LAPORAN OBSERVASI PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA ,Tbk DI SUSUN OLEH: NAMA: HATIJAH (3201803036) SUNARDI(3201803019) BAHRUL ULUM(3201803027) MARDIANSYAH(3201803029) WENDI APRIANSYAH(3201803022) WAHYUDI DEWANTARA(3201803032) DOSEN :LATIFAH,MT MAKUL:Sistem Kendali Pembangkit Tenaga Listrik JURUSAN ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIKLISTRIK POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2020 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas ekonomi masyarakat modern suatu negara tidak akan lepas dari tindakan-tindakan politis yang dilakukan negara tersebut. Hal ini disadari sejak setelah Perang Dunia Kedua, dimana terjadinya fenomena politik baru dalam politik global berupa kerjasama dan integrasi negara dalam suatu kawasan. Kerjasama-kerjasama yang terbangun antar negara tersebut disebabkan oleh banyak faktor, namun faktor yang paling mendukung dibeberapa tahun terakhir ini adalah bagaimana peluang dan ancaman diciptakan oleh globalisasi ekonomi. Globalisasi telah membuat dunia menjadi tanpa batas. Perekonomian nasional pada awalnya merupakan hal yang dapat dipenuhi sendiri, dan negara-negara terisolasi dengan batasan-batasan perdagangan lintas batas, perbedaan jarak, zona waktu, bahasa, dan segala perbedaan yang disebabkan oleh adanya dua atau lebih pemerintahan yang berbeda. Globalisasi memberikan negara cara baru untuk saling berhubungan. Perkembangan ini membuat jaringan yang didukung oleh perkembangan pesat teknologi, dan dapat terlihat jelas dalam arus modal dan barang antar negara, bahkan tenaga kerja. Globalisasi telah menumbuhkan iklim interdependensi yang kental dalam hubungan internasional. Globalisasi juga telah membawa perubahan tentang bentuk peperangan, atau cara suatu negara dalam upaya menguasai negara atau bangsa lainnya. Cara berperang dengan menggunakan kekuatan senjata atau hard power dianggap tidak lagi efisien, sehingga muncul cara baru yang lebih efisien dengan menggunakan soft power . Soft power merupakan instrumen yang sangat menjanjikan dalam arus globalisasi saat ini karena metode metode secara fisik ataupun kekerasan sudah tidak efisien untuk dilakukan. Saat ini, propaganda melalui pemikiran kepada masyarakat pada umumnya lebih mudah dan lebih cepat dilakukan. Tujuan dari propagandanis adalah untuk mempengaruhi pendapat dan mendorong munculnya suatu aksi diantara para sasarannya. Perusahaan Multinasional (MNCs) dan LSM (NGO) adalah tentara baru bagi negara kuat untuk menaklukkan negara lain yang lemah dan tertinggal. Kini tujuan perang telah bergeser dari peguasaan teritori menjadi penguasaan sumber daya atau dengan kata lain bertujuan ekonomi. BAB II PERUNJUK PENGOPRASIAN GCP-2 X 630KVA 3PH 380V 50HZ I. PENDAHULUAN Gambar Panel Gangset 3 phasa 2 x 630KVA Panel GCP ini adalah Panel Gangset 3 phasa 2 x 630KVA 380V 50HZ yang dilengkapi dengan peralatan dan sistem AMF, singkronisasi otomatis & manual serta load Dependent Start Stop. Panel ini terdiri dari 3(tiga) bagian, dari kiri ke kanan sebagai berikut: 1. Incoming – 1 (Control Panel Genset - 1) 2. Outgoing Feeder (Outgoing Busbar) 3. Incoming – 2 (Control Panel Genset - 2) Fungsi Panel ini adalah berikut: II. Menghunbungkan dan memutuskan daya listrik listrik masing-masing Genset ke Panel ini Singkronisasi kedua Genset tersebut baik secara otomatis maupun manual Pengaman Genset terhadap gangguan yang mungkin timbul Menyalurkan daya listrik dari Panel ini ke Panel ATS HAL-HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN Sebelum mengoperasikan Panel ini, harus diperiksa terlebih dahulu hal-hal dibawah ini: Penyambungan kabel tenaga (termasuk urutan phasa-nya) dan kabel kontrol dari tiap Genset ke Panel ini. Penyambungan kabel ke Panel ATS, termasuk urutan phasa-nya. Control fuse tidak ada yang putus. Tombol “Emergency Stop” dalam keadaan bebas (tidak tertekan). III. KOMPONEN- KOMPONEN DAN FUNGSINYA: Alat penghubung daya adalah: ACB (Air Circuit Breaker) yang dilengkapi dengan motor driver, under voltage release dan auxiliary switch buatan Merlin Gerin. Sistem kontrol yang mengatur kedua Genset itu, yaitu start-stop dan penunjukkan gangguan yang terjadi pada mesin diesel ( bila timbul) dan penghubungan- penghubungan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut terdiri dari: Dua set Control relay dan Timer buatan OMRON Sistem kontrol yang mengatur pembangkitan daya listrik dan pengaman masing-masing Genset terdiri dari: Satu buah OVERCURRENT RELAY. Type : 253-PAPW buatan CROMPTON. Satu buah COMBINED UNDER & OVER VOLTAGE RELAY Type : 253-PVEW buatan CROMPTON. Satu buah REVERSE POWER RELAY Type : 256-PSAW buatan CROMPTON. Satu set Control Relay dan Timer buatan OMRON. Pengaturan Sinkronisasi Otomatis dan Pembagian Beban (LOAD SHARING) pada saat kedua Genset bekerja secara paralel, terdiri dari: AUTO SYNCHRONIZER SPM-A buatan WOODWARD. LOAD SHARING MODULE 2301A buatan WOODWRD. Satu set Control Relay dan Timer buatan OMRON. Untuk Sinkronisasi Manual terdapat: SYNCHRO CHECK RELAY. Type : 256 – PLLW buatan CROMPTON. Double Frekwensi Meter, Double Volt Meter dan ZeroVolt Meter buatan GAE. Sistem kontrol yang memberikan perintah untuk menjalankan dan menghentikan salah satu dari kedua Genset itu (Load Dependent Start and Stop) sesuai dengan hubungan antara besarnya arus listrik Genset yang menjadi Leader (berdasarkan Leader Selector) dan batas atas dan batas bawah dari arus listrik yang tersetel terdiri dari: Satu buah DUAL CURRENT RELAY type : T2600-06 buatan SELCO Satu set Control Relay buatan OMRON. Rangkaian kontrol tiap Panel Kontrol Genset menggunakan tegangan listrik DC-24V yang diperoleh dari ACCU tiap Genset. Sistem kontrol PLC menggunakan tegangan listrik DC-24V yang diperoleh dari dua buah SEALED LEAD ACID BATTERY 12 volt yang terhubung serie, type : HV12-12 buatan HITACHI. PADA Panel ini dipasang : Satu set BATTERY CHARGER Type : BL-5/24V buatan SEG. Input : 1 phasa 220V. Output : DC24V 5A. Battery Charger ini untuk mengisi Sealed Lead Acid Battery. Satu buah DC Amperemeter 0-10A 72 x 72 mm buatan CROMPTON. Satu buah DC Voltmeter 0-10A 72 x 72 mm buatan CROMPTON. Pada tiap Panel Kontrol Genset terdapat satu buah Baby Sirene (DC-24V) buatan Taiwan dan lampu-lampu “FAULT INDICATOR” Lampu indikator gangguan akan menyala apabila terjadi gangguan sebagai berikut : IV. - OVER CURRENT - ACB TRIP - REVERSE POWER - ENGINE FAULT - UNDER VOLTAGE - EMERGENCY STOP - OVER VOLTAGE - SYNCHRO FAILURE JENIS GANGGUAN : 1. Pada mesin diesel : a. OVER CRANK (FAIL TO START) : Bila Genset di-start, tetapi tidak berhasil , maka pross start akan diblokir. b. LOW OIL PRESSURE : Tekanan minyak pelumas dalam sistem pelumasan mesin diesel turun dibawah tekanan normalnya. c. HIGH WATER TEMPERATURE : Temperatur air dari sistem pendinginan mesin diesel melampaui temperatur normalnya. d. OVERSPEED : Kecepatan putaran mesin diesel melampaui kecepatan putaran normalnya. Kalau timbul gangguan a,b,c, atau d, Genset akan dihentikan secara otomatis. Kalau timbul gangguan a,b,c,atau d, lampu indikator gangguan “ENGINE FAULT” akan menyala dan sirene berbunyi. Dengan menekan tombol “ALARM STOP”, berbunyi sirene dihentikan. Untuk mengetahui gangguan apa yang terjadi,dapat dilihat pada indikator yang terdapat pada Control Panel yang terpasang dimesin diesel. Tiap gangguan “ENGINE FAULT” akan memblokir proses start. Untuk meniadakan pemblokiran ini. Tombol “ RESET” perlu ditekan ,yang juga memadamkan lampu indikator gangguan “ENGINE FAULT” tersebut. 2. Pada Generator : a. OVER VOLTAGE Bila Genset sedang beroperasi,tiba-tiba terjadi gangguan yang menyebabkan tegangan dari daya listrik yang dibangkitkannya melampaui batas maksimum dari pengamannya, maka Genset akan dihentikan secara otomatis dan lampu indikator yang bersangkutan menyala dan sirene berbunyi. Dengan menekan tombol “ALARM STOP” ,berbunyi sirene dihentikan keadaan “OVER VOLTAGE” ini juga memblokir proses start. Untuk menindakan pemblokiran ini, tombol “RESET” perlu ditekan, yang juga memadamkan lampu indikator gangguan ini. b. UNDER VOLTAGE: Tegangan listrik Generator turun dibawah batas minimum dari pengamannya. c. REVERSE POWER : Ada arus balik yang masuk ke Generator. Hal ini dapat mengakibatkan Generator bertindak sebagai motor. d. OVER CURRENT Arus Generator melampaui batas maksimum dari setting Over Curren Relay. Kalau timbul gangguan a,b,c, atau d maka ACB akan di “TRIP” kan secara otomatis, sedangkan mesin diesel tetap dalam keadaan running (tidak dihentikan ). Lampu indikator gangguan yang bersangkutan menyala dan sirene berbunyi . dengan menekan tembol “ALARM STOP”, berbunyi sirine dapat dihentikan,. Tetapi ACB tetap diblokir ( tidak bisa di”ON”kan) sampai gangguannya yang terjadi dihilangkan/perbaiki. 3. SHORT CIRCUIT Terjadi hubung singkat antara phasa, phasa ke netral atau phasa ke ground. Kalau terjadi Short Circuit, ACBakan di “TRIP” oleh sistim pengaman yang ada didalam TRIP UNIT ACB itu sendiri ( built in). Lampu indikator “ACB TRIP” menyala. Setelah gangguan dihilangkan/diperbaiki, ACB harus di “RESET” dengan cara menekan tombol putih kecil yang terdapat pada Trip Unit ACB (yang ada tulisan ) “PUHT TO RESET” Barulah ACB dapat di “ON” kan kembali. 4. KEADAAN DARURAT Bila pada saat Genset beroperasi timbul keadaan darurat yang menghapuskan Genset dihentikan, maka tombol “EMERGENCY STOP” harus ditekan. Maka ACB Genset akan “OFF” dan Genset langsung dihentikan. Lampu indikator “EMERGENCY STOP” menyala dan sirene berbunyi. Dengan menekan tombol “ALARM STOP” berbunyi sirene ini dihentikan. Tombol “EMERGENCY STOP” tetap berada dalam posisi tertekan walaupun sudah tidak ditejab lagi (tombol ini jenis/type PUSH-LOCK). Pemblokiran dalam posisi tertekan ini memblokir proses start. Untuk meniadakan pemblokiran ini tombol tersebut diputar searah dengan arah panah pada tombol. Tindakan ini juga memdamkan lampu indikator “EMERGENCY STOP” V. PROSEDUR OPERASI a. Mula-mula tiap Genset diperiksa apakah sudah dalam keadaan siap untuk dijalankan. b. Kemudian ditentukan Ganset mana yang dipilih (dari dua unit Genset yang ada) sebagai Genset Leader, yaitu Genset yang pertama mensuplay daya ke Main Busbar Panel GCP ini (setelah ACB nya di “ON”kan). Pemilihan Ganset Leader ini dilakukan dengan cara menekan tombol “LEADER SELECTOR” c. Kemudian sklar pilih “SYNCHRON MODE” diputar ke posisi “MAN” jika proses sinkronisasi hendak dilaksanakan secara manual , atau ke posisi “AUTO” jika proses sinkronisasi hendak dilaksanakan secara manual. 4) Kemudianmasing-masing AMF control System darikelompokduabuahgensettersebutdiatasdistelpadaposisi “MAN” denganmemutarmasing-masingsaklarpilih “AMF SWITCH” keposisi “MAN” jikamasingmasinggensetituhendakdijalankansecara manual, ataumasing-masing AMF Control System itudistelpadaposisi “AUTO” denganmemutarmasing-masingsaklarpilih “AMF SSWITCH” keposisi “AUTO” jikamasing-masinggensetituhendakdijalankansecaraotomatis. Padaposisi “AUTO” inimasing-masinggensetakandijalankansecaraotomatisapabilasumberdayalistrik PLN padam, dankemudianmasingmasinggensettersebutakandihentikansecaraotomatisapabilasumberdayalistrik PLN hidupkembali. 5) PengoprasianSecara Manual Masing-masing “AMF SWITCH” darikelompokduabuahgensettersebutdiputarkeposisi “MAN”. Lalusaklarpilih “SYNCHRO MODE” dipastikanberadapadaposisi “MAN” juga. Saklar mode “ENGINE SWITCH” ditiap panel control gensetdiputarkeposisi “START”. Keduagensettersebutakansegera “running’ Setelahbesarteganganlistrikdanfrekuensitiapgensetmencapainiainominalnya (dibacapada meter-meter yang bersngkutan yang terpasangpadatiappintu panel). Makasalahsatusaklarcontrol :ACB SWITCH” diputarkeposisi “ON” untukmeng- “ON”kan ACB Genset yang bersangkutan. Misakan ACB genset – 1 yang telah di “ON” kan, makasaklarpilih “MAN SYNCHRO” diputarkeposisi G2. Lalukitaamati meter-meter sinkronisasi, apakahfrekuensi, tegangandanfasakeduagensetsudahsama. Kalaubelumsama, makapotensio “VOLT ADJUST” dan “SPEED TRIM” harusdisetperlahan-lahan. Setelahfrekuensidantegangankeduagensetsudahsama (Double frekuensi meter dan double volt metermenunjuknilaisama) sertajarum zero volt meter dipoisinol (mendatar) makasaklar control “ACB SWITCH” Genset – 2 diputarkeposisi “ON”. ACB genset – 2 inidapat di “ON” kanapabila “SYNCHRO CHEK RELAY” telahmendeteksibahwakeduagensetbenar-benartelahsiapuntuk parallel. Berartijeduagensetsekarangtelahbekerja parallel. Saklarpilih “MAN SYNCHRO” sebaiknyadikembalikankeposisi “OFF” agar meter-meter sinkronisasidanSynchro check relay tidakberteganganterusmenerus. Apabila ACB genset di panel ATS (Automatic Transfer Switch) sudah “ON”. Berartikeduagensettelahmensupplydayakebeban. Masing-masing “LOAD SHARING MODULE” langsungbekerjamengatur agar tiapgensetmemberikandayalistrik yang samabesar k beban. Jikadayalistrikgensettidakdibutukanlagi (kareanamenggunakandayalistrik PLN) dan ACB genst di panel ATS sudah “OFF”, makasaklar control “ACB SWITCH” padatiap panel control genset di putarkeposisi “OFF”, yang berartimeng-“OFF”-kantiap ACB gensettersebut. Keduagensetdibiaranduluberoprasidalamkeadaantanpabeban (No Load Condition) selamasepuluhmenit, yang disebutmasapendinginan. Kemudiansaklar control “ENGINE SWITCH” diputarkeposisi “STOP” untukmengehntikangenset. 6) PengoprasianSecaraOtomatis Mula-mulapilihgenset yang ingindijadikan leader (lihat ad V.2) saklarpilih “AMF SWITCH” dan “SYNCHRO MODE” diputarkeposisi “AUTO”. Padaposisiinikeduagensetberadadalakeadaansiapberoprasi. Bilatiba-tibasumberdayalistrik PLN padamataumengalamigangguannsatufasa, tigadetikkemudian PLC memerintahkankeduagensetuntuk start. ACB darigenser Leader di-“ON’-kansecaraotomatis. Setelahitu, makaperalatansinkronisasiptomatislangsungbekerjamensinkronkankeduagensettersebut. ACB darigenset yang lainnyasegera di-“ON”-kansegerasetelahsinkronisasitercapai. Masing-masing LOAD SHARING MODULE langsungbekerjamengatur, agar tiapgensetmemberikandayalistrikkebeban. Disiniadaduakemungkinansebagaiberikut : - Jikasampaitigamenitkemudian (sesuai program waktupada PLC), genset Leader tetapmemberikankepadabebanaruslistrikmelebihi 35% dariarus nominal genset leader itu, makakeduagensetberoprasibersama. - Jikadalamwaktutigamenittersebut, Genser leader hanyamemberikankepadabebanaruslistrikkurangdari 35% dariarusnominalnyamaka ACB darigensetkedua di- “OFF”-kansetelahsatumenitlagi (sesuai setting waktupada DUAL CURRENT RELAY). Gensetkeduatetap running (tanpabeban) selamasepuluhmenit (masapendinginan). Setelahsepuluhmenittadi, Genset “STOP” danberadadalamkeadaansiap “START” kembali. Jikaselamaberlangsungmasapendinginantibatibadayabebanmeningkatkandengancepatsegeraaruslistrik yang diberikanolehgenset leader melampaui 80% dariarusnominalnya (sesusai setting aruspada DUAL CURRENT RELAY), makagensetkeduasegeradisinkronkankembalidengangenset leader. Lalu ACB gensetkedua “ON” lagiuntukmembantugenset leader memberikandayalistrikkepadabeban. Dengansendirinyasinyaluntuk stop dibatalkan. BilasumberdayalistrikPLN hidupkembali, maka ACB tiapgensetakan di-“OFF”kantigapuluhdetiksetelah ACB gensetdipanel ATS “OFF”. Gensettetap running (tanpabeban) selamasepuluhmenituntukmasapendinginan, setelahitugenset “STOP” danberadadalamkeadaansiapuntukdipergunakankembalibilasumberdayalistrik PLN padamlagi. VI DATA-DATA SETTING RELAY-RELAY danPLC : 1. UNDER & OVET VOLTAGE RELAY : Type : 253-PVEW buatan CROMPTON a. Under Voltage : Setting range : 75-100% (Panelindo setting 75%) Diff range : 1-15% (Panelindo setting 1%) b. Over Voltage :Setting range : 700-125% (Panelindo setting 110%) Diff range : 1-15% (Panelindo setting 1%) 2. OVER CURRENT RELAY : Type : 253-PAPW buatan CROMPTON Setting range : 40 – 120% (Panelindo setting 80%) Delay range : 0 – 10 sec (Panelindo setting 5 sec) 3. REVERSE POWER RLAY : TYPE : 256-PASW buatan CROMPTON Setting range : 2-20% (Panelindo setting 5%) Delay range : 0-20 sec (Panelindo setting 5 sec) 4. SYNCHRO CHECK RELAY : Type : 256-PLLW buatan CROMPTN Setting range : 10 – 30% (Panelindo setting 20%) 5. DUAL CURRENT PELAY (LOAD DEPENDENT RELAY) Type : T2600-06 buatan SELCO a. Start Current : Seting range : 0,3 – 1,2 (Panelindo setting 0,8) b. Stop Current : Time Setting Range : 3 – 30 sec (Panelindo setting 3 sec) 6. VOLTAGE SENSING UNIT : Type : BUI – AC (230) buatan SEG Time setting range : 0 – 10 sec (Panelindo setting 2.5 sec) Deff. Range : 2 – 10% (Panelindo setting 2%) a. Under voltage : Setting range : 70 – 110% (Panelindo setting 70%) b. Over voltage : Setting range : 90 – 130% (Panelindo setting 100%) 7. PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER : a. Kalausumber PLN mengalamigangguan, adateganganwaktu 3 detik (t0= 3 detik) sebelummemerintahkankeduaGensetuntuk start. b. SetelahkeduaGenset start dan relay CTR di Engine sudah “ON”, 20 detikkemudian system pengamantegangan (UVR) mulaibekerja. c. Waktuuntuk proses memparalelkangensetadalah 30 detik. Kalaubelum bias diparalleljugaselama 30 detiktersebut, maka proses parallel akandblokirdanlampu “SYNCHRO FAILURE” menyala. Untukmengulang, tombol “RESET” harusditekanlebihdahulu d. Keduagensetbekerja parallel selama 3 menit. Setelahituapabilabebanterlalukecil (cukupuntuksatugensetsaja) makagenset yang keduaakan di “OFF” kan. e. Kalau PLN padamlalu Recovery, maka ACB di GCP akan di “OFF” kan 20 detik setelah ACB Genset di Panel ATS “OFF”. GCP memerlukan “Dry Contact” 1 NO dari ACB Genset tersebut. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dilakukan pada tanggal 25 Maret 2014 di PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Gresik,ramayana merupakan salah satu Department Store yang sering mengadakan potongan harga, atau yang sering kita sebut sebagai discount, yang merupakan salah satu strategi menarik konsumen untuk datang dan membeli. Jauh dari itu, discount (potongan harga) dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yakni tercapainya target penjualan. Dalam pelaksanaannya, Ramayana Lestari Sentosa tbk memiliki beberapa strategi dalam memutuskan penetapan diadakannya discount, baik dalam segi waktu, kegunaan, serta efek dari diadakannya kebijakan discount (potongan harga). B. Saran Saran yang dapat diberikan yaitu pengoptimalan penerapan strategi melalui pemanfaatan fasilitas online dan delivery order, penambahan souvenir dan pembuatan membercard.