Uploaded by User50098

HUBUNGAN KEKERABATAN (STO)

advertisement
HUBUNGAN KEKERABATAN
Telaah Hubungan Kekerabatan Tumbuhan
Telaah hubungan kekerabatan diperlukan dalam taksonomi tumbuhan guna
melihat jauh dekatnya hubungan kekerabatan diantara masing-masing spesies.
Hubungan kekerabatan diantara spesies dikelompokkan atas tiga yaitu kekerabatan
fenetik, kekerabatan filogenetik dan kekerabatan kladistik.
Istilah fenetik diperkenalkan oleh Cain dan Horison tahun 1960 guna
menunjukkan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup yang didasarkan atas
jumlah derajat persamaan yang ada berdasarkan data morfologinya dengan
menggunakan semua ciri yang sama, dan ciri taksonomi tersebut dengan diberi dan
tanpa diberi bobot. Makin besar persamaan diantara makhluk hidup, makin dekatlah
hubungan yang ada, dan semakin kecillah perbedaannya dengan nenek moyang
(Rideng, 1989:41).
Campbell dkk (2003:80) mengemukakan pendapat mengenai kekerabatan
Fenetika yaitu membandingkan sebanyak mungkin karakteristik anatomi dan tidak
membedakan homologi dari analogi. sedangkan filogenetik yaitu menentukan
hubungan kekerabatan berdasarkan perbandingan spesies masa lalu dengan spesies
modern.
Filogenetik berasal dari kata filogeni, yang berarti perkembangan sejarah garisgaris arah evolusi dalam suatu golongan makhluk hidup. Jadi dapat diartikan sebagai
asal dan evolusi suatu takson. Klasifikasi filogenetik (filetik) menekan keeratan
hubungan nenek moyang satu takson dengan lainnya, berdasarkan arah evolusi ciri
morfologi yang ada, para ahli menentukan mana yang primitif dan yang lebih maju atau
derivatnya (Lovelles, 1989: 24 ).
Hasanuddin (2005:33) menyatakan bahwa, “Sifat filetik (Filogenetik =
ontogenesis), merupakan sifat yang mencerminkan bukti filogeni kelompok dan
perkembangan organisme yang dibedakan atas sifat homolog dan analog. Sedangkan
sifat fenetik merupakan sifat yang dipilih hanya yang tampak. Sifat yang dipilih yaitu
satuan (unit) sifatnya. Setiap sifat diberi bobot yang sama atau tidak diberi”.
Kekerabatan kladistik menggambarkan adanya hubungan kekerabatan yang
disimpulkan dari percabangan filogenetik. Oleh karena kekerabatan filogenetik melihat
sifat homolog dan analog dari perkembangan organisme secara evolusi, hal ini
menyulitkan penelitian untuk mendapatkan fosil tumbuhan zaman dahulu.
Contoh mengkaji hubungan jauh dekatnya kekerabatan diantara spesies familia
Cucurbitaceae digunakan kekerabatan fenetik yang didasarkan pada data morfologi
organ tumbuhan. Data morfologi membantu setiap jenjang pada hirarki taksonomi,
yaitu dari tingkat varietas sampai ke tingkat divisi. Data morfologi juga memberikan
gambaran hubungan yang jelas antara faktor genetika dan evolusi, serta memberikan
petunjuk cara-cara tumbuhan mengadaptasikan dirinya. Misalnya familia Cucurbitaceae
sangat jelas ditentukan oleh bentuk morfologinya dengan melihat adanya sulur pada
semua anggota familia ini.
Penentuan hubungan kekerabatan fenetis antara takson dapat dilakukan
dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Untuk kualitatif ditentukan dengan cara
membandingkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki dengan masing-masing
takson. Untuk pendekatan kuantitatif dianalisis secara statistik dengan bantuan
computer (Tjitrosoepomo, 2005:45).
1
Penggunaan Jarak Taksonomi untuk Menentukan Hubungan Kekerabatan
Hubungan kekerabatan antar species tumbuhan dapat dianalisis untuk
menentukan sejauh mana kemiripannya dengan cara menghitung koefesien korelasi,
indeks kemiripan, jarak taksonomi, dan analisis cluster. Secara umum semua cara
pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kemiripan antar species tanaman yang
dibandingkan berdasarkan sejumlah karakter.
Menurut Tursina (1998:34) “Diantara keempat analisis untuk penentuan
kemiripan, maka perhitungan dengan jarak taksonomi lebih menunjukkan dekat dan
jauhnya hubungan kekerabatan antar species tanaman. Hal ini didasarkan karena cara
perhitungan dengan jarak taksonomi lebih sederhana, hanya menggunakan selisih
organ tanaman antara dua species tanaman yang diamati”.
Kekerabatan Fenetik
Kekerabatan yang didasarkan dari morfologi disebut fenetik (bahasa Yunani
phainein, “yang terlihat”, yang mendasarkan keseluruhan kedekatan taksonomik atas
dasar kemiripan dan perbedaan yang dapat terukur, dengan membandingkan sebanyak
mungkin karakterikstik anatomi (Campbell, 2003:80). Kekerabatan fenetik merupakan
kekerabatan yang didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang tampak pada
takson.
Jenis (Species)
Unit suatu takson disebut dengan istilah “jenis” atau “species”, yaitu
kemampuan untuk mengadakan perkawinan satu sama lain dengan menghasilkan
keturunan yang fertil (subur) dan secara reproduktif terasing dari kelompok serupa yang
lain. Menurut kriteria anatomi, yaitu terdapatnya jumlah dan susunan kromosom yang
sama dan aspek distribusi geografinya ialah terdapatnya dalam suatu daerah distribusi
(Tjitrosoepomo, 2005:59).
Suku (Familia/Family)
Familia tumbuhan atau dalam bahasa Indonesia disebut suku ditandai dengan akhiran ceae- merupakan suatu kategori yang ukurannya sangat bervariasi dari yang sangat
kecil hanya terdiri atas satu marga dan beberapa jenis saja, ada yang sangat besar
terdiri atas puluhan marga dan ratusan jenis. Lovelles (1989:180), menyebutkan bahwa
“Berbagai marga yang tergabung dalam satu suku (familia) memiliki sejumlah karakter
yang sangat mendasar yang membedakannya dari marga yang termasuk ke dalam
suku lain”.
Cucurbitaceae
Cucurbitaceae atau familia timun-timunan merupakan salah satu familia
tumbuhan yang didominasi oleh jenis sayuran dan buah-buahan, yang menghasilkan zat
alkaloid berupa triterpenoid tetrasiklik yang disebut cucurbitasin yang berguna sebagai
zat anti kanker (Novica Ardiyani, 2007).
2
Klasifikasi Cucurbitaceae
Menurut Dasuki (1991:91) Klasifikasi dari familia Cucurbitaceae adalah :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Cucurbitales
Familia : Cucurbitaceae
Genus
: 1. Cucumis
2. Citrullus
5. Cucurbita
6. Lagenaria
7. Luffa
8. Momordica
9. Sechium
Species
:1. Cucumis melo L (melon, blewah), buah dimakan.
2. Citrullus lunatus (Thunb.) Mansf. (semangka), buah dimakan
3. Cucurbita moschata (Duch.) Poir. (labu besar), buah dimakan.
4. Lagenaria siceraria (Molina) Standley (labu air),buah dimakan.
5. Luffa acutangula (L.) Roxb. (gambas), buah muda dimakan.
6. Momordica charantia L. (pare, paria), buah dimakan, daun:
obat.
7. Sechium edule (Jacq.) Swartz (labu siam), buah dimakan.
Cucurbita moschata (labu tanah)
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Cucurbitales
Familia
: Cucurbitaceae
Genus
: Cucurbita
Species
: Cucurbita moschata (Duch.) ex. Poir. (Subahar, 2004:5)
Citrullus vulgaris (semangka)
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Cucurbitales
Familia
: Cucurbitaceae
Genus
: Citrullus
Species
: Citrullus vulgaris Schard. (Steenis 1978: 408)
3
.
Cucumis melo (timun suri)
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Cucurbitales
Familia
: Cucurbitaceae
Genus
: Cucumis
Species
: Cucumis melo L. (Dasuki, 1991:91)
.Lagenaria siceraria (labu air)
Kingdom
Divisio
Subdivisio
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Species
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Dicotiledonae
: Cucurbitales
: Cucurbitaceae
: Lagenaria
: Lagenaria siceraria (Molina) Standley. (Dasuki, 1991:91)
Luffa acutangula (gambas)
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Cucurbitales
Familia
: Cucurbitaceae
Genus
: Luffa
Species
: Luffa acutangula (L.) Roxb. (Dasuki, 1999:91)
4
Momordica charantia (pare)
Kingdom
Divisio
Subdivisio
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Species
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Dicotiledonae
: Cucurbitales
: Cucurbitaceae
: Momordica
: Momordica charantia L. (Subahar, 2004:5 )
Sechium edule (labu jipang)
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Cucurbitales
Familia
: Cucurbitaceae
Genus
: Sechium
Species
: Sechium edule (Jacq.) Swartz. (Backer and Van Den Brink, 1968)
Pengukuran Kemiripan
Untuk penentuan kemiripan dapat dilakukan dengan cara:
Pengumpulan Spesimen
Pengumpulan specimen dilakukan dengan menggunakan sistem STO (Satuan
Taksonomi Operasional).
Pemilihan Ciri Morfologi
Setiap Satuan Taksononomi Operasional (STO) dipilih ciri morfologi sebanyak 50 ciri.
Kemudian dinyatakan dengan angka yang memberikan suatu gambaran terhadap ciri
morfologi tersebut. Gambaran tentang ciri pada STO dapat dinyatakan secara
sederhana, yaitu dengan angka (0) bila ciri morfologi tersebut tidak ada, angka (1)
diberikan bila ciri morfologi yang diamati ada. Hasil pengamatan ciri morfologi untuk
seluruh STO lalu disusun dalam bentuk tabel kode data sebagai berikut:
5
Kode Data Pengamatan Ciri Morfologi Batang
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Spesies
Ciri
A
Batang bersifat herba
Batang bersifat herba berkayu
Batang berbentuk segi empat
Batang berbentuk segi lima
Warna batang hijau keputihan
Permukaan batang berambut
Batang tumbuh memanjat
Sulur berjumlah 1
Sulur berjumlah 3
Sulur berjumlah 5
Tinggi batang > 5 m
Berbau tidak enak
Keterangan:
A : Cucurbita moschata
B : Citrullus vulgaris
C : Cucumis melo
G : Sechium edule
B
C
D
E
F
G
D : Lagenaria siceraria
E : Luffa acutangula
F : Momordica charantia
Kode Data Pengamatan Ciri Morfologi Daun
Species
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Ciri
Pangkal daun membulat
Pangkal daun tumpul
Tepi berlekuk menjari
Tepi bercangap menjari
Tepi berbagi menjari
Tepi bergigi
Tepi taju bergigi rapat
Tepi taju bergigi jarang
Ujung runcing
Ujung tumpul
Permukaan berambut halus
Tangkai daun panjang > 15 cm
Keterangan:
A : Cucurbita moschata
B : Citrullus vulgaris
C : Cucumis melo
G : Sechium edule
A
B
C
D
E
F
G
D
E
F
G
D : Lagenaria siceraria
E : Luffa acutangula
F : Momordica charantia
Kode Data Pengamatan Ciri Morfologi Bunga
Species
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Ciri
Pancung kelopak bercangap
Pancung kelopak berbagi
Berbentuk lonceng panjang
Mahkota berlekatan
Mahkota lepas
Mahkota bentuk lonceng
Bunga tunggal
Bunga berumah dua
Warna bunga orange
A
6
B
C
10.
Warna bunga kuning
Keterangan:
A : Cucurbita moschata
B : Citrullus vulgaris
C : Cucumis melo
G : Sechium edule
D : Lagenaria siceraria
E : Luffa acutangula
F : Momordica charantia
Kode Data Pengamatan Ciri Morfologi Buah
Species
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Ciri
A
B
C
D
E
F
G
C
D
E
F
G
Buah bulat lonjong
Buah membulat
Buah memajang silindris
Permukaan buah muda berbulu
Permukaan buah tua berlilin
Kulit buah bergaris
Kulit buah beralur
Permukaan kulit buah tebal
Permukaan kulit buah tipis
Warna kulit buah muda hijau
Warna kulit buah muda hijau keputihan
Warna kulit buah tua coklat
Warna kulit buah tua hijau keputihan
Warna daging buah masak orange
Warna daging buah masak putih
Tangkai buah > 10 cm
Buah dijadikan sayur
Buah dijadikan penyegar minuman
Keterangan:
A : Cucurbita moschata
B : Citrullus vulgaris
C : Cucumis melo
G : Sechium edule
D : Lagenaria siceraria
E : Luffa acutangula
F : Momordica charantia
Kode Data Pengamatan Ciri Morfologi Biji
Species
No
1.
2.
3.
4.
Ciri
Biji muda berwarna putih
Biji tua berwarna coklat
Biji tebal
Biji bersayap
Keterangan:
A : Cucurbita moschata
B : Citrullus vulgaris
C : Cucumis melo
G : Sechium edule
A
B
D : Lagenaria siceraria
E : Luffa acutangula
F : Momordica charantia
7
Tabel Kode Data Total Ciri Morfologi untuk Organ Tanaman dari Masingmasing Species
No
1.
2.
3.
4.
5.
Organ Tumbuhan
A
…
…
…
…
…
Batang
Daun
Bunga
Buah
Biji
Total
Keterangan:
A : Cucurbita moschata
B : Citrullus vulgaris
C : Cucumis melo
G : Sechium edule
B
…
…
…
…
…
C
…
…
…
…
…
Species
D
E
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
F
…
…
…
…
…
G
…
…
…
…
…
D : Lagenaria siceraria
E : Luffa acutangula
F : Momordica charantia
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi tujuh species familia
Cucurbitaceae. Adapun alat bantu yang digunakan untuk dokumentasi yaitu kamera
digital sebagai alat untuk mendapatkan gambar masing-masing organ tanaman.
Teknik Analisis Data
Hubungan kekerabatan antara species dapat dianalisis dengan cara menghitung
koefesien korelasi (KK), dan jarak taksonomi (JK).
Jauh dekatnya hubungan kekerabatan atau kemiripan antara STO yang
dibandingkan dapat dinyatakan dengan jarak taksonomi. Untuk perhitungan jarak
taksonomi digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sneath dan Sokal (1973:119) di
dalam buku Plant Taxonomy karangan Stuessy (1990:76) yaitu :
JK
=
Keterangan :
n
  Xij  Xik 
2
JK =
Jarak Taksonomi
Xij =
Nilai Ciri Morfologi ke-i pada STO J
Xik =
Nilai Ciri Morfologi ke-i pada STO K
n =
Jumlah Nilai Ciri Morfologi yang dipakai
Hasil perhitungan tersebut lalu ditabulasikan dalam bentuk matriks. Matriks
ini menunjukkan besarnya kemiripan antar species.
8
Matriks Jarak Taksonomi dari Kombinasi Species yang diteliti
Species
Species
A
A
...
B
...
C
…
D
…
E
…
F
…
G
…
B
…
…
…
…
…
…
…
C
…
…
…
…
…
…
…
D
…
…
…
…
…
…
…
E
…
…
…
…
…
…
…
F
…
…
…
…
…
…
…
G
…
…
…
…
…
…
…
Keterangan :
A : Cucurbita moschata
B : Citrullus vulgaris
C : Cucumis melo
G : Sechium edule
D : Lagenaria siceraria
E : Luffa acutangula
F : Momordica charantia
Untuk menentukan tingkat hubungan kekerabatan maka digunakan ketentuan
sebagai berikut:
1. Untuk jarak taksonomi <3,00 tergolong dalam kelompok tanaman yang
mempunyai hubungan kekerabatan sangat dekat.
2. Untuk jarak taksonomi 3,00-4,00 tergolong dalam kelompok tanaman yang
mempunyai hubungan kekerabatan dekat.
3. Untuk jarak taksonomi >4,00 tergolong dalam kelompok tanaman yang
mempunyai hubungan kekerabatan jauh.
9
Download