Granville Stanley Hall dan Warisan Wawasannya dalam Psikologi Maryanna Istiqomah Pratiwi (46119110105) Pendirian psikologi sebagai ilmu pengetahuan bermula di Jerman oleh Wundt. Namun dewasa ini, Amerika justru menjadi kiblat pelajar ilmu psikologi di seluruh dunia. Artikel ini akan menjabarkan kontribusi Granville Stanley Hall dalam sejarah pembentukan psikologi di Amerika dan warisan pemikirannya, serta kehidupannya dalam tutur pandang tokoh sebagai seorang manusia. Sejarah Kehidupan Granville Stanley Hall Perkembangan psikologi di Amerika yang semakin pesat bermula dari langkah Granville Stanley Hall. Hall lahir pada 1 Februari 1844. Dia dibesarkan dekat dengan alam, dalam sebuah peternakan Ashfield, Massachusetss. Orang tua Hall memiliki cara mendidik yang sangat bersebrangan. Ibunya berkarakter taat, lembut, dan penyayang, sementara ayahnya memiliki temperamen keras, kaku, dan cukup ringan tangan dalam menghukum (Schlutz & Schlutz, 2011). Hall sejak kecil sudah menyukai belajar. Bawaan alami ini kemungkinan berhubungan dengan pekerjaan ayahnya yang seorang politisi dan ibu yang berprofesi sebagai guru (Cherry, 2019). Pencapaian Hall yang akan diceritakan di bawah bisa jadi merupakan karakter alaminya yang sangat ambisius dan pemimpi besar. Sedari kecil, ia ingin memberikan sesuatu hal yang besar dan berdampak pada dunia (Schlutz & Schlutz, 2011). Hall pada awalnya dididik untuk menjadi pendeta. Namun, minatnya yang besar terhadap teori evolusi serta ketidaktertarikannya terhadap kependetaan membuatnya bersitegang akan keinginan orang tuanya untuk menjadi pendeta. Pertentangan ini lalu berujung pada berhentinya Hall dari Union Theological Seminary pada 1868 (Tikkanen, 2019). Atas saran seorang pendeta, Henry Ward Bencher, Hall pergi ke Bonn pada 1868-1871 untuk belajar filsafat dan teologi di Universitas Bonn. Dia juga banyak belajar fisiologi dan fisika di Berlin (Schlutz & Schlutz, 2011). Pada umur 27 tahun di tahun 1871, dalam keadaan banyak hutang dan tanpa gelar, Hall kembali ke Amerika karena orangtuanya tidak lagi menyokong finansialnya. Dia mencoba menjadi pendeta, namun pelayanannya tidak berlangsung lama, hanya 10 minggu. Hall kemudian bekerja sebagai guru privat Bahasa Inggris selama setahun. (Schlutz & Schlutz, 2011). Pengalaman tersebut membuatnya mendapatkan pekerjaan di Antioch College di Ohio sebagai pengajar Bahasa Inggris, Jerman, Perancis dan filsafat pada tahun 1872 (Tikkanen, 2019) Ketertarikannya terhadap psikologi bermula saat ia membaca karya Wilhelm Wundt yang berjudul Principles of Psychological Psychology pada tahun 1874 (Tikkanen, 2019). Setelah itu, Hall mengubah haluannya dari filsafat dan teologi kepada psikologi. Guru psikologi pertama Hall adalah William James di Harvard yang beraliran fungsionalisme. Pada 1878, ketekunan Hall membuatnya menjadi orang pertama yang mendapatkan gelar PhD bidang psikologi di Amerika (Cherry, 2019). Hall kemudian belajar pada orang yang membuatnya tertarik dengan psikologi, Wilhelm Wundt di Liepzig, Jerman (1878-1880). Saat kembali ke Amerika, Hall bekerja untuk Harvard. Meskipun mengikuti perkuliahan Wundt dan banyak menghadiri ceramahceramah Wundt, namun Hall dikenal sangat mewarisi semangat fungsionalisme William James. Hall banyak berbicara tentang psikologi perkembangan. Oleh sebab reputasi tersebut, ia direkrut menjadi pengajar filsafat di Johns Hopkins University oleh presidennya (Rahman, 2017). Disana ia berkarir hingga mengajar psikologi dan pedagogi, lalu membuka lab psikologi menggunakan metode Wundt. Laboratorium psikologi tersebut menjadi lab psikologi pertama di Amerika (Tikkanen, 2019). Warisan Psikologi Hall Psikologi Amerika patut berterima kasih pada Hall. Jika ada dua orang yang paling besar jasanya bagi psikologi Amerika, maka orang tersebut adalah William James dan Granville Stanley Hall. Hall merupakan pembuka jalan dan pengarah bentuk awal psikologi Amerika. Rahman (2017) menyebutkan upaya berdampak besar yang dilakukan Hall bagi psikologi Amerika antara lain : (a) Pelopor psikologi ilmiah melalui jurnal psikologi pertama di Amerika, American Journal of Psychology pada tahun 1887, (b) Mengorganisasi dan mengupayakan terbentuknya asosiasi ilmuwan psikologiAmerican Psychological Association (APA) pada tahun 1892, (c) Inisiatif memperkenalkan pemikiran Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung, yang kemudian berkembang menjadi salah satu aliran besar dalam psikologi, yaitu psikoanalisis, (d) Hall yang banyak menghasilkan doktor di bidang psikologi. Hingga 1898, 55.6% doctor psikologi termasuk John Dewey, Lewis Terman, dan McKeen Cattell dipengaruhi olehnya (Cherry, 2019). Peran besar Hall terhadap psikologi Amerika sangat dipengaruhi oleh karakternya dan cara dia mengajar. Banyak koleganya yang memuji kemampuan mengajarnya, upaya kerasnya dalam mempromosikan psikologi dan penentangannya akan kebiasaan lama (Schlutz & Schlutz, 2011). Karier (1983) menuliskan bahwa karakter mengajarnya yang karismatik meninggalkan kesan mendalam bagi murid-muridnya. Hall juga ahli dalam membimbing, bersikap baik dan suportif terhadap pemikiran yang berbeda dari murid-muridnya. Kontribusi Ilmiah Hall Meskipun menggarap banyak bidang penelitian, minat utama Hall adalah psikologi evolusioner. Semua kerja ilmiahnya bernaung dalam satu pemikiran, yaitu teori evolusi. Cherry (2019) menuliskan bahwa Hall sangat dipengaruhi oleh teori rekapitulasi Ernst Haeckel, menggambarkan perkembangan manusia berawal dari fase primitif (anak-anak) menuju fase beradab (dewasa). Hall juga banyak berkarya untuk memahami psikologi anak-anak dan remaja. Dialah orang pertama yang menentukan tahap remaja berada dalam rentang umur 15-24 tahun (Rahman, 2017). Istilah remaja bahkan pertama kali dipopulerkan karena tulisan-tulisan Hall (Karier, 1983). Dia pun aktif mengadvokasi pentingnya mengintegrasikan penerapan psikologi untuk pendidikan anak (Schlutz & Schlutz, 2011). Upaya tersebut berbuah manis, menyebabkan Amerika menjadi negara yang menekankan perkembangan psikologis dalam pendidikan anak bangsa (Karier, 1983). Dalam banyak karyanya tersebut, Hall selalu melakukannya dalam kerangka pikir evolusi biologis dan struktural. Dia juga selalu menggunakan metode historis sebagai metode utama dalam risetnya (Karier, 1983). Selain itu walaupun mewarisi semangat fungsionalisme, Hall meyakini bahwa metode instrospeksi yang banyak dipakai di aliran tersebut tidak cukup untuk menjabarkan semua aspek kejiwaan (Rahman, 2017). Oleh sebab itu, dalam meneliti Hall mengembangkan hingga 194 kuesioner mencakup banyak topik. Hal tersebut membuat metode kuesioner diasosiasikan dengan Hall untuk sementara waktu, meskipun asal metode tersebut dimulai oleh Francis Galton di Inggris (Schlutz & Schlutz, 2011). Karya Hall memang akan dianggap ketinggalan zaman dan tidak ilmiah bagi standar sains saat ini. Namun, beberapa tulisannya tentang remaja tetap relevan. Seperti pembedaan jenis agresi pada remaja. Hall menggambarkan bahwa jenis kelamin menentukan jenis agresi yang dimunculkan dalam perilaku remaja. Remaja laki-laki lebih umum memunculkan agresi fisik, seperti pukulan dan dorongan, sementara remaja wanita lebih cenderung menunjukkan agresi relasional. Agresi ini mencakup taktik seperti pengucilan sosial dan gossip (Arnett, 2006). Di usia senja, Hall menjadi tertarik dengan tahap akhir perkembangan manusia. Dia mempublikasikan Senescence (1922) di usia 78. Buku tersebut berisi survey skala besar pertama mengenai isu usia lanjut (Schlutz & Schlutz, 2011). Hall menggambarkan rasa frustasi usia tua karena dimarginalisasikan dari kontribusi terhadap komunitas. Tulisannya juga mendorong berkembangnya bidang gerontologi yang mengantisipasi proses penuaan (Parry, 2006). Beberapa karya tulisnya yang lain adalah Adolescence: Its Psychology and Its Relations to Physiology, Anthropology, Sociology, Sex, Crime, Religion, and Education (1904), Youth: Its Education, Regiment, and Hygiene (1906), dan Educational Problems (1911). Karisma, keberanian, dan kontribusi terhadap psikologi membuat Hall dikagumi. Sayang, kritik terbesar Hall datang akibat kualitas pribadinya. Dia digambarkan sebagai orang yang sulit, tidak bisa dipercaya, tidak bermoral, licik, mempromosikan diri secara agresif dan kompetitif. Hal ini menimbulkan kecemburuan dan pertentangan tak bermakna dengan ahli lain. Tetapi para pengkritiknya tetap setuju bahwa Hall telah menjadi penyebab dihasilkannya tulisan dan penelitian lebih banyak dibandingkan ahli lain di bidang psikologi (Schlutz & Schlutz, 2011). Hall meninggal pada 24 April 1924 di umur 80 tahun (Cherry, 2019). Referensi Arnett, J. (2006). G. Stanley Hall's adolescence: Brilliance and nonsense. History of Psychology, 186-197. Cherry, K. (2019, Agustus). Biography of Psychologist G. Stanley Hall. Retrieved from Very Well Mind: https://verywellmind.com/g-stanley-hall-biography2795507 Karier, C. (1983). G. Stanley Hall: A Priestly Prophet of a New Dispensation. Journal of Libertarian Studies, 35-60. Parry, M. (2006). G. Stanley Hall: Psychologist and Early Gerontologist. Am J Public Health, 1161. Rahman, A. A. (2017). Sejarah Psikologi. Yogyakarta: Rajawali Press. Schlutz, D. P., & Schlutz, S. E. (2011). A History of Modern Psychology 10th Edition. Belmont: Wadsworth. Tikkanen, A. (2019, April). G. Stanley Hall. Retrieved from Encyclopaedia Britannica: https://www.britannica.com/biography/G-Stanley-Hall