PEKERJAAN LAPANGAN I A. TUJUAN DAN STRATEGI MELAKUKAN PEKERJAAN LAPANGAN Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara obyektif mengenai operasi entitas, mengevaluasi,melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan menyediakan informasi untuk mengambil keputusan oleh manajemen. 1. Tujuan Melakukan Pekerjaan Lapangan Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. 2. Pembuatan Strategi Untuk Melakukan Pekerjaan Lapangan Pada tahap ini, survey pendahuluan telah diselesaikan dan program audit telah disiapkan. Kebutuhan pegawai Kebutuhan sumber daya dari luar (sumber dari luar, sumber dari mitra, penggunaan ahli, peminjaman staf, dan sebagainya) Pengorganisasian staf audit Wewenang dan tanggung jawab Struktur pekerja lapangan Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan Metode pekerjaan lapangan Ada enam metode yang biasa digunakan dalam pekerjaan lapangan yakni : observasi, konfirmasi, verifikasi, investigasi, analisis, dan evaluasi. Metode pendokumentasian akumulasi bahan bukti dan penyiapan kertas kerja. Penyiapan laporan Rencana kontinjensi B. BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN LAPANGAN Tujuan dan Prosedur (Operasi vs Audit) Tujuan-tujuan audit berbeda dari tujuan-tujuan operasi, sebagaimana prosedur-prosedur audit juga berbeda dari prosedur-prosedur operasi Tujuan-tujuan operasi adalah hasil-hasil yang ingin dicapai manajer operasi, Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk menentukan apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan-tujuan audit ditetapkan oleh auditor. C. AUDIT SMART Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina Power and Light, salah satu perusahaan public terbesar di Amerika Serikat. Metode ini merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Hal ini dimaksudkan untuk “mencerminkan efektivitas sistem kontrol internal dan memungkinkan auditor untuk dengan segera mengidentifikasi masalah-masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi-fluktuasi yang tidak normal”. Metode ini menggunakan “indikator-indikator kunci” sebagai elemen dasar dari proses audit. Terdapat empat tahap yaitu: 1. Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan 2. Pengembangan indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan 3. Implementasi 4. Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART PEKERJAAN LAPANGAN II A. PENERAPAN TEKNIK-TEKNIK AUDIT Teknik-teknik audit seperti melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, dan mengevaluasi diterapkan pada beragam kondisi dalam mengumpulkan bahan bukti audit. 1. Jenis Penugasan Audit a. Audit Fungsional Audit fungsional (functional audit) adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir, melintasi lini organisasi. Audit ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling berinteraksi dan bekerja sama. b. Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas) Audit organisasional (organizational audit) tidak hanya memperhatikan aktivitas yang dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan kontrol administratif yang digunakan untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan. c. Studi dan Konsultasi Manajemen Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit jangka panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki masalah organisasi. d. Audit atas Program Tujuan auditnya adalah memberikan manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil - hasil program dan membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam sektor publik, auditor internal akan memerhatikan keluaran, manfaat dampaknya. 2. Audit Kontrak Kontrak kontruksi atau operasi sering melibatkan uang dalam jumlah besar. Kontrak umumnya terdiri atas tiga kategori: Biaya Sekaligus (Lump-Sump) Pada kontrak lump sum (harga tetap) kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan dengan harga tetap. Biaya Tambahan (Cost-Plus) Merupakan cara paling ekonomis untuk proyek kontruksi atau operasi, karena banyaknya ketidakpastian dalam proyek-proyek ini. Harga Per Unit (Unit-Price) Berguna jika suatu proyek membutuhkan pekejaan yang seragam dalam jumlah yang besar. 3. Audit Terintegrasi Audit terintegrasi mengombinasikan aspek-aspek audit keuangan dengan audit kinerja, sebuah prosedur yang menghasilkan sebagian audit keuangan akhir tahun diselesaikan sebelum audit operasional. B. SIFAT BUKTI AUDIT, BUKTI FISIK, BUKTI PENGAKUAN, BUKTI DOKUMEN DAN BUKTI ANALISIS Sifat Bukti Audit Bukti audit (audit evidence) adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit harus mempunyai dasar nyata untuk opini, kesimpulan, dan rekomendasi audit. Bukti audit terdiri dari : Bukti fisik (physical evidence) Bukti Pengakuan (testimonial evidence) Bukti Dokumen (documentary evidence) Bukti Analitis (analitycal evidence) C. STANDAR-STANDAR DAN PENANGANAN BUKTI YANG SENSITIF 1. Standar-standar Bukti Audit Semua bukti audit harus memenuhi 3 uji yaitu : Kecukupan Kompetensi Relevansi 2. Penanganan Bukti yang Sensitif Harus terdapat rencana yang dibuat untuk menangani dan mengamankan bahan-bahan yang sensitif, rencana ini harus mencakup metode untuk menjaga integritas dokumen yang harus dipisahkan dari dokumen kertas kerja biasa dan harus disimpan dalam lemari terkunci atau kotak penympanan yang aman, penyimpanan juga dapat dilakukan di lokasi luar. D. PEKERJAAN LAPANGAN DALAM LINGKUNGAN BERTEKNOLOGI 1. Enterprise Wide Systems Sistem ini memberikan kemungkinan besar terciptanya operasi yang lebih efisien dan efektif bagi perusahaan dengan menggunakan sistem standar yang cukup fleksible terhadap komponen-komponen usaha yang berbeda di negara yang berbeda dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk tingkat manajemen yang sesuai. 2. Audit Berkelanjutan Audit berkelanjutan dilakukan pada perusahaan yang menggunakan enterprise-wide systems. Salah satu komponen kunci dalam audit berkelanjutan adalah perancangan dan implementasi kontrol otomatis dan pemicu tanda bahaya. 3. Masalah-masalah Audit Internal Terkait dengan Risiko Ketika enterprise – wide systems dimodifikasi, masalah-masalah pun harus diubah. Perbedaan yang jelas harus dibuat antara apa yang dilaporkan ke manajemen pada tingkat yang mana dan apa yang dilaporkan ke audit internal. 4. Perdagangan Elektronik (E-Commerce / E-Business) dan Audit Berkelanjutan Karena perusahaan bergerak menuju E-commerce dan E-business, audit berkelanjutan mungkin diharuskan untuk mengurangi risiko ke tingkat yang dapat diterima. Jika suatu entitas menggunakan e-commerce untuk menjual produk ke pelanggan, terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan auditor dalam merencanakan pekerjaan lapangannya.