Uploaded by nursyahwidad15

Pemeriksaan Imunologi (RPR)

advertisement
PEMERIKSAAN IMUNOLOGI
(RPR, VDRL, TPHA)
Tantri Meitasari, A.Md. AK
PEMERIKSAAN SIFILIS
LANDASAN TEORI PENYAKIT SIFILIS
Sifilis adalah salah satu penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Penyakit tersebut ditularkan melalui hubungan
seksual, penyakit ini bersifat laten atau dapat kambuh
lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan
kronis. Penyakit ini dapat cepat diobati bila sudah
dapat dideteksi sejak dini. Kuman yang dapat
menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh
dengan menembus selaput lendir yang normal dan
mampu
menembus
plasenta
sehingga
dapat
menginfeksi janin.
LANDASAN TEORI PENYAKIT SIFILIS
Treponema dapat melewati selaput lendir yang
normal atau luka pada kulit. 10-90 hari sesudah
Treponema memasuki tubuh, terjadilah luka pada kulit
primer (chancre atau ulkus pada kelamin). Chancre ini
kelihatan selama 1-5 minggu dan kemudian sembuh
secara spontan.
Tes serologik untuk sifilis biasanya nonreaktif
pada waktu mulai timbulnya chancre, tetapi kemudian
menjadi reaktif sesudah 1-4 minggu atau 2-6 minggu
sesudah
tampak
luka
primer,
maka
dengan
penyebaran Treponema pallidum diseluruh badan
melalui jalan darah, timbulah erupsi kulit sebagai
gejala sifilis sekunder
LANDASAN TEORI PENYAKIT SIFILIS
Erupsi pada kulit dapat terjadi spontan dalam
waktu 2-6 minggu. Pada daerah anogenital (benjolan
kecil
pada
permukaan
kelamin)
ditemukan
kondilomata lata (papul-papul berwarna putih atau
keabuan).
Tes serologik hampir seluruh positif selama fase
sekunder ini, sesudah fase sekunder, dapat terjadi
sifilis laten yang dapat berlangsung seumur hidup,
atau dapat menjadi sifilis tersier.
IMUNOASSAY SIFILIS
Immunoassay untuk sifilis memegang peranan
penting dalam diagnosis laboratorium dari penyakit
sifilis, sebab perjalanan penyakit lama dan sampai
dewasa ini T. pallidum belum berhasil untuk
dibenihkan pada suatu media perbenihan.
Sedangkan
pemeriksaan
secara
langsung
(mikroskopis) hanya dapat dikerjakan pada bahan
yang diambil dari lesi (ulcus, condylomata lata) yang
seringkali hanya muncul dalam waktu yang relatif
singkat dan sering memberi hasil yang negatif semu
IMUNOASSAY SIFILIS
Suatu infeksi adanya kuman, umumnya akan
membangkitkan pembentukan antibodi pada tubuh
penderita. Demikian juga halnya pada infeksi dengan
T.pallidum.
Pembentukan antibodi pada penderita sifilis
baru terjadi setelah agak lama penderita menderita
penyakit tersebut, yaitu dimulai pada akhir stadium
pertama atau permulaan stadium kedua. Hal ini
disebabkan oleh selaput mucoid pada kuman yang
menyebabkan kebal terhadap fagositosis
ANTIBODI SIFILIS
1. Antibodi non-treponema atau reagin
Antibodi non-treponema atau reagin adalah
antibodi yang terbentuk akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh penyakit sifilis atau penyakit
infeksi yang lain. Antibodi ini baru terbentuk
setelah penyakit menyebar ke kelenjar limfe
regional dan menyebabkan kerusakan jaringan.
ANTIBODI SIFILIS
Reagin adalah campuran antibodi IgG, IgM dan
IgA terhadap beberapa antigen yang banyak terdapat
pada jaringan rusak.
Reagin ditemukan dalam serum penderita
setelah 2-3 minggu infeksi sifilis yang tidak diobati
dan dalam cairan spinal setelah 4-8 minggu infeksi.
ANTIBODI SIFILIS
2. Antibodi treponema
Antibodi treponema yaitu antibodi yang
bereaksi dengan antigen Treponema dan closely
related strains. Uji treponema bertujuan untuk
mendeteksi adanya antibodi terhadap antigen
treponema dan sebagai konfirmasi dari hasil positif
tes skrining nontreponema atau konfirmasi adanya
proses infeksi pada hasil negatif tes nontreponema
pada fase laten (laten disease).
TES SEROLOGI SIFILIS
Menggunakan reagin sebagai antibodi dan lipoid
sebagai antigen. Termasuk di sini yaitu:
a) VDRL (Veneral Disease Research Laboratory) ;
merupakan uji presipitasi.
b) RPR (Rapid Plasma Reagin); merupakan uji
flokulasi.
c) CWR (Cardiolipin Wassermann); merupakan uji
fiksasi komplemen
Menggunakan T. Pallidum sebagai antigen :
a) TPHA (Treponema pallidum Hemagglutination) 
merupakan uji aglutinasi
PEMERIKSAAN RPR
PEMERIKSAAN RPR
Pemeriksaan
RPR
merupakan
suatu
pemeriksaan skrining cepat terhadap sifilis sebagai
suatu pemeriksaan antibodi non-treponema serupa
dengan VDRL. Pemeriksaan RPR mendeteksi reagin
antibodi dalam serum dan lebih sensitif tetapi kurang
spesifik daripada VDRL. Seringkali digunakan pada
darah donor untuk mendeteksi sifilis. Sebaiknya hasil
RPR positif dikonfirmasikan dengan pemeriksaan
VDRL
RPR
(RAPID PLASMA REAGIN)
 TUJUAN  Untuk mendeteksi adanya antibodi nontreponema (reagin) dalam serum atau plasma pasien
secara kualitatif dan semi-kuantitatif
 PRINSIP
Reaksi flokulasi secara imunologis yang terjadi
antara antibodi-non treponemal (reagin) yang
terdapat dalam serum/plasma pasien dengan
antigen lipoid yang terdapat pada reagen RPR.
Antigen RPR yang digunakan merupakan modifikasi
dari antigen VDRL yang mengandung mikro partikel
karbon
PEMERIKSAAN RPR
ALAT
 Slide test berlatar
belakang putih
 Mikropipet 50 μl
 Yellow tip
 Rotator (jika
diperlukan)
 Timer (Stopwatch)
 Pipet pengaduk
disposible
BAHAN :
 Sampel serum
 RPR test kit yang
terdiri atas :
- Kontrol serum positif
- Kontrol serum negatif
- Reagen RPR
PROSEDUR UJI KUALITATIF RPR
Alat, bahan disiapkan (reagen dalam suhu
kamar)
Dipipet 50µL sampel serum pasien
kedalam slide
Diteteskan reagen RPR, Kontrol Positif dan
Kontrol Negatif
Dihomogenkan dengan pipet stirer &
dirotator selama ± 5menit
Flokulasi terbentuk setelah 5 menit
INTERPRETASI HASIL
 REAKTIF KUAT : Bila tampak gumpalan sedang atau besar di
tengah dan di pinggir lingkaran.
 REAKTIF LEMAH : Bila tampak gumpalan kecil -kecil halus
pada pinggir lingkaran.
 NON REAKTIF : Bila tidak tampak flokulasi/gumpalan
Download