Uploaded by User51903

MODUL10

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
MODUL 10
KELARUTAN BITUMEN DALAM KARBON TETRA KLORIDA
KELOMPOK 1
Dian anjelina ayustin
1172004035
Jaka Purnama
1162004022
M. Rifqy Al Musthofa
1172004028
Siti aisyah Truida R. Sjamsoedin
1172004007
Tanggal Praktikum
: 4 Maret 2020
Asisten Praktikum
: 1. Muhammad Fauzi
2. Muhammad Fazri R.M
3. Priambodo
Tanggal Disetujui
: 20 Maret 2020
Nilai
:
Paraf Asistensi
:
LABORATORIUM TERPADU TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BAKRIE
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA 2020
Laboratorium Perkerasan Jalan
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bakrie
MODUL 10
KELARUTAN BITUMEN DALAM KARBON TETRA KLORIDA
1.
TUJUAN
Praktikum ini dimaksudkan untuk menentukan kadar bitumen yang
larut dalam Karbon Tetra Klorida (TCE).
2.
PERALATAN
a) Labu Erlenmeyer.
b) Corong.
c) Kertas penyaring.
d) Neraca analitik dengan kapasitas (200±0.001) gram.
e) Cairan TCE.
f) Batang Pengaduk.
g) Gelas.
3.
BAHAN PERCOBAAN
Mengambil contoh bitumen yang telah dikeringkan sebanyak 2 gram.
4.
TEORI DASAR
Aspal merupakan bahan yang larut dalam Karbon Disulfida yang
mempunyai sifat tidak tembus air dan mempunyai sifat adhesi atau daya
lekat sehingga umum digunakan dalam campuran perkerasan jalan dimana
aspal sebagai bahan pengikatnya. Aspal merupakan material yang berwarna
hitam sampai coklat tua dimana pada temperatur ruang berbentuk padat
sampai semi padat. Jika temperatur tinggi aspal akan mencair dan pada saat
temperatur menurun aspal akan kembali menjadi keras (padat) sehingga
aspal merupakan material yang termoplastis (Sukirman, 2003).
Berdasarkan cara memperolehnya aspal dapat dibedakan atas aspal
alam dan aspal buatan. Aspal alam adalah aspal yang tersedia di alam seperti
Praktikum Perkerasan Jalan
Laboratorium Perkerasan Jalan
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bakrie
aspal danau di Trinidad dan aspal gunung seperti aspal gunung seperti aspal
di Pulau Buton. Aspal buatan adalah aspal yang diperoleh dari proses
destilasi minyak bumi (aspal minyak) dan batu bara. (Mashuri, 2010).
Berdasarkan Standar ini menetapkan cara uji kelarutan yang
dilakukan untuk menentukan derajat kelarutan dalam trichloroethylene
(TCE) atau 1,1,1 trichloroethane pada bahan aspal yang tidak atau sedikit
mengandung mineral. Trichloroethylene dan 1,1,1 trichloroethane
merupakan bahan beracun, pada kondisi panas dan lembab dapat
membentuk asam yang bersifat sangat korosif (SNI 2438, 2015).
Kadar aspal adalah perbandingan antara berat aspal dengan berat
total bahanyang mengandung aspal dikali 100%. Filtrat adalah bagian
larutan yang jernih dari pekerjaan (proses) penyaringan (SNI 06-2438,
1991).
5.
PROSEDUR PERCOBAAN
a) Mengambil benda uji (bitumen) sebanyak 2 gram (namun pada
percobaan kali ini praktikan mengambil benda uji sebanyak 3 gram,
dikarenakan timbangan tidak mampu membaca berat bitumen sebanyak
2 gram).
b) Menimbang Kertas penyaring yang akan digunakan.
c) Memasukkan Benda uji (bitumen) kedalam Labu Erlenmeyer.
d) Memasukkan cairan karbon tetra klorida kedalam Labu Erlenmeyer
sebanyak 200 ml, dan diaduk perlahan-lahan hingga melarut benda uji.
e) Meletakkan kertas saring dimulut gelas ukur dengan dibentuk seperti
corong.
f) Menyaring larutan bitumen dengan cara menuangkan ke dalam gelas
ukur melalui kertas saring yang sudah dibentuk seperti corong..
g) Mengeringkan kertas saring dan setelah kering menimbang kembali
kertas saring, guna menegetahui kadar bitumen yang larut dalam TCE.
Praktikum Perkerasan Jalan
Laboratorium Perkerasan Jalan
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bakrie
6.
PENGOLAHAN DATA
Pada praktikum ini praktikan menghitung kadar kelarutan bitumen
dengan menggukan rumus dibawah ini:
Kadar kelarutan :
(𝐵 − 𝐴) − (𝐷 − 𝐶)
𝑋 100%
(𝐵 − 𝐴)
Keterangan :
B-A
= Berat aspal
C
= Berat kertas penyaring
D
= Berat kertas penyaring setelah menyaring bitumen
Tabel 10.1 Data perhitungan
Berat aspal
B-A
3 gram
Berat kertas penyaring
C
4 gram
Berat
D
4,57 gram
kertas
penyaring
setelah menyaring bitumen
Kadar Kelarutan:
(3) − (4,57 − 4)
𝑋 100% = 81%
(3)
7.
ANALISIS
a.
Analisis Percobaan
Pertama-tama menimbang kertas penyaring, kemudian menimbang
benda uji sebanyak 3 gram. Setelah itu memasukkan kedalam labu
erlenmeyer, kemudian menuangkan cairan karbon TCE kedalam labu
erlenmeyer (yang terdapat bitumen) sebanyak 200 ml. Melarutkan benda
uji dengan cara menggoyang-goyangkan labu Erlenmeyer. Sambil
Praktikum Perkerasan Jalan
Laboratorium Perkerasan Jalan
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bakrie
melarutkan, memasang kertas penyaring (dibentuk seperti corong) diatas
gelas ukur. Setelah dipasang, kemudian menuangkan benda uji yang telah
larut pada labu Erlenmeyer ke kertas penyaring (dibentuk seperti corong)
perlahan-lahan, penyaringan ini bertujuan untuk menahan endapan pada
campuran bitumen dan cairan TCE. Lalu tunggu hingga kertas penyaring
kering dan terdapat endapan larutan bitumen, Setelah kering menimbang
kertas penyaring. Tujuan pengeringan kertas saring untuk mengetahui berat
bitumen yang tertahan pada kertas saring untuk menentukan berapa persen
kadar bitumen yang larut terhadap karbon tetra klorida.
b.
Analisis Hasil
Jumlah bitumen yang larut dalam CCl4 menyatakan kemurnian
aspal dimana makin besar bitumen yang larut maka tingkat kemurnian aspal
makin tinggi. Dari hasil pemeriksaan kelarutan aspal dalam CCl4, diperoleh
nilai kelarutan CCl4 = 81%. Ini berarti aspal yang diuji tidak memenuhi
persyaratan dimana nilai kelarutan minimal 99%. Aspal tersebut tidak
diperbolehkan untuk dipakai karena mengandung bahan lain >1%, bak
berupa debu atau kotoran yang dapat mengganggu ikatan antara aspal dan
agregat, menurunkan nilai daktilitas, dan plastisitas. Data pemeriksaan
kelarutan aspal dalam CCl4 dapat pula berfungsi sebagai pengontrol
terhadap material aspal yang dipakai di lapangan.
c.
Analisis Kesalahan
1.
Kesalahan
pada
praktikum
mungkin
saja
dapat
terjadi
karena, ketidaktelitian pemakaian atau pembacaan neraca analitik
yang
dilakukan
praktikan,
tetapi
tidak
boleh
menutup
kemungkinan neraca analitik yang digunakan tidak akurat karena
sering digunakan,sehingga data yang dihasilkan pun kurang akurat.
2.
Ketika praktikan menuangkan bitumen yang terlarut dengan TCE
dikertas saring, dilakukan dengan tidak merata, sehingga banyak
larutan bitumen yang mengendap dikertas saring.
Praktikum Perkerasan Jalan
Laboratorium Perkerasan Jalan
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bakrie
d.
Analisis K3
Dalam melakukan praktikum ini perlu memperhatikan aspek
keselamatan kerja. Oleh karena itu, ketika meakukan praktikum dihimbau
untuk mengguakan alat-alat keselamatan sesuai prosedur seperti jas
laboratorium, sarung tangan dan sepatu tertutup.
a. Jas laboratorium digunakan untuk melindungi praktikan dari
precikan zat berbahaya, aspal, dan minyak agar tidak terkena
langsung kekulit yang dapat membuat iritasi pada kulit.
b. Sarung tangan digunakan praktikan untuk melindungi tangan dari
larutan TCE saat menuangkan larutan pada labu erlenmeyer maupun
dikertas saring, supaya tidak terjadi kontak langsung dengan kulit
sehingga tidak dapat menyebabkan rasa bakar pada kulit.
c. Sepatu digunakan praktikan untuk melindungi kaki dari material
yang cukup berat yang dapat melukai kaki.
8.
APLIKASI
a. Data pemeriksaan kelarutan aspal dalam CCl4 dapat pula berfungsi
sebagai pengontrol terhadap material aspal yang dipakai di lapangan.
b. Digunakan dalam pencampuran Marshall Test.
9.
KESIMPULAN
a. Dari hasil pemeriksaan kelarutan aspal dalam CCl4, diperoleh nilai
kelarutan CCl4 = 81%.
b. Ini berarti aspal yang diuji tidak memenuhi persyaratan dimana nilai
kelarutan minimal 99%. Aspal tersebut tidak diperbolehkan untuk
dipakai karena mengandung bahan lain >1%.
Praktikum Perkerasan Jalan
Laboratorium Perkerasan Jalan
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bakrie
10.
REFERENSI
Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal
Beton (Laston) untuk Jalan Raya, SNI 03-1737-1989; SKBI
2.4.26.1987, Direktorat Jenderal Bina Marga.
Sukirman. S, 2003, Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Jakarta.
Sukirman. S, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Jakarta.
SNI 2438-2015. 2015. Cara Uji Kelarutan Aspal, Badan Standardisasi
Nasional, Jakarta.
SNI 06-2438-1991. 1991. Metode Pengujian Kadar Aspal, Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta.
Praktikum Perkerasan Jalan
Laboratorium Perkerasan Jalan
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bakrie
11.
LAMPIRAN
Gambar 1 – Berat Aspal
Gambar 3 – Sebelum Dilarutkan
Gambar 5 – Kertas Setelah Disaring
Praktikum Perkerasan Jalan
Gambar 2 – Berat Kertas Penyaring
Gambar 4 – Proses Penyaringan
Gambar 6 – Berat Setelah Disaring
Download