan mengakuisisi Hutcheson Shoe Company dan juga memperkenalkan sebuah cabang farmasinya yang dinamai Wal-Mart pharmacy Di akhir dekade tersebut, Wal-Mart menjelma menjadi raksasa dalam dunia ritel AS. Turnovermencapai lebih dari 1,248 miliar dollar AS dalam penjualan dan 276 toko yang dikelola secara efisien oleh 21.000 mitra. Dua dekade 1980-an dan 1990-an menjadi momen transformasi jaringan ritel raksasa ini dalam bisnis global. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, baik dalam aspek ukuran dan pendapatan moneternya, aspek operasional juga makin menanjak. Di tahun 1983, klub Sam pertama dibuka dan menduduki peringkat teratas di antara jaringan toko ritel oleh Majalah Forbes. Di tahun 1998, pusat penjualan terbesar pertama Wal-Mart diluncurkan dan dibuka untuk umum yang kemudian dikenal menjadi toko konvensional di banyak wilayah dan negara di sekuruh dunia. Di akhir dekade 1980-an, Wal-Mart meluncurkan jaringan toko yang masif bahkan hingga mencapai 1.402 toko dan memiliki klub-klub yang merangsang penjualan hingga nilai 26 miliar dollar lebih. Ide dan upaya Walton membuat Wal-Mart menjadi salah satu perusahaan yang sudah berhasil mengubah dunia bisnis global. Ide toko ritel, toko diskon dan toko super yang ia gagas sudah mengubah dunia belanja dan konsumen. Kini perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 2,1 orang mitra dan karyawan langsungnya. Toko-toko Wal-Mart melayani lebih dari 176 juta konsumen di seluruh dunia per tahun. Sam Walton dan Wal-Mart sudah memberikan banyak contoh pada kita bagaimana cara memelihara nilai dan juga mengelola dan mempertahankan pertumbuhan dan keberhasilan yang diharapkan akan selalu tercapai. Sam Walton meninggal tanggal 5 April 1992. B. Teknologi Informasi yang digunakan Wal-Mart Berikut ini beberapa inovasi di bidang teknologi informasi yang telah diimplementasikan oleh Wal-Mart. 1. Pelopor Penggunaan RFID Wal-Mart merupakan pelopor di bidang penggunaan teknologi Radio Frequency Indentification (RFID) pada tahun 2005, di mana teknologi ini memungkinkan dilakukannya identifikasi dan pelacakan barang di sepanjang supply chain secara otomatis. Wal-Mart mensyaratkan pemasoknya untuk menggunakan RFID tag pada dus-dus yang mereka kirim ke kantor pusat distribusi dan toko-toko Wal-Mart. RFID merupakan metode yang digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. Bagi dunia mempermudah dan ritel, adanya teknologi mempercepat perhitungan RFID ini inventori. sangat Dengan menggunakan teknologi RFID ini, gelombang radio disinarkan ke seluruh lantai Supermarket, sehingga dalam waktu cepat semua kode produk terkirim ke computer. Penggunaan RFID juga mempermudah para karyawan dalam melakukan pekerjaannya dan meningkatkan kepuasan pelanggan, sehingga karyawan bisa mencari sebuah produk yang diinginkan konsumen dalam waktu singkat. Teknologi ini diyakini memiliki banyak kelebihan dibandingkan barcode, karena dengan RFID, karyawan ritel dapat menginformasikan dengan tepat di mana sebuah item berada. 2. Penggunaan Sistem Point of Sale dalam Supply Chain Dalam mengendalikan persediaan sekaligus untuk mengurangi biaya, Wal-Mart menggunakan sistem point of sale di mana data terhubung antara kantor pusat dengan toko-toko Wal-Mart serta para pemasok. Ketika persediaan barang di toko habis, kantor pusat akan langsung melakukan pemesanan kepada pemasok sesuai dengan data point of sale. Barang-barang akan dikirim ke toko-toko ataupun ke pusat-pusat distribusi untuk dilakukan pengemasan ulang ataupun pengecekan barang. Setiap kotak/dus barang yang ada di pusat distribusi memiliki kode, sehingga lokasi dan pergerakannya dapat dilacak saat barang disimpan dan dikirimkan ke tokotoko. Barang ini bergerak keluar masuk gudang di atas conveyor belt yang dilengkapi dengan sinar laser yang dapat membaca kode barang sehingga penempatannya tepat ke dalam truk pengangkut. Ketika barang dari pusat distribusi sampai di toko, barang yang masuk dan keluar (terjual) akan terekam dan data tersebut akan diterima Kantor Pusat Wal-Mart. Pembayaran kepada para pemasok dilakukan secara online. Dengan adanya sistem yang terkomputerisasi dan adanya satelit, diharapkan barang akan selalu tersedia tetapi juga tidak menumpuk di gudang yang tentunya akan menimbulkan tambahan biaya maupun adanya resiko kerusakan. Wal-Mart juga sangat selektif dalam memilih pemasoknya, baik atas kualitas maupun harga, dan pesanan dilakukan tanpa melalui perantara sehingga akan meminimalkan biaya. 3. Aplikasi “Scan and Go” Berbagai inovasi terus dilakukan oleh Wal-Mart untuk memberikan kepuasan pada pelanggan. Pada tahun 2012, Wal-Mart meluncurkan aplikasi “Scan and Go” yang memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran hanya dengan menggunakan iphone. Pelanggan menandai produk yang dipilih lalu meletakkannya dalam tas belanja, sementara informasi tandai diteruskan ke sistem pengecekan. Ketika tiba di kasir, aplikasi di i-phone akan memberitahukan produk yang telah dipilih dan berapa jumlah yang harus dibayar. Namun sayangnya aplikasi ini tidak terlalu mendapat respon dari konsumen. 4. Kontrol ketat atas biaya penggunaan energi Wal-Mart menggunakan sistem informasi managemen terpusat untuk mengontrol kondisi terkait pencahayaan dan suhu udara di setiap tokonya, yang terhubung dengan kantor pusat, sehingga sistem ini dapat meminimalisasi adanya pemborosan. C. Strategi keunggulan bersaing Wal-Mart Dalam menjalankan bisnisnya, walmart juga telah memanfaatkan penggunaan TI. Berikut strategi dasar penggunaan TI yang dilakukan oleh walmart : 1. Strategi Kepemimpinan Biaya dan Diferensiasi Walmart sangat yakin bahwa komputer sangat penting untuk mengelola pertumbuhan dan menekan struktur biaya. Walmart membangun jaringan satelit canggih yang menghubungkan point of sales di semua tokonya. Jaringan tersebut didesain untuk memberi para manajer dan bagian penjualan terkait informasi status penjualan serta persediaan yang paling baru agar dapat meningkatkan pemebelian produk. Selanjutnya, Walmart mulai menggunakan efisiensi operasional atas sistem informasi semacam itu untuk menawarkan produk dan layanan berbiaya lebih rendah dan berkualitas lebih baik, serta melakukan diferensiasi atas dirinya dari para pesaingnya. 2. Strategi Inovasi Walmart melakukan strategi inovasi dengan membuat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI secara dramatis sehingga akan memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisensi, layanan pelanggan dan memangkas waktu ke pasar. Walmart memiliki pusat-pusat distribusi yang berlokasi strategis di daerah-daerah niaga di seluruh AS, paling jauh jaraknya sekitar 350 mil (atau satu hari berkendaraan) dari toko-toko yang mereka layani. Tiap barang yang ada di pusat distribusi mereka dipasangi kode komputer, dan sebuah komputer melacak lokasi dan pergerakan tiap kotak barang, saat barang tersbut disimpan dan dikirmkan. Semua barang ini bergerak keluar masuk gudang di atas conveyor belt sepanjang 8,5 mil yang dituntun oleh sinar laser yang dapat membaca kode di tiap kotak dan mengirimnya ke truk yang benar. Mereka menyimpan lebih dari 80.000 barang di toko-toko dan gudang mereka secara langsung melengkapinya dengan 85% dari inventory, dibandingkan dengan hanya 50%-65% dari pesaing mereka. Hasilnya adalah waktu yang dibutuhkan sejak pemesanan lewat komputer dikirim oleh pengelola toko sampai dengan penerimaan barang, hanya sekitar 2 hari di bandingkan dengan 5-6 hari oleh para pesaing mereka. Penghematan waktu dan fleksibilitas sistem ini menimbulkan penghematan biaya yang membuat investasi sistem ini menjadi investasi yang menguntungkan. Biaya Walmart dalam mengirimkan barang ke toko mereka lebih rendah dari 3% sedangkan para pesaingnya antara 4.5%-5%. Jadi, jika mereka menjual suatu barang dengan harga eceran yang sama, maka Walmart akan mendapat keuntungan 2.5% lebih banyak daripada para pesaingnya. Walmart menggunakan AI untuk mengubah data mentah menjadi data berguna. Walmart mengonsolidasikan rincian penjualan dari 3000 toko. Hasilnya memungkinkan Walmart untuk memprediksi penjualan setiap produk di setiap toko dengan keakuratan yang sangat tinggi, yang kemudian menghasilkan penghematan besar dalam persediaan dan hasil maksimum dari pengeluaran promosi. Pada tahun 2005 Walmart mengembangkan sistem RFID (radio frequency identify) untuk menggantikan bar code. Tag RIFD berisi chip yang disertai informasi. Bar code hanya memberikan informasi produk untuk retailer saja seperti Walmart, sedangkan RFID memberikan informasi tentang persediaan suatu produk baik kepada retailer maupun kepada supplier, selain itu RFID juga menginformasikan keberadaan suatu produk dalam rangkaian supply chain. Dengan informasi tersebut, supplier tahu kapan mereka harus mengisi ulang kembali produk mereka di toko. Penggunaan RFID dapat meningkatkan efisiensi suppy chain, mengurangi kosongnya persediaan suatu produk tertentu, mencegah pencurian dan pemalsuan barang. 3. Strategi Pertumbuhan Strategi pertumbuhan yang digunakan Walmart adalah menggunakan TI untuk mengelola perluasan bisnis secara regional dan global. Walmart bisa mendapatkan suatu informasi setiap waktu dengan cepat, baik secara keseluruhan maupun secara terperinci, berkat sistem informasi mereka yang baik. Sistem satelit global yang mereka gunakan juga memungkinkan para eksekutif untuk melakukan kunjungan ke toko-toko atau pusat-pusat distribusi, jika ada hal penting yang ingin mereka sampaikan. 4. Strategi Persekutuan Perusahaan-perusahaan seperti Walmart mulai memperluas jaringan mereka ke para pelanggan dan pemasok mereka, agar dapat membangun sistem pengisian persedian secara berlanjut yang akan mengamankan bisnis mereka. Kondisi ini menciptakan sistem informasi antarperusahaan dengan internet yang menghubungkan proses bisnis sebuah perusahaan dengan pelanggan dan pemasoknya, yang menghasilkan sistem bisnis yang akan membentuk persekutuan baru bisnis. Hubungan e-bussiness yang bahkan lebih kuat dibentuk melalui sistem pengisian persediaan tanpa stok seperti yang dilakukan antara Walmart dan P&G. Di sistem itu, P&G secara otomatis akan mengisi stok Walmart atas berbagai produk dari P&G. 5. Strategi Barriers to entry Walmart melakukan investasi besar-besaran dalam sistem komputer yang lebih baik agar mereka bisa melacak penjualan, barang, dan inventaris, terutama untuk transaksi setiap toko. Mereka juga melakukan investasi dalam sistem satelit yang merupakan salah satu competitive advantage mereka yang paling besar. Dengan sistem satelit ini, mereka semakin cepat mendapatkan informasi sehingga dapat ditindaklanjuti dengan cepat. Mereka telah menghabiskan hampir $700 juta dalam membangun sistem komputer dan satelit ini. Namun hasilnya sepadan dengan jumlah yang mereka keluarkan. Teknologi informasilah yang membantu para manajer toko memahami arah kerja mereka. Database mereka merupakan yang terbesar di dunia yang dimiliki oleh pihak sipil. Hal ini merupakan penghalang bagi mereka yang mencoba untuk masuk dalam industri ini, karena biaya yang harus mereka keluarkan untuk bisa bersaing dengan Walmart bukanlah jumlah yang kecil. D. Wal-Mart setelah menggunakan Teknologi Informasi Bermula dari pengalamannya bekerja bertahun-tahun pada perusahaan ritel Sears Robuck dan JC Penney, Walton memulai langkah bisnisnya. Dia membeli sebuah waralaba dan penyewaan di kawasan Pelabuhan Ben Franklin, Arkansas, yakni jaringan penjualan dari peritel lokal Butler Brother pada 1945. Hanya butuh tiga tahun, Walton mampu meningkatkan penjualan tahunan dari USD80.000 menjadi USD- 225.000. Naluri bisnis yang jenius telah memotivasi Walton untuk semakin mengembangkan jaringan bisnisnya. Hal itu dilakukannya saat membeli pusat perbelanjaan milik peritel Luther E Harrison di kawasan Bentonville, Arkansas, lima tahun kemudian (1950). Sejak itulah, Walton mulai menamai jaringan pusat perbelanjaannya dengan sebutan Walton's 5&10. Sebagai pebisnis berbakat, Walton betul-betul mampu membuktikan kapasitasnya dalam mengambil putusan bisnis yang menentukan. Dengan begitu, Walton dapat meningkatkan daya ekspansi roda bisnisnya.Hal ini dibuktikan Walton ketika tepat pada 1962, mampu mendirikan 11 jejaring bisnis ritelnya. Jumlah jejaring bisnisnya semakin bertambah pada 1967, yakni menjadi 24 pusat perbelanjaan di seluruh negara bagian Arkansas. Perluasan ini menyumbangkan tingkat penjualan tahunan Walton's 5&10 menjadi USD12,6 juta. Untuk lebih memperkuat citra jejaring bisnisnya, Walton mengubah nama Walton's 5&10 menjadi Wal-Mart pada 1967. Perubahan ini tidak terlepas dari peran Bob Gogle, sang tangan kanan kepercayaan Walton dalam menjalankan bisnis ritelnya. Gogle mengusulkan penamaan dengan keyakinan bahwa ritel Walton akan mampu menjadi jaringan bisnis ritel yang kukuh. Ekspansi bisnis Walton semakin masif ketika pada 1968, Wal-Mart memperluas jejaring bisnisnya di luar wilayah negara bagian Arkansas, yakni Sikeston, Missouri, dan Claremore dalam wilayah negara bagian Oklahoma. Ekspansi ini menambah jejaring bisnis pusat perbelanjaannya hingga 78 pusat perbelanjaan terhitung tahun 1974. Perkembangan teknologi selanjutnya cukup membantu perluasan bisnis Wal-Mart. Sebab dengan komputerisasi di berbagai pusat perbelanjaannya, tingkat penjualan Wal-Mart naik dari USD167,5 juta menjadi USD479 juta. Selain itu, jumlah pusat perbelanjaannya juga bertambah banyak menjadi 153 buah. Bahkan, jumlahnya terus melonjak pesat menjadi 330 pusat belanja dengan tingkat penjualan USD1,2 miliar pada 1980. Lonjakan jumlah pusat perbelanjaan Wal-Mart meningkat lebih pesat lagi pada 1985 dan 1990. Pada masingmasing tahun, pusat perbelanjaan Wal-Mart tercatat mencapai 1.114 pusat perbelanjaan dengan nilai penjualan USD6,4 miliar dan 1.528 pusat pertokoan dengan nilai penjualan USD25,8 miliar. Namun,sejarah bisnis WalMart tidak selalu bertumpu pada sistem pertumbuhan organik,sebab langkah bisnis nonorganik seperti mengakuisisi menjadi bagian sejarah pertumbuhannya. Langkah ini misalnya, dilakukan pertama kali oleh Wal-Mart ketika mengakuisisi jejaring perbelanjaan ritel Mohr- Value yang berlokasi di kawasan Michigan dan Illinois. Setahun kemudian, perusahaan ritel Hutcheson Shoe Company juga diakuisisinya. Kebijakan akuisisi terus dijalankan Wal-Mart seiring ekspansi secara organik. Pada tahun 1980 misalnya, Wal-Mart kembali mengakuisisi Kuhn's Big K, yang memiliki 92 pusat perbelanjaan di dua negara bagian,Georgia dan South Carolina. Namun pada saat yang sama, Wal- Mart juga berekspansi ke pasar Florida dan Nebraska. Selainitu,selainmenyediakan barang-barang kebutuhan pokok konsumen,Wal-Mart juga telah melakukan berbagai inovasi penyediaan produkproduk kebutuhan pokok konsumen. Pada 1978 misalnya, Wal-Mart membidik pasar penjualan obat-obatan, pusat layanan mobil, dan barangbarang perhiasan. Inovasi ini terus berlanjut ketika Wal-Mart juga untuk pertama kalinya memperkenalkan konsep Wal-Mart Supercenter di Washington, Missouri. Konsep ini memadukan antara layanan belanja berdiskon, pusat penjualan bahan bakar minyak, pusat optik, studio lukis, pemotretan, layanan perbankan, telepon seluler, salon perawatan rambut dan kuku, penyewaan video film, bahkan layanan gerai makanan ringan. Pertumbuhan Wal-Mart makin hari makin luar biasa. Pada 1989, WalMart telah cukup mendominasi pasar penjualan kebutuhan konsumen di hampir 26 negara bagian AS, termasuk Michigan, West Virginia, dan Wyoming. Bahkan menginjak 1990,Wal- Mart juga merangsek pasar California,Nevada,North Dakota, Pennsylvania,South Dakota, dan Utah. Pasar luar negeri juga dibidik WalMart. Dimulai dengan dimasukinya pasar Mexico dengan membuka pertokoan Wal-Mart di kawasan Mexico City pada 1991. Hal ini terus berlanjut dengan dibukanya pertokoan Wal-Mart di Hong Kong dan Kanada pada 1994. Bahkan, untuk mengukuhkan jejaring bisnisnya, Wal-Mart mengakuisisi 122 pertokoan Woolco dan PACE yang memiliki 91 gudang penyimpanan barang dari Kmart di Kanada. Ekspansi bisnis ke luar negeri semakin intensif dilakukan Wal-Mart.Pada 1995,Wal- Mart kembali membuka jaring pertokoannya di negara Argentina dan Brasil. Begitu juga di Asia dengan membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan ritel lokal pada 1998, setelah dua tahun sebelumnya Wal-Mart gagal memasuki pasar ritel Korea akibat ketatnya persaingan sesama perusahaan ritel. Bahkan ketika memasuki Inggris pada 1999,Wal-Mart cukup luar biasa untuk segera menguasai pasar dengan mengakuisisi ASDA Group Plc yang memiliki 229 pusat perbelanjaan. Pelan tapi pasti, dengan kinerja bisnis yang luar biasa, Wal-Mart terus merangkak menjadi perusahaan yang benar-benar menggurita. Pengakuan atas dominasinya terus mengalir dari berbagai institusi, bahkan para kompetitornya sendiri. Pada tahun 2005 misalnya, majalah pemeringkat Fortune menempatkan Wal- Mart dalam posisi kelima dari seluruh perusahaan terkemuka global. Bahkan pada 2003-2004, berturutturut Wal-Mart menempati posisi teratas dari seluruh perusahaan di AS yang ratarata memiliki pasar luas di seluruh dunia. E. Dampak penggunaan Teknologi Informasi bagi Wal-Mart Walmart sangat unggul dan menonjol mengenai harga yang rendah dan pilihan barang yang banyak dan merupakan merek dari perusahaan terkenal. Selain itu, Walmart juga mempunyai label privat yang mengungguli produk nasional seperti makanan anjing Ol’Roy yang mengungguli merek Nestle dan produk-produk Sam Choice yang mengungguli produk nasional lainnya. Walmart adalah perusahaan retail terbesar didunia. Bahkan perusahaan Walmart lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya di US yaitu Sears Roebuck, K-Mart, JC Penney dan Nordstrom. Walmart mengoperasikan sebanyak 3.500 toko diskon. Walmart juga menjual produknya di internet melalui website walmart.com. Dengan seringnya diskon yang diadakan Walmart dan kemampuan menyeleksi produk dengan harga terendah yang dapat ditawarkan pemasok, membuat Walmart tetap bertahan walau dalam krisis global yang menimpa Amerika kemarin. Walmart juga sangat ramah dalam pelayanan kepada konsumen yang merupakan nilai tambah sehingga pelanggan akan merasa puas dan nyaman untuk kembali berbelanja di Walmart. Walmart juga unggul dalam kerjasama dengan perusahaan lain. Seperti kerjasama dengan P&G dalam hal RFID. McDonalds, Mary Kate and Ashley Olsen yang menjual baju-baju dengan merek mereka, Con Agra yang membuat produk-produk untuk Walmart dan ini dapat memangkas biaya operasional Walmart. Dengan sistem yang terkomputerisasi dan melalui satelit, Walmart dapat mengontrol pergudangan dan persediaan mereka. Sehingga Walmart akan dengan cepat tanggap untuk memesan persediaan melalui internet kepada pemasok. Maka dari itu, Walmart tidak akan pernah kehabisan stok namun juga tidak ada stok yang menumpuk. Hal ini merupakan keunggulan bagi Walmart dibandingkan dengan para pesaingnya. Hasil dari Keunggulan Komparatif Walmart, dengan berbagai keunggulan kompetitif di atas, Walmart menjadi perusahaan retail nomor satu di dunia yang mempunyai cabang dan pasar diberbagai negara. Walmart juga berhasil memperkecil biaya persediaan dengan sistem supply chain-nya namun mempunyai tingkat penjualan yang tinggi. Walmart juga tercatat sebagai perusahaan dengan pendapatan miliaran dolar. Dalam pemesanan dan distrubsi, Walmart sangat selektif terhadap harga dari pemasoknya. Walmart juga tidak memakai perantara dalam pemesanan barang dan distribusinya. Hal ini untuk mengurangi biaya operasional perusahaan. Walmart memesan barang pada pemasoknya melalui internet dan akan tiba dalam waktu dua hari dari pemesanan. Manajemen Walmart menggunakan point of sale dalam mengendalikan per-sediaannya. Walmart menghubungkan data antara perusahaan pusat/manajemen dengan toko-toko retailnya dan supplier. Setiap toko retail kehabisan barang, manajemen akan langsung memesan kepada pemasok sesuai dengan data point of sales.Kemudian, Walmart akan mengirimkan barang ke pusat distribusi untuk dilakukan kemas ulang (untuk barang impor) ataupun dilakukan cek barang. Ada 40 pusat distribusi dan masing-masing pusat distribusi akan dibagikan barang yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah barang yang diterima dan dikelola. Tiap barang yang ada di pusat distribusi Walmart dipasangi kode komputer, dan sebuah komputer melacak lokasi dan pergerakan tiap kotak barang saat barang tersebut disimpan dan dikirimkan ke toko-toko retailnya. Semua barang ini bergerak keluar masuk gudang di atas conveyor belt sepanjang 8,5 mil yang dituntun oleh sinar laser yang dapat membaca kode di tiap kotak dan mengirimkan ke truk yang benar. Setelah barang tiba di toko, secara kompeterisasi pula barang yang masuk dan keluar, terjual ter ekam dan terhubung pada manajemen Walmart. Pembayaran kepada pemasok juga dilakukan dengan online. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kekosongan persediaan, kelebihan persediaan, kecurangan pada pusat distribusi dan toko retail seperti pencurian, pengurangan barang/persediaan, dan keakuratan data dari toko retail dan supplier.Walmart juga menawarkan bagi hasil kepada para karyawannya sebagai imbalan atas loyalitas dan pengadian mereka. Dengan menggunakan rumus dari pertumbuhan laba, Walmart memberikan kontribusi persentase dari upah setiap karyawan yang berhak atas bagi hasil, yang dapat diambil karyawan, saat mereka meninggalkan perusahaan, baik berupa uang ataupun saham Walmart. Dengan begitu, karyawan akan merasa memiliki Walmart dan hal ini akan mencegah pencurian di toko. BAB IV PENUTUP Simpulan Berbagai strategi telah dijalankan oleh Wal-Mart untuk dapat menempati posisinya saat ini, sebagai salah satu perusahaan retail terbesar di dunia. Penggunaan teknologi informasi sangat membantu Wal-Mart dalam menjalankan proses bisnisnya tersebut. Penggunaan teknologi informasi tersebut juga telah meningkatkan kepuasan bagi pelanggan, baik dalam hal kelengkapan barang, pelayanan yang cepat maupun harga yang sangat bersaing, bahkan jauh lebih murah dibanding kompetitornya. Selain itu, Wal-Mart terus berusaha melahirkan berbagai inovasi yang mendukung keberlangsungan usahanya, agar terus dapat melampaui para pesaingnya. Tampaknya Wal-Mart sangat menyadari bahwa penggunaan teknologi informasi adalah salah satu kunci utama untuk menciptakan keunggulan kompetitif. DAFTAR PUSTAKA Sutabri Tata, dan Napitupulu Darmawan, 2018. Sistem Informasi Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Andi,Universitas MH.Thamrin. Herlina dkk. “Tugas Perencanaan Sistem Informasi Strategis (Walmart).” (online). (Diakses dari http://walmart-team-si71.blogspot.com/2012/11/tugas-1-strategi-bisniswalmart.html pada tanggal 28 November 2012). Unknown. “3 (TIGA) PORTAL BISNIS DI DUNIA.” (online). (Diakses dari http://zubaenakodrat.blogspot.com/2016/03/3-tiga-portal-bisnis-di-dunia.html pada tanggal 19 Maret 2016).