IMAN DAN TAKWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TATAP MUKA IV Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian Iman, Taqwa dan Proses Lahirnya Iman. 2. Ruang Lingkup Rukun Iman. 3. Faktor Meningkatkan dan yang Merusak Dampaknya terhadap Jiwa, Akal dan Akhlak. Iman serta 4. Cara Memperbaiki Krisis Iman. 5. Pentingnya Iman bagi Seorang Muslim. 6. Iman dan Taqwa Melahirkan Sikap Tawakal Implementasi Judgement and Decision Making sebagai 7. Cinta Tanah Air Salah Satu Ciri Orang Beriman. 1 1. PENGERTIAN IMAN, TAKWA DAN PROSES LAHIRNYA IMAN A. Pengertian Iman • Secara Etimologi Berasal dari kata kerja “Aamana, Yu’minu, Imanan”, artinya percaya • Secara Terminologi Iman adalah Tashdiqun bil qolbi wa qouwlun bi lisani wa a’maalun bil jawarih. Artinya membenarkan dengan penuh keyakinan dan ikhlas dalam hati, mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan dan mempraktekkan dengan tingkah laku. Dari kedua defininisi iman baik secara etimologi dan terminologi adalah: • Iman atau kepercayaan adalah sikap batin yang terletak dalam hati (jiwa), tidak dari kondisi internal dan kondisi eksternal yang mempengaruhinya. • Iman adalah satu kesatuan, keselarasan dan keserasian serta keseimbangan antara isi hati dngan ucapan dan perbuatan atau pandangan dan sikap hidup yang berdasarkan ajaran Allah (satu kesatuan yang tidak terpisahkan). • Iman merupakan dasar atau pokok ajaran Islam, karena iman sangat menentukan seseorang dalam mencintai Allah. • Iman sangat menentukan nilai kepribadian atau nilai kemanusian seseorang secara mutlak, baik buruknya akhlak manusia tergantung kepada kadar imannya. • Iman sangat menentukan kejiwaan dan akhlak seseorang 2 B. Proses Lahirnya Iman 1. Proses afektif (tasydiqu bil qalbi) Pusatnya di hati yang totality integral. Kebenaran/keyakinan yang lahir dari dalam jiwa/hati secara sadar dan ikhlas 2. Proses kognitif (waqaulun bi lisan) Ikrar (pengakuan) yang konsisten dengan yang sudah diyakini (dibenarkan) oleh jiwa (hati) 3. Proses psikomotor (waamalun bil jawarih) Suatu pembuktian dalam bentuk sikap, pikiran, perbuatan secara murni dan kontinu dalam setiap kondisi bagaimanapun juga C. Pengertian Taqwa • Secara etimologi, kata taqwa berasal dari kata waqa yaqi wiqayah artinya takut, menjaga, memelihara dan melindungi. • Secara terminologi taqwa adalah melaksanakan keseluruhan aspek kemanusiaan baik keyakinan, ucapan, maupun perbuatan secara konsisten terhadap nilai-nilai ajaran islam. Pengertian taqwa: • Sikap konsisten dalam memelihara hubungan vertikal kepada Allah dalam bentuk kesucian, ketulusan, kepatuhan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. • Taqwa memelihara hubungan horizontal dengan bentuk perbuatan, tindakan amar ma’ruf nahi mungkar 3 D. Indikator Takwa ت ق و ي Tawadhu Kuat Wara Yakin Rendah Hati Kekuatan, kemampuan, ketaatan dalam menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya tekun, suci dan zuhud tidak ragu dalam menghadapi ujian dan tantangan (optimisme) *Takwa adalah pakaian dan bekal yang terbaik bagi setiap mukmin ِ اِ َّن ا َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ه ّٰللا اَتْ ٰقى ُك ْم “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara di sisi Allah, ialah orang yang bertaqwa di antara kamu” (Q.S Al-Hujurat:13) 4 2. Ruang Lingkup Rukun Iman A. Ruang Lingkup Ilahiyat Membahas tentang zat, sifat dan af’alNya Allah Nubuwat Membahas tentang para Rasul dan para Nabi Allah (biografi, tugas dan tanggung jawab) Ruhiyat Membahas tentang makhluk gaib seperti jin, iblis dan malaikat (kejadian dan tugas) Sam’iyyat Membahas tentang alam ghaib seperti alam kubur, akhirat, surga dan neraka 5 B. Implementasi Rukun Iman (dalam hadits, Rukun Iman ada enam) 1. Implementasi iman kepada Allah SWT • Keyakinan dan ketundukan hanya ditujukan semata-mata dan karena Allah • Meyakini bahwa perjalanan hidup tidak bertentangan dengan syariat Allah • Meyakini bahwa setiap diri akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dikerjakannya di dunia • Meyakini bahwa Allah yang menentukan segala sesuatu di dunia ini 2. Implementasi iman kepada malaikat • Ketika manusia beriman kepada malaikat Allah, maka ia mewujudkan dalam kehidupan ini untuk selalu menjalankan kebaikan, sebagaimana juga malaikat berbuat baik menjalankan perintah Allah. Manusia percaya bahwa kehadiran Malaikat ada kaitannya dengan kelangsungan hidup manusia. 3. Implementasi iman kepada kitab suci • Dapat diwujudkan dengan memiliki kepercayaan diri yang kuat akan kebenaran aturan Allah swt dalam kitab suci-Nya. Maka ia akan menata hidupnya menyesuaikan dengan rencana Allah swt, sehingga hidupnya memiliki harapan masa depan yang jelas dan pasti. 6 4. Implementasi iman kepada Rasul • Dapat diwujudkan dengan meneladani perilaku para Rasul dalam kehidupan • Dapat direalisasikan dengan berusaha selalu berlaku jujur (shidiq), bertanggungjawab mengemban amanah, menyampaikan nasehat/misi kebenaran (tabligh), dan berlaku cerdas dan bijaksana (fathonah) 5. Implementasi iman kepada hari akhir • Akan berdampak pada perilaku sehari-hari. Keimanan ini melahirkan keyakinan bahwa tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, semua akan dihitung dan dicatat • Diantara perilaku yang dapat mencerminkan iman kepada hari akhir adalah taat dan patuh beribadah, menjauhi kemaksiatan, suka bersedekah, suka membantu orang lain, tidak silau pada gemerlap dunia, bersyukur, bersikap jujur dan adil, selalu berusaha menjadi lebih baik, bersikap rendah hati, optimis dan lapang dada 6. Implementasi iman kepada qadha dan qadar • Menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini merupakan kehendak dan kuasa Allah swt (ketentuan, nasib). • Sebagai orang yang beriman tidak boleh meratapi takdir, mencela bagian/nasib yang diberikan Allah swt. • Iman qadha dan qadar melahirkan sikap optimis, tidak mudah putus asa dan kecewa. • Orang beriman bila mendapat keberuntungan, ia bersyukur dan merasa bahwa semua karunia dari Allah swt. Ketika ia mendapat kemalangan/musibah ia hadapi dengan sabar dan tabah. 7 3. Faktor yang Meningkatkan Iman dan yang Merusak Iman serta Dampaknya terhadap Jiwa, Akal dan Akhlak. Iman bersifat abstrak, namun sangat mementukan keperibadian seseorang (“is to believe in ones self”) nilai-nilai kemanusiaan dan A. Cara Meningkatkan Kualitas Iman • Cinta kepada Allah dan Rasul dengan mengamalkan Al-Quran dan Hadist • Pengabdian hanya kepada Allah ( Tawakal ) dalam semua aktivitas • Selalu interospeksi diri dan tawadhu • Optimisme dalam memperjuangkan masa depan yakin Allah akan memberikan jalan keluar dari himpitan masalah dan problematika kehidupan • Menepati janji dengan baik dan ihklas • Tidak sombong dan tawadhu’ • Sederhana, hemat, cermat (zuhud) Iman harus tetap ada (konsisten) karena iman dapat mengarahkan pikiran (thought process) dan perasaan (feeling live) serta perbuatan (behaviour). 8 B. Faktor-faktor yang merusak iman Al-imaanu yaziidu wayan qush. Iman itu bisa bertambang dan bisa berkurang • Syirik dan sombong dalam beribadah kepada Allah SWT. • Mengundi nasib dan bermain sihir (irrasional) • Mempercayai bahwa semua agama itu sama • Mempermainkan agama dan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari • Fasiq (melakukan perbuatan dosa dan maksiat) • Hubbudunya (terlalu mencintai kesenangan dunia dan mengabaikan bekal akhirat) • Kufur Nikmat (Tidak pandai bersyukur) kepada Allah swt atas karunia yang diberikan Allah SWT. 9 C. Dampak Rusaknya Iman terhadap jiwa, akal dan akhlak 1 Munculnya individu atau kelompok yang bodoh dan miskin (kufur jahli) 5 Enggan menjalankan syari’at Islam (kufur nifaq), munafik 1 5 4 Menolak, melanggar perintah dan larangan agama (kufur hukmi) 4 2 3 2 Munculnya individu atau kelompok yang mengabaikan kepercayaan kepada Allah swt dan mempertaruhkan hidupnya pada materi (kufur inadis/kuladis) 3 Munculnya individu atau kelompok kufur nikmat dengan diindikasikan perilaku yang rakus, tamak, kikir, tidak pernah puas atas rezeki yang Allah berikan dan sebagainya (kufur nikmat) 10 4. Cara Memperbaiki Krisis Iman • Tathohiru an nafsi Berusaha meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan tidak bermanfaat • Dhwabitu an nafsi Membiasakan hidup disiplin, rapi, teratur dan selalu berbuat kontinuitas • Tarbiyatu al iradah Memiliki motivasi dan cita-cita yang baik dan berfikir positif serta optimism • Al’athifah addiniyah Pergaulan yang baik dan luas (tidak kuper), empati serta komunikatif • Al qudwatu al hasanah Terbaik dan menjadi contoh tauladan serta hidup bermakna dan berkontribusi (partisipasi aktif) adalah kehidupan sehari-hari, baik sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk sosial 11 5. Pentingnya Iman bagi Seorang Muslim A. Pentingnya iman bagi seorang muslim Iman dapat menumbuhkan dan membentuk kepribadian “sense of power” dan “mental power” seperti: 1. Diri yang tahan uji, dewasa menghadapi cobaan dan penderitaan 2. Tidak mudah keluh kesah, was-was dan pesimis terhadap masalah yang rumit 3. Menumbuhkan kekuatan “inner self” (hati sanubari) a. Setiap perbuatan, perilaku selalu dihubungkan kepada baik dan buruk, pahala atau dosa, bukan kepada untung dan rugi (materi) b. Prevensi dari perbuatan salah dan dosa c. Kesalahan dan kejahatan dapat mengganggu kestabilan jiwa, menimbulkan konflik kejiwaan (penyakit hati) psikopat, psikoterapis d. Setiap aktifitas dan perbuatan selalu meminta pertimbangan hati “istafti qalbika” atau “inner world of man”. Dalam pikiran, masukan sedikit perasaan, dalam perasaan masukan sedikit pikiran e. Menyeimbangkan dua konstruksi yang berbeda antara keinginan dan kebutuhan, antara kepuasan dan manfaat, antara kesengajaan dan kealpaan f. Melahirkan keyakinan diri, bahwa dosa dan kejahatan yang diperbuat akibatnya akan kembali pada diri sendiri. Kesalahan adalah noda yang akan menghalangi petunjuk, hidayah Tuhan, seperti kaca bening yang ditutupi debu sehingga tidak bercahaya lagi 12 4. Iman melahirkan berpikir ideal dan idealis (consicence) a. Pertimbangan akal sangat optimal dan selaras, serasi dengan prinsip-prinsip moral (intelektual faktor yang berbasis prinsip moral) b. Melahirkan kesadaran dan pertimbangan yang tepat, jernih dalam setiap tindakan dan perbuatan (pada hal-hal yang makruh, haram, tabu, yang melanggar nilai-nilai dan norma hukum, akhlak atau prinsip-prinsip moral) 5. Iman melahirkan cara berpikir yang logis a. Pikiran yang kaya ide, logis, terencana, terukur, tepat waktu, tepat guna dan tepat sasaran b. Menghilangkan angan-angan atau unlogic seperti, mistik, tahayul yang termasuk syirik (thulul amal) B. Pengaruh iman terhadap diri atau jiwa (berdasarkan hadits) 1. Dapat menghilangkan rasa gelisah dan sedih (al imaanu bil qadri yuzhibul hamma wal huzna), keyakinan kepada Qadar Allah 2. Meninggalkan hal-hal yang terlarang dan kerakusan (al imaanu ‘afifun ‘anil maharimi ‘afifun ‘anil mathomi’i), dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang terlarang oleh agama dan dari kerakusan 3. Selalu dalam kesabaran dan bersyukur (al imaanu nishfaani fanishfun fis shobr wanishfun fisy syukri). Keimanan itu dua bagian sebagian pada kesabaran dan sebagaian lagi pada kesyukuran. Syukur adalah isti’ maalul mawahiibi wan ni’ami wahibat min ajlihi. Menggunakan segala anugrah atau pemberian dan nikmat sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan kehendak pemberi nikmat itu (Allah) 13 4. Tabah dan pemaaf (al imaanush shobru wassamaahatu), keimanan itu ialah kesabaran dan mudah memaafkan 5. Mempertebal rasa malu (wal hayau syu’batun minal limaana), malu itu adalah salah satu cabang iman 6. Keterpaduan antara iman dan amal (al imaanu wal’amalu akhwaani syariikani fiqaraani laa yaqbalul laahu ahdaahumaa illah bishaahabihi), iman dan amal dua saudara kembar yang menjadi satu teman. Allah tidak menerima salah satunya kecuali bersama kembarannya 14 6. Iman dan Takwa Melahirkan Sikap Tawakkal sebagai Implementasi dari Judgement and Decision Making (Penilaian dan Pengambilan Keputusan). Pengaruh iman dan taqwa akan membentuk perilaku tawakkal pada seorang muslim sebagai dasar diri dalam menjalani kehidupan. • Iman dan taqwa melenyapkan kemusyrikan. QS. Al Fatihah ayat 1-7. Rasionalitas, tidak mistik, tahayul dan irasional. • Iman dan taqwa menanamkan sadar akan kematian (mitatan sawiyah). QS. An Nisa ayat 78. • Iman dan taqwa menanamkan self help dalam kehidupan. QS. Hud ayat 6. • Meniru, mencontoh harus ada adipsi (wahyu dan ro’yu) • Justly balanced • Memiliki integritas pribadi yang tidak impartiality • Keseimbangan ibadah dan muamalah • Menanamkan ketentraman jiwa (Q.S Ar-Raad: 13: 28) 15 7. Cinta Tanah Air Salah Satu Ciri Orang Beriman Cinta Tanah Air (ukhwah wathoniyah) • Mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara secara yang murni dan islami (nasionalisme). (QS. Ali-Imran:103) • Taat hukum dan aturan • Mempertahankan kedaulatan negara, dilarang melakukan agresi, invasi, merusak. (QS Al-Baqarah:190) • Memperjuangkan kebenaran dan keadilan serta kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. (QS An-Nisa:59) 16