Uploaded by common.user51820

LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DE

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN
IDENTIFIKASI KEHIDUPAN SOSIAL PETANI TOMAT
DI DUSUN BOCEK KRAJAN DESA BOCEK
Oleh :
Finayu Mayangsari
155040101111004
(A)
Bita Jefia Sentosa
155040101111179
(H)
Iyossy Anggarsari
155040107111068
(I)
Akhfia Khoirunissa
155040107111068
(J)
Neshya Atria
155040101111004
(J)
Kelompok : 2
Kelas : A, H, I, dan J
Asisten: Anisatun Nikmah
LABORATORIUM KOMUNIKASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
MALANG
2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN
IDENTIFIKASI KEHIDUPAN SOSIAL PETANI TOMAT DI DUSUN BOCEK
DESA BOCEK KRAJAN KECAMATAN KARANGPLOSO, MALANG
Disetujui,
Asisten,
Anisatun Nikmah
NIM. 145040100111110
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir Praktikum Sosiologi Pertanian
dengan judul “Identifikasi Kehidupan Sosial Petani Tomat di Dusun Bocek,
Kecamatan Karangploso, Malang”. Selain itu melalui laporan ini kami bermaksud
memberikan informasi kepada pembaca tentang bahasan keadaan petani tomat di
dusun Bocek, kecamatan Karangploso.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua kami yang telah
mendoakan kami juga kepada dosen dan asisten praktikum Sosiologi Pertanian
sehingga laporan ini selesai tepat pada waktunya dan kepada semua pihak yang
berkontribusi dalam penyusunan laporan akhir praktikum ini.
Harapan kami terhadap laporan akhir ini adalah membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman kami beserta teman-teman. Kami menyadari bahwa
laporan akhir praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan.
Malang, 10 Desember 2015,
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..1
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 4
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 5
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 6
1.3 Manfaat…………………………………………………………………….. 6
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geografis Dusun Bocek Desa Bocek Krajan ............................................. 7
2.2 Aset dan Modal Pertanian ......................................................................... 7
2.3 Kebudayaan ................................................................................................. 8
2.4 Kelembagaan Pertanian.............................................................................. 8
2.5 Perubahan Sosial ......................................................................................... 9
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Identifikasi Petani...................................................................................... 10
3.2 Aset dan Modal Pertanian ........................................................................ 10
3.3 Pola Tanam Pertanian Petani ................................................................... 11
3.4 Kebudayaan Petani ................................................................................... 11
3.5 Kelembagaan atau Pranata Sosial Di Desa Bocek ................................. 14
3.5.1 Lembaga Penguasaan Lahan Pertanian (Tegal atau Kebun) ............. 14
3.5.2 Lembaga yang Melakukan Fungsi Penyediaan Sarana Produksi
Pertanian......................................................................................................14
3.5.3. Lembaga yang Melakukan Fungsi Penyediaan Tenaga Kerja ........... 17
3.5.4 Lembaga yang dapat Melakukan Fungsi Pengolahan Hasil Pertanian 17
3.5.5 Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian................................................. 17
3.5.6 Kelompok Tani atau Gabungan Kelompok Tani ................................ 18
3.5.7 Lembaga Keuangan atau Perkreditan ................................................. 18
3.6 Perubahan Sosial Petani ........................................................................... 19
4. PENUTUP ........................................................................................................ 20
4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 20
4.2 Saran ........................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
4
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang (Neshya Atria 155040107111078)
Sosiologi pertanian merupakan ilmu yang mempelajari perilaku para pelaku
pertanian serta aspek-aspek sosiologi yang berkaitan dengan kegiatan pertanian,
seperti aset dan modal yang dimilikki oleh pelaku pertanian, pola tanam dan
perlakuan petani pada tanaman, pengaruh lembaga atau pranata sosial yang dapat
menghasilkan perubahan sosial dalam masyarakat tani, khususnya pada pola pikir
petani. Aspek-aspek tersebut sangat berpengaruh pada kemajuan bidang pertanian
baik pada petani maupun desa. Selain itu dalam suatu wilayah/desa pertanian
terdapat penggolongan pada masyarakatnya biasa disebut sebagai stratifikasi sosial
yang juga dapat berpengaruh pada kemajuan di bidang pertanian karena biasanya
stratifikasi ini didasari pada luas kepemilikan lahan yang dapat juga disebut
sebagai aset/modal pelaku usaha tani, seperti yang terjadi di Desa Bocek,
Karangploso.Semakin luas lahan yang dimilikki maka semakin tinggi tingkat
sosialnya dalam masyarakat. Kemajuan di bidang pertanian juga dipengaruhi oleh
pola tanam dan perlakuan petani pada tanamannya. Pola tanam yang tepat dapat
menghasilkan hasil tani yang baik dan berkualitas sehingga tingkat permintaan dan
kepuasan masyarakat akan bahan pokok yang berasal dari hasil pertanian
meningkat.Selain aset, modal, dan pola tanam, keberadaan lembaga atau pranata
sosial di desa pertanian juga mempengaruhi kemajuan pertanian. Adanya lembagalembaga pertanian dapat menjadi wadah para petani untuk berkumpul dan saling
bertukar pengalaman bagaimana cara yang tepat untuk bercocok tanam, perlakuan
yang tepat untuk tanaman agar mendapat hasil yang optimal. Aspek-aspek tersebut
dapat menghasilkan perubahan sosial pada kelompok tani khususnya dalam pola
pikir perlakuan tanaman. Perubahan sosial masyarakat petani yang positif akan
dapat mengubah kehidupan dan nasib pertanian Indonesia ke arah yang lebih maju.
5
1.2 Tujuan(Neshya Atria 155040107111078)
a.
Untuk mengidentifikasi petanitomat narasumber di Dusun Bocek,
Karangploso
b.
Untuk mengetahui kepemilikan aset dan modal petanitomat di Dusun
Bocek, Karangploso yang meliputi sarana transportasi dan komunikasi
serta kepemilikan ternak dan lahan khususnya pada petani narasumber
c.
Untuk mengetahui pola tanam pada lahan yang diterapkan oleh petani
Dusun
d.
Bocek, Karangploso khususnya petani narasumber
Untuk mengetahui kebudayaan petani khususnya Dusun Bocek,
Karangploso
e.
Untuk mengetahui lembaga atau pranata sosial yang berkaitan dengan
usaha tani di Dusun Bocek, Karangploso
f.
Untuk mengetahui sistem pertanian di Dusun Bocek, Karangploso
1.3 Manfaat (Neshya Atria 155040107111078)
a.
Mahasiswa dapat mengidentifikasi petani narasumber di Dusun Bocek,
Karangploso
b.
Dapat mengetahui kepemilikan aset dan modal petani di Dusun Bocek,
Karangploso yang meliputi sarana transportasi dan komunikasi serta
kepemilikan ternak dan lahan khususnya pada petani narasumber
sehingga dapat menjadi acuan pemerintah untuk mengembangkan
fasilitas petani
c.
Mahasiswa dapat mengetahui pola tanam pada lahan yang diterapkan
oleh petani Dusun Bocek, Karangploso khususnya petani narasumber
d.
Masyarakat dapat mengetahui kebudayaan petani khususnya Dusun
Bocek, Karangploso
e.
Mahasiswa dapat mengetahui lembaga atau pranata sosial yang
berkaitan dengan usaha tani di Dusun Bocek, Karangploso
f.
Masyarakat dan mahasiswa dapat mengetahui sistem pertanian di
Dusun Bocek, Karangploso
6
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keadaan Geografis Dusun Bocek Desa Bocek Krajan (Finayu Mayangsari
155040101111004)
Desa Bocek memiliki luas wilayah 1.478.741 ha. Wilayah tersebut terbagi
menjadi beberapa wilayah yaitu term untuk umum, pemukiman, pertanian, pabrik,
hutan produksi dan lain-lain. Luas lahan tempat umum adalah sebagai berikut:
perkantoran 0,50 ha , sekolah 2,520 ha ,dan tempat olahraga 1,56 ha. Luas lahan
untuk pemukiman adalah 150.000 ha. Luas lahan untuk pertanian adalah 130.991 ha.
Luas lahan untuk anak perusahaan subsidiaries adalah 12.350 ha . Luas Lahan untuk
hutan produksi adalah 437.750 ha. Sedangkan untuk tempat pemakaman umum
adalah 2,1 ha.
Wilayah desa Bocek mempunyai ciri geologis yaitu tanah berwarna hitam yang
sangat cocok sebagai lahan pertanian. Perbedaan struktur tanahnya dibagi menjadi 3
yaitu: sangat subur sebanyak 27 ha, subur sebanyak 250 ha, sedang sebanyak 150 ha,
dan tanah regular tidak subur/kritis sebanyak 12.350 ha. (http://malangkab.go.id)
2.2 Aset dan Modal Pertanian (Neshya Atria 155040107111078)
Aset/modal merupakan salah satu komponen penting yang dapat menunjang
kemajuan di bidang pertanian. Menurut Gilarso (1992), dalam ilmu ekonomi istilah
modal (capital, capital goods) sebagai faktor produksi menunjuk pada segala sarana
dan prasarana (selain manusia dan pemberian alam) yang dihasilkan untuk digunakan
sebagai masukan (input) dalam proses produksi.
Dalam ekonomi pertanian disebutkan pula modal adalah barang atau uang
yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barangbarang baru atau komoditi pertanian (Mubyarto, 1993).
Menurut Fadholi Hernanto (1989), yang dimaksud dengan modal usaha tani
adalah:
1.
Tanah
2.
Bangunan-bangunan (gudang, kandang, pabrik, lantai jemur, dll.)
3.
Alat-alat pertanian (traktor, cangkul, sabit, sprayer, dll.)
7
4.
Tanaman, ternak, dan ikan di kolam
5.
Bahan-bahan pertanian (pupuk, bibit, dan obat-obatan)
6.
Piutang
7.
Uang tunai
2.3 KEBUDAYAAN PETANI (Iyossy Anggarsari 155040107111059)
Di dalam buku "SETANGKAI BUNGA SOSIOLOGI" mengemukakan
bahwa kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan ( material
culture ) yang diperlukan masyarakat untuk menguasai alam di sekitarnya, agar
kekuatannya serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakatRasa
yang ada di
jiwa manusia mewujudkan segala norma-norma dan nilai-nilai
kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah masalah kemasyarakatan
dalam arti yang luas (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemar,1964).
Koejaraningrat mengemukakan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia sebagai belajar. Karwan A.
Salikin mengemukakan pertanian merupakan bagian agroekosistem yang tak
terpisahkan dengan subsistem kesehatan dan lingkungan alam, manusia dan budaya
saling mengait dalam suatu proses produksi untuk kelangsungan hidup bersama.
2.4 KELEMBAGAAN PERTANIAN(Akhfia K. 155040107111068)
Menurut Nabli dan Nugent (1989), lembaga adalah sekumpulan batasan atau
faktor pengendali yang mengatur hubungan perilaku antar anggota atau antar
kelompok. Salah satu contoh kelembagaan pertanian adalah Gapoktan. Fungsi
Gapoktan adalah meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan pelaku usahatani.
8
2.5 PERUBAHAN SOSIAL (Bita Jefia Sentosa 155040101111179)
Menurut Selo Soemardjan, Perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi suatu
sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai, sikap dan pola perilaku diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 IDENTIFIKASI PETANI TOMAT(Akhfia K. 155040107111068)
Pak Zakur adalah salah satu contoh petani. Pak Zakur berumur 40 tahun dengan
pendidikan formal terakhir adalah SD. Beliau beragama Islam, pekerjaan utama beliau adalah
sebagai petani tomat. Bapak Zakur dahulu memiliki pekerjaan sampingan yaitu peternak.
Beliau menjadi petani sejak tahun 1991.
Tabel 1. Susunan Anggota Keluarga
Pekerjaan
No
Hub dg Umur
Nama
KK
(Thn)
Tkt
Penddkn
terakhir
Utama
Karyawan
Sampingan
1
Alisatus Saadah
Istri
33
SMP
2
Farhan
Anak
13
SD
Pelajar
-
3
M. Ridho
Anak
5
TK
Pelajar
-
Rokok
-
Interpretasi :
Pak Zakur tinggal bersama Alisatus Saadah (istri) dengan pendidikan
terakhir SMP, Farhan (anak) dengan pendidikan terakhir SD, dan M. Ridho
(anak) dengan pendidikan terakhir TK.
3.2 Aset dan Moda lPertanian (Neshya Atria 155040107111078)
Kepemilikan aset/modal yang dimiliki Pak Zakur sebagai petani narasumber
pada penelitian kami dalam hal transportasi dan komunikasi yaitu berupa dua
10
unit sepeda motor, satu unit televisi, dan satu buah telepon genggam. Pak Zakur
tidak memiliki aset/modal dalam hal kepemilikan ternak. Untuk aset/modal
dalam hal kepemilikan lahan, Pak Zakur memiliki sawah milik sendiri dengan
luas 3500 m2 dan berlokasi di dekat pabrik karet. Kegunaan dan dampak dari
aset/modal yang dimiiki narasumber tidak dijelaskan secara rinci.
3.3 POLA TANAM PERTANIAN PETANI (Iyossy Anggarsari 155040107111059)
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, Bapak Zakur hanya mempunyai
lahan sawah di Desa Bocek yang ditanami tomat karena pengolahannya yang
murah dan mudah. Biasanya pak Zakur menanam mulai bulan Novemeber karena
di bulan itu cocok untuk menanam tomat. Pengolahan tanah yang dilakukan di
lahan Pak Zakur menggunakan cangkul, menurutnya menggunakan cangkul
lebih efektif dibanding traktor.sebenarnyaPak Zakur juga memiliki traktor
dirumah tetapi tidak pernah dipakai karena memerlukan dana yang cukup besar.
Untuk benih, Pak Zakur tidak menggunakan hasil panen sebelumnya karena
hasilnya tidak begitu baik bila digunakan untuk musim tanam berikutnya. Selain
itu, semua hasil panen tomat dijual ke tengkulak tanpa ada hasil panen yang
disimpan dirumah. Biasanya tengkulak langsung datang ke lahan jika sedang
musim panen. Sistem Pak Zakur adalah ada barang ada uang, jadi tengkulak
harus membayar pada saat itu juga. Jumlah benih yang dimasukkan 1 benih per
lubang.
Untuk pengairan di Desa Bocek cukup mudah. Budidaya yang dilakukan Pak
Zakur tidak selalu lancar, hama adalah salah satu musuh terbesar ,di lahan Pak
Zakur hama yang paling banyak adalah wereng coklat dan tikus. Untuk
menunjang pertumbuhan tomat Pak Zakur menggunakan 4,5kg NPK dan 30kg50kg(maksimal) pupuk oraganik degan harga NPK Rp.16.500/kg sedangkan
pupuk kompos Rp. 15.000/sak. Pak zakur mengetahui cara bertani dari melihat
orang-orang yang sedang menggarap lahan, Pak Zakur menggunakan naluri
dalam bertani karena beliau belum pernah belajar mengenai bercocok tanam
yang baik dan benar, dari situlahPak Zakur mempunyai keinginan untuk
11
mencoba sebagai petani dan belajar bagaimana cara bercocok tanam yang benar
sehigga menghasilkan panen yang kualitasnya baik. Dalam mengerjakan
lahannya Pak Zakur tidak melakukannya sendiri, beliau menggunakan buruh tani
untuk melakukan beberpa kegiatan seperti bajak, tanam, dan panen. Upah
diberikan secara harian, biasnya Pak Zakur memberi upah sekitar Rp 20.000-Rp
25.000.
Pak Zakur memilih tanaman tomat untuk budidayanya karena tidak
memerlukan perawatan yang khusus, jangka tanamnya tidak begitu lama sekitar
75 hari, dan keuntungan menanam tomat cukup besar. Pak Zakur mengatur pola
tanamnya dengan jarak sekitar 40-50cm dengan kedalaman lubang 5-7cm dan
hanya 1 tanaman per lubang supaya tanaman bisa mendapatkan unsur hara yang
cukup. Tomat yang siap dipanen dapat dilihat dari warna tanamannya ataupun
dari perhitungan hari, tomat mulai masak ketika berumur 65 hari dan baru
dipanen 75 hari. Pada tahun 2014 dengan luas lahan 3
3.4 KEBUDAYAAN PETANI(Iyossy Anggarsari 155040107111059)
Hasil wawancara dengan bapak Zakur mengenai pengolah lahan pertaniannya
dengan menggunakan tenaga manusia, menurut Pak Zakur mengoalah tanah
dengan tenga manusia lebif efektif dibandingkan menggunakan traktor, biasnya
Pak Zakur hanya mempekerjakan beberapa buruh tani untuk membantunya di
sawah. Selain menanam tomat Pak Zakur juga menanam sawi, jagung, dan timun
pada lahan yang berbeda, tapi Pak Zakur paling mengutamakan menanam tomat
karena tidak terlalu susah perawatannya dan hasil panen yang banyak.Sebelum
menanam Pak Zakur biasanya mempekejakan orang untuk membajak sawahnya
dengan memberikan upah secara harian, biasanya upah per hari 20.000-25.000
itu juga sudah disediakan makan siang dan rokok. Untuk pemilihan bibit Pak
Zakur lebih memilih membeli bibit di toko daripada membuat bibit sendiri
karena bibit dari toko hasil per batang nya lebih banyak daripada bibit buatan
sendiri. Di awal tanam memang menggunakan pupuk oraganik dari kotoran
12
kambing untuk membantu pertumbuhan tomat, namun dipertengahan Pak Zakur
mulai memberi pupuk NPK untuk membantu pertumbuahan supaya hasilnya
lebih maksimal.
Untuk penanaman tergantung dengan jenis tanamannya, seperti penanaman
bibit tomat yang diberi jarak per lubang 40-50 cm dengan kedalaman 5-7
cm.Penyiangan yang dilakukan Pak Zakur tidak secara manual melaikan
menggunakan Gramason(obat pembasmi rumput),dengan melihat luas tanah
tidak memungkinkan dikerjakan secara manual pasti akan membutuhkan waktu
yang lama dan membtuhkan tenaga kerja lagi.Pemberian obat kimia dilakukan
dengan cara manual dengan menyemprotkan cairan ke rumput. Penanaman bibit
juga harus disesuaikan dengan kondisi airnya.
Dalam satu lubang hanya di tanami satu bibit tomat supaya pertumbuh bisa
maksimal. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik dari kotoran kambing
dengan takaran 30kg-50kg (maksimal) dan NPK dengan takaran 4,5 kg.
Pemupukan dilakukan saat awal dengan menggunakan pupuk oraganik dan
pertengahan menggunakan NPK, pemberian pupuk dilakukan dengan tenaga
manusia.Pak Zakur menjelaskan cara pengairan di Desa Bocek dilakukan secara
bergilirmisalnya sabtu minggu di lahan Pak Zakur, senin selasa di lahan petani A
jadi dalam 1 minggu hanya mendapat jatah 2 hari untuk pengairannya,
dikarenkan untuk mendapat air di Desa Bocek masih tergolong sulit jika musim
kemarau,
untuk menghindari kekeringan pada lahan Pak Zakur membuat
lekukan di pinggir lahan gunanya untuk manampung air, jika musim penghujan
pengairannya lancar tetapi tetap dilakukan pengarian secara bergilir, jika sudah
memasuki musim kemarau pengairan tidak tepat waktu karena sulitnya mencari
air di Desa Bocek.
Jenis hama yang sering ditemui di lahan yaitu wereng coklat, ular, dan tikus.
Untuk pengendalian hama biasanya Pak Zakur memberi obat pembasmi hama
jika hama sudah mulai banyak.. Setelah itu untuk menentukan tanaman itu sudah
siap dipanen dengan cara melihat warna pada buah tomat, jika warna sudah
kuning kemerahan itu tandanya tomat siap dipanen, dan biasanya juga
13
menentukan dengan perhitungan bulan, tanaman tomat biasnya masak sekitar 75
hari baru bisa dipanen. Apabila harga tomat murah Pak Zakur tidak akan
memanen tomatnya, beliau menganggap rugi tenaga dan waktu jika tanamannya
dipanen. Jadi tanaman tomat dibiarkan di lahan sampai musim tanam berikutnya
dan berperan juga sebagai pupuk organik. Dari setiap penanaman Pak Zakur
selalu mencoba cara lain dalam sistem penanamannya supayamengetahui sistem
mana yang paling menguntungkan. Kebudayaan yang yang telah banyak berubah
adalah penggunaan pupuk anorganik yang terlalu banyak karena dengan
menggunakan sedikit pupuk anorganik sudah bisa melakukakan panen dan
menghasilkan panen yang baik. Selain itu jika harga sayuran murah para petani
di Desa Bocek langsung beralih menanam makanan pokok seperti jagung, padi
dan kedelai.
3.5 Kelembagaan atau Pranata Sosial di Dusun Bocek Krajan Desa Bocek (Finayu
Mayangsari 155040101111004)
3.5.1
Lembaga Pengusahaan Lahan Pertanian (Finayu Mayangsari
155040101111004)
Bapak Zakur memiliki lahan seluas 3.500m2 (0,35 ha). Status lahan
sawah yang diusahakan oleh beliau adalah milik pribadi. Pada tahun
2006, beliau memperoleh lahan tersebut dari warisan orang tuanya.
Kemudian pada tahun 2012 dan tahun 2014 beliau membeli lahan sendiri.
Semua lahan diolah sendiri oleh tanpa ada sistem sewa maupun bagi
hasil. Lahannya ditanami oleh tomat dan cabai dengan sistem tumpang
sari. Beliau membeli lahan tersebut untuk memperluas lahan pertanian
sehingga beliau bisa meningkatkan produksi pertaniannya. Beliau
membeli lahan di sebelah pabrik karet di desa Bocek. Beliau membeli
secara perorangan dan dibayar secara tunai.
3.5.2
Lembaga yang Melakukan Fungsi Penyediaan Sarana Produksi Pertanian
(Finayu Mayangsari 155040101111004)
14
Berdasarkan hasil wawancara yang kami dapat, Jenis sarana
produksi yang digunakan Bapak Zakur adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jenis Sarana Produksi Pertanian
No.
Jenis Sarana
Varietas/Jenis
Diperoleh dari
Harga
Produksi
Sembada
1.
Benih/bibit
Tidak
dijelaskan
secara rinci
Tidak
2.
NPK
dijelaskan
secara rinci
3.
Kandang/kom
pos
Pestisida
Pertanian
Hasil panen
sebelumnya
Membeli di Toko
Pertanian
Kotoran
Membeli dari
kambing
tetangga
Kotoran sapi
Compidor
4.
Membeli di Toko
Prevathon
Gramason
Membeli dari
tetangga
Membeli di Toko
Pertanian
Membeli di Toko
Pertanian
Membeli di Toko
Pertanian
Rp 2.700.000/kg
Rp 0
Rp 16.500/kg
Rp 8.000/kg
Rp 15.000/kg
Rp 32.000/kg
Rp 30.000/kg
Rp 60.000/L
Benih yang digunakan oleh Bapak Zakur adalah bibit unggul dengan
jenis sembada. Penyediaan benih/bibit tomat tersebut diperoleh dari toko
pertanian di Desa Bocek dengan harga Rp 2.700.000/kg. Selain menggunakan
benih sembada, beliau juga menggunakan bibit local yang diperoleh dari hasil
panen sebelumnya. Namun, beliau lebih sering menggunakan bibit unggul
dengan jenis sembada karena jumlah anakan yang dihasilkan adalah 30
15
anakan/batang. Sedangkan jumlah anakan yang dihasilkan bibit lokal <20
anakan. Beliau juga pernah memperoleh bantuan bibit dari PPL (Petugas
Penyuluh Lapangan) pada tahun 2013. Benih atau bibit tersebut didapat secara
gratis dan diberikan kepada ketua kelompok tani lalu dibagi ke anggotanya
kelompok masing-masing.
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikan
bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah,
dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Sedangkan pemberian pupuk
anorganik dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya
cabang, batang, daun, dan berperan penting dalam pembentukan hijau daun
(Lingga dalam Dewanto, 2008).
Jenis pupuk yang digunakan beliau pada komoditas tomat dan cabai
adalah pupuk NPK dengan harga Rp 16.500/kg yang diperoleh dari toko
pertanian. Selain itu, beliau juga menggunakan pupuk kompos yaitu pupuk
kambing yang diperoleh dari tetangga dengan harga Rp 6.000/kg – Rp
8.000/kg sedangkan pupuk kompos yang berasal dari kotoran sapi seharga Rp
15.000/kg. Alasan beliau juga menggunakan pupuk organik untuk menghemat
pengeluaran. Tetapi menurut beliau, kedua mutu pupuk kompos tersebut tidak
memiliki perbedaan karena hasil panen yang didapatkan sama.
Jenis pestisida yang digunakan untuk membasmi hama tanaman
berupa wereng coklat adalah Kompidor dengan harga Rp 32.000 dan pestisida
untuk membasmi ulat adalah Privaton dengan harga Rp 30.000. Dosis yang
digunakan yaitu ½ sendok teh. Kemudian pestisida tersebut dicampur dengan
perekat, obat daun dan fungi. Sedangkan penggunaan pupuk kompos
diberikan sesuai kebutuhan.
Pestisida yang digunakan untuk membasmi gulma adalah Gramason
dengan harga Rp 60.000/L. Pak Zakur memilih menggunakan pestisida
tersebut karena jika beliau menggunakan tenaga buruh tani, biaya yang
dikeluarkan lebih mahal karena upah buruh tani adalah Rp 25.000/hari dan
untuk membersihkan gulma itu tidak cukup dalam waktu satu hari.
16
3.5.3
Lembaga yang Melakukan Fungsi Penyediaan Tenaga Kerja (Finayu
Mayangsari 155040101111004)
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat, kegiatan usaha tani
yang dilakukan oleh Bapak Zakur adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Kegiatan Usaha Tani
Kegiatan
Tidak /
Usahatani
Ya
Penanaman
Ya
No.
1.
Pemasangan
2.
Mulsa
Ya
Jika ya, bagaimana
Alasan
caranya/sistemnya
Keterbatasan
Sistem upah harian
tenaga kerja
Rp 20.000 – Rp 25.000/hari
Keterbatasan
Sistem upah harian
tenaga kerja
Rp 20.000 – Rp 25.000/hari
Berdasrkan data observasi tersebut, Bapak Zakur menggunakan
tenaga buruh hanya saat penanaman dan pemasangan mulsa. Sedangkan
penyiangan, pemupukan, penyemprotan pestisida dan pemanenan dikelola
sendiri. Beliau menggunakan tenaga kerja buruh karena keterbatasan
tenaga kerja. Sistem pembayaran upah yang dilakukan adalah upah harian
sebesar Rp 20.000 – Rp 25.000.
3.5.4
Lembaga yang dapat Melakukan Fungsi Pengolahan Hasil Pertanian
(Finayu Mayangsari 155040101111004)
Tomat yang telah dipanen langsung dijual ke tengkulak tanpa
pengolahan sebelumnya karena keterbatasan pengetahuan dan waktu
dalam pengolahan. Namun, harga yang ditawarkan oleh tengkulak sangat
murah sehingga petani rugi biaya perawatan.
3.5.5
Lembaga
Pemasaran
Hasil
Pertanian
(Finayu
Mayangsari
155040101111004)
Tomat dijual kepada tengkulak dalam bentuk keranjang atau peti
dengan berat 55 kg – 60 kg/peti. Harga setiap peti adalah Rp 30.000.
Pembayaran dilakukan secara tunai dan yang menentukan harga adalah
pedagang atau tengkulak. Beliau merasa di monopoli oleh tengkulak
17
karena harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan keinginan petani.
Beliau tetap menjual hasil panenya kepada tengkulak karena beliau tidak
memiliki banyak waktu untuk berjualan di Pasar. Menurut beliau, menjual
hasil panen kepada tengkulak itu lebih efisien meskipun harga yang
ditawarkan sangat murah karena beliau tidak perlu menunggu lama-lama
untuk menjajakan dagangannya.
3.5.6
Kelompok Tani atau Gabungan Kelompok Tani (Finayu Mayangsari
155040101111004)
Di Desa Bocek ini terdapat kelompok tani yang bernama “Teguh
Subur” yang diketuai oleh Bapak Teguh. Bapak Zakur adalah salah satu
anggota yang aktif dalam gapoktan tersebut. Beliau sangat kritis terhadap
permasalahan – permasalahan yang terjadi pada pertanian didaerah
tersebut. Beliau memanfaatkan kelompok tani tersebut sebagai wadah
untuk menyampaikan pendapat dan memecahkan masalah pertanian.
Manfaat yang di dapat oleh beliau dari kelompok tani ini adalah beliau
bisa mendapatkan solusi tentang pertanian misalnya: perbaikan saluran
irigasi dan pemberantasan hama dan penyakit. Selain itu beliau juga bisa
menyampaikan aspirasi dan keluhan tentang terlambatnya distribusi bibit
atau pupuk.
3.5.7
Lembaga Keuangan atau Perkreditan (Finayu Mayangsari
155040101111004)
Di Desa Bocek terdapat lembaga pengkreditan berupa Bank Rakyat
yang dimanfaatkan oleh petani untuk modal pertanian. Tetapi, selama
beliau menjadi petani, beliau tidak pernah meminjam uang kepada
lembaga pengkreditan atau Bank. Karena beliau tidak ingin menanggung
resiko dari hasil pinjaman tersebut. Misalnya seperti bunga yang harus
dibayarkan, dan lain-lain. Modal yang digunakan oleh beliau adalah dari
hasil panen. Beliau mensirkulasi uang hasil panen tersebut sebagai modal
dan investasi untuk membeli lahan baru.
18
3.6 Perubahan Sosial Petani (Bita Jefia Sentosa 155040101111179)
Masyarakat Desa Bocek lebih menyukai produk pertanian hasil sendiri. Para petani
di Desa Bocek mayoritas memiliki pekerjaan sampingan selain menjadipetani, ada yang
mempunyai ternak dan pekerjaan sampingan lainnya. Di Desa Bocek sendiri khususnya
keluarga Bapak Zakur tidak menyewa lahan karena Beliau memilikisendiri lahan
pertaniannya. Sistem pengadaan tenaga kerja untuk usahatani di desa ini menggunakan
system upah harian dan ada juga menggunakan system borongan tetapi jarang dilakukan di
desaini,dilihat semakin sedikitnya system borongan yang dilakukan. Bapak Zakur dan Petani
lainnya mengerjakan sendiri lahan tomatnya, namun saat panen Pak Zakur tetap
membutuhkan bantuan tenaga kerja upah harian karena untuk membantu pekerjaannya. Upah
harian yang diberikan sekitar Rp 20.000- Rp 25.000/ hari ditambah rokok dan makan
siangnya. Pada tahun 2014 dengan luas lahan 3500m2 dengan penggunaan pupuk 3,5 kg NPK
dan 30 kg pupuk organik mampu mengahsilkan 4,5 ton. Perkembangan kegiatan pegolahan
dan pemasaran hasilpertanian (saluran) semakin mudah karena adanya alat-alat pertanian
yang digunakan sudah canggih dan sudah banyak toko-toko maupun koperasi. Perkembangan
lembaga pertanian di Desa ini maju dengan pesat karenasudah ada gapoktan atau kelompok
tani, mulai dari adanya penyuluhan, informasi bibit unggul, dan sosialisasi lain. Pak Zakur ini
turut terlibat aktif dalam kelompok tani tersebut. Akan tetapi, meskipun kelompok taninya
berkembang dengan baik, tidak ada kelompok wanita tani dalam desa ini. Dengana danya
Lembaga Kredit (keuangan) formal (BRI,BNI,BPR) atau informal yang ada di Desa Bocek
untuk usaha tanisemakin mudah diakses sehingga memudahkan petani, berbeda dengan dulu
karena kurangnya lembaga kredit para petani menjadi kesulitan menyimpan uang. Namun,
Pak Zakur lebih memilih menyimpan uangnya sendiri daripada harus ke bank.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan (Finayu Mayangsari 155040101111004)
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara dengan Bapak Zakur
yang dilakukan di Desa Bocek meliputi deskripsi keluarga Bapak Zakur yang
termasuk petani kecil di desa tersebut dengan lahan seluas 0,36 ha. Lahan yang
digarap oleh beliau adalah milik pribadi dari hasil membeli dan warisan orang
tua. Masalah sistem pertanian disini adalah terlambatnya distribusi benih dan
pupuk sehingga menyebabkan petani kesulitan untuk mendapatkan benih dan
pupuk tersebut.
4.2 Saran (Finayu Mayangsari 155040101111004)
Pendistribusian harus dilakukan secara transparan akan tidak menghambat
petani dalam melakukan penanaman. Pemerintah harus menangkap oknumoknum yang melakukan penimbunan dan penyelewengan pendistribusian benih
atau bibit tersebut agar tidak merugikan petani. Selain itu, pemerintah harus
membantu meningkatkan kesejahteraan petani karena harga yang ditawarkan
tengkulak kepada petani sangat tidak sesuai dengan biaya perawatan yang
dikeluarkan oleh petani.
20
DAFTAR PUSTAKA
Nyanjang, R., A. A. dan Salim., Y. Rahmiati. 2003. Penggunaan Pupuk Majemuk
NPK25-7-7 Terhadap Peningkatan Produksi Mutu Pada Tanaman Teh
Menghasilkan di Tanah Andisols. Gambung: PT PerkebunaNusantara XII.
Prosiding Teh Nasional.
Dewanto, Frobel G, dkk. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik
Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Manado:
Fakultas Peternakan.Universitas Sam Ratulangi.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3S
Fadholi,Hernanto. 1991. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penabar Swadaya.
Gilarso. (1992). Pengantar Ilmu Ekonomi (edisi Revisi). From
https://https://books.google.co.id/books?id=hhikIZd2NugC&printsec=frontco
ver&hl=id#v=onepage&q&f=false, 8 Desember 2015.
Mubyarto.(1993).Pengantar Ilmu Ekonomi. From
https://books.google.co.id/books?id=I1csAAAAMAAJ&hl=id&source=gbs_b
ook_other_versions, 8 Desember 2015.
Fadholi Hernanto. (1989). Ilmu Usaha Tani. From
https://www.academia.edu/7242465/Ilmu-Usaha-Tani, 8 Desember 2015.
http://documents.tips/documents/pola-tanam-561401f00ec8e.html
http://stppyogyakarta.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/Penerapan-POLATANAM-pd-Agroekosistem.pdf
http://www.insatunesia.com/2014/11/definisi-kebudayaan-menurut-paraahli.html
Inthand. 2013. Konsep Perubahan Sosial dalam Masyarakat. Jurnal Pendidikan
Geografi Bagja Waluya Struktur Masyarakat Petani. Kompasiana
21
http://www.budidayapetani.com/2015/06/11-pengertian-pertanian-menurut-para.html
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/10/pengertian-perubahan-sosialmenurut.html
22
Download