Uploaded by User50922

[PDF] 411416003 Sukmawati Gubali Profesionalisasi Tenaga Pendidik Dan Kependidikan Di Era Otonomi Daerah

advertisement
PROFESIONALISASI TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
DI ERA OTONOMI DAERAH
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan
yang Diampu oleh Dr. Arfan Arsyad, M.Pd
Disusun oleh
Sukmawati Gubali
!M "##"#$%%&
Kelas D
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
OKTOBER 2018
Kata Pengantar
Pu'i syukur penulis pan'atkan kepada Tuhan (ang Maha )sa, berkat rahmat
dan
makalah Profesionalisasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan di Era
Otonomi Daerah dapat terselesaikan tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Profesi Kependidikan. Disamping itu penulis
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pemba+anya
Makalah ini terdiri dari tiga bab.
ab ! yaitu pendahuluan,
ab !! yaitu ka'ian
teori, ab !!! pembahasan dan yang terakhir bab !- yaitu penutup.
Seperti pepatah yang mengatakan Tak ada gading, yang tak retak/ penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan masih 'auh dari kata sempurna. 0leh karena itu, guna kesempurnaan makalah ini
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pemba+a.
Gorontalo, 0ktober 1%#2
Penulis
Da tar I!"
Kata Pengantar ......................................................................................................................... i
Dafar Isi .............................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.
!u"uan Penulisan .............................................................................................................................. 2
BAB II KA#IAN !E$RI!I% .................................................................................................................................
BAB III PEMBAHA%AN .......................................................................................................................&
.1 Pengertian (t(n(mi )aerah* tenaga +en)i)ik )an ke+en)i)ikan* )an +r(,esi(nalisasi
)alam )unia +en)i)ikan ................................................................................... &
$t(n(mi Daerah ........................................................................................... &
.1.2 !enaga Pen)i)ik )an Ke+en)i)ikan .................................................................................&
.1.2 Pr(,esi(nalisasi ................................................................................................................ ...2 !antangan Pr(,esi(nalisme tenaga +en)i)ik )an ke+en)i)ikan ........................................ ...2.1 Perkem angan !ekn(l(gi In,(rmasi ............................................................................. ... Pr(,esi(nalisasi !enaga Pen)i)ik )an Ke+en)i)ikan )i Era $t(n(mi Daerah ...................1
BAB I/ PENU!UP ........................................................................................................................................... 10
%im+ulan ...................................................................................................................... 10
.2 %aran ................................................................................................................................................. 10
DA !AR PU%!AKA ..........................................................................................................................................1-
BAB I
PENDAHULUAN
1#1 Latar Be$a%ang
Genderang otonomi daerah telah ditabuh dengan diberlakukannya 33
Tahun #444 dan 33
o. Tahun 1%%" tentang Pemerintah Daerah dan 33
1%
o. 15
Tahun #444 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah. 0tonomi daerah meletakkan kewenangan utama dalam pengelolaan
pembangunan di daerah pada pemerintah kabupaten6kota, sehingga peran da
fungsi para pelaku pembangunan
stakeholders/ di daerah men'adi sangat
penting. !mplikasi dari pergeseran sistem pemerintah ini adalah diperlukannya
sumber daya manusia berkualitas,
yang diharapkan
dapat
menggali
dan
mengelola potensi yang dimiliki daerah untuk dimanfaatkan sebesar*besarnya
bagi kese'ahteraan rakyat di daerahnya. Sumber daya manusia berkualitas
men'adi tumpuan berhasil tidaknya proses desentralisasi dan demokratisasi
pembangunan menu'u masyarakat madani. Se'arah perkembangan bangsa *
bangsa di dunia menun'ukkan bahwa kema'uan suatau negara baik dalam bidang
!PT)K, ekonomi, politik, dan kebudayaan bukan semata * mata ditentukan oleh
kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, tetapi lebih ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusianya.
erkenaan dengan tuntutan otonomi daerah dan arus global yang terus
men+er+a, fungsi pendidikan sebagai pengembang sumber daya manusia sangat
startegis. Dunia pendidikan ditantang untuk menghasilkan manusia*manusia
berkualitas yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah,
sekaligus mampu bersaing dalam tataran global. Sistem pendidikan nasional kita
diharapkan mampu menghasilkan manusia*manusia berkualitas yang mampu
bersaing dalam masyarakat mega kompetisi, dengan menguasai !PT)K dan
mampu mengembangkan diri se+ara maksimal, disamping mempunyai identitas
sebagai banga !ndonesia yang kuat. 0tonomi daerah dilaksanakn dengan tu'uan
untuk meningkatkan kese'ahteraan rakyat, pemerintah, keadilan, demokratisasi,
dan penghormatan terhadap nilai * nilai budaya lokal serta menggali potensi dan
7epublik
!ndonesia. 3ntuk itu sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan otonomi daerah, bukanlah manusia * manusia yang hanya memiliki
keunggulan se+ara indi8idualistik tetapi yang memiliki keunggulan se+ara
partisipatorik.
Proses pendidikan adalah sistem yang melibatkan se'umlah komponen untuk
berinteraksi dan berfungsi se+ara integrafitf dalam kerangka men+apai tu'uan
tertentu. Dengan demikian berhasil tidaknya proses pendidikan sebagai sarana
pengembangan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan otonomi daerah dan menghadapi tantangan masa depan, sangat
tergantung dari kualitas kompnen pembentuk sistem pendidikan itu sendiri,
komponen sistem yang +ukup menentukan dan besar perannya dalam hal ini
adalah Pendidik dan Tenaga Kependidikan/. Tenaga pendidik dan kependidikan
merupakan u'ung tombak dari seluruh rangkain proses pendidikan. Dalam
konteks pelaksanaan otonomi daerah yang se+ara proses masih dalam rangka
men+ari format dan era global yang semakin terasa dampaknya, profesi tenaga
pendidik dan kependidikan sebagai pemegang kendali kema'uan sumber daya
manusia dimasa yang terbuka akan tantangan sekaligus peluang bagi profesi
tenaga pendidik dan kependidikan ke depan, sehingganya penulis merasa perlu
adanya profesionalisasi tenaga pendidik dan kependidikan di era otonomi daerah
1#2 R&'&!an Ma!a$a(
#. Apa pengertian otonomi daerah, pendidik, tenaga pendidik dan profesionalisasi
dalam dunia pendidikan9
1. agaimana tantangan profesionalisasi tenaga pendidik dan kependidikan9
&. agaimana profesionalisasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di era
otonomi daerah9
1#) T&*&an Pen&$"!an
#. Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah, pendidik, tenaga kependidikan,
dan profesionalisasi dalam dunia pendidikan
1. Mendeskripsikan tantangan profesionalisasi tenaga pendidik dan kependidikan
&. Mendeskripsikan profesionalisasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di
era otonomi daerah
dan mediator ?)maslim*HM< !stilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan
adalah
Kepala Sekolah, 7ektor, Direktur, serta istilah lainnya. Tenaga
Kependidikan lainnya ialah orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan, walaupun se+ara tidak langsung terlibat
dalam proses pendidikan
)#1#2 Pr+ e!"+na$"!a!"
Dari segi bahasa, profesionalisasi berasal dari kata professionali=ation yang
berarti kemampuan profesional. Profesionalisasi sebagai pendidikan pra'abatan
dan6atau dalam 'abatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan
intensif. Konsep profesionalisasi men+akup dua dimensi yaitu
I..the
impro8ement of status and the impro8ement of pra+ti+e/. Peningkatan status dan
peningkatan pelatihan.
Profesionalisasi adalah suatu proses kepada perwu'udan dan peningkatan
profesi dalam men+apai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
)#2 Tantangan Pr+ e!"+na$"!'e tenaga .en,"," % ,an %e.en,","%an
)#2#1 Per%e'/angan Te%n+$+g" In +r'a!"
Dalam
rangka
meningkatkan
kependidikan, ter'adinya
tantangan
yang
harus
profesionalisme
tenaga
re8olusi teknologi informasi
mampu
dipe+ahkan
se+ara
pendidik
merupakan
mendesak.
dan
sebuah
Adanya
perkembangan teknologi informasi yang demikian akan mengubah pola hubungan
guru*murid, teknologi instruksional dan sistem pendidikan se+ara keseluruhan.
Kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan dituntut untuk menyesuaikan hal
demikian itu. Adanya re8olusi informasi harus dapat dimanfaatkan oleh bidang
pendidikan sebagai alat men+apai tu'uannya dan bukan sebaliknya 'ustru men'adi
penghambat. 3ntuk itu, perlu didukung oleh suatu kehendak dan etika yang
dilandasi oleh ilmu pendidikan dengan dukungan berbagai pengalaman para
praktisi pendidikan di lapangan.
Perkembangan
teknologi
?terutama
teknologi
informasi<
menyebabkan
peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan akan mulai bergeser. Sekolah tidak
lagi akan men'adi satu*satunya pusat pembela'aran karena akti8itas bela'ar tidak
lagi terbatasi oleh ruang dan waktu. Peran tenaga pendidik 'uga tidak akan
men'adi satu*satunya sumber bela'ar karena banyak sumber bela'ar dan sumberinformasi
yang mampu memfasilitasi seseorang untuk bela'ar.
Seorang
usahawan
teknologi
mempunyai
gagasan
mereformasi sistem
pendidikan masa depan. Menurutnya, apabila anak dia'arkan
untuk
mampu
bela'ar sendiri, men+ipta, dan men'alani kehidupannya dengan berani dan per+aya
diri atas fasilitasi lingkungannya ?keluarga dan masyarakat< serta peran sekolah
tidak hanya menekankan untuk mendapatkan nilai*nilai u'ian yang baik sa'a, maka
akan 'auh lebih baik dapat menghasilkan generasi masa depan.
0rientasi
pendidikan yang terlupakan adalah bagaimana agar lulusan suatu sekolah dapat
+ukup pengetahuannya dan kompeten dalam bidangnya, tapi 'uga matang dan
sehat kepribadiannya.
ahkan konsep tentang sekolah di masa yang akan datang,
menurutnya akan berubah se+ara drastis. Se+ara f isik, sekolah tidak perlu lagi
menyediakan
sumber*sumber
daya
yang
se+ara
tradisional
berisi
bangunan*bangunan besar, tenaga yang banyak dan perangkat lainnya. Sekolah
harus beker'a sama se+ara komplementer dengan sumber bela'ar lain terutama
fasilitas internet yang telah men'adi sekolah maya/.
agaimanapun kema'uan teknologi informasi di masa yang akan datang,
keberadaan sekolah tetap akan diperlukan oleh masyarakat. Kita tidak dapat
menghapus sekolah, karena dengan alasan telah ada teknologi informasi yang
ma'u. Ada sisi*sisi tertentu dari fungsi dan peranan sekolah yang tidak dapat
tergantikan, misalnya hubungan guru*murid dalam fungsi mengembangkan
kepribadian atau membina hubungan sosial, rasa kebersamaan, kohesi sosial,
dan lain*lain. Teknologi informasi hanya mungkin men'adi pengganti fungsi
penyebaran informasi dan sumber bela'ar atau sumber bahan a'ar.
ahan a'aryang
semula disampaikan di sekolah se+ara klasikal, lalu dapat diubah men'adi
pembela'aran yang diindi8idualisasikan melalui 'aringan internet yang dapat
diakses oleh siapapun dari manapun se+ara indi8idu. !nilah tantangan profesi
pendidik dan kependidikan. Apakah perannya akan digantikan oleh teknologi
informasi, atau guru yang memanfaatkan teknologi informasi untuk menun'ang
peran profesinya.
Dunia pendidikan harus menyiapkan seluruh unsur dalam sistim pendidikan
agar tidak tertinggal atau ditinggalkan oleh perkembangan teknologi informasi
tersebut. Melalui penerapan dan pemilihan teknologi informasi yang tepat
?sebagai bagian dari teknologi pendidikan<, maka perbaikan mutu yang
berkelan'utan dapat diharapkan. Perbaikan yang berlangsung terus menerus
se+ara konsisten6konstan akan mendorong orientasi pada perubahan untuk
memperbaiki se+ara terus menerus dunia pendidikan. Adanya re8olusi informasi
dapat men'adi tantangan bagi lembaga pendidikan karena mungkin kita belum
siap menyesuaikan. Sebaliknya, hal ini akan men'adi peluang yang baik bila
lembaga pendidikan mampu menyikapi dengan penuh keterbukaan dan berusaha
memilih 'enis teknologi informasi yang tepat, sebagai penun'ang pen+apaian mutu
pendidikan.
Pemilihan 'enis media sebagai bentuk aplikasi teknologi dalam pendidikan
harus dipilih se+ara tepat, +ermat dan sesuai kebutuhan, serta bermakna bagi
peningkatan mutu pendidikan kita.
&.1.1. 0tonomi Daerah dan Desentralisasi Pendidikan
Paradigma pembangunan yang dominan telah mulai bergeser ke paradigma
desentralistik. Se'ak diundangkan 33
o.116#444 tentang Pemerintah Daerah
maka menandai perlunya desentralisasi dalam banyak urusan yang semula
dikelola se+ara sentralistik.
Menurut T'okroamid'oyo bahwa salah satu tu'uan dari desentralisasi adalah
untuk meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan mereka dalam kegiatan
pembangunan dan melatih rakyat untuk dapat mengatur urusannya sendiri. !ni
artinya, bahwa kemauan berpartisipasi masyarakat dalam pembangunan
?termasuk dalam pengembangan pendidikan< harus ditumbuhkan dan ruang
partisipasi perlu dibuka selebar*lebarnya.
ergesernya paradigma pembangunan yang sentralistik ke desentralistik
telah mengubah +ara pandang penyelenggara negara dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan. Pembangunan harus dipandang sebagai bagian
dari kebutuhan masyarakat itu sendiri dan bukan semata kepentingan negara.
Pembangunan seharusnya mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada
posisi pelaku dan sekaligus penerima manfaat dari proses men+ari solusi dan
meraih hasil pembangunan untuk dirinya dan lingkungannya dalam arti yang lebih
luas. Dengan demikian, masyarakat
harus
mampu
meningkatkan kualitas
kemandirian mengatasi masalah yang dihadapinya, baik
maupun se+ara kolektif.
se+ara indi8idual
BAB IV
PENUTUP
#1 S"'.&$an
Sebagai profesionalisasi tenaga pendidik dan kependidikan, para tenaga
pendidi dan kependidikan harus men'adikan orientasi mutu dan profesionalisme
tenaga pendidik dan kependidikan sebagai etos ker'a mereka dan men'adikannya
sebagai landasan orientasi berperilaku dalam tugas*tugas profesinya. Karenanya,
maka kode etik profesi harus
di'un'ung
tinggi.
Proses profesional
atau
profesionalisasi adalah proses e8olusi yang menggunakan pendekatan organisasi
dan sistemastis untuk mengembangkan profesi ke arah status professional
?peningkatan status<. Se+ara teoritis menurut Gilley dan )ggland ?#424<
pengertian professional dapat didekati dengan empat prespektif pendekatan yaitu
orientasi filosofis, perkembangan bertahap, orientasi karakteristik, dan orientasi
non*tradisonal.
Dalam perkembangannya, disadari bahwa profesi tenaga pendidik dan
kependidikan belum dalam posisi yang ideal seperti yang diharapkan, namun
harus terus diper'uangkan menu'u yang terbaik. Pada saat diberlakukannya
otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan yang bersamaan dengan tumbuh
dan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat, dipahami bahwa
banyak tantangan
sekaligus
peluang yang harus
diselesaikan oleh para tenaga pendidik
dihadapi
dan kependidikan
untuk
dapat
dan lembaga
penyelenggara pendidikan. Para tenaga pendidik dan kependidikan mempunyai
tantangan untuk dapat beradaptasi dengan sebaik*baiknya dalam situasi transisi,
agar dapat memperke+il dampak negatif dan memperbesar dampak positifnya.
#2 Saran
Menyikapi hal*hal diatas, para tenaga pendidik dan kependidikan haruslah
dapat
mengembangkan
suatu
perilaku
adaptif
agar
berhasil
mengemban
profesinya di era otonomi daerah dan era global ini. Dengan +ara demikian,
profesioonalisasi tenaga pendidik dan kependidikan di era otonomi daerah segera
akan ter+apai
DAFTAR PUSTAKA
Gilley, Berri . Dan Ste8en A. )ggland. #424. Principles of Human Resouches
Development (Terjemahan) ew (ork Addision esley
Balal, Hasli dan Dedi Supriyadi ?ed<. 1%%#. Reformasi Pendidikan dalam Konteks
Otonomi Daerah (ogyakarta Adi+ipta
en, Sayling. 1%%&. !uture of Education ("asa Depan Pendidikan)
Publisher
atam Cu+ky
Tamin, . (endro. 1%##. Pendidik Profesional #ntara Harapan dan Tantangan
Bakarta umi Aksara
3ndang * 3ndang 7epublik !
Tahun 1%%& ; Sistem Pendidikan
3no, @am=ah . 1%%>. Profesi Kependidikan $ Pro%lema& 'olusi& dan Reformasi
Pendidikan di ndonesia Bakarta
umi Aksara
Download