TUGAS BESAR MANAJEMEN KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN WISMA BARITO PACIFIC II Dosen : Yunita Dian Suwandari, ST, MM, MT. Disusun Oleh Kelompok 1 : 1. Cahyaning Permata 2. Dian Aulia 3. Rolasta Marbun 41119120114 41119120107 41119120047 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA MARET 2020 Halaman Soal Tugas Besar TUGAS DAN ATURAN PENGERJAAN 1. Setiap mahasiswa yang mengikuti Mata Kuliah Sistem Manajemen Mutu Konstruksi WAJIB mengerjakan Tugas Besar berupa pembuatan makalah sesuai aturan dibawah ini. 2. Kelengkapan pelaporan mempengaruhi perolehan nilai. 3. Mahasiswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 3 orang mahasiswa 4. Pengerjaan Tugas Besar: Tahap 1 : Pada Pertemuan online ke-6, setiap kelompok mengumpulkan TB tahap 1(BAB 1- 4d) Tahap 2 : Pada pertemuan online ke-13 , setiap kelompok mengumpulkan TB tahap 2 (BAB 4e-selesai ) 5. Laporan berupa dalam format Ms. Word disertai file presentasi dalam Ms. Powerpoint dikumpulkan soft copy dengan format RAR atau Winzip. 6. Ketentuan Proyek : *) coret yang tidak perlu Pilihlan 1 proyek konstruksi dengan spesifikasi Gedung / Jalan & Jembatan / Waduk / Drainase FORMAT PENULISAN 1. Format Laporan - Laporan diketik dengan ukuran kertas A4, margin Left (3 cm), Top (3 cm), Right (3cm), bottom (3 cm) dengan Font Time New Roman , ukuran 12 pt, spasi 1,15 pt. - Gambar proyek pada kertas A3 2. Halaman Judul - Judul Proyek, Nama Mata Kuliah, Nama Dosen Mata Kuliah, Logo Mercubuana, Nama Program Studi, Bulan dan Tahun Pembuatan. - Nama Kelompok : 1. Ketua/Nim; 2. Anggota/Nim; 3. Anggota/Nim KAnggota Kelompok beserta NIM, - Nama Program Studi, Bulan dan Tahun Pembuatan. 3. Halaman Soal Tugas Besar 3. Executive Summary 4. Kata Pengantar 5. Daftar isi 6. Isi Laporan Laporan harus mengikuti format yang diberikan sebagai berikut: a. LAPORAN TERBAGI MENJADI 4 BAGIAN (Masing – masing dokumen merupakan 1 file tersendiri. Penggabungan dokumen dalam 1 folder dengan format nama folder TUGAS BESAR_Sistem Manajemen Mutu Konstruksi_JUDUL PROYEK_KELOMPOK) b. EXECUTIVE SUMMARY Berisi penjelasan mengenai proyek Sistem Manajemen Konstruksi yang dibuat secara detail dan ringkas (Maksimal 1 halaman) c. BAB 1 PENDAHULUAN yang terdiri dari 1. Latar belakang proyek 2. Identifikasi Permasalahan 3. Tujuan Penulisan 4. Ruang lingkup penulisan d. BAB 2 GAMBARAN UMUM PROYEK e. BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA MANAJEMEN KONSTRUKSI f. BAB 4 RUANG LINGKUP PROYEK Terdiri atas : a. Project Charter b. WBS c. Penjadwalan proyek : Chart : gant chart/ S Curve/ CPM * (pilih salah satu) d. Rencana Biaya proyek e. Rencana Manajemen mutu f. Rencana manajemen komunikasi g. Rencana Manajemen Sumber Daya Manusia h. Rencana Manajemen Risiko i. Rencana manajemen pengadaan dan kontrak proyek j. Manajemen K3 k. Analisa Project Perfomance g. Kesimpulan dan Saran h. Daftar Referensi Semua publikasi atau buku baik text book maupun online reference dicantumkan dalam daftar pustaka Executive Summary Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini. Penulisan laporan kerja praktik ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu mata kuliah Kerja Praktik Departemen Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, laporan kerja praktik ini akan sulit untuk diselesaikan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Yunita Dian Suwandari, ST, MM, MT selaku Dosen Mata Kuliah Sistem Manajemen Mutu Konstruksi yang turut serta dalam memberikan bimbingan, arahan, serta mengarahkan kami dalam penyusunan tugas besar ini. 2. PT. TOTAL BANGUN PERSADA Tbk. yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan. 3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; dan, 4. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan kerja praktik ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu terutama dalam bidang teknik sipil. Jakarta, 27 Maret 2020 Penulis DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Gedung merupakan salah satu unsur penting dalam hal pengembangan suatu daerah. Dalam pembangunan sebuah gedung harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan yang sesuai dengan fungsi gedung dan wilayah yang akan dibangun, keterbatasan lahan di daerah Jakarta dibutuhkan strategi dalam hal pembangunan agar bangunan memiliki nilai atau fungsi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Wisma Barito merupakan salah satu tempat yang akan difungsikan sebagai ruang kantor dan nantinya akan disewakan, dipakai sendiri dan sebagian akan dijual lepas, gedung ini juga di fasilitasi dengan Parkiran yang cukup banyak menampung kendaraan. Pembangunan ini bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana kantor sesuai dengan ketentuan pemanfaatan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta dengan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta meningkatkan potensi kawasan ekonomi prospektif guna peningkatan kualitas pelayanan jasa perkantoran di wilayah Kota Jakarta. Wisma Barito Pacific II”, berlokasi di Jl. Letjen. S. Parman. Kav. 60, RT.10/RW.05, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Rencana kegiatan meliputi pembangunan 1 (satu) tower dengan ketinggian bangunan 22 lantai dan luas seluruh lantai ± 26.368,80 m2. Fasilitas parkir sebanyak 328 unit mobil dan 141 unit motor. Luas lahan yang dimiliki adalah ± 5.303 m2. 1.2 Identifikasi Permasalahan Dengan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meniliti bagaimana mengenai : 1. Sistem managemen yang digunakan dalam pembangunan gedung barito pasific. 2. Pembangunan yang tepat secara waktu, biaya maupun mutu. 3. Pembangunan dapat digunakan dengan tepat sasaran sesuai kegunaan. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan dalam tugas besar ini adalah sebagai berikut: 1. Memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Sistem Manajemen Mutu Konstruksi 2. Menganalisis sistem manajemen yang baik untuk suatu proyek agar proyek tepat waktu, biaya, dan mutu dalam pelaksanaannya. 3. Menganalisis kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diperlukan pada proyek 4. Memahami dalam penerapan sistem manajemen konstruksi dalam proyek 5. Menganalisis resiko yang akan terjadi sebelum proyek dilaksanakan dengan memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 1.4 Ruang lingkup penulisan Penulisan tugas besar ini berdasarkan pada pengamatan dokumen pada proyek Wisma Barito Pasific II dengan ruang lingkup penulisan sebagai berikut : 1. Pembuatan Project Charter 2. Pembuatan WBS 3. Penjadwalan proyek : Chart : gant chart/ S Curve/ CPM * (pilih salah satu) 4. Perencanaan Biaya proyek 5. Perencanaan Manajemen mutu 6. Perencanaan manajemen komunikasi 7. Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia 8. Perencanaan Manajemen Risiko 9. Perencanaan manajemen pengadaan dan kontrak proyek 10. Pembuatan Manajemen K3 11. Menganalisa Project Perfomance BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK 2.1 Latar Belakang Pelaksanaan Proyek PT. Griya Idola sebagai pemrakarsa Kegiatan bermaksud akan membangun gedung Perkantoran “Wisma Barito Pacific II”, berlokasi di Jl. Letjen. S. Parman. Kav. 60, RT.10/RW.05, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Rencana kegiatan meliputi pembangunan 1 (satu) tower dengan ketinggian bangunan 22 lantai dan luas seluruh lantai ± 26.368,80 m2 yang akan difungsikan sebagai ruang kantor dan nantinya akan disewakan, dipakai sendiri dan sebagian akan dijual lepas. Fasilitas parkir sebanyak 328 unit mobil dan 141 unit motor. Luas lahan yang dimiliki adalah ± 5.303 m2 sesuai Ketetapan Rencana Kota (KRK) Nomor 93/C.23a/31/-1.711.53/2017/B, tanggal 9 November 2017 dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta. Gambar 2.1. Lokasi Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: (PT. TOTAL BANGUN PERSADA, 2020) Gambar 2.2. Identifikasi Bangunan Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: (PT. TOTAL BANGUN PERSADA, 2020) 2.2 Tujuan Proyek Tujuan dari Pembangunan Wisma Barito Pacific II oleh PT. Griya Idola diantaranya adalah sebagai berikut. • Membangun dan menyediakan sarana dan prasarana kantor sesuai dengan ketentuan pemanfaatan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta dengan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. • Meningkatkan potensi kawasan ekonomi prospektif guna peningkatan kualitas pelayanan jasa perkantoran di wilayah Kota Jakarta. • Mendorong terciptanya lapangan kerja bagi tenaga kerja sekitar lokasi baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasi. • Memacu perkembangan Kawasan Kecamatan Palmerah sebagai kawasan ekonomi prospektif di wilayah Jakarta Barat. 2.3 Lokasi Proyek Lokasi proyek Wisma Barito Pacific II berada di Jl. Letjen. S. Parman Kav. 60, RT 10/RW 05, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Lokasi proyek memiliki batas-batas fisik sebagai berikut: Sebelah Utara : Lahan kosong milik PT. Tri M dan Wisma Barito Pacific Sebelah Selatan : Hotel Ibis Sebelah Timur : Jl. Slipi cabang, Gereja HKBP Palmerah dan Permukiman Penduduk Sebelah Barat : Jl. Letjen S. Parman dan jalan tol dalam Kota Gambar 2.3. Lokasi Proyek Pembangunan Wisma Barito Pacific II Sumber: Google Maps, 2020 2.4 Lingkup Proyek Ruang lingkup PT. TOTAL BANGUN PERSADA selaku kontraktor utama pada pembangunan Proyek Wisma Barito Pacific II meliputi. 1. Pekerjaan persiapan tanah 2. Pekerjaan struktur 3. Pekerjaan arsitektural 4. Pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing Hal ini berdasarkan kontrak yang sudah disepakati dengan pihak owner yaitu PT. Griya Idola. 2.5 Data Proyek 2.5.1 Data Non-Teknis Proyek Nama Proyek Lokasi : Wisma Barito Pacific II : Jl. Letjen. S. Parman. Kav.60, RT.10/RW.05, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat 11410 Pemilik Proyek (Owner) : PT. Griya Idola Kontraktor : PT. Total Bangun Persada Sub Kontraktor : - PT. Imecon Anugerah (Electrical) - PT. Primadian Mitra Sejati (Fire Fighting dan Plumbing) - (Sewage Treatment Plant) PT. Alam Bestari - PT. Jaga Citra Inti (Instalasi Elektronik dan Instalasi BAS) - (Pengadaan dan pemasangan Elevator) PT. Mitsubishi Jaya - PT. Cahaya Teknindo Majumandiri (Mechanical Ventilation Air Condition) - PT. Berkat Manunggal Konsultan MK (Pengadaan dan pemasangan Genset) : PT. Prada Cipta Areco • Perencana Arsitektur : PT. Airmas Asri • Perencana Struktur : PT. Perkasa Carista Estetika • Perencana MEP : PT. Metakom Pranata • Quantity Surveyor : PT. Karya Graha Nityasa • Waktu Pelaksanaan : November 2018 – Juli 2020 (21 Bulan) • Nilai Kontrak : Rp 167.407.000.000,00 • Jenis Kontrak : Lump sump 2.5.2 Data Teknis Proyek • Jumlah Lantai : 3 Basement, 22 Lantai + Atap + LMR + Helipad • Luas Lahan : 5.273 m2 • Structure Area : 50.700 m2 • Architecture Area : 46.500 m2 • Tinggi Bangunan : 106 m Mutu Beton : • Balok dan Pelat o Lt. B2 – Lt. 8 : fc’ = 35 MPa o Lt. 9 – Lt. Atap : fc’ = 30 MPa • Kolom dan Core Wall • o Lt. B2 – Lt. 8 : fc’ = 45 MPa o Lt. 9 – Lt. 16 : fc’ = 40 MPa o Lt. 16 – Lt. 21 : fc’ = 35 MPa o Lt. 21 – Lt. Atap : fc’ = 30 MPa Mutu Tulangan D≥10BJTD40 : fy = 400 MPa ∅ < 10 BJTP 24, : fy = 240 MPa 2.6 Struktur Organisasi Proyek Terdapat dua struktur organisasi pada proyek Wisma Barito Pacific II, diantaranya : 2.6.1 Struktur Organisasi Utama Struktur organisasi utama mengorganisir jalur komunikasi serta hubungan antar divisi yang ada pada proyek ini. Tujuan diadakannya struktur ini ialah untuk membuat pekerjaan yang efisien sesuai dengan porsi masing-masing divisi. Gambar 2.4. Struktur Organisasi Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020 Proyek ini dikepalai oleh Project Manager (PM), dibantu oleh Deputy Project Manager dan membawahi beberapa divisi, diantaranya ada HSE Officer, Quality Assurance Manager (QAM), Site Manager, Engineering Manager, Commercial Manager, dan General Affair. Posisi HSE Officer dan QAM diletakkan lebih tinggi dikarenakan fungsi pengawasan yang dijalankan oleh kedua divisi tersebut. Divisi HSE Officer membawahi Assistant HSE Supervisor sedangkan QAM berdiri sendiri. Site Manager membawahi divisi Mechanic, Quality Supervisor, dan Surveyor. Mechanic dalam menjalankan tugasnya membawahi Assistant Mechanic, dan Surveyor membawahi Assistant Surveyor. Quality Supervisor dibagi menjadi tiga subdivisi, yakni Struktur, Arsitektur, dan MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing) yang ketiganya membawahi Adm. Site. Divisi Engineering Manager membawahi Site Engineer, yang membawahi BBS dan drafter. Posisi BBS berada di atas drafter dikarenakan fungsi pengawasan. Commercial Manager membawahi divisi Quantity Surveyor. Divisi General Manager membawahi Kasir, Stock Keeper, Admin, dan Koordinator Security. 2.6.2 Struktur Tim Tanggap Darurat Struktur ini dimaksudkan untuk menanggulangi kejadian darurat, dimaksudkan agar keputusan dalam keadaan darurat tersebut cepat diambil. Dalam struktur ini terdapat dua kondisi, yakni kondisi normal dan tidak normal. Kondisi normal ialah pada saat hari masuk kerja, sedangkan tidak normal ialah pada saat hari libur (libur bersama dan libur hari besar) dan pekerjaan lembur. Gambar 2.5. Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020 2.7 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab, serta Wewenang Kerja Berikut ini merupakan penjelasan terkait tugas, tanggung jawab dan wewenang kerja para staff di Proyek Wisma Barito Pacific II. (PT. TOTAL BANGUN PERSADA, 2019) 2.7.1 Project Manager a. Tujuan Jabatan Memimpin dan mengelola sumber daya proyek sesuai kebijakan perusahaan, sehingga proyek dilaksanakan dengan memenuhi tuntunan waktu, mutu, dan biaya yang telah ditetapkan serta memperhatikan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan keselamatan lingkungan. b. Tanggung Jawab • Menyusun struktur organisasi proyek dan melengkapi staff sesuai dengan tahapan-tahapan pelaksanaan proyek • Memimpin tim proyek dalam membuat dan melaporkan perencanaan metode pelaksanaan, mutu, waktu atau jadwal, K3L, dan biaya pelaksanaan proyek sesuai prosedur pelaksanaan proyek • Memimpin tim proyek supaya tetap konsisten dalam menerapkan kebijakan mutu dan K3L, prosedur pelaksanaan proyek dan prosedur yang terkait, serta standar mutu kerja, standar mutu 2K (kebersihan dan kerapian), standar mutu pelayanan. • Memimpin tim proyek dalam merekomendasikan, menyeleksi, menetapkan lingkup pekerjaan, dan mengelola serta mengevaluasi kinerja Sub-kontraktor dan supplier • Memimping tim proyek dalam merekomendasikan, menyeleksi, menetapkan lingkup pekerjaan, dan mengelola serta mengevaluasi kinerja Sub-kontraktor dan supplier • Menangani keluhan pelanggan (Owner) pada masa konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan proyek dan memastikan permasalahan ditangani secara benar dan tuntas • Koordinasi dengan bagian lainnya di internal TOTAL dalam rangka penyelesaian proyek supaya sesuai target mutu, biaya, dan waktu. c. Wewenang • Menandatangani kontrak Sub-kontraktor yang opname di lapangan • Merekrut karyawan kontrak proyek, mengevaluasi dan memutuskan hubungan kerjanya • Menentukan metode kerja • Memilih tim proyek, mandor dan Sub-kontraktor yang opname di lapangan • Mengusulkan calon pemenang Sub-kontraktor dan supplier • Menegur, memperingatkan pegawai kontrak proyek, Sub-kontraktor dan supplier yang lalai • Memutuskan hubungan kerja Sub-kontraktor dan supplier yang tidak memenuhi persyaratan • Melakukan negosiasi pekerjaan tambah kurang langsung dengan Owner • Memutuskan pembelian langsung untuk barang yang bersifat penting sesuai batas rupiah yang telah ditetapkan perusahaan. d. Hubungan Kerja • Atasan langsung : Project Director • Bawahan langsung : Site Manager, Site Engineer, HSE Manager, Quality Assurance Manager, Commercial Manager, dan General Affair Manager 2.7.2 Quality Assurance Manager a. Tujuan Jabatan Melaksanakan berbagai upaya untuk memastikan proses yang dikerjakan dan produk yang dihasilkan di proyek mencapai standar mutu dan spesifikasi yang diinginkan. b. Tanggung Jawab • Membuat project quality plan dengan mengacu pada spesifikasi yang disyaratkan oleh owner • Membuat rencana inspeksi dan tes (RIT) seluruh pekerjaan di proyek untuk dilaksanakan oleh Site Manager • Membuat IK-Proyek pekerjaan yang tidak ada IK dari pusat, untuk dilaksanakan oleh Site Manager • Memeriksa RPS yang terkait mutu, mengkoordinir SE, SM, Com Mgr, HSE Mgr dalam memeriksa RPS yang terkait tanggung jawabnya untuk disetujui oleh PM • Melakukan verigikasi terhadap metode pelaksanaan dan shop drawing yang dibuat oleh SE dan SM yang terkait IMM sebelum disosialisasikan dan dilaksanakan • Melakukan verifikasi pelaksanaan dan hasil pekerjaan secara random berdasarkan RPS, dan melakukan penghentian pekerjaan jika terjadi penyimpangan. Hasil verifikasi dilaporkan kepada PM dan QHSE (kantor pusat) secara konsisten atau terus menerus • Melakukan koordinasi perbaikan dengan SM, SE, Konsultan, dan MK jika terjadi kegagalan mutu di lapangan • Melakukan monitoring pelaksanaan Defect List yang dilakukan oleh SM sebelum dan sesudah serah terima dengan owner c. Wewenang • Menghentikan pekerjaan jika tidak sesuai dengan standar Rencana Pelaksanaan Sub-Kontraktor (RPS) • Mengusulkan detail-detail tertentu sesuai dengan Standar TOTAL (TQA, IK) d. Hubungan Kerja Tabel 2.1. Hubungan Kerja Quality Assurance Manager Jabatan di Pihak Internal Tujuan/Sifat Hubungan Kerja 1. Site Manager Memastikan penerapan mutu di lapangan 2. Engineering Memastikan detail-detail dan metode tertentu sesuai dengan standar dan spesifikasi 3. Project Manager Menyampaikan hasil verifikasi berkaitan mutu yang terjadi di lapangan 4. Departemen QHSE Menyampaikan hasil verifikasi berkaitan mutu yang terjadi di lapangan Jabatan di Pihak Eksternal 1. Owner atau MK Tujuan/Sifat Hubungan Kerja Menyampaikan Rencana Inspeksi dan Tes (RIT) dan hasil LKP 2. Konsultan (kalau tidak Koordinasi mengenai mutu yang terjadi ada MK) Sumber: (PT. TOTAL BANGUN PERSADA, 2019) 2.7.3 HSE Manager a. Tujuan Jabatan Memimpin pengendalian aspek keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan aspek lingkungan di proyek, agar tercipat kondisi dan tindakan kerja yang aman, sehat, serta tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident) maupun kerusakan atau pencemaran lingkungan. b. Tanggung Jawab • Memimpin perencanaan implementasi kebijakan K3L diawali proyek dan sesuai kondisi proyek, dengan mengikuti prosedur K3L yang telah ditetapkan (prosedur TOTAL/P-22) dan standar K3L. • Memimpin HSE officer atau HSE supervisor, dan melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait (owner, MK, subkontraktor, kontraktor lain, instansi terkait), agar prosedur K3 dan standar K3 dapat diterapkan di lapangan. • Memimpin HSE officer atau HSE supervisor dan melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait, agar prosedur keselamatan lingkungan dapat diterapkan dengan benar di lapangan. • Membuat laporan K3L sesuai ketentuan dalam prosedur (laporan harian, mingguan, dan bulanan). • Membuat dan menyelenggarakan program pelatihan K3L di proyek. • Mengkoordinir dan melaksanakan penanganan kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan (bilamana terjadi) maupun keadaan darurat lainnya di lapangan (missal gempa dan kebakaran). • Membina dan mengembangkan potensi anak buah, serta membuat performance planning, review dan appraisal (PPRA) bawahannya sesuai dengan ketentuan • Mengambil alih pekerjaan bawahan jika bawahan berhalangan atau tidak ada. c. Wewenang • Menghentikan pekerjaan apabila pekerjaan tidak aman dan membahayakan • Membuat dan memberi surat peringatan kepada siapapun yang menimbulkan risiko dan ancaman K3L d. Hubungan Kerja • Atasan langsung : Project Manager • Bawahan langsung : HSE officer dan HSE supervisor 2.7.4 Site Manager a. Tujuan Jabatan Memimpin dan mengelola pelaksanaan pekerjaan dengan mengacu pada prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan, agar dicapai mutu pekerjaan, mutu produk, mutu pelayanan, dan waktu pelaksanaan yang sesuai target atau standar, serta biaya yang efisien, dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, serta keselamatan lingkungan. b. Tanggung Jawab • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SM dalam kegiatan tahap pemahaman dan perencanaan proyek yaitu transfer, identifikasi masalah, presentasi internal dan eksternal, serta finalisasi RPAPP. • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SM dalam kegiatan tahap sosialisasi dan penjabaran proyek yaitu sosialisasi RPAPP, presentasi subkon atau Rencana Pengendalian Subkon (RPS), memberikan input shop drawing khusus mock-up, pembuatan mock-up, dan pelatihan spesifik. • Mengkoordinir hal-hal yang menjadi tugas SM dalam kegiatan tahap pelaksanaan pekerjaan agar mutu, biaya, waktu, dan 2K yaitu pengarahan harian, koordinasi • Memastikan bahwa semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dikendalikan sesuai proses yang telah ditetapkan atau direncanakan, sesuai standar mutu yang telah ditetapkan oleh owner atau standar mutu TOTAL, dan seluruh proses tercatat dan terdokumentasi. • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SM dalam keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan kerja. • Mengikuti/ terlibat/ mempertanggungjawabkan hal-hal yang menjadi tugas SM, dalam pelaksanaan kegiatan audit internal dan eksternal. • Membina dan mengembangkan potensi anak buah, serta membuat performance planning, review and appraisal (PPRA) bawahannya sesuai dengan ketentuan. • Mengambil alih pekerjaan bawahan jika bawahan berhalangan/ tidak ada. c. Wewenang • Koordinasi pelaksanaan dengan subkontraktor dan supplier • Menegur subkontraktor atau supplier yang tidak memenuhi target prestasi • Menentukan persentase progress lapangan • Memutuskan penambahan tenaga kerja, alat kerja, dan material • Mengkoreksi perilaku dan kinerja bawahan yang tidak sesuai perilaku MTOTAL d. Hubungan Kerja • Atasan langsung : Project Manager • Bawahan langsung : chief Q supervisor, Q supervisor, chief surveyor, surveyor, chief mechanic, mechanic 2.7.5 Engineering Manager a. Tujuan Jabatan Memimpin pelaksanaan kegiatan engineering di proyek dengan mengacu pada prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan, agar pelaksanaan pekerjaan memenhi tuntuan dan target mutu, K3L, waktu, dan biaya. b. Tanggung Jawab • Mengkoordinir/ memimpin/ membagi tugas dan tanggung jawab engineering kepada site engineer. • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SE dalam kegiatan tahap pemahaman dan perencanaan proyek. • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SE dalam kegiatan tahap pengadaan proyek. • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SE dalam kegiatan tahap sosialisasi dan penjabaran proyek. • Memonitor dan mengevaluasi tugas SE dalam melakukan pengendalian waktu pada tahap pelaksanaan pekerjaan. • Memonitor dan mengevaluasi tugas SE pada tahap serah terima. • Memonitor dan mengevaluasi tugas SE dalam keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan kerja • Membina dan mengembangkan potensi anak buah, serta membuat performance planning, review and appraisal (PPRA) bawahannya sesuai dengan ketentuan. • Mengambil alih pekerjaan bawahan jika bawahan berhalangan/ tidak ada c. Wewenang • Merubah shop drawing di lapangan, sesuai permintaan tertulis dari konsultan • Mengkoreksi perilaku dan kinerja bawahan yang tidak sesuai atau di bawah standar d. Hubungan Kerja • Atasan langsung : Project Manager • Bawahan langsung : chief drafter, drafter 2.7.6 Commercial Manager a. Tujuan Jabatan • Melaksanakan proses pengadaan material dan jasa dengan mengacu pada prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan, agar subkontraktor atau supplier yang terpilih memenuhi tuntutan mutu, K3L, waktu, 2K dan biaya. • Melaksanakan proses verifikasi dan pengendalian biaya (variation order dan progress payment) baik ke owner maupun ke subkontraktor. b. Tanggung Jawab • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas commercial manager dalam kegiatan tahap pemahaman dan perencanaan proyek. • Mengkoordinir hal-hal yang menjadi tugas commercial manager dalam kegiatan tahap pengedaan, agar mutu, biaya, waktu, kebersihan dan kerapian • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas commercial manager dalam kegiatan tahap sosialisasi dan penjabaran proyek. • Menyusun rencana pengajuan cash flow termasuk sistem pengendalian dan evaluasi biaya proyek dan memonitor kesesuaian antara realisasi pembayaran dari owner dengan jadwal yang tercantum dalam kontrak. • Memonitor pekerjaan tambah atau kurang (variation order) dan memproses administrasinya. • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas commercial manager dalam keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan kerja. • Membina dan mengembangkan potensi anak buah, serta membuat performance planning, review and appraisal (PPRA) bawahannya sesuai dengan ketentuan. • Mengambil alih pekerjaan bawahan jika bawahan berhalangan/tidak ada. c. Wewenang • Surat-menyurat ke supplier tentang pengiriman material • Mengoreksi SPK pokok dan non pokok • Membuat target penyelesaian tugas ke bawahan • Mengkoreksi perilaku dan kinerja bawahan yang tidak sesuai atau di bawah standar. d. Hubungan Kerja • Atasan langsung : Project Manager • Bawahan langsung : QS dan buyer 2.7.7 General Affair a. Tujuan Jabatan Mengelola urusan umum proyek antara lain pergudangan, kesekretariatan, kepersonaliaan proyek, perijinan, monitoring pembayaran kas proyek, keamanan, hubungan sosial agar proses pelaksanaan proyek tidak terhambat oleh masalah non teknis. b. Tanggung Jawab • Mengurus perijinan proyek kepada aparat pemerintah dan lingkungan setempat. • Membantu pelaksanaan proses ceremonial proyek antara lain peletakan batu pertama, topping off, soft opening, dan grand opening. • Membina dan menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitar proyek. Termasuk dalam menangani keluhan warga sekitar, urusan ‘sumbangan’ untuk instansi/ yayasan/ Depnaker, RT/ RW, Polsek/ Polres/ Kodim, dan lain-lain. • Memonitor pembayaran termin dari owner (khusus proyek pemerintah). • Melaksanakan penagihan termin ke instansi terkait (khusus proyek pemerintah). • Menyediakan dan mengontrol pemakaian ATK dan barang-barang inventaris di lingkungan proyek. • Melaksanakan fungsi-tugas personalia di proyek. • Mengurus klaim BPJS (Jamsostek) untuk kecelakaan kerja yang terjadi di proyek. • Mengatur pengamanan proyek dengan merujuk pada standar kebijakan yang berlaku, dan mengawasi pelaksanaannya. • Memeriksa kesesuaian laporan penggunaan dan sisa barang dengan realisasinya. • Mengendalikan kesekretariatan proyek dan filling. c. Wewenang • Menolak atau menunda pembayaran atau menolak tagihan yang tidak sesuai prosedur. d. Hubungan Kerja • Atasan langsung : Project Manager • Bawahan langsung : Kepala Gudang, administrasi, dan coordinator keamanan. 2.7.8 HSE Supervisor a. Tujuan Jabatan Melakukan pengawasan dan penegakkan aspek keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan dampak lingkungan di proyek, agar tercipta kondisi dan tindakan kerja yang aman, sehat, serta tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident) dan kerusakan atau pencemaran lingkungan. b. Tanggung Jawab • Memberikan pengarahan kepada pekerja mengenai standar dan manfaat disiplin kerja dan K3L. • Melakukan HSE patrol di area proyek dan sekitarnya. • Menindaklanjuti temuan di lapangan, memberi informasi mengenai masalah yang ditemui kepada safety (HSE) officer, dan mengusulkan alternatif penanganannya. • Berkoordinasi dengan para personil lain dalam menangani kecelakaan kerja atau pencemaran lingkungan maupun keadaan darurat. c. Wewenang • Menegur dan mengarahkan pekerja di daerah yang berbahaya. • Menegur dan mengarahkan pekerja yang bekerja di ketinggian tanpa pengamanan yang memadai dan standar. • Menegur dan mengarahkan supaya pekerja mengenakan alat pengaman kerja. d. Hubungan Kerja Tabel 2.2. Hubungan Kerja HSE Supervisor Jabatan di Pihak Internal Tujuan/Sifat Hubungan Kerja 1. HSE officer Atasan langsung, untuk persetujuan/laporan 2. Asisten supervisor Membantu memasang proteksi/rambu-rambu 3. Pelaksana Koordinasi antar divisi 4. Security Bekerjasama dalam hal keamanan 5. Mekanik Koordinasi lapangan/inspeksi Jabatan di Pihak Eksternal Tujuan/Sifat Hubungan Kerja 1. Pelaksana Subkon Koordinasi K3L 2. Mandor Koordinasi untuk mengarahkan pekerjaan 3. Subkon Koordinasi dan sosialisasi prosedur standar K3L Sumber: (PT. TOTAL BANGUN PERSADA, 2019) 2.7.9 Mechanic a. Tujuan Jabatan Menerima permintaan penggunaan alat, mengawasi pengoperasiannya, merawat dan memperbaikinya agar peralatan yang menjadi tanggung jawabnya tersedia saat dibutuhkan, dalam kondisi layak dan siap pakai sehingga pengerjaan proyek yang menggunakan alat berjalan lancar. b. Tanggung Jawab • Memantau kebutuhan peralatan yang tercakup dalam schedule alat. • Membuat program kegiatan pemeriksaan dan perawatan alat yang diselaraskan dengan kondisi kebutuhan di lapangan. • Membuat laporan pengoperasian alat secara periodik. • Membuat laporan kerusakan alat. c. Wewenang • Menetapkan metoda perawatan, perbaikan • Menukar alat ke work shop d. Hubungan Kerja • Atasan langsung : Chief Mechanic 2.7.10 Quality Supervisor a. Tujuan Jabatan Mengkoordinasi dan memastikan setiap tahapan pekerjaan proyek untuk mencapai target mutu dengan tetap memperhatikan waktu, biaya, 2K dan K3L. b. Tanggung Jawab • Mempersiapkan dan memastikan adanya sarana kerja, penunjang dan mengurus ijin-ijin pelaksanaan • Memastikan ketersediaan dan kesesuaian material, alat, tenaga kerja subkontraktor atau mandor • Memberikan pengarahan harian kepada semua subkon atau mandor dalam hal target mutu sesuai standar, target waktu sesuai jadwal, target volume, kuantitas, waste, jumlah tenaga kerja, dan cara kerja, 2K dan K3L • Mengawasi dan memastikan setiap tahapan pekerjaan dari awal hingga akhir di kerjakan secara tuntas. • Mengawasi dan memastikan setiap tahapan pekerjaan perbaikan dari awal hingga akhir. • Melakukan tes dan inspeksi internal terhadap hasil pekerjaan (bersama subkon dan PQ) • Melakukan pemeriksaan akhir (defect list) bersama owner c. Wewenang • Menunda pekerjaan yang belum siap atau belum lengkap • Menghentikan pekerjaan yang menyimpang dari prosedur (SIP/ IK/ RIT/ shop drawing) • Membuat memo/ teguran kepada subkon atau mandor dan mengganti pekerja tidak kompeten dengan tembusan ke atasan d. Hubungan Kerja • Atasan langsung : Chief quality supervisor atau site manager 2.7.11 Surveyor a. Tujuan Jabatan Melaksanakan pengukuran secara tepat dan akurat di lapangan agar proyek mendapatkan posisi dan tata letak yang sesuai dengan perencanaan, sehingga proyek terhindar dari pekerjaan ulang, dan bisa selesai tepat waktu. b. Tanggung Jawab • Mempelajari dan memahami construction drawing, shop drawing, jadwal pelaksanaan, dan mengarahkan ass. Surveyor mengenal rencana survei. • Melaksanakan survei (pengukuran) dan melaporkan hasilnya ke chief surveyor atau site manager. • Merawat dan meneliti status kalibrasi dari alat-alat ukur yang digunakan. • Melakukan pengukuran kembali atas hasil pelaksanaan konstruksi • Mengawasi penggunaan alat-alat ukur di lingkungan proyeknya c. Wewenang • Menegur asisten surveyor yang ceroboh atau lalai dalam menggunakan dan menyimpan alat ukur • Mengulangi survei atau pengukuran bila terjadi kesalahan metode atau pengukuran d. Hubungan Kerja • Atasan langsung: Kepala surveyor • Bawahan langsung: Asisten surveyor 2.7.12 Site Engineer a. Tujuan Jabatan Memimpin pelaksanaan kegiatan engineering di proyek dengan mengacu pada prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan, agar pelaksanaan pekerjaan memenuhi tuntutan dan target mutu, K3L, waktu 2K dan biaya. b. Tanggung Jawab • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SE dalam kegiatan tagap pemahaman dan perencanaan proyek. • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SE dalam kegiatan tahap pengadaan proyek • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SE dalam kegiatan tahap sosialisasi dan penjabaran proyek • Melakukan time control pada tahap pelaksanaan pekerjaan • Melakukan tugas SE pada tahap serah terima yaitu pembuatan as build drawing, pembuatan daftar material terpasang, dan evaluasi material terpasang. • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SE dalam K3L • Membina dan mengembangkan potensi anak buah, serta membuat performance planning, review and appraisal (PPRA) bawahannya sesuai dengan ketentuan • Mengambil alih pekerjaan bawahan jika bawahan berhalangan/ tidak ada. c. Wewenang • Merubah shop drawing di lapangan, sesuai permintaan tertulis dari konsultan • Mengoreksi perilaku dan kinerja bawahan yang tidak sesuai atau di bawah standar d. Hubungan Kerja • Atasan langsung: Project manager, engineering manager • Bawahan langsung: Chief drafter, drafter 2.7.13 BBS a. Tujuan Jabatan Melakukan pelaksanaan kegiatan bar bending schedule di proyek dengan mengacu pada prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan, agar pelaksanaan pekerjaan memenuhi tuntutan dan target mutu, K3L, waktu, dan biaya. b. Tanggung Jawab • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas BBS dalam kegiatan tahap pemahaman dan perencanaan yaitu transfer, identifikasi masalah, presentasi internal dan eksternal, serta finalisasi RPAPP. • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas BBS dalam kegiatan tahap pengadaan proyek yaitu pengadaan subkon/ supplier (proses tender dan klarifikasi), dan persetujuan material. • Mengkuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas BBS dalam kegiatan tahap sosialisasi dan penjabaran proyek yaitu sosialisasi RPAPP, presentasi subkon besi, pembuatan shop drawing BBS (gambar kerja potong dan bengkok besi, diskusi dan persetujuan), pembuatan perhitungan volume kebutuhan besi, da pengaturan sisa potongan besi supaya bisa digunakan • Melakukan pengendalian waktu pada tahap pelaksanaan pekerjaan yaitu monitor dan update • Mengikuti/ terlibat/ melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas BBS dalam K3L c. Wewenang • Merubah shop drawing BBS di lapangan, sesuai permintaan tertulis dari konsultan • Mengoreksi perilaku dan kinerja bawahan yang tidak sesuai atau di bawah standar. d. Hubungan Kerja • Atasan langsung: SE - Struktur 2.7.14 Drafter a. Tujuan Jabatan Melaksanakan pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan, agar pekerjaan dilapangan dapat dilaksanakan dengan benar dan tepat waktu. b. Tanggung Jawab • Melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas drafter yaitu pembuatan shop drawing (gambar koordinasi, gambar mock-up, gambar kerja) sesuai standar • Melaksanakan pembuatan as built drawing sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan oleh chief engineer/ site engineer/ chief drafter dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan • Mengatur dan mengendalikan distribusi dan penarikan gambar-gambar kepada pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan. • Mengatur penyimpanan/ pengarsipan dokumen gambar dan data-data pendukung • Memelihara program dan peralatan computer, dan kelengkapan gambar lainnya. c. Wewenang • Menentukan besar kecilnya skala agar gambar lebih jelas • Memperjelas gambar dengan menambah detail atau potongan d. Hubungan Kerja • Atasan langsung: Site engineer/ chief drafter 2.7.15 Quantity Surveyor a. Tujuan Jabatan Menghitung volume dan opname yang telah terealisasi dan membandingkan kesesuaiannya dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Tanggung Jawab • Mempelajari dan melakukan analisa bill of quantity, spesifikasi, gambar dan dokumen kontrak lainnya yang berkaitan dengan bidang kerjanya. • Melaksanakan opname progres pekerjaan untuk keperluan progress payment kepada owner • Melaksanakan estimasi sisa biaya secara periodik, dan menghitung biaya yang akan datang untuk dilaporkan kepada commercial manager. • Melaksanakan perhitungan kebutuhan material dan evaluasi waste material di lapangan secara periodik, untuk dilaporkan kepada commercial manager • Melakukan perhitungan opname terhadap pekerjaan subkontraktor/ mandor sesuai cara atau prosedur yang telah disepakati. • Melakukan perhitungan pekerjaan tambah kurang terhadap subkontraktor sesuai cara atau prosedur yang telah disepakati. • Melakukan perhitungan pekerjaan tambah kurang terhadap owner sesuai cara atau prosedur yang telah disepakati. c. Wewenang • Menghitung quantity/ volume baik untuk opname mandor, tambah kurang ke owner dan ke subkon • Membuat progres bulanan ke owner dan ke subkontraktor d. Hubungan Kerja • Atasan langsung: Commercial manager 2.7.16 Cashier a. Tujuan Jabatan Mengelola kas proyek sesuai dengan budget proyek dan prosedur standar yang telah ditetapkan agar aspek keuangan proyek lancar dan terkendali sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan proyek b. Tanggung Jawab • Menyelenggarakan petty cash dan buku bank proyek sesuai prosedur standar • Mengurus pelaksanaan pembayaran termasuk menyiapkan cheque kepada mandor/ supplier/ subkon atau menyiapkan daftar mandor/ supplier/ subkon yang akan dibayar via transfer secara akurat dan sesuai prosedur • Membuat laporan kas proyek dan laporan keuangan sesuai standar pelaporan untuk selanjutnya dilaporkan ke pihak-pihak terkait • Membuat laporan pajak PPh karyawan atau mandor sesuai kebijakan pusat, membayarnya dan melaporkannya ke KPP setempat • Membuka rekening bank atas nama badan usaha • Membuat laporan bank cabang dan mengirimkannya ke KP (PC dan Co Dept.) • Membuat tanda terima kuitansi untuk subkon atau supplier yang dikontrak dari pusat c. Wewenang • Menolak atau menunda tagihan pembayaran yang tidak sesuai dengan prosedur • Meminta pihak terkait untuk melengkapi dokumen penagihan agar sesuai persyaratan d. Hubungan Kerja • Atasan langsung: Project Manager 2.7.17 Stock Keeper a. Tujuan Jabatan Mengelola gudang proyek dalam menerima, menyimpan, dan mengeluarkan material sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, agar penyediaan dan penyimpanan material terlaksana sesuai kebutuhan, dan dengan lancar, tertib, dan efisien. b. Tanggung Jawab • Mengawasi proses penerimaan, penyimpanan material ke gudang dan pengeluaran material dari gudang dan pengeluaran material dari gudang dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. • Mengkoordinasikan dan mengatur persediaan stock material secara efisien sesuai dengan antisipasi kebutuhan proyek. • Melakukan tindak lanjut ke pihak-pihak terkait, antara lain site manager atau pelaksana, bila mendapat kiriman material yang tidak sesuai dengan jumlah dan spesifikasi yang telah ditetapkan. • Mengelola administrasi gudang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Tanggung jawab ini termasuk antara lain mencatat keluarmasuk material, membuat surat jalan keluar material. • Ikut memeriksa pemakaian material yang telah keluar gudang dan dipakai di lapangan. • Melakukan pemesanan beton cair atas permintaan pelaksana dan memonitor kedatangannya, serta mengarahkan pembuangan sisa dan limbah cucian beton. • Mengatur kerapihan, kebersihan, dan keamanan gudang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. c. Wewenang • Menolak material yang tidak sesuai permintaan berdasarkan surat jalan • Menolak pengeluaran material yang tidak sesuai prosedur • Menegur mandor yang menyisakan atau membuang material secara percuma d. Hubungan Kerja • Atasan langsung: General Affair 2.7.18 Admin a. Tujuan Jabatan Melaksanakan berbagai urusan administrasi di proyek agar tanggung jawab dan tugas di proyek secara administrastif terlaksana dengan tertib, akurat dan cepat. b. Tanggung Jawab • Membuat laporan harian, bulanan dan RPAPP sesuai instruksi atasan. • Mendistribusikan dan melakukan pengarsipan dokumen, surat, dan lainnya sesuai prosedur. • Mengurus ijin pelaksanaan pekerjaan, approval MTR, RFI submit ke owner/MK c. Hubungan Kerja • Atasan langsung: Kasir 2.8 Site Management Pada proyek konstruksi, umumnya harus memiliki fasilitas-fasilitas penunjang aktivitas konstruksi yang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan proyek. Fasilitas ini diatur dalam site management. Gambar 2.6. Tampak Atas Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: (PT. TOTAL BANGUN PERSADA, 2019) Fasilitas yang terdapat pada Proyek Pembangunan Wisma Barito Pacific II adalah sebagai berikut. 1. Gerbang Proyek Gerbang proyek berfungsi sebagai akses masuk dan keluar pekerja, staff maupun kendaraan. Pada proyek ini terdapat 2 gerbang utama yang berada di depan proyek berdekatan dengan Jl. Letjen. S. Parman. Gerbang 1 biasanya digunakan sebagai jalur masuk dan keluar pekerja, kendaraan pekerja, dan kendaraan pengangkut material, sedangkan gerbang 2 biasanya digunakan jalur masuk kendaraan pengangkut limbah padat dan material limbah B3. Gambar 2.7. Gerbang Pintu Masuk 1 Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 Gambar 2.8. Gerbang Pintu Masuk 2 Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 2. Proteksi Lokasi Proyek Proteksi berfungsi sebagai batasan daerah proyek dengan lingkungan disekitarnya. Selain itu, proteksi atau pembatas proyek digunakan untuk menjaga keamanan area proyek serta menjaga lingkungan sekitar dari aktivitas proyek. Pada proyek ini proteksi juga digunakan untuk memberikan informasi terkait keselamatan selama berada disekitar area proyek. Gambar 2.9. Proteksi atau Pembatas Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 3. Pos Keamanan Pos keamanan merupakan tempat security berjaga di area proyek yang diletakkan dekat dengan gerbang proyek. Posisi ini dimaksudkan agar segala aktivitas keluar masuk area proyek dapat dipantau dan dijaga keamanannya. Pada proyek ini, security akan terus berjaga 24 jam setiap harinya dengan dilakukan sistem pergantian yang telah diatur. Gambar 2.10. Pos Security Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 4. Washing Bay Area washing bay digunakan untuk upaya menjaga kebersihan di area proyek saat keluar masuk kendaraan yang membawa material. Dengan dilakukan proses pembersihan sebelum kendaraan benar-benar masuk ke dalam proyek, dapat menghilangkan debu ataupun kotoran lain yang berasal dari luar. Begitu pula, sebelum kendaraan meninggalkan area proyek dilakukan pembersihan kembali, agar kendaraan tidak membawa material atau kotoran yang menempel dan mengotori lingkungan di luar proyek. Pada proyek ini, jenis kendaraan yang dibersihkan yaitu truk molen yang mengangkut material pengecoran dan truk yang mengangkut material lain. Gambar 2.11. Washing Bay Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: (PT. TOTAL BANGUN PERSADA, 2019) 5. Site Office Kantor yang digunakan oleh seluruh karyawan pada proyek ini beraktifitas didalam ruangan. Dimana, proyek ini beraktivitas pukul 08.00-17.00 setiap harinya. Pada tempat ini, disimpan arsip proyek berupa gambar hingga laporan harian setiap pekerja. Gambar 2.12. Site Office Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 6. Toilet Tempat yang berfungsi untuk digunakan oleh karyawan proyek mulai dari buang air kecil hingga untuk mandi ketika diharuskan untuk lembur/menginap. Kebersihan toilet kantor selalu dijaga oleh office boy yang bertanggung jawab penuh dengan mengontrol setiap hari. Sedangkan, untuk toilet pekerja dikontrol oleh petugas kebersihan. Gambar 2.13. Toilet Staff Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 Gambar 2.14. Toilet Pekerja Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 7. Ruang HSE Ruangan ini memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat manager HSE beraktivitas di dalam ruangan, serta tempat yang digunakan jika terjadi kecelakaan ringan dan dibutuhkan perawatan. Pada proyek, ruangan ini dapat digunakan 24 jam dengan petugas HSE yang berjaga setiap saat sesuai dengan jadwal kerja. Gambar 2.15. Ruang P3K pada Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 8. Gudang Tempat ini digunakan sebagai tempat penyimpanan barang seperti material yang tidak digunakan dan memiliki ukuran tidak terlalu besar. Dimana, stok material diletakkan di dalam container untuk menghindari terkontaminasi dengan udara luar agar tidak terjadi oksidasi. Gambar 2.16. Gudang atau Tempat Penyimpanan Material Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 9. Fabrikasi Besi Fabrikasi besi merupakan area yang digunakan untuk menyimpan besi sementara sebelum akhirnya digunakan untuk dilakukan perakitan. Biasanya, setiap minggu minimal sekali dilakukan pengisian besi untuk memenuhi kebutuhan. Gambar 2.17. Fabrikasi Besi pada Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 10. Bar Cutter dan Bar Bender Alat yang digunakan untuk mengolah besi setelah dilakukan pengisian stok. Dengan alat ini, besi dapat dibengkokkan atau dipotong sesuai dengan kebutuhan. Pada proyek ini, alat diletakkan dekat dengan area fabrikasi agar mempermudah pengangkutan secara manual. Gambar 2.18. Bar Cutter Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 11. Mechanic Workshop Tempat ini digunakan sebagai tempat penyimpanan barang seperti alat yang tidak digunakan dan memiliki ukuran tidak terlalu besar. Dimana, stok alat memiliki jumlah lebih dari kebutuhan agar ketika terjadi kerusakan alat saat penggunaan dapat memiliki cadangan. Gambar 2.20. Ruang Mekanik pada Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 12. Gudang Bahan B3 dan Ruang limbah B3 Tempat ini digunakan sebagai tempat penyimpanan barang seperti material yang dikhususkan barang yang mengandung B3. Dimana, stok material diletakkan di dalam container untuk menghindari terkontaminasi dengan udara luar agar tidak terkontaminasi. Gambar 2.21. Tempat Penyimpanan Bahan B3 Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 Gambar 2.22. Tempat Penyimpanan Limbah B3 Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 13. Ruang Induksi Area yang digunakan untuk menginduksi karyawan dan pekerja yang baru memasuki area proyek. Baru disini dimaksudkan dengan pertama kali memasuki proyek untuk dibuatkan kartu identitas sebagai petunjuk sudah mendapatkan induksi. Gambar 2.23. Induction Room pada Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 14. Safety Walkway Jalur yang menghubungi area parkir di dekat gerbang proyek dengan area site office yang berada di belakang aktivitas konstruksi. Hal ini dimaksudkan agar menjaga keamanan karyawan yang melintas agar tidak perlu menggunakan alat pelindung diri. Gambar 2.24. Safety Walkway untuk Pejalan Kaki pada Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 15. Akses Tangga Akses yang dibuat untuk menuju bagian atas dari area pembangunan dengan aman. Tangga ini dapat dipindahkan sesuai lokasi kebutuhan dengan pengangkutan menggunakan tower crane. Gambar 2.25. Akses Tangga menuju Site Basement 2 Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 16. Gardu PLN Gardu yang menjadi supply listrik untuk seluruh aktivitas proyek baik di dalam ruangan maupun pekerjaan lapangan. Ini merupakan satu-satunya sumber listrik yang dimiliki proyek tanpa adanya genset yang jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik. Gambar 2.26. Gardu PLN Penyedia Listrik Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 17. Mushola Ruangan yang dikhususkan untuk karyawan dan pekerja melaksanakan ibadah bagi mereka yang beragama islam. Pada proyek ini, mushola hanya disediakan satu di atas ruangan mekanik. Gambar 2.27. Mushola Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 18. Area Parkir Area parkir merupakan area yang berfungi sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan pekerja, staff dan pengunjung. Area parkir yang berada di dalam lokasi proyek hanya dapat menampung kendaraan motor dan satu atau dua kendaraan beroda empat, hal ini dikarenakan area parkir yang terbatas. Sehingga kendaraan mobil ditempatkan pada lahan kosong di sebelah proyek atau di Wisma Barito Pacific I. Gambar 2.28. Area Parkir Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 19. Tower Crane Proyek Wisma Barito Pacific II memiliki 2 tower crane dengan jenis yang berbeda, yaitu static tower crane (TC 1) dan luffing tower crane (TC 2) dengan masing-masing spesifikasi memiliki Jib 55 m dan 50 m, dengan beban maksimum masing-masing sebesar 4,4 ton dan 3 ton. Gambar 2.29. Tower Crane 1 Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 Gambar 2.30. Tower Crane 2 Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 20. Area Khusus Merokok Area yang digunakan untuk karyawan dan pekerja merokok di area proyek dan disediakan dekat dengan aktivitas yang sedang berlangsung. Area ini dapat diangkut menggunakan tower crane untuk keperluan merokok di bagian atas Gedung yang dibangun. Gambar 2.31. Area Istirahat dan Merokok pada Basement 2 Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 21. Septic Tank Septic tank adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari wc. Pada proyek ini, septic tank disiapkan untuk menampung toilet karyawan dan pekerja yang digunakan hingga proyek selesai. Gambar 2.32. Septic Tank Biotech Proyek Wisma Barito Pacific II Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019 BAB III TINJAUAN PUSTAKA MANAJEMEN KONSTRUKSI 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 3.14 3.15 3.16 Definisi dan Aspek – Aspek dalam Kegiatan Manajemen Proyek Karakteristik dan Siklus Proyek Stakeholder Proyek Organisasi Proyek Kontrak – kontrak pada Proyek Project Charter WBS Penjadwalan Project Manajemen Biaya Proyek Mamanjeme Mutu Manajemen Komunikasi Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Risiko Manajemen pengadaan dan kontrak proyek Manajemen K3 Analisa Project Perfomance