Uploaded by putrizamrudiyah

PUTRI NAILA - P17220191003

advertisement
SOAL DAN JAWABAN PROSES BELAJAR DAN BERPIKIR
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Keperawatan
yang dibina oleh Ibu Kasiati, S.Kp. Ns.M.Kep
Disusun oleh :
Putri Naila Zamrudiyah
(P17220191003)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
April 2020
1. Apakah belajar itu, Bagaimana hubungannya dengan perilaku, Perilaku kita yang
manakah yang merupakan hasil proses belajar classical conditioning atau operant
conditioning?
Secara sederhana belajar dikatakan sebagai proses perubahan dari belum tahu/mampu
menjadi sudah tahu/mampu, dan terjadi dalam waktu tertentu. Perubahan itu harus terjadi secara
relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak
(immediate behavior), tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa yang akan datang
(potensial behavior). Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.


Menurut Skinner yang dikutip oleh Barlow, belajar adalah suatu proses adaptasai atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Dan menurut Skinner pula
bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal bila diberi penguat
(reinforcer).
Menurut Hintman belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Kesimpulannya bahwa perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat
dikatakan belajar bila mempengaruhi organisme.
1. Untuk hasil proses belajar classical conditioning dipengaruhi oleh stimulant/refleks
manusia itu sendiri. Dan ketika reflex tersebut sudah menjadi kebiasaan maka otomatis
manusia itu mengondisikan stimulus yang sudah terjadi sebelumnya untuk memulai suatu
kegiatan.
Contohnya : rasa takut pada pelajaran matematika dibuah menjadi rasa senang dengan
pelajaran matematika
2. Untuk hasil proses belajar operant conditioning dipengaruhi oleh penguatan positif dan
penguatan negative. Sehingga ketika anak tersebut melakukan suatu kegiatan ditambah
dengan adanya penguatan maka perilaku anak tersebut akan meningkat
Contohnya : Seorang anak selalu mendapat nilai jelek di ulangan matematika. Melihat
anaknya seperti itu, sang ayah membuat janji pada anaknya jka anak tersebut mendapat
nilai bagus dalam ulangan matematika maka ia akan mendapatkan tas baru. Ketika akan
menghadapi ulangan matematika anaknya belajar dengan tekun dan saat hasil ulangan
dibagi, anak tersebut mendapat nilai bagus sehingga mendapat tas baru dari ayahnya
2. Apakah proses belajar selalu terjadi secara mekanis seperti yang diutarakan oleh tokoh
Behavioralisme? Apakah dalam perilaku itu factor kognitif dan afektif ikut menentukan?
(berkaitan dengan pertanyaan no. 1)
Menurut saya setiap anak memiliki metode belajar tersendiri menyesuaikan dengan
kepribadian mereka masing masing. Metode belajar tidak hanya secara mekanis, tetapi bisa juga
dengan dilakukan role playing. Dengan proses belajar yang terjadi secara mekanik, anak tersebut
cenderung pasif, tidak memunculkan minat inisiatif dan berkreasi serta cederung mengulang
keterampilannya yang sama seperti sebelumnya.
Untuk factor kognitif dan afektif dalam proses pembelajaran ikut berpengaruh dalam
proses berpikir karena dengan adanya itu dapat mengembangkan kemampuan rasional bagi otak
dan berkaitan dengan semangat, minat, dan sikap terhadap suatu hal.
3. Bagaimanakah hubungan belajar dengan berpikir?
Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku ditimbulkan, diubah, atau diperbaiki
melalui serentetan reaksi. Proses belajar tidak hanya meliputi perilaku motoric, tetapi juga
berpikir. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Definisi paling
umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep dalam diri seseorang. Sehingga ketika
proses belajar manusia perlu berpikir untuk memahami. menghitung, mengevaluasi,
menghubungkan, membuat analisis sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari soal soal yang
dihadapi.
4. Sebutkan prinsip-prinsip belajar berdasarkan teori Clasiccal conditioning, jelaskan.
Belajar adalah pembentukan kebiasaan dengan cara menghubungkan/mempertautkan
antara perangsang yang lebih kuat dengan perangsnag yang lebih lemah
Proses belajar terjadi jika ada interaksi antara organisme dengan lingkungan
Belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat syarat yang
kemudian menimbulkan respons
Belajar erat hubungannya dengan prinsip penguatan kembali atau dengan perkataan lain
dan ulangan dalam hal belajar adalah penting
Setiap perangsang akan menimbulkan aktivitas otak US (Unconditioned Stimulus) dan
CS (Condtioned stimulus). US (Unconditioned stimulus) adalah stimulus refleks
sedangkan CS (Condtioned stimulus) adalah stimulus yang sudah dikondisikan. Aktivitas
yang ditimbulkan US lebih dominant daripada yang ditimbulkan CS. Oleh karena itu US
dan CS harus berkaitan, agar terjadi suatu hubungan
5. Sebutkan prinsip-prinsip belajar berdasarkan teori operant conditioning, jelaskan.
Penguatan : Proses yang memperkuat perilaku. Penguatan ada dua yaitu penguatan positif
dan penguatan negative. Penguatan positif adalah metode efektif yang digunakan dalam
mengendalikan perilaku manusia, seperti diberi penghargaan, pujia, perhatian, materi dsb.
Sedangkan penguatan negative adalah cara untuk memperkuat perilaku melalu cara
dengan menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan.
Hukuman : Dengan adanya ini, dapat memperlemah, mengulangi peluangnya terjadi lagi
stimulus yang tidak menyenangkan di masa depan.
Pembentukan : teknik penguatan yang digunakan untuk mengajari perilaku manusia yang
belum pernah dilakukan sebelumnya
6. Sebutkan prinsip-prinsip belajar berdasarkan teori cognitive learning, jelaskan.
 Lebih mementingkan proses belajar daripada hasil
 Disebut model perseptual
 Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
 Memisah-misahkan atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponenkomponen yang kecil-kecil dan memperlajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan
makna.
 Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
 Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
 Dalam kegiatan pembelajaran keterlibatan siswa aktif amat dipentingkan
 Materi pelajaran disusun dengan pola dari sederhana ke kompleks
 Perbedaan individu siswa perlu diperhatikan, karena sangat mempengaruhi keberhasilan
siswa belajar.
7. Sebutkan prinsip-prinsip belajar berdasarkan teori observational learning, jelaskan.
Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam
belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku
(modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian
reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana
yang perlu dilakukan.
8. Perilaku kita yang manakah yang merupakan hasil proses belajar Clasiccal conditioning
dan operant conditioning?
Proses belajar classical conditioning dipengaruhi oleh stimulant/refleks manusia itu sendiri. Dan
ketika reflex tersebut sudah menjadi kebiasaan maka otomatis manusia itu mengondisikan
stimulus yang sudah terjadi sebelumnya untuk kegiatan baru berikutnya.
Contohnya :
- Rasa takut pada pelajaran matematika dibuah menjadi rasa senang dengan pelajaran
matematika
- Andi sejak kecil merasa takut terhadap kucing. Setiap melihat kucing badannya selalu
gemetar dan berkeringat dingin. Pada saat ke rumah temannya, temannya memelihara
banyak kucing sehingga Andi yang sudah takut terhadap kucing, badannya menjadi
gemetar dan dia berkeringat dingin.
Sedangkan, jika proses belajar operant conditioning dipengaruhi oleh lingkungannya serta
adanya tambahan penguatan positif dan penguatan negative. Sehingga ketika anak tersebut
melakukan suatu kegiatan ditambah dengan adanya penguatan maka perilaku anak tersebut akan
cenderung diulangi untuk menjadi kebiasaan berikutnya.
Contohnya :
- Seorang anak selalu mendapat nilai jelek di ulangan matematika. Melihat anaknya
seperti itu, sang ayah membuat janji pada anaknya jka anak tersebut mendapat nilai bagus
dalam ulangan matematika maka ia akan mendapatkan tas baru. Ketika akan menghadapi
ulangan matematika anaknya belajar dengan tekun dan saat hasil ulangan dibagi, anak
tersebut mendapat nilai bagus sehingga mendapat tas baru dari ayahnya
- Seorang murid selalu datang terlambat ke sekolah. Sampai suatu hari, ada gurunya yang
melihat muridnya terlambat datang terus menerus, kemudian memberi hukuman
memotong rumput di halaman sekolah sampai pukul 08.30. Murid tersebut merasa sudah
kapok untuk mengulangi kesalahannya lagi. Sehingga, pada esok harinya ia berusaha
bangun lebih pagi dan ia tidak terlambat datang ke sekolah.
9. Apa gunanya umpan balik dalam suatu proses belajar ? didukung teori belajar
manakah jawaban anda?
Umpan balik dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada perkembangan murid.
Dengan adanya umpan balik dari lingkungan sekitarnya, baik dari guru, orangtua, atau teman
temannya, murid akan merasa lebih dihargai atas segala hasil yang telah diperjuangkannya,
murid juga bisa menganalisis suatu permasalahan soal yang dihadapinya berdasarkan pendapat
yang berbeda dari setiap orang, dan murid juga bisa memahami sampai sejauh mana kriteria
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukannya. Jika masih kurang terpenuhi, murid bisa
lebih termotivasi untuk memperbaiki apa yang kyrang dalam proses belajarnya.
Pentingnya umpan balik dalam proses pembelajaran didukung oleh teori kognitif. Pada
teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil bela-jar itu sendiri. Pada teori ini
belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, namun ilmu pengetahuan
dibangun dalam diri seseorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan
lingkungan.
Jadi menurut teori Kognitif ini tingkah laku individu senantiasa didasarkan kepada
kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi, di
dalam situasi belajar individu harus terlibat langsung yang pada akhirnya ini akan memperoleh
insight untuk memecahkan masalah.
Sebagai contoh, seorang siswa yang sdah mengetahui prinsip penjumlahan, jika gurunya
memperkenalkan prinsip perkalian, maka proses Pengintegrasian antara prinsip penjumlahan
(yang sudah ada dibenak siswa) dengan prinsip perkalian (sebagai informasi baru) disebut proses
asimilasi, jika siswa diberi sebuah soal perkalian, maka situasi ini disebut akomodasi, ini berarti
pemakaian (aplikasi) prinsip perkalian tersebut terjadi dalam situasi yang baru dan spesifik. Agar
siswa tersebut dapat berkembang dan menambah ilmunya, harus tetap menjaga stabilitas mental
dalam dirinya diperlukan proses penyeimbangan, proses inilah yang disebut equalibrasi.
10. U F. Thorndike melakukan eksperiment dengan menggunakan seekor kucing yang
dimasukan dalam kotak teka-teki. Dari ekperimennya ini mengahsilkan teori Law of
effect, Law of readiness dan Law of exercise. Jelaskan?

Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan,
maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak
memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi
antara Stimulus- Respons.

Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan
organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana
unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu.

Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan
semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang
atau tidak dilatih.
11. Apa manfaatnya (Hukum-hukum No. 13) dalam proses pembelajaran anda di
pendidikan tenaga kesehatan/perawat?
Menurut saya, dengan adanya hukum hukum keperawatan/kesehatan maka dapat
membuat mahasiswa kesehatan mengerti jika segala tindakan yang dilakukan kepada pasien
didasari oleh hukum. Dan pada saat melakukan proses pembelajaran, mahasiswa lebih
memposisikan dirinya untuk berpikir bagaimana cara yang tepat dan benar dalam melakukan
tindakan sesuai SOP yang telah dijelaskan dalam undang undang (Tidak sembarangan
melakukan tindakan yang dapat membahayakan nyawa pasien). Hukum yang sudah tertulis
membuat mahasiswa berusaha untuk mengembangkan pola pikirnya dalam menyesuaikan
tindakan yang sesuai dengan dasar hukum. Sehingga mahasiswa lebih bijak dalam menentukan
tindakan apa yang akan dilakukan seharusnya.
12. Apa yang dimaksud dengan lupa? Dan bagaimana proses terjadinya lupa? Kemudian
apa yang dimaksud dengan transfer atau alih belajar ? Kapan terjadinya transfer belajar?
Apa yang dimaksud dengan Penguat dalam proses belajar? Apakah jenis-jenis penguat
dan apakah manfaat dari penguat tersebut?

Lupa (forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi
kembali apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Faktor yang menyebakan lupa :
1. Gangguan konflik antara item informasi atau materi yang ada dalam system memori siswa.
2. Karena adanya tekanan terhadap item informasi yang telah ada , baik sengaja maupun tidak.
3. Adanya perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali.
4. Perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu
5. Lupa terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan kembali atau
dihaflkan siswa
6. Karena adanya perubahan urat syaraf otak.

Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran
tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan
melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk
kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat.
Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam
pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi).
Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok
dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam
memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat
membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang
diajarkannya.

PENGUAT DALAM BELAJAR Adalah suatu stimulus atau rangsang yang nantinya
akan dapat menjadi motivasi dalam belajar sehingga akan dapat menghasilkan

MENGENALI PENGUAT : Tidak semua rangsang dapat menjadi penguat
(REINFORCE). Suatu rangsang mempunyai potensi untuk menjadi penguat bila :
1. Memuaskan kebutuhan biologis organisme
2. Mengaktifkan bagian otak tertentu dari organisme yang dapat dirangsang oleh stimulus
3. Dianggap mempunyai peringkat tertinggi dalam skla prioritas kebutuhan oranisme.

JENIS PENGUAT :
Penguat Positif dan Penguat Negatif

PERANAN PENGUATAN NEGATIF
Penguat negatif diberikan untuk meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku yang
dikehendaki.

PERANAN HADIAH DAN HUKUMAN
Hadiah (REWARD) cenderung dianggap lebih berperan sebagai penguat, tetapi hukuman
(PUNISHMENT) akan dapat berperan sebagai penguat dalam kondisi :
a. Rangsang hukuman harus seoptimal mungkin
b. Rangsang hukuman harus diberikan sesegera mungkin setelah perilaku yang tidak
dikehendaki terjadi
13. Apa yang dimaksud dg motivasi dalam belajar, bagaimana membentuk motivasi
belajar, jelaskan. Apa manfaatnya kita mempelajari belajar dan berpikir bagi
keperawatan, dan bagaimana cara untuk merangsang minat belajar?
Motivasi belajar adalah proses internal yang merupakan salah satu factor utama yang
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. “Motivasi ada dua macam yaitu motivasi yang
datang dari dalam diri anak, disebut motivasi intrinsik, dan motivasi yang diakibatkan dari luar,
disebut motivasi ekstrinsik ”(Djamarah S.B, 1997:223).
Untuk membentuk motivasi belajar dapat menggunakan cara :
1. Membentuk agenda belajar . Dengan seperti ini kamu bisa tau mana yang harus kamu
prioritaskan terlebih dahulu dan membuat daftar materi apa saja yang harus kamu pelajari,
sehingga membuat kamu termotivasi untuk menyelesaikannya dan melihat sejauh mana kamu
bisa menguasai materi tersebut.
2. Ciptakan suasana belajar sesuai yang kamu sukai.
3. Gunakanlah fasilitas pendukung. Seperti berkonsultasi pada guru teman, dan orang orang
disekitarmu. Selain itu kamu juga bisa mendapat informasi dari sumber daring yang telah
direkomendasikan atau kamu bisa mengunjungi perpustakaan. Semakin banyak referensi yang
kamu dapat, smeakin besar peluang motivasi belajar kamu.
4. Buatlah peningkatan secara bertahap. Dengan cara ini kamu bisa melihat sudah sejauh mana
kemampuan kamu sejak komitmen untuk rajin belajar. Catat berbagai kemajuan yang kamu
peroleh.
5. Senangi apa yang sudah kamu pelajari. Rubahlah sudut pandangmu mengenai hal itu, lalu
lihatlah dari sisi yang berbeda tentang apa yang kamu pelajari, barangkali itu akan bermanfaat di
masa mendatang
Dengan adanya materi belajar dan berpikir pada keperawatan bisa membuat perawat
mengembangkan ide dan kemampuannya jika menghadapi permasalahan dalam dunia
keperawatan, dapat menganalisis masalah dan mengambil keputusan terhadap persoalan yang
ada, dapat menyemibangkan proses berpikir antara individu dengan lingkungannya, dan selalu
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang dunia keperawatan agar lebih edukatif terhadap
segala hal yang ditanyakan oleh masyarakat
Menurut Reojakkers bahwa untuk membangkitkan minat siswa dapat dicapai dengan cara
menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui
kebanyakan siswa.
14. Teori belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Aliran teori-teori belajar yang dipakari oleh psikolog, antara lain :

Teori Belajar Behavioristik : Yang berasal dari Behavior yang artinya tingkah laku.
Semakin seseorang diberikan penguatan dalam belajar, ia akan semakin menunjukkan
tingkah laku yang sesuai dengan informasi yang ia dapatkan. Bila teori behavioristik
inidikaitkan dengan pembelajaran, tingkahlaku ini merupakan wujud capaian atau hasil
belajar. Teori behavioristik mulanya, teori belajar psikologi yang muncul sejak 1940-an
sampai sampai dengan awal 1950 dan John B. Watson dianggap sebagai pelapor.

Teori Belajar Kognitif : Yang berarti berfikir, arti dari kognitif itu sendiriadalah tindakan
mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Bila teori kognitif ini
dikaitkan dengan pembelajaran, dengan kognitif semua melibatkan pikiran karena dengan
belajar individu tersebut sengan memikirkan sesuatu untuk merubah tingkah laku yang
terjadi, lebih menekankan pada perkembangan berfikir peserta didik. Adapun ciri-ciri
pembelajaran kognitif, antara lain sebagai berikut : Dalam proses pembelajaran lebih
menghendaki pada pengertian dari pada hafalan, hukuman dan ganjaran dan juga dalam
pembelajaran lebih menggunakan insting untuk memecahkan masalah. Teori kognitif
memiliki banyak kelompok aliran yang diplopori oleh para psikolog, diantaranya yaitu
teori belajar Gestalt, teori belajar Cognitive Field dan teori belajar Cognitive
Developmental. Pakar teori Kognitif ini lebih terkenal yaitu John Piaget dan Vigotsky.

Teori Belajar Humanistik : Human yang berarti manusia, teori ini adalah suatu teori
dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia. Dalam
pembelajaran lebih mengutamakan pengembangan potensi diri peserta didik, dalam teori
ini belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tokoh-tokoh Teori Belajar
Humanistik antara lain : Abraham maslow, Arthur Combs, Carl Ransom Rogers.

Teori Belajar Kontruktivistik : Kontruktif yang berarti bersifat membangun. Dalam
pembelajaran pada dasarnya pengetahuan atau informasi dibangun oleh peserta didik
sedikit demi sedikit, yang hasilnya akan diperoleh informasi secara utuh atau penuh.
Pengetahuan memberi makna melalui pengalaman-pengalaman yang nyata dan hanya
bisa didaptkan dengan belajar. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk
menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan.

Teori Belajar Gestalt : Teori belajar gestalt merupakan teori belajar kognitif yang
dikemukakan dan dikembangkan oleh Max Wertheimer, seorang psikolog Jerman. Tokoh
lainnya yang berperan penting dalam teori ini Max Wertheimer, mengemukakan lima
hukum dari hasil penelitian yang dilakukannya. Kelima hukum tersebut dapat
diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk pendidikan anak
usia dini, antara lain : Pengalaman, Pembelajaran yang bermakna, Perilaku, Prinsip dan
Transfer dalam belajar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR :
Secara umum belajar banyak dipengaruhi oleh :
1. Faktor Internal :
1) Aspek fisiologis adalah kondisi umum, jasmaniah dan otot yang menandai tingkat kebugaran,
organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dn investasi siswa dalam
mengikuti pelajaran.
2) Aspek Psikologi (jiwa)
Intelegensi : kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan / menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
3) Sikap : gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk merespon dengan
cara yang relatif tetap terhadap obyek baik secara berlebihan/kekuarangan
4) Bakat : kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang
5) Minat : kecenderungan dan kegairahan yang tinggi / keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Makin beasr minat indivuv untuk bmempelajari sesuatu maka akan makin beasr perhatiannya
sehingga memperbesar hasratnya untuk mempelajarinya
6) Motivasi : Keadaan internal yang mendorong untuk berbuat sesuatu/pemasok daya untuk
bertindak secara terarah.
7) Kematangan/pertumbuhan : belajar sesuatu memerlukan kematangan/kesiapan pertumbuhan
individu sesuai dengan usia individu. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika tahap
pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya.
8) Latihan : Karena sering berlatih maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki individu
menjadi semakin dikuasai dan semakin mendalam.
9) Sifat-sifat pribadi individu : tiap-tiap orang memilki sifat-sifat kepribadian masing masing
yang berbeda antara seorang dengan yang lain. Sifat-sifat ini sedikit banyak turut berpengaruh
dalam masil belajar.
2. Faktor eksternal :
1) Lingkungan sosial :
a. keluarga, : Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam dapat menentukan
bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh individu. Tremasuk di dalamnya
fasilitas yang diperlukan dalam belajar ikut berperan penting dalam belajar.
b. guru/pendidik : Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan factor penting dalam belajar.
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru,dan
bagaimana cara mengajrnya turut berperan dalam hasil belajar yang dicapai individu
2) Lingkungan non sosial : alat peraga, alam, cuaca/alam
a. Alat peraga/alat pembelajaran : Alat peraga tidak dapat kita lepaskan dari factor guru dan cara
mengajarnya. Demikian pula kecukupan alat peraga menentkan hasil belajar indivivu.
b. Lingkungan dan kesempatan : teman disekolah, masyarakat serta lingkungan yang mendukung
akan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Sekolah yang terlalu jauh dan sulitnya alat
transportasi akan menyebabkan individu merasa lelalh sebelum belajar, hal ini akan dapat
mempenagruhi hasil belajarnya. Demikian juga apabila individu terlalu sibuk sehingga tidak ada
kesempatan untuk belahar maka akan berpengaruh pda hasil belajarnya
15. Cara dan metoda belajar yang efekti f adalah ………………… bagaimana cara belajar
yang efektif.
Menurut Dr.Rudolf Pintner:
1. Metode keseluruhan kepada bagian
Dalam belajar, kita mulai dari keseluruhan baru pada bagian mendetailnya.
2. Metode Keseluruhan Lawan Bagian
3. Metode campuran antara keseluruhan dan bagian
Biasanya digunakan untuk mempelajari yang cakupannya luas seperti Accounting
4. Metode resitasi
Mengulangi kembali apa yang sudah dipelajari.
5. Jangka waktu belajar
Jangka waktu yang produktif seperti menghafal dan mengerjkaan soal yang rumit yaitu 20-30
menit. Jangka waktu bisa dipengaruhi minat seseorang terhadap pelajaran tertentu.
6. Pembagian waktu belajar
Waktu belajar yang terus menerus tidak efektif dan malah menurunkan konsentrasi. Lebih baik
melakukan 30 menit dua kali sehari daripada 6 jam sehari.
7. Membatasi kelupaan dengan melakukan review pelajaran
8. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ikatan
9. Menghafal
Metode ini berguna untuk menguasai materi yang banyak dengan cepat dalam waktu yang relatif
singkat. Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu hasil belajar gampang dilupakan.
10. Retriactive Inhibition (Penolakan berpikir)
Untuk menghindari terjadinya ini, jangan mencampur aduk beberapa mata pelajaran dalam satu
waktu untuk dipelajari sekaligus.
Menurut Crow and Crow cara belajar yang efektif :
1. Adanya tugas yang jelas dan tegas
2. Belajar membaca dengan baik
3. GUNAKAN METODE KESELURUHAN DAN METODE BAGIAN
4. PELAJARI DAN KUASAI BAGIAN-BAGIAN YANG SUKAR DARI BAHAN YANG
DIPELAJARI
5. Buat outline dan catatan saat belajar
6. Kerjakan atau jawablah pertanyaan
7. Hubungkan bahan baru dan bahan lama
8. Buat rangkuman dan review
METODA-METODA BELAJAR :
1. SURVEY 5 w + 1 H (What, Why, When, Where, Who + How
2. Q 3 R ( QUESTIONS, READ, RECITE DAN REVIEW)
3. PQRST :
a. Preview (menyelidiki)
b. Questions (bertanya)
c. Read (membaca)
d. State (menyatakan)
e. Test (tes)
4. RTP (Read The Problem)
5. PERU :
a. Preview (menyelidiki)
b. Enquire (menanyakan)
c. Read (membaca)
d. Use (menggunakan)
Download