MODUL PERKULIAHAN Pokok Bahasan KERANGKA KONSEPTUAL Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh Kode MK Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak., MS., CA Abstract Kompetensi Pada materi sebelumnya telah dibahas tentang berbagai pendekatan perumusan teori akuntansi. Berikut dibahas bagaimana kerangka konseptual dibangun dan dijabarkan secara lebih detail. diimulai dengan pembahasan tentang tujuan akuntansi. Usaha untuk merumuskan tujuan akuntansi telah dilakukan oleh berbagai pihak (institusi). Beberapa diantaranya adalah APB, trueblood committee, FASB. Indonesia juga memiliki kerangka konseptual yang disusun oleh dewan standar-IAI Mahasiswa mampu mendeskripsikan secara logis tentang kerangka konseptual akuntansi, tujuan pelaporan keuangan, konsep dasar dan pihak-pihak yang terlibat dalam perumusan kerangka konseptual KERANGKA KONSEPTUAL Akuntansi sebagai suatu disiplin ilmu dibangun melalui proses pemikiran dengan menggunakan berbagai pendekatan. Akuntansi dapat dikatakan sebagai ilmu (science) jika “body of knowledge” akuntansi dibangun melalui cara-cara ilmiah. Teori akuntansi dengan praktik akuntansi mempunyai hubungan yang kuat, dimana teori dapat digunakan sebagai pedoman dalam praktik akuntansi dan sekaligus praktik juga melakukan verifikasi atas teori terkait. Kuhn (1972) mengusulkan perlunya kerangka (framework) sehingga teori akuntansi yang terdiri dari seperangkat pernyataan2 (statements) dapat dihubungkan dengan aturan2 pengambilan kesimpulan yang logis, dan selanjutnya dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan serta menjelaskan praktik akuntansi. Kerangka acuan seperti yang digambarkan oleh Kuhn (1972) telah dilakukan oleh dewan pembuat standar yaitu FASB, IASB dengan menyusun kerangka konseptual akuntansi. Kam (1990) dikutip oleh Suwardjono (2005) secara spesifik menjelaskan manfaat kerangka konseptual sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Memberikan pengarahan atau pedoman kepada badan pembuat standar dalam penyusunan standar akuntansi. Memberikan acuan dalam memecahkan masalah praktik akuntansi yang belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik. Menentukan batas-batas pertimbangan (bounds for judgement) dalam penyusunan laporan keuangan. Meningkatkan pemahaman pemakai laporan keuangan Meningkatkan keterbandingan laporan keuangan antar perusahaan. Pada umumnya kerangka konseptual memuat 4 komponen utama yaitu: 1) Tujuan pelaporan keuangan 2) Kriteria kualitas informasi 3) Elemen-elemen laporan keuangan 4) Pengukuran dan pengakuan Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan satu sama lainnya. FASB merumuskan empat komponen tersebut dalam bentuk dokumen pernyataan “Statement of Financial Accounting Concept” disingkat SFAC” yaitu: SFAC No. 1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises SFAC No. 2: Qualitative Characteristics of Accounting Information SFAC No. 3: Elements of Financial Statements of Business Enterprises SFAC No. 4: Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations 2012 2 Nama Mata Kuliah dari Modul Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id SFAC No. 5: Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises SFAC No. 6: Elements of Financial Statements SFAC No. 7: Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement SFAC 1 menyatakan secara garis besar bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah “to provide information that is useful in making business and economic decission.” Hal ini bermakna bahwa laporan keuangan ditujukan bagi pelaku bisnis untuk pengambilan keputusan ekonomi. SFAC 2 merumuskan kriteria kualitas informasi akuntansi, dijelaskan bahwa informasi yang berkualitas adalah informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan (decision usefulness). Informasi dapat dinilai bermanfaat jika informasi tersebut: 1) menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang, atau masa datang. 2) Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian. 3) Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai. Kebijakan akuntansi yang dipilih harus mengarah pada kualitas manfaat tersebut. Untuk dapat menghasilkan informasi berkualitas maka dalam setiap pemilihan metode atau teknik akuntansi harus memperhatikan relevansi dan reliabilitas informasi yang dihasilkan. Secara berjenjang (herarkhi) kualitas informasi dapat digambarkan dalam bagan berikut (Suwarjono:2005). 2012 3 Nama Mata Kuliah dari Modul Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hierarki Kualitas Informasi Akuntansi PENGAMBIL KEPUTUSAN DAN KARAKTERISTIKNYA 1. 2. BENEFIT > KOS KETERPAHAMIAN 3. 4. KEBERMANFAATAN KEPUTUSAN KEBERPAUTAN 5. KETERANDALAN NILAI BALIKAN NILAI PREDIKTIF KETEPATWAKTUAN KETERUJIAN KETERBANDINGAN Termasuk KETAATASASAN 6. KETEPATAN PENYIMBOLAN KENETRALAN MATERIALITAS Keterpahaman (understandibility) adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna maknanya oleh pemakai.Keberpautan (relevance) adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Nilai prediktif (predictive value) adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam meningkatkan probabilitas bahwa harapan-harapan pemakai akan muncul/ hasil suatu kejadian masa lalu atau datang akan terjadi. Nilai balikan (feedback value) adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam mengkonfirmasi dan mengkoreksi harapan-harapan pemakai di masa lalu. Ketepatwaktuan (Timeliness) adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. 2012 4 Nama Mata Kuliah dari Modul Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Keterandalan (reliability) adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Ketepatan penyimbolan (representational faithfulness) adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau deskripsi (representasi) dan fenomena yang diukur atau dideskripsi. Keterujian (verifiability) adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan penyimbolan (kebenaran/validitas informasi). Kenetralan (neutrality) adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu atau ketakberbiasan dalam perlakuan akuntansi. Keterbandingan (comparability) adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomik (misalnya dua perangkat statemen keuangan yang merepresentasi kegiatan dua badan usaha). Materialitas (materiality) adalah besar-kecilnya atau magnituda suatu penghilangan atau penyalahsajian informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa pertimbangan seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada informasi tersebut berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau penyalahsajian tersebut. SFAC 3 merumuskan elemen elemen laporan keuangan yang didefinisikan sebagai berikut: 1. Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu. 2. Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. 3. Ekuitas atau aset bersih adalah hak residual terhadap aset suatu entitas yang masih tersisa setelah mengurangi aset dengan kewajibannya. Dalam suatu badan usaha, ekuitas adalah hal pemilikan. Dalam organisasi nonbisnis, yang tidak terdapat hak pemilikan yang bermakna sama dengan pemilikan dalam badan usaha, aset bersih dibagi ke dalam tiga golongan atas dasar ada tidaknya pembatasan tetapan-donor (donor-imposed restrictions)-aset bersih terbatas permanen, terbatas sementara, dan takterbatas. 2012 5 Nama Mata Kuliah dari Modul Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Investasi oleh Pemilik adalah kenaikan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat dari transfer dari entitas lain sesuatu yang bernilai untuk mendapatkan atau menaikkan hak pemilikan (atau ekuitas) di dalamnya. Aset yang diterima dari investasi oleh pemilik pada umumnya berupa aset, tetapi apa yang diterima meliputi pula berupa jasa atau pelunasan atau konversi kewajiban badan usaha bersangkutan. 5. Distribusi ke Pemilik adalah penurunan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat pentransferan aset, penyerahan jasa, dan penimbulan kewajiban oleh badan usaha tersebut kepada pemilik. Distribusi ke pemilik mengurangi hak pemilikan atau ekuitas dalam suatu badan usaha. 6. Laba Komprehensif adalah perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha selama suatu periode yang berasal dari transaksi dan kejadian lain dan kondisi dari sumber-sumber nonpemilik. Laba komprehensif meliputi semua perubahan dalam ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi oleh pemilik dan distribusi ke pemilik. 7. Pendapatan adalah aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut. 8. Biaya adalah aliran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas atau penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi keuanya) dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut. 9. Untung adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi periferal (ikutan) atau insidental (kata-kata) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. 10. Rugi adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi periferal (ikutan) atau insidental (kata-kata) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali penurunan sebagai akibat dari biaya atau distribusi ke pemilik. Pada awalnya Indonesia mengacu pada kerangka konseptual yang dirumuskan FASB, namun sejak th 2004 dalam rangka globalisasi lebih dominan mengikuti Kerangka konseptual yang dirumuskan oleh International Accounting Standards Committee (IASC), dengan nama “Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements”. 2012 6 Nama Mata Kuliah dari Modul Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kerangka konseptual tersebut oleh IAI diterjemahkan menjadi “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan”. Komponen kerangka konseptual yang dirumuskan oleh IASC adalah sebagai berikut: 1) The Objective of Financial Statements 2) Underlying Assumptions 3) Qualitative Characteristics of Financial Statement 4) The Elements of Financial Statemens 5) Recognition of the Financial Statements 6) Measurement of the Elements of Financial Statements 7) Concepts of Capital Maintenance and the Determination of Profit Kerangka dasar yang diterbitkan oleh IAI bertujuan untuk merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi: a. komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya; b. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan; c. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan d. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Secara rinci kerangka dasar merumuskan: a. tujuan laporan keuangan; b. karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan; c. definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan; dan d. konsep modal serta pemeliharaan modal. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2012 7 Nama Mata Kuliah dari Modul Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. ASUMSI DASAR 1. Dasar Akrual Untuk mencapai tujuannya laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang-disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Kelangsungan Usaha Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan. 2012 8 Nama Mata Kuliah dari Modul Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.Terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Unsur Laporan Keuangan Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur laporan posisi keuangan; dengan demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut: a. Biaya historis. Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk 2012 9 Nama Mata Kuliah dari Modul Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal. b. Biaya kini (current cost). Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang. c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value). Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal. d. Nilai sekarang (present value). Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal. Konsep Modal Dan Pemeliharaan Modal Konsep Modal Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.Menurut konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal adalah sinonim dengan aktiva bersih atau ekuitas perusahaan.Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif perusahaan yang didasarkan pada, misalnya, unit output per hari. Pemilihan konsep modal yang sesuai bagi perusahaan harus didasarkan pada kebutuhan pemakai laporan keuangan. Jadi, konsep modal keuangan seharusnya dianut kalau pemakai laporan keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal atau daya beli dari modal yang diinvestasikan. Namun demikian, kalau pemakai 2012 Mata Kuliah dari Modul 10 Nama Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berkepentingan dengan kemampuan usaha perusahaan, seharusnya digunakan konsep modal fisik. Konsep yang dipilih menunjukkan sasaran yang akan dicapai dalam penetapan laba, bahkan meskipun operasionalisasi konsep tersebut tidak terlepas dari kesulitan pengukurannya. 2012 Mata Kuliah dari Modul 11 Nama Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Godfrey J, A. Hodgson, A. Tarca, J. Halminton, S Holmes,2010. Accounting Theory, 7 Ed, John Wiley & Sons Australia, Ltd PSAK.2015, Salemba Empat Soewarjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE , Yogyakarta 2012 Mata Kuliah dari Modul 12 Nama Prof.Dr. Wiwik Utami, Ak.,MS.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id