TEORI PRODUKSI 1 GELANA KINTAN SARI M C1021161059 DIDIN KAMALUDIN C1021161077 KIKI FATMALA C1021161023 STEPANUS GEGENG C1021161099 KRISTINA EDA C1021161039 UCOK ABDUL RAZAK C1021161019 NOVIYANTI MAYASARI C1021161063 PENGERTIAN 2 Kata “produksi” telah menjadi kata Indonesia, setelah diserap di dalam pemikiran ekonomi bersamaan dengan kata “distribusi”. Dalam kamus InggrisIndonesia kata “production” secara linguistik mengandung arti penghasilan. (Mawardi, 2007) Produksi adalah proses penggabungan atau pengkombinasian faktor produksi (input) yang mengubahnya menjadi barang atau jasa (output). Produksi adalah kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu produk, baik barang atau jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen (Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, 2010) Produksi adalah setiap kegiatan yang dapat meningkatkan utility (nilai guna) suatu barang ataupun jasa (Amaliawati dan Murni, 2014). Menurut (Amaliawati dan Murni, 2014), bentuk-bentuk kegiatan produksi diantaranya : 3 - from changing activity (kegiatan mengubah bentuk dari suatu barang) - transportation (kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain) - storage (kegiatan menyimpan suatu barang yang akan digunakan di masa yang akan datang) - merchandishing (kegiatan memperdagangkan suatu barang agar sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan) - personal servise (kegaiatan yang dilakuakan oleh seseorang yang orang lain mengakui keberadaannya) Input Fungsi Pruduksi Proses Produksi output 4 Yang dimaksudkan dengan input adalah faktor produksi. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang ikut dalam proses produksi untuk meningkatkan utility suatu barang. Faktor Produksi terdiri atas : 1. Land (natural resources)= R 2. Labour (tenaga kerja) = L 3. Capital (Modal) = C 4. Teknologi = T Hubungan antara jumlah output yang dihasilkan dan kombinasi jumlah input yang digunakan disebut sebagai fungsi produksi. Menurut Soeharno ( 2007), fungsi produksi dapat ditulis : 5 Q = f(R, L, C, T) dimana : Q = jumlah barang dan jasa (output) R = Sumber daya L = Tenaga kerja C = Modal T = Teknologi Persamaan di atas menunjukkan fungsi produksi dengan 4 input atau 4 variabel bebas, artinya besar kecil output sangat tergantung pada besar kecilnya input yang digunakan. Menurut Asfia Murni (2014) ada 2 teori produksi yang mendasar yaitu : 1. Teori produksi dengan satu input produksi yang berubah, dan 2. Teori produksi dengan dua input produksi yang berubah 6 Dalam kesempatan ini akan dibahas fungsi produksi dengan satu input variabel, yaitu tenaga kerja. Q = f(L) dimana : Q = L = jumlah barang dan jasa (output) tenaga kerja Dari fungsi produksi tersebut dapat diketahui marginal product (MP) dari tenaga kerja (marginal product of labor/MPL) dan produk rata-rata dari tenaga kerja (average product of labor). Fungsi Produksi dengan satu input variabel, terdiri atas : 7 Total Product (TP) Output yang dihasilkan dari seluruh input yang digunakan TP = Q = f (L) Produk marjinal dari tenaga kerja adalah tambahan produk total sebagai akibat adanya tambahan satu unit tenaga kerja. ΔTP MPL= Δ𝐿 = 𝜕𝑇𝑃 = 𝜕𝐿 TP’ Produk rata-rata dari tenaga kerja adalah produk total dibagi dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan TP APL= 𝐿 = 𝑓(𝐿) 𝐿 8 HUBUNGAN TP, AP dan MP Hubungan antara TP, AP, dan MP dapat dijelaskan melalui Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 Tabel 1.1 Hubungan TP, AP dan MP dalam kegiatan Produksi Satu Input Variabel FAKTOR PRODUKSI LAIN TETAP 1 TENAGA KERJA TOTAL PRODUCT AVERAGE (L) (TP) PRODUCT (AP) MARGINAL TAHAP PRODUKSI PRODUCT (MP) 0 0 - - 1 1 3 3 3 1 2 8 4 5 1 3 12 4 4 1 4 14 3.5 2 1 5 14 2.8 0 1 6 12 2 -2 TAHAP I TAHAP II TAHAP III Gambar 1.1 Hubungan TP, AP dan MP dalam kegiatan Produksi Satu Input Variabel 9 10 Tahapan Dalam Kegiatan Berproduksi 11 12 Tahap 1 • Dimulai dari titik 0 sampai dengan AP maksimum AP = MP pada saat AP maksimum • AP meningkat sampai titik puncak produktivitas per tenaga kerja tinggi TP naik dengan kecepatan tinggi • Nilai MP positif ( menunjukan bahwa dengan ditambahnya satu unit input maka masih ada tambahan output yang dihasilkan) • Nilai TP masih rendah 13 Tahap 2 • Dimulai setelah AP maksimum (AP = MP) sampai dengan MP = 0 • AP menurun TP naik dengan kecepatan yang semakin melemah • Nilai MP positif • Nilai MP = 0 TP maksimum 14 Tahap 3 • Dimulai setelah MP = 0 • AP menurun kecepatan TP semakin berkurang • Nilai MP negatif Input ditambah justru TP semakin berkurang 15 Tahap I : menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan total produksi, produksi ratarata dan produksi marginal. Tahap II : Produksi total terus meningkat sampai produksi maksimum sedang rata-rata produksi menurun dan produksi marginal menurun sampai titik nol. Tahap III : Penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi, dan produksi rata-rata, sedangkan produksi marginal negatif. 16 ELASTISITAS PRODUKSI DAN DAERAH PRODUKSI Elastisitas Produksi merupakan perbandingan (rasio) perubahan relatif antara jumlah produk yang dihasilkan dengan perubahan relatif jumlah faktor produksi yang digunakan. Secara matematis dapat dituliaskan sebagai berikut: EP (Ƞ)= 𝑑𝑌/𝑌 𝑑𝑋/𝑋 Atau sama dengan dY dX x X Y Kita ketahui dY/ dX = produk marjinal dan Y/X = produk rata-rata, sehingga dapat dituliskan bahwa : Ep = MP / AP Atas dasar Formula tersebut diketahui bahwa : Pada saat MP > AP maka diperoleh Elastisitasa Produksi > 1 Pada saat MP = AP maka diperoleh Elastisitas Produksi = 1 Pada saat MP < AP maka diperoleh Elastisitas Produksi < 1 17 Daerah produksi dibagi atas daerah rasional dan daerah irasional berdasarkan tingkat elastisitas produksinya. Berdasarkan nilai elastisitas produksi, daerah produksi dapat dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : • Daerah elastisitas produksi > 1 s/d elastisitas produksi = 1, disebut daerah I (irasional). Penambahan faktor produksi sebesar 1% menyebabkan penambahan produk selalu lebih besar dari 1%. • Daerah elastisitas produksi = 1 s/d elastisitas produksi = nol, disebut daerah II (rasional). Penambahan faktor produksi 1% menyebabkan penambahan produk paling tinggi 1% dan paling rendah 0%. Di daerah ini dapat dicapai pendapatan maksimum. • Daerah elastisitas produksi = nol s/d elastisitas produksi < nol, disebut daerah III (irasional). Penambahan faktor produksi menyebabkan pengurangan produk (penambahan negatif) atau mengurangi pendapatan. Daerah I 18 Daerah II Daerah III 19 DAFTAR PUSTAKA Amaliawati, Lia dan Murni, Asfia. 2014. Ekonomi Mikro. Bandung : PT Refika Adimata. Mawardi. 2007. Ekonomi Islam. Pekanbaru: Alaf Riau Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia. 2010. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Kencana. Soeharno. 2007. Teori Mikroekonomi. Yogyakarta: Andi. 20 Sekian dan Terima Kasih