PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan PP No. 12 TAHUN 2019 Dr. Haryanto, SE., M.Si., Ak., CA. Universitas Diponegoro Semarang 2019 1 DASAR HUKUM UU NO 23 THN 2014 Pasal 330 Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan Daerah diatur dengan PERATURAN PEMERINTAH. Penjelasan Penyusunan Peraturan Pemerintah diselaraskan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keuangan negara dan perbendaharaan negara serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya. 2 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH UU 23/2014 UU 23/2014 & Perubahannya UU 17/2003 UU 1/2004 PP 12/2019 PENGANTI PERMENDAGRI 13/2006 UU 15/2004 PP 71/2010 QANUN PKD Pergub Pedoman Pengelolaan Keuda PP 12/2019 PENGGANTI PERMENDAGRI 13/2006 Pergub 3 3 OMNIBUS LAW Omnibus Law adalah suatu rancangan perundang-undangan yang mencakup lebih dari satu (keseluruhan) aspek yang digabung menjadi satu peraturan perundangan-undangan. Isu terkini, lebih kurang 72 UU terkait perijinan/investasi (termasuk aturan pajak daerah dan retribusi daerah) akan direvisi dan kemudian digabung dalam satu pengaturan dalam rangka mendukung iklim investasi. 4 OMNIBUS REGULATIONS Pengaturan yang komprehensif dalam satu peraturan perundangan saja PP 12/2019; Mempertimbangkan: kemudahan untuk diimplementasikan oleh Pemda; sinkronisasi dan keselarasan antar pengaturan (contoh: pelaporan keuangan pemda – standar akuntansi pemerintahan); Bagan Akun Standar (BAS) adalah daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara sistematis sebagai pedoman dalam pelaksanaan ANGGARAN dan PELAPORAN KEUANGAN Pemda. tidak membingungkan pelaksana & pemeriksa; kapasitas kemampuan daerah. 5 LINGKUP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Perencanaan Input Proses Pelaksanaan Output/Input Pengawasan/ Pengendalian Proses Output/Input Proses Output Kebijakan Umum APBD Prioritas & Plafon Anggaran Sementara •RPJMD/RKPD •Renstra SKPA •Kinerja Masa Lalu •Asumsi Dasar • Kebijakan Pemerintah (RPJM/RKP/ Prioritas Pembangunan) Kegiatan Anggaran • Prestasi Kerja APBD • Perda APBD Penatausahan & Akuntansi Laporan Pelaksanaan APBD • Formulir/Dokumen •Catatan/Register • Semesteran •Tahunan Evaluasi Kinerja Hasil Evaluasi 6 LINGKUP DAN RINCIAN BAHASAN PENGELOLAAN KEUDA PP 58/2005 DENGAN PP 12/2019 PP 58/2005 Menjelaskan secara cukup memadai ruang lingkup pengelolaan keuda. Jumlah Pasal: 158 PP 12/2019 Menjelaskan secara rinci ruang lingkup pengelolaan keuda. Jumlah Pasal: 225 7 Hak Daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman; Kewajiban Daerah untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dan membayar tagihan/utang pihak ketiga; Batasan Pengertian/Lin gkup Keuda Penerimaan Daerah; Pengeluaran Daerah; (Pasal 2) Kekayaan Daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan daerah yang dipisahkan; Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh Daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas Daerah dan/atau kepentingan umum. 8 KEKUASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PP 58/2005 Mendesentralisasikan pelaksanaan kekuasan pengelolaan keuangan daerah kepada: a. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/PPKD. b. Kepala SKPA selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Daerah. c. Sekda selaku Koordinator Pengelola Keuda. PP 12/2019 Mendesentralisasikan pelaksanaan kekuasan pengelolaan keuangan daerah kepada Pejabat Perangkat Daerah: a. Sekda selaku Koordinator Pengelola Keuda b. Kepala SKPAD selaku Pejabat PPKD. c. Kepala SKPA selaku PA. 9 Pejabat Terkait Pengelolaan Keuangan Daerah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuda Koordinator Pengelolaan Keuda Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA) Bendahara Umum Aceh (BUA) Kuasa BUA ---- Dapat Ditunjuk Lebih dari 1 Orang Kuasa BUA Pengguna Anggaran (PA) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPA (PPK-SKPA) Pejabat Penatausahaan Keuangan Unit SKPA (PPK-Unit SKPA) Bendahara Penerimaan & Bendahara Pengeluaran Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) 10 PPKD - 1 Kepala SKPAD selaku PPKD mempunyai tugas: a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan Pengelolaan Keuda; b. Menyusun Raperda APBD, Raperda Perubahan APBD, dan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD; c. Melaksanakan Pemungutan Pendapatan Daerah; d. Melaksanakan Fungsi BUA; dan e. Melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan per-UU-an. Penjelasan PP: Kewenangan Pemungutan Pajak Daerah Dapat Dipisahkan dari Kewenangan SKPAD sesuai ketentuan per-UU-an. 11 PPKD - 2 PPKD selaku BUA berwenang: a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; b. Mengesahkan DPA-SKPA; c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD; d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran Kas Umum Aceh; e. Melaksanakan Pemungutan Pajak Daerah; f. Menetapkan SPD; g. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama Pemda; h. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan Keuda; i. Menyajikan informasi keuda; dan j. Melakukan pencatatan dan pengesahan dalam hal penerimaan dan Pengeluaran Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan per-UU-an yang tidak dilakukan melalui RKUD. 12 HAL BARU PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH Pasal 4 1 Penegasan Kepala Daerah Berkedudukan sebagai Pemilik Modal pada Perusahaan Umum Daerah atau Pemegang Saham pada Perseroan Daerah. 2 Pasal 13 3 Pejabat Fungsional Umum dapat menjadi PPTK apabila tidak terdapat pejabat struktural. Pasal 15 4 Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada KPA, PA menetapkan PPK Unit SKPA untuk melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada Unit SKPA. 5 Pasal 22 6 Merinci Tugas Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) 13 KEKUASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pelimpahan sebagian atau seluruh kekuasaan dari Kepala Daerah didasarkan pada Prinsip Pemisahan Kewenangan antara yang: a. memerintahkan, b. menguji, dan c. menerima atau mengeluarkan uang. Pelimpahan kekuasaan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pejabat terkait pengelolaan keuangan daerah tidak boleh merangkap jabatan. 14 KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH GUBERNUR (PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUDA) SEKRETARIS DAERAH (KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA) PPKD Selaku BUA (KEPALA SKPAD) PENGGUNA ANGGARAN (KEPALA SKPA) BENDAHARA KUASA PA KUASA BUA PPTK PPK-SKPA 15 PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN ACEH SELAKU BENDAHARA UMUM ACEH PPKD Selaku BUA (Kepala BKD/BPKD/BPKAD/BPPKAD) SEKRETARIS BIDANG PENDAPATAN 1. Memungut Pendapatan 2. Mengelola Pendapatan 3. Memverifikasi Pendapatan dr Bendahara Penerimaan BIDANG ANGGARAN 1. Menyusun APBD & Perubahan APBD 2. Mengesahka n DPA SKPA BIDANG AKUNTANSI 1. Melaksanak an Akuntansi 2. Menyusun Laporan Keuangan Pemda BIDANG ASET 1. Mengelola Aset Daerah BIDANG INVESTASI 1. Mengelol Investasi Daerah PPK - SKPA KUASA BUA Dapat Lebih dari 1 Orang Kuasa BUA 16 STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN SKPA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG (Kepala SKPA) (Kabid/UPT/Kabag - n1) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (Sekretaris) BENDAHARA PENERIMAAN/PENGELUARAN PPTK PPK-SKPA Pembantu Bendahara KUASA PENGGUNA ANGGARAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN (Kabid/UPT/Kabag - n1) PPTK Membantu Tugas & Wewenang PA/KPA, a.l: 1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan; 2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; 3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan. 1. 2. 3. 4. Verifikasi SPP Menyiapkan SPM Verifikasi SPJ Melaksanakan Akuntansi & Laporan Keuangan Membantu Bendahara Penerimaan & Bendahara Pengeluaran: 1. Membuat dokumen 2. Mencatat pembukuan 3. Gaji 17 PELIMPAHAN WEWENANG PA KEPADA KPA PENGGUNA ANGGARAN Melimpahkan sebagian kewenangan KEPALA UNIT SKPA Selaku KUASA PENGGUNA ANGGARAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN BESARAN ANGGARAN KEGIATAN LOKASI RENTANG KENDALI PELIMPAHAN KEWENANGAN PA KEPADA KPA MELIPUTI: 1. 2. 3. 4. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran belanja; melaksanakan anggaran Unit SKPA yang dipimpinnya; melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran; mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan piha lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan; 5. melaksanakan pemungutan retribusi daerah; 6. Mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya; dan 7. Melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 18 MODEL 1 STRUKTUR ORGANISASI SKPA KEPALA SKPA Pengguna Anggaran Kabag TU Kasubbag TUK PPK-SKPA Ka UPT Kabid Kuasa Pengguna Angg. Kuasa Pengguna Angg. Kasubbid Kasubbid PPTK PPTK 19 MODEL 2 STRUKTUR ORGANISASI SKPA KEPALA SKPA Pengguna Anggaran Kabag TU Kasubbag TUK PPK-SKPA Ka UPT Kabid SKPA PPTK PPTK 20 MODEL 3 STRUKTUR ORGANISASI SKPA KHUSUS SEKRETARIAT DAERAH SEKDA Pengguna Anggaran KARO/KABAG Kuasa Pengguna Angg. Kasubbag PPTK Kabag/ Kasubbag TU PPK-SKPA 21 PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN SKPA (PPK–SKPA) PENGGUNA ANGGARAN PPK-SKPA (SEKRETARIS/TATA USAHA/KEUANGAN) PENYIAPAN SPM VERIFIKASI SPJ AKUNTANSI & PELAPORAN KEUANGAN 22 STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN UNIT SKPA KUASA PENGGUNA ANGGARAN (Kepala Bidang/Bagian/UPT/Setaranya) PPTK PPTK Membantu Tugas & Wewenang KPA, a.l: 1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan; 2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; 3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan. PPK-UNIT SKPA 1. Memverifikasi SPP-TU dan SPP-LS 2. Menyiapkan SPM 3. Memverifikasi SPJ Bendahara Pembantu Bendahara Penerimaan Pembantu & Bendahara Pengeluaran Pembantu: 1. Menerima & Menyetorkan Pendapatan 2. Membuat SPP-TU dan SPP-LS 3. Membuat SPJ 4. Melakukan Pembukuan 23 PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN UNIT SKPA (PPK-UNIT SKPA) KUASA PENGGUNA ANGGARAN PPK-UNIT SKPA VERIFIKASI SPP & PENYIAPAN SPM VERIFIKASI SPJ 24 PPK-SKPA VS PPK-UNIT SKPA PPK-SKPA Tugas a. Melakukan verifikasi SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran; b. Menyiapkan SPM; c. Melakukan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Penerimaan & Bendahara Pengeluaran d. Melaksanakan fungsi akuntansi pada SKPA; dan e. Menyusun laporan keuangan SKPA PPK-SKPA tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK Pasal 14 PPK-Unit SKPA Tugas a. Melakukan verifikasi SPP-TU dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu; b. Menyiapkan SPM-TU dan SPM-LS, berdasarkan SPP-TU dan SPP-LS yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu; dan c. Melakukan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Penerimaan pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada KPA Pasal 15 25 Tata Cara Penunjukan Pejabat di Lingkungan PPKD dan/atau SKPA PP 58/2005 dan PP 12/2019 Mengatur pendelegasian wewenang lebih lanjut: PPKD selaku BUA menunjuk pejabat selaku Kuasa BUA dan dapat melimpahkan wewenang lainnya kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPAD. Kepala SKPA dalam melaksanakan tugasnya : Menetapkan pejabat yg melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPA sebagai pejabat penatausahaan keuda. Dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja dilingkungannya selaku kuasa pengguna anggaran/ pengguna barang. Pejabat pengguna angaran/ kuasa pengguna anggaran dalam melaksanakan program & kegiatan dapat menunjuk pejabat pada unit kerja SKPA selaku PPTK. 26 Bendahara Status Bendahara merupakan Pejabat Fungsional dan bertanggung jawab kepada PPKD selaku BUA. Bendahara Penerimaan memiliki tugas dan wewenang menerima, menyimpan, menyetor ke RKUD, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan Pendapatan Daerah yang diterimanya. Bendahara Pengeluaran memiliki tugas dan wewenang: a. mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-UP/GU/TU dan SPP LS; b. menerima dan menyimpan uang dari UP/GU/TU; c. melaksanakan pembayaran dari UP/GU/TU yang dikelolanya; d. menolak perintah bayar dari PA yang tidak sesuai dengan ketentuan per-UU-an; e. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran; f. membuat laporan pertanggungjawaban (SPJ) secara administratif kepada PA dan laporan pertanggungjawaban (SPJ) secara fungsional kepada BUA secara periodik; dan g. memungut dan menyetorkan pajak sesuai dgn ketentuan per-UU-an. 27 BENDAHARA PPKD Selaku BUA PENGGUNA ANGGARAN BENDAHARA PENERIMAAN 1. STS 2. RPH 3. SPJ - PDPT BENDAHARA PENGELUARAN 1. SPP-UP/GU/TU/LS 2. BUKU2 3. SPJ - BELANJA HUBUNGAN FUNGSIONAL & ADMINISTRASI 28 APBD 29 AZAS UMUM APBD PP 58/2005 dan PP 12/2019 APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Daerah dan kemampuan Pendapatan Daerah. Menjelaskan fungsi-fungsi APBD: otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Menegaskan mengenai prinsip-prinsip penganggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan. 30 Prinsip-prinsip Penganggaran Semua penerimaan dianggarkan dalam APBD. Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan secara Bruto. Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dapat dicapai serta berdasarkan ketentuan per-UU-an. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah cukup dan harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya. 31 STRUKTUR APBD PP 58/2005 dan PP 12/2019 Memperjelas cakupan pengertian dan rincian dari dari setiap pendapatan, belanja dan pembiayaan Pendapatan dirinci menurut kelompok pendapatan dan jenis pendapatan Klasifikasi belanja menurut organisasi, urusan pemerintahan/fungsi, program dan kegiatan serta jenis belanja. Pembiayaan dirinci menurut jenis sumber penerimaan dan pengeluaran pembiayaan 32 STRUKTUR PENDAPATAN A. Pendapatan Asli Daerah: 1. 2. 3. 4. Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah B. Pendapatan Transfer (dh. Dana Perimbangan): 1. Transfer Pusat (dana perimbangan: DTUmum dan DTK, Dana Insentif Daerah, Dana Otsus dan Keistimewaan dan Dana Desa) 2. Transfer antar Daerah (pendapatan bagi hasil dan bantuan keuangan) (dh. (1) Dana Bagi Hasil (2) Dana Alokasi Umum (3) Dana Alokasi Khusus C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah: 1. Hibah 2. Dana Darurat 3. Lain-lain pendapatan sesuai per-UU-an 33 PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH DILARANG MELAKUKAN PUNGUTAN ATAU YANG DISEBUT NAMA LAINNYA YANG DIPERSAMAKAN DENGAN PUNGUTAN DI LUAR YANG DIATUR DALAM UNDANGUNDANG MELAKUKAN PUNGUTAN YANG MENYEBABKAN EKONOMI BIAYA TINGGI, MENGHAMBAT MOBILITAS PENDUDUK, LALU LINTAS BARANG DAN JASA ANTAR DAERAH, DAN KEGIATAN EKSPOR/IMPOR YANG MERUPAKAN PROGRAM STRATEGIS NASIONAL Pasal 32 melarang melarang Kepala Daerah yang dikenai sanksi administratif tidak dibayarkan hak-hak keuangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan selama 6 (enam) bulan Hasil pungutan wajib disetorkan seluruhnya ke kas negara Kepala Daerah yang dikenai sanksi administratif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Pasal 33 34 Struktur Belanja KEPEMENDAGRI 29/2002 APARATUR & PELAYANAN PUBLIK Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi & Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Modal BELANJA BAGI HASIL & BANTUAN KEU BELANJA TIDAK TERSANGKA PP 58/2005 & PERMENDAGRI 13/2006 Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil & Bantuan Keu Belanja Tak Terduga Belanja Langsung Program … Kegiatan … Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Modal 35 Struktur Belanja PP 12 Tahun 2019 Urusan Pemerintahan Daerah Organisasi Program … Kegiatan … Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Belanja Transfer Belanja bagi Hasil dan Belanja Bantuan Keuangan 36 Struktur Belanja KEPEMENDAGRI 29/2002 PP 58/2005 & PERMENDAGRI 13/2006 PP 12/2019 Urusan Pemerintahan Daerah Organisasi Program … Kegiatan … APARATUR & PELAYANAN PUBLIK Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bansos l Belanja Bagi Hasil & Bantuan Keu Belanja T Terduga Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Operasi & Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang/Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Modal Belanja Langsung Program … Kegiatan … Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Modal Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Belanja Transfer Belanja bagi Hasil dan Belanja Bantuan Keuangan BELANJA BAGI HASIL & BANTUAN KEU BELANJA TIDAK TERSANGKA 37 38 39 STRUKTUR PEMBIAYAAN A. Penerimaan Pembiayaan: 1. Selisih Lebih Perhitungan (SiLPA) Anggaran Tahun Sebelumnya 2. Pencairan Dana Cadangan 3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4. Penerimaan Pinjaman Daerah 5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 6. Penerimaan Pembiayaan Lainnya B. Pengeluaran Pembiayaan: 1. 2. 3. 4. 5. Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang Jatuh Tempo Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pembentukan Dana Cadangan Pemberian Pinjaman Daerah Pengeluaran Pembiayaan Lainnya Pembiayaan Neto (A – B) 40 URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH FUNGSI KEUANGAN NEGARA URUSAN WAJIB Pendidikan Kesehatan Pekerjaan Umum Perumahan Penataan Ruang Perencanaan Pembangunan Perhubungan Lingkungan Hidup Pertanahan Kependudukan dan Catatan Sipil Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Sosial Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Penanaman Modal KeBUAayaan Pemuda dan Olah Raga Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pemerintahan Umum Kepegawaian Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Statistik Kearsipan Komunikasi dan Informatika URUSAN PILIHAN Pertanian Kehutanan Energi dan Sumberdaya Mineral Pariwisata Kelautan dan Perikanan Perdagangan Perindustrian Transmigrasi • Pelayanan Umum • Pertahanan *) • Ketertiban dan Keamanan • Ekonomi • Perlindungan Lingkungan Hidup • Perumahan dan Fasilitas Umum • Kesehatan • Pariwisata • Agama *) • Pendidikan • Perlindungan Sosial 41 PENGANGGARAN BELANJA antara Lain Pasal 50 Pengaturan Daerah tidak memenuhi alokasi belanja sesuai dengan ketentuan per-UU-an, Menteri Keuangan melakukan Penundaan dan/atau Pemotongan Penyaluran Dana Transfer Umum (DAU), setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Teknis terkait. 1 2 3 4 5 6 Pasal 58 Pengaturan Pemberian Tambahan Penghasilan (TPP) kepada ASN berpedoman pada PP. Dalam hal belum adanya PP, Kepala Daerah dapat memberikan TPP bagi ASNsetelah mendapat Persetujuan Menteri Dalam Negeri. Pasal 91 Penegasan Kepala Daerah menetapkan rancangan KUA dan rancangan PPAS menjadi KUA dan PPAS berdasarkan RKPD, apabila KDH dan DPRD tidak bersepakat dan selanjutnya mengajukan Rancangan APBD. 42 PENYUSUNAN RKA-SKPA Menekankan penyusunan RKA-SKPA dengan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah dan penganggaran terpadu yang dilakukan berdasarkan capaian kinerja. RKA-SKPA memuat rencana Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan yang dirinci sampai dengan Rincian Obyek. RKA-SKPA juga memuat informasi mengenai Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Standar Harga Satuan, dan Kinerja yang akan dicapai dari Program dan Kegiatan. Rencana Pendapatan yang akan diterima oleh SKPA sesuai dengan Tupoksi serta ditetapkan sesuai dengan ketentuan per-UU-an. Rencana Belanja dirinci atas Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, Kelompok, Jenis, Obyek, Rincian Belanja. Rencana Pembiayaan memuat kelompok Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan. RKA-SKPA disampaikan ke TAPD melalui PPKD untuk diverifikasi, yaitu untuk menelaah kesesuaian dengan KUA dan PPAS, Prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya; capaian Kinerja; indikator Kinerja; ASB; Standar Harga Satuan; RKBMD, SPM, proyeksi perkiraan maju untuk tahun anggaran berikutnya; dan Program dan Kegiatan antar RK- SKPA. Standar Harga Satuan Regional – Perpres, sebagai Pedoman Daerah – Perkada/Keputusan. RKBMD sebagai Lampiran RKA-SKPA. 43 PENGANGGARAN KEGIATAN TAHUN JAMAK Kegiatan Tahun Jamak harus memenuhi kriteria paling sedikit: 1. Pekerjaan konstruksi atas pelaksanaan Kegiatan yang secara teknis merupakan satu kesatuan untuk menghasilkan 1 (satu) keluaran yang memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 12 (dua belas) bulan; 2. Pekerjaan atas pelaksanaan Kegiatan yang menurut sifatnya harus tetap berlangsung pada pergantian tahun anggaran. 3. Berdasarkan atas persetujuan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD. Persetujuan bersama ditandatangani bersamaan dengan penandatanganan KUA dan PPAS. 4. Persetujuan bersama paling sedikit memuat: a. nama Kegiatan; b. jangka waktu pelaksanaan Kegiatan; c. jumlah anggaran; dan d. alokasi anggaran per tahun. 5. Jangka waktu penganggaran pelaksanaan Kegiatan Tahun Jamak tidak melampaui akhir tahun masa jabatan Kepala Daerah berakhir, kecuali Kegiatan Tahun Jamak dimaksud merupakan prioritas nasional dan/atau kepentingan strategis nasional sesuai dengan ketentuan per-UU-an. 44 ALUR PENGERJAAN RKA SKPA TUNGGU PENGGANTI PERMENDAGRI 13 TAHUN 2006 45 PENYUSUNAN RANCANGAN APBD Mengatur jadwal penyusunan dan pembahasan KUA dan PPAS. Rancangan KUA dan PPAS disusun oleh Kepala Daerah. Memperjelas keterkaitan dan hubungan antara dokumen perencanaan (RPJMD & RKPD) dengan penyusunan rancangan KUA, PPAS untuk dibahas dan disepakati bersama antara Kepala Daerah dengan Pimpinan DPRD. Mempertegas PPKD menyusun Raperda APBD berikut dokumen pendukung berdasarkan RKA-SKPA yang telah ditelaah oleh TAPD. Rancangan Perda APBD dan Raperkada Penjabaran APBD disampaikan ke Kepala Daerah. Kepala Daerah wajib mengajukan Raperda APBD kepada DPRD paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum 1 (satu) bulan tahun anggaran berakhir untuk memperoleh persetujuan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD. Jika tidak, Kepala Daerah dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan per-UU-an. 46 PENETAPAN APBD - 1 PP 58/2005 dan PP 12/2019 Jadwal penyampaian, pembahasan Raperda APBD kpd DPRD dan pengambilan keputusan bersama terhadap Raperda APBD dgn DPRD serta proses evaluasi. Menitikberatkan pembahasan Raperda APBD pada kesesuaian program kegiatan dgn KUA & PPAS. Pengaturan mengenai penetapan APBD apabila DPRD tidak mengambil keputusan bersama thd Raperda APBD. Mekanisme, jadwal, penyempurnaan hasil Evaluasi Raperda APBD & Raper KDH ttg Penjabaran APBD serta penetapan Perda APBD & Per KDH ttg Penjabaran APBD oleh KDH (preventif). Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Perda tentang APBD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun 47 PENETAPAN APBD - 2 PENGATURAN BARU - PP 12/2019 DPRD dan Kepala Daerah yang tidak menyetujui bersama Raperda APBD dalam 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal keterlambatan penetapan APBD karena Kepala Daerah terlambat menyampaikan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD dari jadwal, sanksi tidak dapat dikenakan kepada anggota DPRD. Dalam hal Kepala Daerah dan DPRD tidak mengambil persetujuan bersama dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak disampaikan Raperda tentang APBD oleh Kepala Daerah kepada DPRD, Kepala Daerah menyusun rancangan Perkada tentang APBD paling tinggi sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya. 48 SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 23/2014, UU 33/2004) RPJM RPJMD 5 tahun Renstra SKPA Dibahas bersama DPRD 5 tahun Renja SKPA 1 tahun RKPD RKP 1 tahun KUA PPAS NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH RKA-SKPA PEDOMAN PENYUSUNAN RKA-SKPA Tim Anggaran Pemda RAPERDA APBD 49 PENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERDA APBD KEBIJAKAN BANGNAS & KEUDA RPJMD KERANGKA EK. MAKRO PRIORITAS PEMBANGUNAN Jaringasmara MUSRENBANGDA RKPD EVALUASI KINERJA MASA LALU RENSTRA SKPA RKSKPA PEMDA SATKER SATKER SKPA KEBIJAKAN UMUM APBD & Prioritas & Plafon Anggaran Sementara PERKDH ttg pedoman penyusunan RKA-SKPA (Plafon Anggaran, Standar Satuan Harga, capaian kinerja, SPM, Formulir RKASKPA) DPRD BADAN ANGGARAN LEGISLATIF Klarifikasi RAPBD RKA-SKPA TIM ANGGARAN PEMDA Sosialisasi kpd Masy Pengajuan Raperda RAPBD Perda APBD APBD Evaluasi Raperda APBD Persetujuan Raperda APBD 50 PELAKSANAAN APBD PP 58/2005 dan PP 12/2019 Selain pada aspek pelaksanaan juga menekankan pada aspek Penyiapan Dokumen Pelaksanaan, mencakup: Jadwal proses penyusunan DPA-SKPA oleh SKPA dan penyerahannya kepada PPKD. Isi DPA-SKPA mencakup: rincian sasaran yang hendak dicapai, fungsi, program, kegiatan anggaran untuk mencapai sasaran dan rencana penarikan dana serta pendapatan yang direncanakan. Proses & jadwal verifikasi DPA-SKPA oleh TAPD (15 hari setelah Penjabaran APBD). Proses dan jadwal Pengesahan DPA-SKPA oleh PPKD setelah memperoleh Persetujuan Sekda. Pengaturan secara komprehensif mengenai penatausahaan pendapatan, belanja dan pembiayaan berikut perubahan tata cara pencairan dan penggunaan dana. 51 PERSIAPAN PELAKSANAAN APBD SKPKD Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD Selaku BUD) Menyerahkan Perda ttg APBD dan PerKDH ttg Penjabaran APBD SKPD PPKD selaku BUD/KUASA BUD Anggaran Kas SKPD PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/ BARANG Perda ttg APBD dan PerKDH ttg Penjabaran APBD RKASKPD yg telah diverifikasi DPASKPD Verifikasi oleh Tim Anggaran PEMDA DPASKPD yg telah diverifikasi oleh Tim Anggaran PEMDA Pengesahan DPASKPD oleh PPKD dgn persetujuan Sekda Memverifikasi Anggaran Kas SKPD Anggaran Kasyg SKPD yg Anggaran KasKas SKPD telah diverifikasi Anggaran SKPD yg telahdiverifikasi diverifikasi telah Menyusun Anggaran Kas PEMDA Menyusun DPA-SKPD DPASKPD Menyerahkan DPASKPD ke PPKD untuk dibahas oleh Tim Anggaran Pemda DPASKPD yg telah disahkan Menyusun Anggaran Kas SKPD DPASKPD yg telah disahkan & diserahkan kpd SKPD Anggaran Kas PEMDA Anggaran Kas SKPD Menyerahkan Anggaran Kas kpd BUD/ Kuasa BUD Anggaran Kas SKPD yg telah diverifikasi 52 53 Perubahan APBD LATAR BELAKANG PERUBAHAN Perkembangan Asumsi KUA yang Tidak Sesuai Dilakukan Pergeseran Penggunaan Saldo Anggaran (SiLPA) dalam Tahun Anggaran Berjalan DOKUMEN KETERANGAN PENGANGGARAN PELAKSANAAN RKA-SKPA DPA-SKPA DPPA-SKPA DPPA-SKPA DPPA-SKPA DPPA-SKPA RKA-SKPA DPA-SKPA DPPA-SKPA DPA-SKPA DPAL-SKPA DPAL-SKPA RKA-SKPA DPA-SKPA DPPA-SKPA DPPA-SKPA RKA-SKPA DPA-SKPA DPPA-SKPA DPPA-SKPA DPPA-SKPA DPPA-SKPA Darurat Dapat Mendahului Perubahan atas Persetujuan DPRD Antar rincian obyek PPKD Antar obyek SEKDA Antar jenis, program/kegiatan, organisasi atas persetujuan DPRD Dapat Mendahului Perubahan dan Menunggu Perubahan Atas Persetujuan DPRD Dapat Mendahului Perubahan, dan Jika Terjadi Setelah Perubahan Ditampung dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Luar Biasa >50% Luar biasa <50% Setelah Perubahan Kedua APBD 54 DOKUMEN POKOK PENGANGGARAN DAERAH RPJMD/ RKPD KUA PPAS RAPBD RKA-SKPA EVALUASI PERDA APBD PENJABARAN APBD DPA-SKPA ANGGARAN KAS 55 DOKUMEN POKOK PELAKSANAAN ANGGARAN SPP-LS SPM-LS SP2D SPM-UP SPM-GU SPM-TU SP2D SPD SPP-UP SPP-GU SPP-TU SPJ 56 PELAKSANAAN & PENATAUSAHAAN - 1 No Uraian Keterangan 1. Memberi persetujuan pengesahan DPA-SKPA SEKDA 2. Mengesahkan DPA-SKPA & Anggaran Kas PPKD 3. Menerbitkan SPD PPKD selaku BUA 4. Menerima & menyetor penerimaan SKPA Bendahara Penerimaan 5. Penyiapan dokumen SPP-LS PPTK 6. Pengajuan SPP-UP/GU/TU/LS (sistem UYHD) Bendahara Pengeluaran 7. Pengajuan SPM-UP/GU/TU & SPM-LS Kepala SKPA 8. Menerbitkan SP2D Kuasa BUA 9. Pertanggungjawaban Dana (SPJ) Kepala SKPA 57 PELAKSANAAN & PENATAUSAHAAN - 2 Semua Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui RKUD yang dikelola oleh BUA. Dalam hal Penerimaan dan Pengeluaran Daerah tidak dilakukan melalui RKUD, BUA melakukan pencatatan dan pengesahan atas Penerimaan dan Pengeluaran Daerah tersebut (SP2B/SPB – BLUD, JKN dan Dana BOS). PA/KPA, Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran, dan orang atau badan yang menerima atau menguasai uang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakan penatausahaan. Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan atau pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud. Kebenaran material merupakan kebenaran atas penggunaan anggaran dan Hasil yang dicapai atas Beban APBD sesuai dengan kewenangan pejabat yang bersangkutan. Dilarang melakukan Pengeluaran untuk tujuan selain yang ditetapkan dalam APBD. 58 PELAKSANAAN & PENATAUSAHAAN - 3 Dalam rangka pengelolaan uang daerah, PPKD selaku BUA membuka RKUD pada bank umum yang sehat yang ditetapkan oleh Kepala. Penetapan bank umum dimuat dalam perjanjian antara BUA dengan bank umum yang bersangkutan. BUA dapat membuka Rekening Penerimaan digunakan untuk menampung Penerimaan Daerah setiap hari yang dioperasikan sebagai Rekening Bersaldo Nihil yang seluruh penerimaannya dipindahbukukan ke sekurang-kurangnya sekali sehari pada akhir hari. Dalam hal kewajiban pemindahbukuan secara teknis belum dapat dilakukan setiap hari, pemindahbukuan dapat dilakukan secara berkala yang ditetapkan dalam Perkada. BUA dapat membuka Rekening Pengeluaran yang dioperasikan sebagai rekening yang menampung pagu dana untuk membiayai Kegiatan Pemerintah Daerah sesuai rencana pengeluaran, yang besarannya ditetapkan dengan Perkada. Pemindahbukuan dana dari rekening penerimaan dan/atau rekening pengeluaran pada bank umum ke RKUD dilakukan atas perintah BUA. 59 PELAKSANAAN & PENATAUSAHAAN - 4 Kepala Daerah dapat memberi izin kepada kepala SKPA untuk membuka Rekening Penerimaan (Pendapatan) dan Rekening Pengeluaran (UP/GU/TU) melalui BUA. Dalam rangka manajemen kas, Pemerintah Daerah dapat mendepositokan dan/atau melakukan investasi jangka pendek atas uang milik Daerah yang sementara belum digunakan sepanjang tidak mengganggu likuiditas Keuangan Daerah, tugas daerah, dan kualitas pelayanan publik. Deposito dan/atau investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disetor ke RKUD paling lambat per 31 Desember – Treasury Single Account/TSA). 60 PENATAUSAHAAN PENERIMAAN - 1 Bendahara Penerimaan wajib menyetor seluruh penerimaannya ke RKUD paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari. Dalam hal kondisi geografis Daerah sulit dijangkau dengan komunikasi, transportasi, dan keterbatasan pelayanan jasa keuangan, serta kondisi objektif lainnya, penyetoran penerimaan dapat melebihi 1 (satu) hari yang diatur dalam Perkada. Setiap penerimaan harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah atas setoran - bukti dapat meliputi dokumen elektronik. Penyetoran penerimaan pendapatan dilakukan secara tunai dan/atau nontunai. Penyetoran dianggap sah setelah Kuasa BUA menerima Nota Kredit atau dokumen lain yang dipersamakan. Bendahara Penerimaan dilarang menyimpan uang, cek, atau surat berharga yang dalam penguasaannya lebih dari 1 (satu) hari 61 dan/atau atas nama pribadi. PENATAUSAHAAN PENERIMAAN - 2 Bendahara Penerimaan pada SKPA wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menj adi tanggung jawabnya. Bendahara Penerimaan pada SKPA wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PA melalui PPK-SKPA paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Bendahara Penerimaan pada SKPA wajib menyampaikan laporan pertanggungiawaban penerimaan kepada PPKD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. PPKD melakukan verifikasi, evaluasi, dan analisis atas laporan pertanggungjawaban penerimaan dalam rangka rekonsiliasi penerimaan. 62 PENATAUSAHAAN PENERIMAAN - 3 Pengembalian atas kelebihan Penerimaan Daerah yang sifatnya berulang dan terjadi pada tahun yang sama maupun tahun sebelumnya dilakukan dengan membebankan pada rekening penerimaan yang bersangkutan. Pengembalian atas kelebihan Penerimaan Daerah yang sifatnya tidak berulang yang terjadi dalam tahun yang sama dilakukan dengan membebankan pada rekening penerimaan yang bersangkutan. Pengembalian atas kelebihan Penerimaan Daerah yang sifatnya tidak berulang yang terjadi pada tahun sebelumnya dilakukan dengan membebankan pada rekening belanja tidak terduga. 63 PENATAUSAHAAN BELANJA - 1 Setiap pengeluaran harus didukung bukti yang lengkap & sah. Pengeluaran kas yang mengakibatkan Beban APBA tidak dapat dilakukan sebelum APBA ditetapkan, kecuali pengeluaran keadaan darurat dan/atau keperluan mendesak sesuai dengan ketentuan per-UU-an. Pengajuan SPP berdasarkan SPD atau dokumen yang dipersamakan SPD. Besaran UP dan GU ditetapkan oleh Gubernur. Bendahara Pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan penggunaan UP/GU TU/LS kepada PA melalui PPK-SKPA paling lambat tgl 10 bulan berikutnya. 64 PENATAUSAHAAN BELANJA - 2 Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu wajib mempertanggungiawabkan secara fungsional kepada BUA paling lambat tgl 10 bulan berikutnya. Penyampaian Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu dilaksanakan setelah diterbitkan Surat Pengesahan Pertanggungiawaban Pengeluaran oleh PA/ KPA. Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran, pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember. 65 PENATAUSAHAAN PENGELUARAN - 3 Penerbitan SP2D paling lama 2 hari sejak SPM diterima. Kuasa BUA mengembalikan dokumen SPM paling lambat 1 hari terhitung sejak diterimanya SPM. Dalam rangka penerbitan SP2D, Kuasa BUA berkewajiban u/: a. meneliti kelengkapan SPM yang diterbitkan oleh PA/KPA berupa Surat Pernyataan Tanggung Jawab PA/KPA; b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas Beban APBD yang tercantum dalam SPM; c. menguji ketersediaan dana Kegiatan yang bersangkutan; dan d. Menerbitkan SP2D sebagai dasar Pengeluaran Daerah. Kuasa BUA tidak menerbitkan SP2D, jika: a. tidak dilengkapi Surat Pernyataan Tanggung Jawab PA/KPA; atau b. pengeluaran tersebut melampaui pagu. 66 BENDAHARA PENGELUARAN VS BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU Tugas Tugas a. Mengajukan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya kepada PPK-SKPA; b. Membuat Laporan Pertanggungjawaban; c. SPP TU untuk melaksanakan Kegiatan yang bersifat mendesak. Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari PPKD. Dalam hal sisa TU tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, sisa TU disetor ke RKUD. Ketentuan batas waktu penyetoran sisa TU dikecualikan untuk: Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan; dan/atau Kegiatan yang mengalami perubahan jadwal dari yang telah ditetapkan sebelumnya akibat peristiwa di luar kendali PA/KPA. Pengajuan SPP TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana. d. SPP-LS Gaji dan Tunjangan serta SPP-LS Barang dan Jasa a. Mengajukan SPP-TU dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya kepada PPK-Unit SKPA; b. Melakukan Laporan Pertanggung-jawaban (SPJ); c. SPP TU untuk melaksanakan Kegiatan yang bersifat mendesak. Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari PPKD. Dalam hal sisa TU tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, sisa TU disetor ke RKUD. Ketentuan batas waktu penyetoran sisa TU dikecualikan untuk: Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan; dan/atau Kegiatan yang mengalami perubahan jadwal dari yang telah ditetapkan sebelumnya akibat peristiwa di luar kendali PA/KPA. Pengajuan SPP TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana. d. SPP-LS Barang dan Jasa Pasal 144 67 PROSES PENCAIRAN & PEMBAYARAN LS PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/KPA SPM PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN SKPA KUASA BUA SP2D BANK SPP-LS Uang PPTK SPJ - Laporan Kegiatan PIHAK III 68 PROSES PENCAIRAN & PEMBAYARAN UP/GU/TU PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/KPA SPM-UP/GU/TU KUASA BUA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN SKPA SP2D SPP-UP/GU/TU BENDAHARA PENGELUARAN UANG BANK 69 PROSES AKUNTANSI POKOK Dokumen SP2D-LS, SPJ & Bukti Lainnya Pencatatan & Penggolongan Catatan Laporan Peringkasan Buku Jurnal Buku Besar Buku Pembantu Pelaporan Keuangan Kertas Kerja • Laporan Realisasi Anggaran • Bukti Penerimaan • Laporan Perubahan Saldo Kas •Bukti Pengeluaran Kas Laporan • Buku Jurnal Kumpulan Rekening (Ringkasan dan Rincian) •Bukti Memorial Anggaran Lebih (LP SAL) • Laporan Operasional (LO) • Laporan Perubahn Ekuitas (LPE) • Neraca • Laporan Arus Kas • Catatan Atas Laporan Keuangan Kebijakan Akuntansi 70 Laporan Realisasi Semester Pertama APBD Pemerintah Daerah menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBD dan Prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Laporan Realisasi Semester Pertama APBD dan Prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada DPRD paling lambat pada akhir bulan Juli tahun anggaran berkenaan. 71 AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN Akuntansi Pemerintah Daerah dilaksanakan berdasarkan: a. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah; b. SAPD; dan c. BAS untuk Daerah. Akuntansi Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh entitas akuntansi (SKPA) dan entitas pelaporan (Pemda). Laporan Keuangan paling sedikit meliputi: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL); c. Laporan Operasional (LO)[ d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); e. Neraca; f. Laporan Arus Kas (LAK) g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). 72 PELAPORAN KEUANGAN Dalam rangka memenuhi kewajiban penyampaian informasi keuangan daerah, PA menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan SKPA dan (PPKD) Bulanan dan Semesteran untuk disampaikan kepada Kepala Daerah (kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan) melalui PPKD sesuai dengan ketentuan per-UU-an. Pelaporan Keuangan: 1. Laporan Keuangan Bulanan *) 2. Laporan Keuangan Semesteran *) 3. Laporan Keuangan Tahunan *) Kemungkinan besar hanya Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 73 Laporan Keuangan Tahunan LAPORAN KEUANGAN PEMDA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. LAPORAN REALISASI ANGGARAN NERACA LAPORAN ARUS KAS CaLK LAPORAN PERUBAHAN SAL (LP SAL) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE) LAPORAN OPERASIONAL (LO) LAPORAN KEUANGAN SKPA 1. 2. 3. 4. 5. LAPORAN REALISASI ANGGARAN NERACA CaLK LAPORAN OPERASIONAL (LO) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE) 74 PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 75 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 1. Kepala Daerah menyampaikan Laporan Keuangan kepada BPK RI paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir untuk diaudit. 2. Laporan Keuangan yang disampaikan ke BPK RI adalah Laporan Keuangan yang telah direviu oleh Pengawas Internal (Inspektorat). 3. Kepala Daerah menyampaikan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan kepada DPRD paling lama 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. 4. Laporan Keuangan yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada DPRD adalah Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 76 LAIN-LAIN Dalam rangka pelaksanan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah, Menteri Dalam Negeri menetapkan Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah. Pemeriksaan hanya oleh BPK – termasuk BLUD hanya diperiksa oleh BPK. Pemerintah Daerah menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dalam Pengelolaan Keuangan Daerah, yang penerapannya dapat dilakukan secara bertahap paling lambat 3 (tiga) tahun setelah ditetapkan PP ini. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah secara terintegrasi paling sedikit meliputi: Penyusunan Program dan Kegiatan dari RKPD; Penyusunan Renja SKPA; Penyusunan APBD; Pengelolaan Pendapatan Daerah; Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah; Akuntansi dan Pelaporan; dan Pengadaan Barang dan Jasa. Dalam hal Pemda tidak menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, Menteri Keuangan melakukan penundaan dan/atau pemotongan Dana Transfer Umum (DAU) sesuai dengan ketentuan perUU-an atas usulan Menteri Dalam Negeri. 77 Ketentuan Penutup Pada saat PP 12/2019 ini mulai berlaku, PP 58/2005 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Peraturan pelaksanaan dari PP 58/2005 dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam PP 12/2019 ini. Peraturan pelaksanaan dari PP 12/2019 ini harus ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak PP 12/2019 ini diundangkan. 78 TERIMA KASIH Sosialisasi Nasional Pengelolaan Barang Milik Daerah 79 79 DISKUSI DOKUMEN KELENGKAPAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA (SPJ BELANJA) Dr. Haryanto, SE., M.Si., Ak., CA. Universitas Diponegoro Semarang 2019 1 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH UU 23/2014 UU 23/2014 & Perubahannya UU 17/2003 UU 1/2004 PP 12/2019 PENGANTI PERMENDAGRI 13/2006 UU 15/2004 PP 71/2010 QANUN PKD Pergub Pedoman Pengelolaan Keuda PP 12/2019 PENGGANTI PERMENDAGRI 13/2006 Pergub 2 2 KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH GUBERNUR (PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUDA) SEKRETARIS DAERAH (KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA) PPKD selaku BUA (KEPALA SKPAD) PENGGUNA ANGGARAN (KEPALA SKPA) BENDAHARA KUASA PA KUASA BUA PPTK PPK-SKPA 3 STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN UNIT SKPA KUASA PENGGUNA ANGGARAN (Kepala Bidang/Bagian/UPT/Setaranya) PPTK PPTK Membantu Tugas & Wewenang KPA, a.l: 1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan; 2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; 3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan. PPK-UNIT SKPA 1. Memverifikasi SPP-TU dan SPP-LS 2. Menyiapkan SPM 3. Memverifikasi SPJ Bendahara Pembantu Bendahara Penerimaan Pembantu & Bendahara Pengeluaran Pembantu: 1. Menerima & Menyetorkan Pendapatan 2. Membuat SPP-TU dan SPP-LS 3. Membuat SPJ 4. Melakukan Pembukuan 4 PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN UNIT SKPA (PPK-UNIT SKPA) KUASA PENGGUNA ANGGARAN PPK-UNIT SKPA VERIFIKASI SPP & PENYIAPAN SPM VERIFIKASI SPJ 5 PPK-SKPA VS PPK-UNIT SKPA PPK-SKPA Tugas a. Melakukan verifikasi SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran; b. Menyiapkan SPM; c. Melakukan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Penerimaan & Bendahara Pengeluaran d. Melaksanakan fungsi akuntansi pada SKPA; dan e. Menyusun laporan keuangan SKPA PPK-SKPA tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK Pasal 14 PPK-Unit SKPA Tugas a. Melakukan verifikasi SPP-TU dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu; b. Menyiapkan SPM-TU dan SPM-LS, berdasarkan SPP-TU dan SPP-LS yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu; dan c. Melakukan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Penerimaan pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada KPA Pasal 15 6 DOKUMEN POKOK PELAKSANAAN ANGGARAN SPP-LS SPM-LS SP2D SPM-UP SPM-GU SPM-TU SP2D SPD SPP-UP SPP-GU SPP-TU SPJ 7 BENDAHARA PENGELUARAN VS BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU Tugas Tugas a. Mengajukan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya kepada PPK-SKPA; b. Membuat Laporan Pertanggungjawaban; c. SPP TU untuk melaksanakan Kegiatan yang bersifat mendesak. Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari PPKD. Dalam hal sisa TU tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, sisa TU disetor ke RKUD. Ketentuan batas waktu penyetoran sisa TU dikecualikan untuk: Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan; dan/atau Kegiatan yang mengalami perubahan jadwal dari yang telah ditetapkan sebelumnya akibat peristiwa di luar kendali PA/KPA. Pengajuan SPP TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana. d. SPP-LS Gaji dan Tunjangan serta SPP-LS Barang dan Jasa a. Mengajukan SPP-TU dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya kepada PPK-Unit SKPA; b. Melakukan Laporan Pertanggung-jawaban (SPJ); c. SPP TU untuk melaksanakan Kegiatan yang bersifat mendesak. Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari PPKD. Dalam hal sisa TU tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, sisa TU disetor ke RKUD. Ketentuan batas waktu penyetoran sisa TU dikecualikan untuk: Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan; dan/atau Kegiatan yang mengalami perubahan jadwal dari yang telah ditetapkan sebelumnya akibat peristiwa di luar kendali PA/KPA. Pengajuan SPP TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana. d. SPP-LS Barang dan Jasa Pasal 144 8 PROSES PENCAIRAN & PEMBAYARAN LS PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/KPA SPM PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN SKPA KUASA BUA SP2D BANK SPP-LS Uang PPTK SPJ - Laporan Kegiatan PIHAK III 9 PROSES PENCAIRAN & PEMBAYARAN UP/GU/TU PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/KPA SPM-UP/GU/TU KUASA BUA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN SKPA SP2D SPP-UP/GU/TU BENDAHARA PENGELUARAN UANG BANK 10 PENATAUSAHAAN BELANJA - 1 Setiap pengeluaran harus didukung bukti yang lengkap & sah. Pengeluaran kas yang mengakibatkan Beban APBA tidak dapat dilakukan sebelum APBA ditetapkan, kecuali pengeluaran keadaan darurat dan/atau keperluan mendesak sesuai dengan ketentuan per-UU-an. Pengajuan SPP berdasarkan SPD atau dokumen yang dipersamakan SPD. Besaran UP dan GU ditetapkan oleh Gubernur. Bendahara Pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan penggunaan UP/GU TU/LS kepada PA melalui PPK-SKPA paling lambat tgl 10 bulan berikutnya. 11 PENATAUSAHAAN BELANJA - 2 Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu wajib mempertanggungiawabkan secara fungsional kepada BUA paling lambat tgl 10 bulan berikutnya. Penyampaian Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu dilaksanakan setelah diterbitkan Surat Pengesahan Pertanggungiawaban Pengeluaran oleh PA/ KPA. Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran, pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember. 12 PENATAUSAHAAN PENGELUARAN - 3 Penerbitan SP2D paling lama 2 hari sejak SPM diterima. Kuasa BUA mengembalikan dokumen SPM paling lambat 1 hari terhitung sejak diterimanya SPM. Dalam rangka penerbitan SP2D, Kuasa BUA berkewajiban u/: a. meneliti kelengkapan SPM yang diterbitkan oleh PA/KPA berupa Surat Pernyataan Tanggung Jawab PA/KPA; b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas Beban APBD yang tercantum dalam SPM; c. menguji ketersediaan dana Kegiatan yang bersangkutan; dan d. Menerbitkan SP2D sebagai dasar Pengeluaran Daerah. Kuasa BUA tidak menerbitkan SP2D, jika: a. tidak dilengkapi Surat Pernyataan Tanggung Jawab PA/KPA; atau b. pengeluaran tersebut melampaui pagu. 13 DOKUMEN KELENGKAPAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA (SPJ BELANJA) 14 SURAT EDARAN SEKDA DOKUMEN KELENGAKAPAN SPJ (Versi Pemda DKI Jakarta) Dalam rangka peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan Aceh khususnya pada Belanja, dengan ini diberitahukan hal-hal sebagai berikut: 1. Menyiapkan dokumen pertanggungjawaban belanja yang terdiri dari Jenis Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa, dan Belanja Modal untuk setiap objek belanja sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Surat Edaran ini. 2. Setelah dokumen pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada angka 1 lengkap, paling lama 1 (satu) hari kerja PPTK harus menyampaikan kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu untuk dilakukan proses: a. Pembayaran melalui Mekanisme UP/GU/TU; atau b. Pembayaran melalui Mekanisme Langsung (LS). 15 SURAT EDARAN SEKDA (Versi Pemda DKI Jakarta) 3. Setelah dokumen pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a lengkap, paling lama 1 hari kerja Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu menyampaikan kepada PPK-SKPA untuk dilakukan verifikasi, dan untuk mendapat pengesahan PA/KPA. 4. Setelah mendapat pengesahan PA/KPA sebagaimana dimaksud pada angka 3, paling lama 1 hari kerja Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu melakukan pemindahbukuan kepada rekening bank penerima/penyedia. 5. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu menyampaikan SPP-LS sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf b kepada PPK-SKPA paling lama 1 hari kerja. 6. Setelah SPP-LS diterima oleh PPK-SKPA serta dinyatakan lengkap, paling lama 1 hari kerja PPK-SKPA melakukan proses penerbitan SPM-LS untuk ditandatangani oleh PA/KPA dan disampaikan kepada BUA/Kuasa BUA untuk penerbitan SP2D. 7. BUA/Kuasa BUA paling lama 2 hari kerja menerbitkan SP2D setelah SPM-16 LS diterima dan dinyatakan lengkap. KELENGKAPAN DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA No Jenis Belanja 1 Honorarium PNS Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 1. Surat Tugas Kepala SKPA. 2. Laporan Hasil Kegiatan 3. Daftar Hadir 4. Daftar Honorarium. Format paling sedikit memuat: Nama, Golongan, NPWP, Jumlah Bruto, Potongan Pajak, Jumlah Netto, Nomor Rekening (tanpa tanda tangan penerima). Perpajakan Pajak Penghasilan bersifat Final yaitu 1. Sebesar 0% dari jumlah bruto honorarium bagi PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya. 2. Sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya. 3. Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya. 17 No 2 3 4 Jenis Belanja Uang Transport Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 1. Surat Tugas dari Kepala SKPA atau Undangan/Disposisi. 2. Daftasr hadir/Bukti Kehadiran. 3. Daftar uang transportasi. Format paling sedikit memuat: Nama, Jumlah dan Nomor Rekening (tanpa tanda tangan penerima) 4. Bukti transfer Uang Transportasi. Honorarium 1. Keputusan Gubernur tentang pengangkatan Pegawai Pegawai Honorer/Pegawai Tidak Tetap. Honorer/Tida 2. Hasil input kinerja pada Sistem k tetap Aplikasi Kinerja 3. Daftar Gaji dari Sistem Aplikasi. 4. Daftar Biaya Operasional, Daftar Hadir dan surat pernyataan tanggung jawab mutlak langsung dari atasannya atas kehadiran (untuk biaya operasional) Penyedia Jasa 1. Dokumen Kontrak Perorangan. 2. Daftar Upah dari Sistem Aplikasi ELainnya PJLP. Perorangan (PJLP) 3. Daftar Hadir. 4. Laporan terkait pekerjaan yang telah dilaksanakan. Perpajakan Merupakan bagian dari biaya perjalanan dinas dan tidak dikenakan Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan Pasal 21, Tarif Pasal 17. Dipersamakan dengan penghitungan Pegawai Tidak Tetap yaitu tanpa pengurang Biaya Jabatan. Rumus: PKP = (Gaji Sebulan yang diterima x12) - PTKP Pajak disetahunkan = PKP x Tarif PPh Pasal 17 Pajak yg harus dibayar=Pajak disetahunkan/12 Penyesuaian pada bulan Desember: dihitung penghasilan riil yg diterima dari bulan Januari s.d Desember dikurangi pajak yang telah dibayar Januari s.d November, selisihnya merupakan pajak yang dibayar bulan Desember. (Sehingga pengitungan pajak sampai dengan bulan Desember Nihil) Dalam hal penghasilan dibawah PTKP, maka 18 tidak dipotong Pajak Penghasilan. No 5 Jenis Belanja Kontrak Kerja Individu (Misalnya, Guru Honorer) Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 1. Rekap Guru dan Tenaga Kependidikan/Tata Usaha dari Dinas Pendidikan yang disertai dengan SKTJM yang menyatakan bahwa data pegawai benar. 2. Daftar Hadir. 6 Petugas Jumantik/ Sejenisnya 1. Surat Keputusan Lurah 2. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Jumantik, (sesuai jumlah rumah) 7 Kader PKK/Posyandu/ Sejenisnya 1. Surat Keputusan Lurah/Camat/Walikota/ Gubernur. 2. Daftar Honorarium. 3. Laporan Kegiatan 8 Anggota Lembaga Musyawarah…./ Anggota Forum …/Sejenisnya. 1. 2. 3. 4. Surat Keputusan Walikota. Daftar Hadir. Daftar Uang Kehormatan. Laporan Kegiatan. 9 Dewan Riset Daerah/Pengupaha n/Rekonsiliasi/Seje nisnya 1. 2. 3. 4. Surat Keputusan Gubernur. Daftar Uang Kehormatan. Laporan Kegiatan. Daftar Hadir. Perpajakan Pajak Penghasilan Pasal 21, Tarif Pasal 17. Dipersamakan dengan penghitungan Pegawai Tidak Tetap yaitu tanpa pengurang Biaya Jabatan. Rumus: PKP = (Gaji sebulan yg diterima x 12) PTKP Pajak disetahunkan = PKP x Tarif PPH Pasal17 Pajak yang harus dibayar = Pajak disetahunkan/12 Penyesuaian pada bulan Desember: Dihitung penghasilan riil yg diterima dari bulan Januari s.d Desember dikurangi pajak yg telah dibayar Januari s.d November selisihnya merupakan pajak yang dibayar bulan Desember. (Sehingga pengitungan pajak sampai dengan bulan Desember Nihil) Dalam hal penghasilan dibawah PTKP, maka tidak dipotong Pajak Penghasilan. 19 No Jenis Belanja 10 Belanja RT/RW Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 1. Surat Keputusan Lurah I Camat. 2. Daftar Penerima RT/RW. 1. Surat Keputusan Penunjukan 11 Babinsa dan Bimas dari Kesatuan TIN/POLRI (TNI/POLRI) 2. Daftar Hadir. 3. Daftar Honorarium. 4. Laporan Kegiatan Babinsa. 1. Surat Keputusan Penunjukan 12 Babinsa dan Bimas dari Kesatuan (TNI, POLRI) 2. Daftar Hadir. 3. Daftar Honorarium. 4. Laporan Kegiatan Babinsa. 13 Ajudan Gubernur dari TNI/POLRI 1. 2. 3. 4. Perpajakan Tidak kenakan pajak karena bersifat operasional. Pajak penghasilan bersifat Final yaitu 1. Sebesar 0% dari jumlah bruto honorarium bagi PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya. 2. Sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya. Surat Keputusan Kepala SKPA. 3. Sebesar 15% (lima belas persen) dari Surat Keputusan Penunjukan jumlah bruto honorarium atau dari Kesatuan. imbalan lain bagi Pejabat Negara, PNS Daftar Hadir. Golongan IV, Anggota TNI dan Daftar Honorarium. Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, 20 dan Pensiunannya. No Jenis Belanja Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 14 Narasumber/l 1. Undangan Rapat/Permintaan nstruktur Narasumber dari Kepala SKPA kepada Narasumber, (format undangan sesuai dengan Peraturan Gubernur tentang Tata Naskah Dinas). 2. Daftar Hadir Narasumber. 3. Biodata Narasumber. Perpajakan A. Narasumber/lnstruktur untuk PNS, Anggota TNI dan Anggota POLRI berlaku: 1. Sebesar 0% dari jumlah bruto honorarium bagi PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya.. 2. Sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya. 3. Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi dan Pensiunannya. B. Narasumber/lnstruktur Non PNS berlaku: Rumus : Penghasilan Bruto x 50% x tarif PPh Pasal 17 Penghasilan bruto s.d. 100 jt x tarif 5%, Diatas 100 jt, selisihnya dikenakan tarif 15% (menggunakan tarif progersif) 21 No Jenis Belanja Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 1. Daftar Hadir. 15 Honor Penceramah 2. Daftar Honorarium/Kuitansi. Keagamaan 3. Surat Permohonan sebagai Penceramah. 16 Belanja Perjalanan Dinas 1. Disposisi Gubernur/Sekretaris Daerah/PA/KPA. 2. Surat Tugas Gubernur/Sekretaris Daerah/PA/KPA. 3. SPPD tanda tangan Kepala SKPA dan tanda tangan oleh Pejabat yang berwenang pada saat pelaksanaan tugas. 4. Boarding Pass. 5. Tiket. 6. Kuitansi/invoice Hotel/Surat Keterangan Menginap. 7. Laporan Perjalanan Dinas. 8. Bukti Transport Lokal/taksi bandara ke tujuan PP. 9. Daftar biaya perjalanan dinas. 10. Bukti Pembayaran Asuransi untuk Perjalanan Luar Negeri. 11. Bukti Pembayaran Visa untuk Perjalanan Luar Negeri. 12. Kargo/lelebihan bagasi apabila ada *) Perpajakan Rumus : Penghasilan Bruto x 50% x tarif PPh Pasal 17 Penghasilan bruto s.d. 100 jt x tarif 5%, Diatas 100 jt, selisihnya dikenakan tarif 15% (menggunakan tarif progersif) Merupakan bagian dari biaya perjalanan dinas dan tidak dikenakan Pajak Penghasilan. 22 No Jenis Belanja Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 17 Belanja Barang/Jasa s.d 10 Juta. 1. Kuitansi atau Struk Pembelian. Dalam hal bukti pembelian berupa Kuitansi maka perlu dibuat Berita Acara Serat Terima Pekerjaan dan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan. Struk Pembelian berlaku juga sebagai Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan. 2. Faktur/Nota Pembelian/Surat Jalan dari penyedia. 3. E-Faktur. 4. Berita Acara Serah Terima PPK dengan Penyedia. 5. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dari PPK ke PA/KPA 6. Surat Permintaan dari PPTK ke PA/KPA/PPK. 7. Surat Permintaan dari PA/KPA/PPK ke Pejabat Pengadaan. 8. Surat Permintaan Pembelian Pejabat Pengadaan ke Penyedia. 9. Surat Permintaan PA/KPA kepada PJPHP/PPHP untuk melakukan Pemeriksaan Administrasi. 10. Berita Acara Pemeriksaan Administrasi oleh PJPHP. Catatan: Berita Acara Pemeriksaan Administrasi oleh PJPHP tidak menjadi syarat pembayaran. Contoh Format: Lihat Lampiran Perpajakan Barang: Nilai barang s.d. 1 juta tidak dipungut PPN dan PPh 22. Nilai barang diatas 1 juta dipungut PPN tarif 10%, dengan syarat Penyedia adalah Pengusaha Kena Pajak/PKP (apabila bukan PKP tidak dipungut PPN). Nilai barang diatas 2 jt dipungut PPh 22 Tarif 1,5% dan PPN tariff 10%, dengan syarat Penyedia adalah Pengusaha Kena Pajak/PKP (apabila bukan PKP tidak dipungut PPN) Dalam hal telah terdapat pungutan PPN dalam Struk pembelian, Bendahara Pengeluaran tidak perlu melakukan pungutan PPN. Jasa: Dipotong PPh Pasal 23, Khusus Sewa dipungut PPh 23 Pasal 4 ayat (2). No Jenis Belanja 18 Belanja Barang/Jasa diatas Rp10 jt s.d. 50 jt. Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 1. Kuitansi. 2. Faktur/Nota Pembelian/Surat Jalan dari Penyedia 3. E-Faktur 4. Berita Acara Serah Terima PPK dengan Penyedia. 5. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dari PPK ke PA/KPA. 6. Surat Permintaan dari PPTK ke PA/KPA/PPK. 7. Surat Permintaan dari PA/KPA/PPK ke Pejabat Pengadaan. 8. Surat Permintaan Pembelian Pejabat Pengadaan ke Penyedia. 9. Surat Permintaan PA/KPA kepada PJPHP/PPHP untuk melakukan Pemeriksaan Administrasi. 10. Berita Acara Pemeriksaana Administrasi oleh PJPHP. Catatan: Berita Acara Pemeriksaan Administrasi oleh PJPHP tidak menjadi syarat pembayaran. Perpajakan Barang: Dipungut PPh 22 Tarif 1,5% dan PPN tarif 10% dengan syarat penjual adalah Pengusaha Kena Pajak/PKP (apabila bukan PKP tidak dipungut PPN). Jasa: Dipotong PPh Pasal 23, Khusus Sewa dipungut PPh Pasal 4 ayat (2) Contoh Format: Lihat Lampiran 24 No Jenis Belanja 18 Belanja Barang/Jasa diatas 50 juta s.d. 200 juta Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 1. Kuitansi 2. Faktur/Nota Pembelian/Surat Jalan dari Penyedia. 3. E-Faktur. 4. Surat Perintah Kerja (SPK) 5. Berita Acara Serah Terima PPK dgn Penyedia. 6. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dari PPK ke PA/KPA. 7. Surat Permintaan dari PPTK ke PA/KPA/PPK. 8. Surat Permintaan dari PA/KPA/PPK ke Pejabat Pengadaan. 9. Surat Permintaan Pembelian Pejabat Pengadaan ke Penyedia. 10. Surat Permintaan PA/KPA kepada PJPHP/PPHP untuk melakukan Pemeriksaan Administrasi. 11. Berita Acara Pemeriksaan Administrasi oleh PJPHP. Catatan: Berita Acara Pemeriksaan Administrasi oleh PJPHP tidak menjadi syarat pembayaran. Perpajakan Barang: Dipungut PPh 22 Tarif 1,5% dan PPN tarif 10% dengan syarat penjual adalah Pengusaha Kena Pajak/PKP (apabila bukan PKP tidak dipungut PPN) Jasa: Dipotong PPh Pasal 23, Khusus Sewa dipungut PPh Pasal 4 ayat (2). Contoh Format: lihat lampiran 25 No Jenis Belanja 19 Belanja Barang diatas 200 juta. Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 1. Surat Permintaan dari PPTK ke PA/KPA/PPK. 2. Surat Permintaan dari PA/KPA/PPK ke Badan Pelayanan Pengadaan Barang Jasa (BPPBJ). 3. Surat Perjanjian. 4. Kuitansi. 5. E-Faktur. 6. Berita Acara Serah Terima PPK dgn Penyedia. 7. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dari PPK ke PA/KPA. 8. Surat Permintaan PA/KPA kepada PJPHP/PPHP untuk melakukan Pemeriksaan Administrasi. 9. Berita Acara Pemeriksaan Administrasi oleh PJPHP. Catatan: Berita Acara Pemeriksaan Administrasi oleh PJPHP tidak menjadi syarat pembayaran. Perpajakan Barang: Dipungut PPh 22 Tarif 1,5 % dan PPN tarif 10% dengan syarat penjual adalah Pengusaha Kena Pajak/PKP (apabila bukan PKP tidak dipungut PPN) Jasa: Dipotong PPh Pasal 23, Khusus Sewa dipungut PPh Pasal 4 ayat (2) Catatan: a. Format Perjanjian dan Dokumen Pemilihan sebagaimana Keputusan Deputi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) mengenai Dokumen Pemilihan. b. Proses Pengadaan Barang/Jasa sesuai ketentuan Pengadaan Barang/Jasa. 26 No Jenis Belanja 20 Belanja Makanan & Minuman Harian Pegawai/Tamu 1. 2. 3. 4. Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja Kuitansi/Invoice. Faktur/Nota Pengiriman Barang/Surat Jalan. Surat Permintaan dari PPTK ke PA/KPA/PPK. Surat Permintaan dari PA/KPA/PPK ke Pejabat Pengadaan. 1. Kuitansi/Invoice. 21 Belanja Makanan dan 2. Faktur/Nota Pengiriman Barang/Surat Jalan. Minuman Rapat/Peserta/ 3. Surat Permintaan dari PPTK ke PA/KPA/PPK. Petugas/Panitia 4. Surat Permintaan dari PA/KPA/PPK ke Pejabat Pengadaan. 5. Notulen 6. Daftar Hadir 7. Undangan Rapat. Tagihan/lnvoice. 22 Telepon, Air, Listrik, Internet, Koran/Majalah/ Surat Kabar dan Sejenis Perpajakan Penyedia yang bukan merupakan Jasa Katering: Diatas 2 juta dipungut PPh 22 Tarif 1,5%. Penyedia yang merupakan Jasa Katering dipotong PPh 23 Tarif 2% Penyedia yang bukan merupakan Jasa Katering: Diatas 2 juta dipungut PPh 22 Tarif 1,5%. Penyedia yang merupakan Jasa Katering dipotong PPh 23 Tarif 2% 27 No Jenis Belanja 23 Instalasi PAM/Pemasangan Baru Listrik/PAM/Intern et/TV Kabel 24 Bahan Bakar Kendaraan Dinas dan Alat Berat Kelengkapan Dokumen Pertanggungjawaban Belanja Perpajakan 1. Surat Permintaan Kepala SKPA 2. Surat Kesepakatan. 3. Tagihan/lnvoice. Instalasi PAM/Pemasangan Baru Listrik/PAM/Internet/TV Kabel 1. Perjanjian Kerjasama dengan Penyedia Bahan Bakar. 2. Invoice dan Rekap penggunaan Bahan Bakar dari Penyedia. Bahan Bakar Kendaraan Dinas dan Alat Berat 25 Belanja Sewa Hotel 1. Pesanan dari Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan kepada Penyedia. 2. Penawaran dari Penyedia. 3. Invoice/Kuitansi/Bukti Pembayaran/SPK/Surat Perjanjian dari Penyedia. 4. Daftar hadir. 5. Undangan rapat/kegiatan. 26 Belanja Perawatan 1. Perjanjian Kerjasama PA/KPA/Pejabat Kendaraan Pembuat Komitmen dengan Penyedia. Bermotor 2. Surat Jalan dari Pengurus Barang SKPA dan ditandatangani oleh Penyedia. 3. Invoice, Kuitansi dan Faktur. 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 CHECK LIST KELENGKAPAN SPP – SPM 45 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ STEMP EL 46 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ √ 47 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ STEMP EL 48 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ √ √ √ STEMP EL 49 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ STEMP EL 50 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ √ √ √ √ STEMP EL 51 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ STEMP EL 52 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ 53 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ STEMP EL 54 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ 55 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ STEMP EL 56 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 57 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ STEMP EL 58 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 59 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ STEMP EL 60 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 61 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ STEMP EL 62 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 63 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ STEMP EL 64 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 65 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : STEMP EL 66 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : STEMP EL 67 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : STEMP EL 68 Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor : Tanggal : STEMP EL 69 TERIMA KASIH Sosialisasi Nasional Pengelolaan Barang Milik Daerah 70 70