LIMBAH INDUSTRI FARMASI FORMULASI OBAT 1. Lmbah Cair - Hasil pencucian - Obat rusak - Obat kembalian - Obat kadaluarsa 2. Limbah Padat - Serbuk - Limbah domestik - Obat rusak - Obat kembalian - Obat kadaluarsa 3. Debu 4. Kebisingan 1 Proses Pembuatan Tablet dan Limbah yang Dihasilkan PENIMBANGAN PENCAMPURAN CETAK LANGSUNG SERBUK & DEBU DEBU GRANULASI BASAH PENGERINGAN DENGAN SUHU 60°C GRANULASI KERING LUBRIKASI PENAMBAHAN BAHAN PELICIN IN PROCESS CONTROL - KESERAGAMAN BOBOT - WAKTU HANCUR - DIAMETER & TEBAL - KEKERASAN - WAKTU LARUT - KADAR ZAT BERKHASIAT PENCETAKAN SERBUK & DEBU PENGEMASAN FINISHED PACK ANALYSIS KARANTINA GUDANG HASIL JADI 2 Proses Pembuatan Kapsul dan Limbah yang Dihasilkan PENIMBANGAN PENGERINGAN BAHAN TAMBAHAN ZAT BERKHASIAT DAN BAHAN TAMBAHAN LAIN PENCAMPURAN DEBU IN PROCESS CONTROL KADAR ZAT BERKHASIAT SERBUK & DEBU PENGISIAN KE DALAM KAPSUL SUHU 25°C KELEMBABAN 50 % IN PROCESS CONTROL - KESERAGAMAN BOBOT - WAKTU HANCUR SELEKSI PENGEMASAN KARANTINA FINISHED PACK ANALYSIS GUDANG HASIL JADI 3 Proses Pembuatan Cairan dan Limbah yang Terjadi PENIMBANGAN PELARUTAN IN PROCESS CONTROL - pH - BERAT JENIS - KADAR ZAT BERKHASIAT - VISKOSITAS PENCAMPURAN PENCUCIAN DAN PENGERINGAN WADAH PENGISIAN KE DALAM WADAH IN PROCESS CONTROL - KESERAGAMAN VOLUME - KEBOCORAN WADAH PENGEMASAN FINISHED PACK ANALYSIS KARANTINA GUDANG HASIL JADI 4 SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT. KIMIA FARMA TANJUNG MORAWA MEDAN INFLUENT 1 2 3 4 5 EFLUENT 1. Bak Ekualisasi - Mengurangi Laju Air - Penahan Buangan dengan Konsentrasi Ekstrin 2. 3. 4. 5. Bak Netralisasi Bak Aerasi Bak Sedimentasi Bak Biokontrol 5 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT. LAFI DITKESDA Tahapan pengolahan air limbah di IPAL LAFI DITKESAD adalah sebagai berikut : a. Bak Penampungan Awal Air limbah yang masuk dari produksi Betalaktam yang telah mengalami destruksi akan ditampung dan pengotornya diendapkan dalam bak ini Kemudian dialirkan ke bak pengendapan (sedimentasi pertama). b. Bak Sedimentasi Pertama Disini terjadi proses pengendapan kembali. Didalam bak ini terdapat sekat– sekat yang menghambat laju aliran air sehingga reaksi pengendapan berlangsung lama. Air limbah dari bak ini mengalir ke bak equalisasi. c. Bak Equalisasi Disini terjadi proses fisika. Di bak ini material padat dihancurkan dengan menggunakan Communitor, pasir terbawa diendapkan. Bak ini dilengkapi dengan pompa untuk mengendalikan fluktuasi jumlah air kotor yang tidak merata, yaitu pada jam kerja dan di luar jam kerja. Bak ini juga terdapat pengaduk untuk mengaduk bahan organik agar tidak mengendap. d. Bak Aerasi dan Stabilitas Air limbah masuk ke dalam bak ini dengan menggunakan pompa secara kontinyu. Di dalam bak ini limbah diolah menggunakan bakteri aerob (jenis SGP – 50) yang berguna untuk menghancurkan zat – zat organik. Bak ini dilengkapi dengan aerator untuk memasukkan oksigen dari udara yang dihasilkan oleh blower dan ditransfer ke dalam air limbah, sehingga mikro organisme manpu melanjutkan dekomposisi bahan pencemar menjadi gas yang tidak mencemari. Didalam bak ini dilakukan juga pengadukan untuk menjamin seluruh material yang ada didalam limbah cair dalam kondisi tersuspensi. e. Bak Sedimentasi Kedua (Clarifier) Air limbah dari bak aerasi mengalir ke dalam bak sedimentasi kedua. Dalam bak ini air mengalami penjernihan. Bak ini memiliki dinding pemisah bergerigi untuk menahan pengotor dan dasar yang berbentuk kerucut untuk mengendapkan sediment sehingga air yang mengalir ke bak koagulasi hanya cairannya saja. f. Bak Koagulasi Cairan dari bak sedimentasi kedua masuk ke dalam bak koagulasi. Di dalam bak ini ditambahkan koagulan PAC ( Poly Aluminium Chloride) dengan menggunakan dozing pump yang disertai dengan pengaduk, dimana koagulasi berfungsi untuk mengikat protein berantai panjang. Konsentrasi PAC yang diteteskan dalam larutan yaitu 50 kg PAC dalam 1000 L air. Bak koagulasi berfungsi sebagai bak penampung koagulan. g. Bak Flokulasi Dari bak koagulasi cairan dialirkan ke bak flokulasi yang berfungsi untuk mengendapkan endapan yang masih terbawa. Di dalam bak ini air limbah mengalami penambahan flokulan berupa polimer elektrolit sebagai polianionik dengan konsentrasi 1 kg polianionik dalam 1000 L air sehingga terbentuk flok– 6 flok yang kemudian diendapkan di bak sedimentasi kedua. Untuk air yang sudah jernih akan langsung menuju ke bak penampungan akhir melalui bidang miring. h. Bak Pengendapan akhir (Bak Sedimentasi Ketiga) 1) Dari bak flokulasi, cairan yang masih mengandung endapan dialirkan ke dalam bak sedimentasi ketiga yang berbentuk kerucut di bagian bawah bak. Pada bak ini di beri karung yang berfungsi sebagai penyaring untuk menampung endapan, sedangkan cairan yang lebih jernih masuk ke dalam bak penampung cairan. 2) Bak Cairan Cairan yang masih mungkin mengandung limbah dialirkan kembali ke bak sedimentasi pertama untuk diolah kembali sampai limbah tersebut benar– benar bersih dari senyawa kimia yang berbahaya. i. Bak Bidang Miring Bak bidang miring berbentuk miring ke satu arah menghubungkan bak flokukasi dan bak control yang gunanya untuk menahan endapan dan partikel lain yang masih terdapat dalam air limbah dari bak flokulasi.Melalui bak bidang miring, air dari bak flokulasi mengalir ke bak control. j. Bak Kontrol (Bak Pembuangan Akhir) Cairan yang sudah jernih dialirkan ke bak control yang berisi ikan sebagai control biologi untuk diperiksa kadar COD dan BOD serta TDS (jumlah zat padat total), pH dan angka fenol. Jika hasilnya memenuhi syarat air dapat dibuang ke saluran pembuangan umum. 7 8 PARAMETER YANG DIPANTAU UNTUK LIMBAH CAIR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. pH Suhu Total suspended solid (TSS) Total dissolved solid (TDS) Biological Oxygen demand (BOD) Chemical Oxygen demand (COD) Minyak/lemak BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI FARMASI (Kep-51/MENLH/10/1995) Parameter BOD COD TSS Total-N Fenol PH Proses pembuatan Bahan Formula (mg/L) 100 300 100 30 1,0 6,0-9,0 Formulasi (Pencampuran) (mg/L) 75 150 75 6,0-9,0 9 Pengelolaan Limbah Menurut CPOB Limbah dan bahan sisa hendaklah ditampung dalam wadah yang tertutup rapat dan diberi tanda yang jelas yang menyatakan jenis dan penggolongan resiko limbah tersebut. Pemusnahan limbah dan bahan sisa hendaklah dilaksanakan tanpa menimbulkan pencemaran lingkungan Bahan beracun hendaklah disimpan dalam lemari terkunci Bahan mudah terbakar disimpan dalam lemari khusus yang tahan api 10 PENGOLAHAN LIMBAH KIMIA Limbah kimia yang dimusnahkan dengan proses khusus yang tak dapat dilakukan oleh laboratorium, perlu dikumpulkan secara terpisah sesuai dengan kelompoknya dalam wadah/botol bertutup. Masing-masing label diberi penandaan : (a) Kelompok limbah, (b) Laboratorium asal, (c) Tanggal penyerahan ke Sub. Bagian Tata Usaha. Limbah tersebut terdiri dari 6 kelompok, yaitu: a. Limbah persisten Contoh limbah persisten adalah senyawa halogen, hidrokarbon organik, yang terdiri atas : - CCL4 - CHCl3 - Pestida (DDT dan lain-lain) - Metilen klorida - Senyawa hidrokarbon poliaromatik (benzopiran, dll.) (tidak termasuk garam halogen anorganik) b. Limbah yang dapat terbakar (Ignitable) Limbah dapat dibakar (ignitable), contoh: Biasanya pelarut organik - Asetanilid - Etil eter - Asetonitril - Heptan - Benzen - Piridin - Sikloheksan - - Etil asetat - Dll. Toluen c. Limbah reaktif Contoh: - KCN, Natrium Sulfida - Senyawa asetilen - Asam pikrat kering - Dll. 11 d. Limbah Korosif Limbah korosif, contoh : Larutan zat dalam air dengan pH <2 atau>12,5. - Asam klorida - Asam nitrat - Asam sulfat - Asam asetat - Asam fosfat - Dll. - Asam sufat e. Limbah Karsinogen Contoh: - Aflatoksin - Benzen, dll. f. Limbah Toksik Contoh: - Pestisida - Arsen - Logam berat - Anilin - Fenol - Dll. Limbah kimia yang dapat ditangani di masing-masing laboratorium dengan cara diencerkan seencer mungkin kemudian dibuang ke dalam bak cuci dengan dialiri air sebanyak mungkin, yaitu: a. Larutan asm/basa encer Untuk larutan pekat dalam jumlah yang banyak sebaiknya dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang dengan cara tersebut diatas. 12 b. Senyawa Anorganik 1) Garam dengan kation Na+, Al3+, Mg2+, Ca2+, Ce2+, Fe2+, Fe3+, NH4+. 2) Garam dengan Anion Cl-, SO42-, Br-, J-, Borat, CO32-, CN-. c. Senyawa Organik Senyawa organik contoh: 1) Dietanolamin 2) Etilen glokol 3) Formaldehid 4) Gliserol 5) Asam heptan/Oktan/Pentan Sulfonat 6) Asam Suksinat 13 AMDAL DAN UKL DAN UPL PP No. 27 Tahun 1999 Kepmen No. 17 Tahun 2001 Kepmen No. 86 Tahun 2002 Kepmen No. 11 Tahun 2006 USAHA (KEGIATAN) WAJIB AMDAL TIDAK WAJIB POTENSI DAMPAK AMDAL PENTING KETIDAKPASTIAN TEKNOLOGI YANG TERSEDIA UNTUK MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF YANG AKAN TIMBUL Ka ANDAL ANDAL RKL RPL WAJIB UKL & UPL 14 UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UKL DAN UPL) KEPMEN LH NOMOR : 86 TAHUN 2002 UKL DAN UPL Adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penananggung jawab usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL 15 FORMULIR ISIAN UKL UPL BERISIKAN INFORMASI Identitas pemrakarsa Rencana usaha dan atau kegiatan Dampak lingkungan yang akan terjadi Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup Tanda tangan dan cap 16 FUNGSI UKL -UPL 1. Sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup suatu usaha dan atau kegiatan. 2. Sebagai syarat untuk memperoleh ijin melakukan usaha dan atau kegiatan 17 FORMULIR ISIAN PEDOMAN PELAKSANAAN UKL-UPL A. IDENTITAS PEMRAKARSA 1. Nama perusahaan 2. Nama penanggung jawab rencana usaha dan atau kegiatan 3. Alamat kantor B. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN 1. Nama rencana usaha dan atau kegiatan 2. Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan Nama Jalan Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Propinsi 18 3. Skala usaha dan atau kegiatan Misalnya: Bidang industri Jenis dan kapasitas produksi Jumlah bahan baku dan penolong Jumlah penggunaan energi Jumlah penggunaan air 4. Garis besar komponen rencana usaha dan atau kegiatan Uraian komponen-komponen rencana atau usaha kegiatan yang diyakini akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Saat prakonstruksi Saat konstruksi Saat operasi C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI Uraian : Sumber dampak Jenis dampak Ukuran yang menyatakan besaran 19 Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan Tuliskan kegiatan yang menghasilkan dampak terhadap lingkungan Tuliskan komponen lingkungan yang akan mengalami perubahan akibat adanya sumber dampak Tuliskan ukuran yang dapat menyatakan besaran dampak. Tuliskan informasi lain yang perlu disampaikan untuk menjelaskan dampak lingkungan yang akan terjadi Contoh: Kegiatan Peternakan pada tahap Operasi Pemeliharaan ternak menimbulkan limbah berupa: 1.Limbah cair Terjadinya penurunan kualitas air Sungai XYZ akibat pembuangan limbah cair dan limbah padat. Limbah cair yang dihasilkan adalah 50 liter/hari. 2. Limbah padat (kotoran) 3. Limbah gas akibat pembakaran sisa makanan ternak Penurunan kualitas udara akibat pembakaran Limbah padat yang dihasilkan adalah 1,2 m3/minggu. 20 D. PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Uraian: 1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah dan mengelola dampak termasuk upaya untuk menangani dan menanggulangi keadaan darurat. 2. Kegitan pemantauan yang dilakukan 3. Tolok ukur yang digunakan E. TANDA TANGAN DAN CAP Penganggung jawab usaha 21 SIAPAKAH PENYUSUN/PENGISI FORMULIR UKL-UPL ? UKL-UPL disusun oleh pemrakarsa/Penanggung Jawab/Pemilik suatu rencana usaha dan atau kegiatan, dengan cara mengisi formulir UKL-UPL. KAPAN DAN BAGAIMANAKAH PENGISIAN FORMULIR UKL-UPL DILAKUKAN ? 1. Formulir UKL-UPL diisi oleh pemrakarsa sebelum rencana usaha dilaksanakan. 2. Formulir UKL-UPL menjadi dasar bagi pemberian rekomendasi. 3. UKL-UPL wajib dilaksanakan sejak tahap perencanaan, konstruksi, sampai operasi dan pasca operasi. 22 BAGAIMANAKAH MEKANISME UKL-UPL ? 1. Pemrakarsa mengisi formulir UKL-UPL. 2. Formulir yang telah diisi disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan. 3. Rekomendasi diterbitkan paling lambat dalam 7 hari kerja. 4. Sebelum menerbitkan rekomendasi, instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup berkoordinasi dengan instansi/Dinas teknis yang membidangi untuk melakukan pemeriksaan bersama terhadap formulir. Bila ternyata masih memerlukan perbaikan/penyempurnaan maka kepadanya diberikan arahan dan masukan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan formulir tersebut. 5. Pemrakarsa memperbaiki isian formulir dan menyerahkannya kembali kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan. Masa waktu perbaikan 7 hari kerja. 23 6. Apabila formulir tidak ada perbaikan maka instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan menerbitkan rekomendasi selambat-lambatnya 14 hari. 7. Rekomendasi ini, oleh pemrakarsa digunakan sebagai salah satu kelengkapan untuk mendapatkan ijin operasional. 24 APAKAH YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMERIKSA FORMULIR ISIAN UKL-UPL ? 1. Uraian yang terdapat dalam formulir isian sesuai dengan format yang ditetentukan. 2. Uraian yang terdapat dalam formulir isian harus sesuai dengan kenyataan lapangan. 3. Uraian jenis dampak, cara pengelolaan dan cara pemantauan harus cukup jelas. 4. Harus ada keterkaitan antara jenis dampak dengan cara pengelolaan dan cara pemantauan. 5. Lokasi rencana usaha/kegiatan sesuai dengan tata ruang, 25 DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN TERJADI Kegiatan yang Komponen No Tahap berpotensi lingkungan Kegiatan menimbulkan yang terkena dampak 1 Pra Kons- Pembebasan truksi lahan Jenis dampak Tolok ukur dampak Pemilik lahan Keresatanaman dan han bangunan karena ganti rugi tidak sesuai Ada tidaknya keresahan 2 Konstruksi Land clearing Tanah Lokasi Erosi 3 Pasca Pengoperasian Udara Konstruksi pabrik Pencemaran udara SOX NOx CO Badan Air sungai Penurunan kualitas badan air sungai pH, BOD COD Tanah Pencemaran tanah 26 UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCA KONSTRUKSI No. Jenis dam- Para- BML meter Lokasi Waktu/ Cara PelakFrekusana 1 Penurunan pH 6-9 kualitas air BOD 150 mg/l Out let Juni & COD 150 mg/l Des./ TSS 75 mg/l 2x1thn Sam- PT X ling 2 Kebising- Intenan sitas bising Idem Pengu- Idem kuran langsung 3 Debu Idem Idem Idem 85 dBA Dua titik di halaman Kadar 260 debu g/m3 Idem 27 UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) Tahap Konstruksi No Jenis Dampak 1 2 3 4 Sumber Upaya Pengelolaan Dampak dampak Cara pe- Spesifikasi Lokasi ngelolaan design Penurunan Limbah cair Memakai Belaka- kualitas dari ng pa- air pengoperasi pengolahan instalasi brik an pabrik limbah cair Limbah Obat rusak Dibakar Belaka- padat Obat kada- dalam ng luarasa incinerator pabrik Pencetakan Dihisap Ruang tablet dan dengan dust cetak pengisian collector tablet/ kapsul lalu dibakar pengi- dalam sian incinerator kapsul Mesin Memakai Sumber pabrik peredam suara Debu Bising suara 28 DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN TERJADI Kegiatan yang Komponen No Tahap berpotensi lingkungan Kegiatan menimbulkan yang terkena dampak 1 Pra Kons- Pembebasan truksi lahan Jenis dampak Tolok ukur dampak Pemilik lahan Keresatanaman dan han bangunan karena ganti rugi tidak sesuai Ada tidaknya keresahan 4 Konstruksi Land clearing Tanah Lokasi Erosi 5 Pasca Pengoperasian Udara Konstruksi pabrik Pencemaran udara SOX NOx CO Badan Air sungai Penurunan kualitas badan air sungai pH, BOD COD Tanah Pencemaran tanah 29 UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCA KONSTRUKSI No. Jenis dam- Para- BML meter Lokasi Waktu/ Cara PelakFrekusana 1 Penurunan pH 6-9 kualitas air BOD 150 mg/l Out let Juni & COD 150 mg/l Des./ TSS 75 mg/l 2x1thn Sam- PT X ling 3 Kebising- Intenan sitas bising Idem Pengu- Idem kuran langsung 3 Debu Idem Idem Idem 85 dBA Dua titik di halaman Kadar 260 debu g/m3 Idem 30 UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) Tahap Konstruksi No Jenis Dampak 1 2 3 4 Sumber Upaya Pengelolaan Dampak dampak Cara pe- Spesifikasi ngelolaan design Lokasi Penurunan Limbah cair Memakai Belaka- kualitas dari ng pa- air pengoperasi pengolahan instalasi brik an pabrik limbah cair Limbah Obat rusak Dibakar Belaka- padat Obat kada- dalam ng luarasa incinerator pabrik Pencetakan Dihisap Ruang tablet dan dengan dust cetak pengisian collector tablet/ kapsul lalu dibakar pengi- dalam sian incinerator kapsul Mesin Memakai Sumber pabrik peredam suara Debu Bising suara 31 32 33 KEGIATAN RUMAH SAKIT 1. Dampak Positif Meningkatkan Kesehatan Masyarakat melalui : - pelayanan preventif - pelayanan kuratif - pelayanan rehabilitatif 2. Dampak Negatif Dapat Menimbulkan Penyakit Yang Disebabkan Limbah LIMBAH RUMAH SAKIT DAPAT BERSIFAT Racun Infeksius Limbah radioaktif 34 KARAKTERISTIK LIMBAH RUMAH SAKIT Limbah medis (klinis) 1. Limbah benda tajam Limbah yang sudut, sisi atau ujung yang tajam yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti: - perlengkapan intravena jarum hipodermik pipet pasteur pecahan gelas pisau bedah 2. Limbah infeksius Limbah yang berkaitan dengan pasien penyakit menular Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi penyakit menular 3. Limbah jaringan tubuh Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah, dan cairan tubuh yang biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. 4. Limbah sitotoksik Limbah yang terkontaminasi oleh bahan sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. 35 5. Limbah farmasi Limbah yang merupakan obat-obat kadaluarsa, obat-obat yang dibuang pasien, obat-obat yang tidak diperlukan rumah sakit dan yang dihasilkan selama produksi obat-obatan. 6. Limbah kimia Limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, sterilisasi dan riset. 7. Limbah radioaktif Limbah yang terkontaminasi oleh bahan radioisotop pada saat tindakan medis atau peenelitian. Limbah Non-Medis (Non-Klinis) Limbah yang berasal dari : - kantor, berupa kertas - unit pelayanan, berupa karton, kaleng dan botol - ruang pasien, berupa sampah, sisa makanan - dapur, berupa sisa pembungkus, sisa bahan makanan, dll. 36 PENGGOLONGAN LIMBAH RUMAH SAKIT Limbah padat (Klinis) Dibagi atas 5 kelompok : Golongan A : 1. Dressing bedah dan semua limbah yang terkontaminasi dari kamar bedah. 2. Bahan kimia dari kasus penyakit infeksi 3. Seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak). Golongan B : Syringe bekas, jarum, pecaahan gelas dan benda-benda tajam lainnya. Golongan C : Limbah dari ruang laaboratorium dan post partum kecuali yaang termasuk golongan A Golongan D : Limbah bahan kimia daan bahan-bahan farmasi tertentu. Golongan E Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence-pad. Limbah cair Limbah cair adalah semua bahan buangan yang berbentuk cair yang beral dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme pathogen, bahan kimia beracun dan radioaktivitas. 37 BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT (Kep-58/MENLH/12/1998) Pasal 3 Bagi setiap rumah sakit yang : a. telah beroperasi sebelum dikeluarkannya Keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran A dan wajib memenuhi Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran B selambatlambatnya tanggal 1 Januari Tahun 2000. b. tahap perencanaannya dilakukan sebelum dikeluarkannya Keputusan ini, dan beroperasi setelah dikeluarkannya Keputusan ini, berlaku Mutu Limbah Cair Lampiran A dan wajib memenuhi Baku Mutu Limbah Cair Lampiran B selambat-lambatnya tanggal 1 Januari 2000. c. Tahap perencanaanya dilakukan dan beroperasi setelah dikeluarkannya Keputusan ini berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran B. Pasal 7 Setiap penanggung jawab kegiatan atau pengelola rumah sakit wajib : a. melakukan pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan sehingga mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang ditetapkan. 38 b. Membuat saluran pembuangan limbah cair tertutup dan kedap air sehingga tidak terjadi perembesan ke tanah serta terpisah dengan saluran limpahan air hujan. c. Memasang alat ukur debit laju alir limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut. d. Memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini kepada laboratorium yang berwewenang sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. e. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian dan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaaksud huruf c dan d sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada Gubernur dengan tembusan Menteri, Kepala Bapedal, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional, instansi teknis yang membidangi rumah sakit serta intansi lain yang dianggap perlu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 39 40 41