A. Judul Penelitian Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lahan Tambak Dan Pusat Penjualan Garam Di Kabupaten Sampang Madura Berbasis Web B. Latar Belakang Kabupaten Sampang adalah sebuah kabupaten yang ada di sebelah utara bagian timur dari pulau Jawa tepatnya di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1.233,30 km2. Memiliki 14 kecamatan yang terdiri dari 6 kelurahan dan 180 Desa. Kabupaten Sampang memiliki sumberdaya alam pesisir dan lautan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu kegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir adalah budidaya perikanan (tambak udang) dan pembuatan garam (tambak garam). Jumlah area tambak dari tahun ke tahun pasti mengalami perubahan. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor seperti pembukaan lahan tambak, abrasi, tinggi air laut saat pasang, pengalihan fungsi lahan tambak dan faktor lain baik disebabkan oleh alam maupun manusia. Maka sangatlah penting untuk mengetahui persentase jumlah persebaran tambak dari tahun ke tahun. Informasi tentang kesesuaian area tambak dengan budidaya udang atau pembuatan garam juga sangat diperlukan oleh pemangku kepentingan. Biasanya dinas perikanan menggunakan pengujian dengan parameter tertentu yang kemudian hasil kesesuaian dipetakan. Di Kabupaten Sampang, tahun 2012, daerah yang sangat sesuai untuk tambak garam mencapai 4.303,2 ha atau 75,5 % dari seluruh luas tambak garam. Daerah yang kurang sesuai untuk tambak garam mencapai 230,4 ha atau mencapai 4%. Sedangkan daerah tambak yang tidak sesuai untuk tambak garam mencapai 1.163,6 ha atau mencapai 20,4 % dari luas tambak [1]. Saat ini data pasti telah berubah. Informasi persebaran atau pemetaan tambak dapat dikelola dan disimpan dengan memanfaatkan aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis). SIG merupakan suatu sistem pengolahan data yang dapat mengolah data-data geografis atau data-data yang memiliki informasi bersifat keruangan atau spasial yang dihubungkan satu sama lain sehingga akan didapatkan informasi baru. SIG dapat berupa aplikasi desktop maupun aplikasi berbasis web. Data yang akan digunakan dalam SIG harus terlebih dahulu dibuat berbentuk data spasial, sehingga seluruh informasi akan berupa layer-layer informasi spasial, kemudian dapat ditumpangtindihkan (overlay) satu dengan yang lain untuk selanjutnya dapat ditentukan jumlah persentase lahan tambak dan persebarannya di daerah penelitian [2]. Pendataan dan pemantauan tambak langsung secara individual membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tinggi mengingat luasnya hamparan tambak. Oleh karena itu dibutuhkan tool yang dapat digunakan untuk membantu dalam pemantauan tambak. SIG dengan citra satelit resolusi tinggi yang diintegrasikan dengan pemetaan partisipatif dari berbagai pemangku kepentingan (Participatory GIS/P-GIS), merupakan salah satu metode yang potensial untuk digunakan dalam mendapatkan informasi dan data tambak [3]. Selama ini di kabupaten Sampang Madura, informasi geografis tentang tambak dibuat dan disimpan oleh dinas perikanan Sampang. Informasi disimpan dalam bentuk peta fisik (berbasis kertas). Apabila ada kebutuhan dari instansi pemerintah atau dari masyarakat, dinas perikanan akan berusaha menyiapkan atau menyediakan sesuai permintaan. Komunikasi dilakukan melalui surat menyurat, telepon, atau tatap muka dengan datang langsung ke kantor Dinas Perikanan Kabupaten Sampang. Data tentang tambak dan informasi geografis dibutuhkan oleh pemerintah daerah untuk mengenali potensi daerah dan menyusun program pembangunan daerah. Data tentang tambak misal kepemilikan tambak, jenis tambak, jumlah produksi tambak, kendala dan pemasalahan tambak, kesesuaian tambak, dan lain-lain adalah data penting yang berkenaan dengan tambak yang disimpan atau dikelola oleh dinas perikanan. Data tersebut diolah menjadi informasi yang menjadi masukan bagi pemerintah daerah. Informasi digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan dalam menentukan atau menyusun program pemerintah seperti peningkatan budidaya tambak, merencanakan kegiatan penyuluhan petani tambak, atau mengganti kebijakan kebijakan perikanan. Masyarakat umum membutuhkan keterbukaan informasi. Informasi riil yang dibutuhkan masyarakat umum dan petani tambak adalah informasi pemetaan (area-area) tambak yang diakui secara resmi, dan tentang lokasi fasilitas penunjang kegiatan perekonomian tambak, misalnya lokasi kantor dinas perikanan, lokasi kelompok petani tambak, lokasi koperasi usaha, dan lokasi pusat penjualan hasil tambak. Pemetaan tambak yang jelas, terbuka, dan resmi juga akan meminimalkan sengketa lahan tambak. Dari permasalahan di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian pengembangan perangkat lunak sistem informasi geografis dengan mengambil judul penelitian : “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lahan Tambak Dan Pusat Penjualan Garam Di Kabupaten Sampang Madura Berbasis Web”. Penelitian diharapkan menghasilkan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat digunakan untuk pemetaan secara partisipatif oleh petani tambak. Pengelolaan GIS khususnya pemetaan lahan tambak yang didelegasikan ke petani tambak akan memudahkan pegawai dinas perikanan dalam mengumpulkan data geografis dan data tentang tambak, karena data tersebut harus diupdate setiap tahun. Partisipasi petani tambak akan membawa penghematan waktu, tenaga, dan biaya bagi dinas perikanan. Bagi petani tambak akan menumbuhkan rasa memiliki aplikasi dan menumbuhkan kebersamaan. Tentu saja pengawasan dan validasi data harus dilakukan oleh dinas perikanan. Sistem Informasi Geografis yang berbentuk website juga akan memudahkan pihak-pihak lain (pemerintah maupun masyarakat) dalam memperoleh atau mencari beberapa informasi secara mandiri karena dapat diakses kapan saja dan dimana saja tanpa harus meminta bantuan pihak dinas perikanan. C. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dapat diidentifikasi : 1. Pemerintah dan masyarakat membutuhkan sistem informasi tambak dan sistem informasi geografis tambak yang dapat diakses dengan mudah. Sistem informasi tambak kaitannya dengan data petani tambak, jenis tambak, jumlah produksi, kendala produksi, dan lain sebagainya. Data geografis tambak kaitannya dengan pemetaan lokasi tambak, luasan tambak, dan kesesuaian tambak. 2. Dinas perikanan membutuhkan partisipasi atau peran aktif masyarakat dalam mengelola data tambak dan sistem informasi grografis tambak untuk mempercepat pekerjaan, menghemat biaya dan tenaga. D. Batasan Masalah Agar penelitian tidak melebar dan terlalu memakan waktu, maka penelitian dibatasi sebagai berikut : 1. Sistem informasi geografis hasil penelitian akan menampilkan peta persebaran tambak garam dan lokasi fasilitas pendukung kegiatan perekonomian tambak garam yaitu pusat penjualan garam. 2. Menentukan letak tambak, pembentukan area tambak, dan letak pusat penjualan garam dilakukan menggunakan bantuan citra satelit google map. 3. Implementasi pembuatan sistem informasi geografis dilakukan dengan pemrograman berbasis web. Peta divisualisasikan menggunakan peta google dengan bantuan google map API. 4. Model proses pengembangan perangkat lunak menggunakan model proses prototyping. Pemodelan perangkat lunak dilakukan menggunakan Unified Modeling Language (UML). E. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, permasalahan penelitian adalah : 1. Bagaimana membuat aplikasi sistem informasi geografis yang dapat digunakan untuk mengelola data tambak, mengelola data pemetaan lahan tambak, dan menampilkan titik-titik lokasi fasilitas pendukung kegiatan perekonomian tambak di kabupaten Sampang? 2. Bagaimana membuat aplikasi sistem informasi geografis berbasis web yang dapat digunakan bersama-sama (partisipatif) oleh petani tambak dan dinas perikanan untuk mengelola data tersebut? F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yaitu : 1. Menghasilkan aplikasi atau perangkat lunak sistem informasi geografis berbasis web yang dapat menampilkan pemetaan (area-area) lahan tambak di kabupaten Sampang dengan informasi jenis tambak dan tingkat kesesuaiannya, titik lokasi fasilitas penunjang ekonomi tambak, dan informasi lainnya tentang tambak. 2. Aplikasi atau perangkat lunak sistem informasi geografis dapat digunakan bersama-sama (partisipatif) oleh para petani tambak dan petugas dinas perikanan untuk mengumpulkan data tambak dan data geografis tambak. G. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis 1. Penelitian diharapkan dapat memberi pemahaman tentang sistem informasi geografis dan prosedur pengembangan perangkat lunak sistem informasi geografis berbasis web. 2. Hasil penelitian berupa laporan dan perangkat lunak diharapkan dapat dijadikan bahan untuk belajar sistem informasi geografis dan google map API, atau menjadi referensi untuk penelitian berikutnya. b. Manfaat Praktis 1. Penelitian menjadi sarana bagi penulis untuk belajar mengaplikasikan atau mempraktikkan pengetahuan dan ketrampilan yang didapat di ruang perkuliahan tentang rekayasa perangkat lunak dan sistem informasi geografis. 2. Perangkat lunak hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi ketika pemerintah daerah Kabupaten Sampang (atau pemerintah daerah lain) ingin mengembangkan GIS peta persebaran tambak di wilayahnya. H. Deskripsi Teoritik Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis atau Geographic Information System (GIS) dapat didefinisikan sebagai “Sistem untuk menangkap, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan data yang secara spasial direferensikan ke Bumi. GIS melibatkan database komputer yang direferensikan secara spasial dan perangkat lunak aplikasi yang sesuai”. [4]. Definisi GIS Dana Tomlin, dari Sistem Informasi Geografis dan Kartografi Modeling [4]: “Definisi luas GIS adalah fasilitas untuk mempersiapkan, menyajikan, dan menafsirkan fakta yang berhubungan dengan permukaan bumi. Definisi sempit, suatu sistem informasi geografis atau GIS adalah konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer khusus dirancang untuk akuisisi, pemeliharaan, dan penggunaan data kartografi.” Definisi GIS Jeffrey Star dan John Estes, dalam Sistem Informasi Geografis: Sebuah Pengantar [4]: “Sistem informasi geografis (GIS) adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang direferensikan oleh koordinat spasial atau geografis. Dengan kata lain, suatu GIS adalah sistem database dengan kemampuan khusus untuk data referensi spasial, juga [sebagai] satu set operasi untuk bekerja dengan data. . . Dalam arti, GIS dapat dianggap sebagai peta tingkat tinggi. " Komponen GIS 1. Hardware: GIS terdiri dari sistem komputer yang akan menjalankan perangkat lunak GIS. 2. Perangkat Lunak: Perangkat lunak GIS menyediakan fungsi dan alat yang diperlukan untuk menyimpan, menganalisis, dan menampilkan informasi geografis. 3. Data: Data geografis dan data tabular terkait adalah tulang punggung GIS. 4. Metode: SIG yang berhasil biasanya beroperasi karena rencana yang dirancang dengan baik, model dan praktik operasi yang baik. 5. Orang-orang: Pengguna GIS berkisar dari spesialis teknis yang merancang dan memelihara sistem sampai mereka yang menggunakan GIS untuk membantu melakukan pekerjaan sehari-hari. 6. Jaringan: GIS saat ini sangat bergantung pada internet untuk memperoleh dan berbagi kumpulan data geografis yang besar. Gambar 1. Komponen GIS [4] Perancangan dan Manajemen Proyek GIS Teknik manajemen proyek membantu proyek selesai tepat waktu dan memastikan kualitas. Desain dan manajemen proyek yang baik sangat penting untuk menghasilkan Aplikasi GIS yang bermanfaat dan efektif. Gambar 2. Siklus pengembangan GIS [4] Pengembangan Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah: (1) instruksi (program komputer) yang ketika dijalankan memberikan fitur, fungsi, dan kinerja yang diinginkan; (2) struktur data yang memungkinkan program untuk memanipulasi informasi, dan (3) informasi deskriptif di hard copy dan bentuk virtual yang menggambarkan operasi dan penggunaan program [5]. Menurut Sommerville terdapat 4 kegiatan mendasar dan umum untuk semua proses perangkat lunak [6]. 1. Spesifikasi perangkat lunak, di mana pelanggan dan insinyur menentukan fungsi perangkat lunak yang akan diproduksi dan batasan pada operasinya. 2. Pengembangan perangkat lunak, di mana perangkat lunak dirancang dan diprogram. 3. Validasi perangkat lunak, di mana perangkat lunak diperiksa untuk memastikan bahwa itu adalah apa yang pelanggan membutuhkan. 4. Evolusi perangkat lunak, di mana perangkat lunak dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan pelanggan dan persyaratan pasar. Model Proses Protopyping Sebuah proses adalah kumpulan aktivitas, tindakan, dan tugas yang dilakukan saat beberapa produk kerja harus dibuat [5]. Dalam konteks rekayasa perangkat lunak, suatu proses bukanlah resep yang kaku untuk membangun perangkat lunak komputer. Sebaliknya, itu adalah pendekatan yang dapat beradaptasi yang memungkinkan orang-orang melakukan pekerjaan yang sesuai tindakan dan tugas kerja. Tujuannya adalah agar perangkat lunak selesai tepat waktu dan dengan kualitas yang cukup memuaskan mereka yang telah membiayai dan mereka yang akan menggunakannya. Prototyping yaitu membangun sebuah sistem eksperimen dengan cepat dan tidak mahal untuk pengguna akhir dengan tujuan evaluasi. Dengan menggunakan prototipe, pengguna bisa mendapatkan ide yang lebih baik dari kebutuhan/keinginan mereka. Prototipe yang disahkan oleh pengguna/pemilik project bisa dijadikan template untuk membuat sistem akhir. [7] Prototype adalah contoh tampilan kerja dari sebuah sistem informasi atau bagian dari sistem. Prototype dimaksudkan hanya sebagai model pendahuluan. Begitu operasional, prototipe akan disempurnakan sampai sesuai kebutuhan pengguna. [7] Tahapan prototyping : 1. Identifikasi kebutuhan dasar pengguna. Perancang sistem atau spesialis sistem informasi berdiskusi secukupnya dengan pengguna untuk menangkap kebutuhan dasar dari pengguna. 2. Mengembangkan prototipe awal. Perancang sistem menciptakan sebuah contoh program / prototipe dengan cepat. Biasanya menggunakan tools-tools otomasi tertentu. 3. Menggunakan atau mencaba prototipe. Pengguna diminta untuk menggunakan dan mengevaluasi sistem, menentukan seberapa baik prototipe memenuhi kebutuhan. Pengguna diminta memberikan saran untuk memperbaiki prototype 4. Merevisi dan meningkatkan prototipe. Pembangun sistem mencatat semua permintaan perubahan oleh pengguna dan menyempurnakan prototipe. Setelah prototype direvisi, siklusnya kembali ke Langkah 3. Langkah 3 dan 4 diulang sampai pengguna puas. Jika tidak ada lagi iterasi yang diperlukan, prototipe yang disetujui akan menjadi prototipe operasional yang melengkapi spesifikasi akhir. Terkadang prototipe diadopsi sebagai versi produksi dari sistem. Gambar 3. Langkah-langkah prototyping [7] Kelebihan Prototyping 1. Kemungkinan segera mengubah/memperbaiki sistem diawal pengembangan 2. Kemungkinan menghentikan pengembangan sistem yang tidak berfungsi 3. Kemungkinan mengembangkan sistem mendekati keinginan atau harapan pengguna Kelemahan Prototyping 1. Sulit mengelola prototyping pada project besar 2. Pengguna dan analist mungkin akan menjadikan prototype sebagai sistem akhir padahal prototype ditujukan bukan untuk menjadi sistem akhir. Keberhasilan sistem juga dipengaruhi pemberian feedback pengguna. Semakin cepat dan semakin sering akan lebih baik, karena perubahan di akhir project akan memakan biaya semakin mahal. Research and Development (R&D) Borg and Gall (1983) menyatakan bahwa R&D (Research and Development) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Gambar 4. Tahapan metode R&D (Borg dan Gall) Tahapan dalam siklus R&D (Borg & Gall, 1983) adalah: 1. Research and information collecting Termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan Research And Development (R&D) sebagai salah satu model permasalahan yang dikaji, pengukuran kebutuhan, penelitian dalam skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian. 2. Planning Termasuk dalam langkah ini menyusun rencana penelitian yang meliputi merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkahlangkah penelitian dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas. 3. Develop preliminary form of product Mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung. 4. Preliminary field testing Melakukan uji coba lapangan awal dalam skala terbatas, dengan melibatkan 612 subyek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket. 5. Main product revision Melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicoba lebih luas. 6. Main field testing Uji coba utama yang melibatkan calon user. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, terutama dilakukan terhadap kinerja sebelum dan sesudah penerapan ujicoba. Hasil yang diperoleh dari ujicoba ini dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian hasil ujicoba (desain model) yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian pada umumnya langkah ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen 7. Operational product revision Melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi. 8. Operational field testing Langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan oleh pakar. Tujuan langkah ini adalah untuk menentukan apakah suatu model yang dikembangkan benar-benar siap dipakai di sekolah tanpa harus dilakukan pengarahan atau pendampingan oleh peneliti/pengembang model. 9. Final product revision Melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final). 10. Dissemination and implementation Langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan. Langkah pokok dalam fase ini adalah mengkomunikasikan dan mensosialisasikan temuan/model, baik dalam bentuk seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun pemaparan kepada skakeholders yang terkait dengan temuan penelitian. Siklus ini dapat diulang untuk memperoleh hasil yang lebih ketat pada bidang-data yang diuji. Hal ini bertujuan agar produk yang diperoleh tersebut memiliki perilaku sesuai yang didefinisikan. Kelebihan dan Kekurangan R&D Kelebihan penelitian R&D (Gall & Borg, 1983) antara lain adalah: a. Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here-andnow) melalui pengembangan solusi atas suatu masalah sembari menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa mendatang. b. Mampu menghasilkan suatu produk/ model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli. c. Mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti sehingga diharapkan akan selalu ditemukan model/ produk yang selalu aktual dengan tuntutan kekinian. d. Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan lapangan. Kekurangan R&D a. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks. b. Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian R&D ditujukan untuk pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik), bukan populasi. c. Penelitian R&D membutuhkan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar. Google Map Javascript API Peta dan lokasi adalah topik yang sangat populer dewasa ini, dan Google adalah salah satu permainan utama di area ini. Sebagian besar situs web memiliki halaman kontak dengan menampilkan peta Google. Hal tersebut adalah contoh penggunaan paling sederhana dari Google Maps JavaScript API [8]. Terdapat alternatif selain Google Maps JavaScript API, yaitu OpenLayers, Leaflet, Bing Maps, MapQuest, dan Here Maps (sebelumnya, Nokia Maps), tetapi hanya Google Maps JavaScript API yang memiliki dukungan terbesar dalam menyajikan peta dasar, citra satelit, dan API itu sendiri. Google Maps JavaScript API bukan alat gratis untuk menampilkan peta, tetapi batas penggunaan gratisnya cukup untuk sebagian besar pengembang. Ada batas 25.000 beban peta per hari per situs, yang dihitung ketika peta diinisialisasi pada halaman web [8]. Peta dasar Peta dasar adalah salah satu bagian terpenting dari proses pemetaan API. Mendasarkan peta menunjukkan jalan, gambar satelit, atau medan, yang dapat digunakan untuk situasi yang berbeda. Misalnya, peta jalan bisa cocok untuk menunjukkan lokasi bisnis Anda, tetapi citra satelit tidak. Google Maps JavaScript API memiliki empat berbeda yaitu ROADMAP, SATELLITE, HYBRID, dan TERRAIN. Semua peta dasar ini dapat dilihat pada screenshot berikut di mana mereka dapat dibandingkan satu sama lain. Gambar 5. Tampilan tipe peta dasar (base maps) peta google Services atau Layanan Google Maps JavaScript API juga menawarkan beberapa layanan. Layanan ini menambahkan fungsi penting yang sangat membedakan Google Maps dari pesaingnya. Keandalan dan kualitas data membuat services lebih dihargai. Services memungkinkan aplikasi yang memanfaatkan Google Maps memiliki tambahan fungsionalitas. Bagian terbaik dari layanan ini adalah, karena mereka adalah bagian dari Google Maps JavaScript API, mereka sepenuhnya kompatibel dengan kelas dan objek dari API. Beberapa jenis layanan Google Maps JavaScript API adalah geocoding, direction, elevation, distance matrix, dan Street View. (Dincer,2013) 1. Geocoding : untuk mencari koordinat sebuah alamat. Menemukan alamat atau tempat di peta selalu menjadi tugas yang membosankan, dan Google Maps JavaScript API memudahkan tugas ini dengan layanan geocoding. Geocoding, dalam yang paling sederhana definisi, adalah untuk mengasosiasikan koordinat geografis dengan informasi alamat, baik itu hanya nama jalan, rincian nomor bangunan dan kode pos, atau hanya nama lokalitas. Proses geocoding dapat dibalik dan diberi nama reverse geocoding, yaitu proses konversi koordinat ke alamat yang dapat dibaca manusia. Misalnya ketika pengguna melakukan klik pada peta, google akan menemukan alamat di mana pengguna melakukan klik dan menampilkan alamat tersebut ke pengguna. 2. Elevation : mengembalikan nilai positif medan/tanah relatif terhadap permukaan laut. Elevation juga memberikan informasi tentang kedalaman dasar samudra dengan nilai negatif 3. Distance matrix : membuat matriks jarak untuk yang lokasi diberikan Google Maps JavaScript API membawa beberapa properti yang menarik dan sangat membantu, salah satunya adalah Distance Matrix Services. Dengan menggunakan layanan ini, kita dapat menghitung waktu perjalanan dan jarak antara lokasi asal dan lokasi tujuan. Mode perjalanan dapat kita pilih yaitu mengemudi, berjalan, atau bersepeda. Perlu dicatat bahwa output layanan ini tidak dapat dipetakan ke peta dasar. Kita dapat memiliki informasi tentang waktu dan durasi perjalanan, tetapi untuk petunjuknya, kita harus menggunakan layanan direction. 4. Direction/ petunjuk arah /rute : memberi pengembang kemampuan untuk menghasilkan arah secara terprogram antara lokasi pilihan mereka dengan berbagai opsi. XAMPP XAMPP adalah paket solusi server web lintas platform gratis dan terbuka yang dikembangkan oleh Apache Friends, yang terdiri dari Apache HTTP Server, database MariaDB, dan interpreter untuk skrip yang ditulis dalam bahasa pemrograman PHP dan Perl. XAMPP adalah singkatan dari Cross-Platform (X), Apache (A), MariaDB (M), PHP (P) dan Perl (P). XAMPP adalah distribusi Apache yang sederhana dan ringan yang membuatnya sangat mudah bagi pengembang untuk membuat server web lokal untuk tujuan pengembangan dan pengujian. Semua yang diperlukan untuk membuat server web - aplikasi server (Apache), database (MariaDB), dan bahasa scripting (PHP) - disertakan dalam file yang dapat diekstrak. XAMPP juga cross-platform, yang berarti ia bekerja dengan baik di Linux, Mac dan Windows. Karena sebagian besar penyebaran server web yang sebenarnya menggunakan komponen yang sama seperti XAMPP, hal tersebut membuat transisi dari server pengujian lokal ke server dapat berlangsung sangat mudah. (Sumber Online: https://en.wikipedia.org/wiki/XAMPP diakses 3 Mei 2018). PHP PHP: Hypertext Preprocessor (atau hanya PHP) adalah bahasa skrip sisi server yang dirancang untuk pengembangan web tetapi juga digunakan sebagai bahasa pemrograman tujuan umum. Awalnya dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994, implementasi referensi PHP sekarang diproduksi oleh Grup PHP. (Sumber Online: https://en.wikipedia.org/wiki/PHP diakses 3 Mei 2018). Kode PHP dapat disematkan ke kode HTML, atau dapat digunakan dalam kombinasi dengan berbagai sistem template web, sistem manajemen konten web, dan kerangka web. Kode PHP biasanya diproses oleh interpreter PHP yang diimplementasikan sebagai modul di server web atau sebagai Common Gateway Interface (CGI) yang dapat dieksekusi. Contoh PHP syntax and semantics : <!DOCTYPE html> <html> <head> <title>PHP Test</title> </head> <body> <?php echo '<p>Hello World</p>'; ?> </body> </html> Penerjemah PHP hanya mengeksekusi kode PHP dalam pembatasnya. Apa pun di luar pembatasnya tidak diproses oleh PHP, meskipun teks nonPHP masih tunduk pada struktur kontrol yang dijelaskan dalam kode PHP. Pembatas yang paling umum adalah <?PHP untuk membuka dan ?> Untuk menutup bagian PHP. Bentuk singkatnya <? juga ada. Pembatas singkat ini membuat file skrip menjadi kurang portabel, karena dukungan untuknya dapat dinonaktifkan dalam konfigurasi PHP lokal dan oleh karena itu tidak disarankan. Variabel diawali dengan simbol dolar, dan tipe tidak perlu ditentukan sebelumnya. PHP 5 memperkenalkan jenis petunjuk yang memungkinkan fungsi untuk memaksa parameter mereka menjadi objek dari kelas tertentu, array, antarmuka atau fungsi panggilan balik. Namun, sebelum PHP 7.0, petunjuk jenis tidak dapat digunakan dengan jenis skalar seperti integer atau string. Tidak seperti fungsi dan nama kelas, nama variabel bersifat case sensitive. String double-dikutip ("") menyediakan kemampuan untuk menginterpolasi nilai variabel ke dalam string. PHP memiliki tiga jenis sintaks komentar: / * * / menandai blok dan komentar sebaris; // dan juga # digunakan untuk komentar satu baris. HTML Hypertext Markup Language (HTML) adalah bahasa markup standar untuk membuat halaman web dan aplikasi web. Digabung dengan Cascading Style Sheets (CSS) dan JavaScript, menjadi tiga landasan teknologi untuk World Wide Web. Browser web menerima dokumen HTML dari server web atau dari penyimpanan lokal dan merender dokumen menjadi halaman web multimedia. HTML menggambarkan struktur halaman web semantik dan awalnya termasuk isyarat untuk tampilan dokumen. Elemen HTML adalah blok pembangun halaman HTML. Dengan konstruksi HTML, gambar dan objek lain seperti bentuk interaktif dapat disematkan ke halaman yang ditampilkan. HTML menyediakan sarana untuk membuat dokumen terstruktur dengan menunjukkan semantik struktural untuk teks seperti judul, paragraf, daftar, tautan, kutipan, dan item lainnya. Elemen HTML digambarkan dengan tag, ditulis menggunakan kurung sudut. Tag seperti <img /> dan <input /> secara langsung memperkenalkan konten ke halaman. Tag lain seperti <p> mengelilingi dan memberikan informasi tentang teks dokumen dan dapat menyertakan tag lain sebagai sub-elemen. Browser tidak menampilkan menginterpretasikan tag HTML, konten tetapi halaman. menggunakannya (Sumber untuk Online: https://en.wikipedia.org/wiki/HTML diakses 3 Mei 2018). CSS Bootsrap Cascading Style Sheets (CSS) adalah bahasa Style Sheets yang digunakan untuk menggambarkan penyajian dokumen yang ditulis dalam bahasa markup seperti HTML. CSS adalah landasan teknologi World Wide Web, bersama HTML dan JavaScript. CSS dirancang untuk memungkinkan pemisahan presentasi dan konten, termasuk tata letak, warna, dan font. Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas konten, memberikan lebih banyak fleksibilitas dan kontrol dalam spesifikasi karakteristik presentasi, memungkinkan beberapa halaman web untuk berbagi format dengan menentukan CSS yang relevan dalam file .css terpisah, dan mengurangi kompleksitas dan pengulangan dalam konten struktural. Pemisahan format dan konten juga membuatnya layak untuk menyajikan halaman markup yang sama dalam gaya yang berbeda untuk metode rendering yang berbeda, seperti di layar, di cetak, dengan suara (melalui browser berbasis ucapan atau pembaca layar), dan pada berbasis Braille. CSS juga memiliki aturan untuk pemformatan alternatif jika konten diakses pada perangkat seluler. (Sumber Online: https://en.wikipedia.org/wiki/CSS diakses 3 Mei 2018). Bootstrap adalah pustaka front-end sumber terbuka dan gratis untuk mendesain situs web dan aplikasi web. Bootstrap berisi template desain berbasis HTML dan CSS untuk tipografi, bentuk, tombol, navigasi dan komponen antarmuka lainnya, serta ekstensi JavaScript opsional. Tidak seperti banyak kerangka web, Bootstrap hanya menyangkut pengembangan front-end. (Sumber Online: https://en.wikipedia.org/wiki/Bootstrap_(front-end_ framework) diakses 3 Mei 2018). MySQL MySQL adalah sistem manajemen basis data relasional open-source (RDBMS). MySQL adalah kombinasi dari "My", nama putri pendiri Michael Widenius, dan "SQL", singkatan untuk Structured Query Language. Proyek pengembangan MySQL telah membuat kode sumbernya tersedia di bawah ketentuan Lisensi Publik Umum GNU, serta di bawah berbagai perjanjian kepemilikan. MySQL dimiliki dan disponsori oleh satu perusahaan nirlaba, perusahaan Swedia MySQL AB, yang sekarang dimiliki oleh Oracle Corporation. MySQL adalah komponen utama dari perangkat lunak aplikasi web sumber terbuka LAMP (dan "AMP" lainnya). LAMP adalah akronim untuk "Linux, Apache, MySQL, Perl / PHP / Python". Aplikasi yang menggunakan database MySQL meliputi: TYPO3, MODx, Joomla, WordPress, Simple Machines Forum, phpBB, MyBB, dan Drupal. MySQL juga digunakan di banyak situs web skala besar dan profil besar, termasuk Google (meskipun tidak untuk pencarian), Facebook, Twitter, Flickr, dan YouTube. (Sumber Online: https://en.wikipedia.org/wiki/MySQL diakses 3 Mei 2018). Javascript JavaScript, sering disingkat JS, adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi, interpreted programming language. JavaScript adalah bahasa yang juga dicirikan sebagai dynamic, weakly typed, prototype-based dan multiparadigm. Bersama-sama dengan HTML dan CSS, JavaScript adalah salah satu dari tiga teknologi inti dari World Wide Web. JavaScript memungkinkan halaman web interaktif dan dengan demikian merupakan bagian penting dari aplikasi web. Sebagian besar situs web menggunakannya, dan semua browser web utama memiliki mesin JavaScript khusus untuk melaksanakannya. Sebagai bahasa multi-paradigma, JavaScript mendukung event-driven, fungsional, dan imperatif (termasuk object-oriented dan prototype-based) programming style. JavaScript memiliki API untuk bekerja dengan teks, array, tanggal, ekspresi reguler, dan manipulasi dasar DOM, tetapi bahasa itu sendiri tidak termasuk I / O, seperti jaringan, penyimpanan, atau fasilitas grafis, mengandalkan ini pada lingkungan tuan rumah di mana ia tertanam. Awalnya hanya diimplementasikan sisi-klien di browser web, mesin JavaScript kini tertanam di banyak jenis perangkat lunak host lainnya, termasuk sisi server di server web dan basis data, dan di program non-web seperti pengolah kata dan perangkat lunak PDF, dan dalam waktu proses lingkungan yang membuat JavaScript tersedia untuk menulis aplikasi seluler dan desktop, termasuk widget desktop. Meskipun ada kesamaan yang kuat antara JavaScript dan Java, termasuk nama bahasa, sintaks, dan pustaka standar masing-masing, kedua bahasa itu berbeda dan sangat berbeda dalam desain. (Sumber Online: https://en.wikipedia.org/wiki/javascript diakses 3 Mei 2018). I. Kajian Penelitian yang relevan Penelitian tentang pemetaan tambak garam di Kabupaten Sampang pernah dilakukan oleh Firman Farid Muhsoni (2013), Universitas Trunojoyo Madura dengan judul “Kesesuaian Lahan Tambak Garam Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kabupaten Sampang”. Penelitian di terbitkan di Jurnal KELAUTAN, Volume 6, No.1. April 2013. Tujuan penelitian adalah memetakan wilayah tambak yang sesuai untuk tambak garam. Metode yang dipergunakan adalah pemilihan lokasi (site selection) dengan melakukan pemodelan indeks melibatkan penggunaan skor untuk kategori yang berbeda. Kategori kriteria kesesuaian lahan untuk tambak garam meliputi kondisi fisik dan kimia. Hasil analisis mendapatkan daerah yang sangat sesuai untuk tambak garam mencapai 4.303,2 ha atau 75,5 % dari luas tambak di Sampang. Daerah yang kurang sesuai untuk tambak garam mencapai 230,4 ha atau mencapai 4%. Sedangkan daerah tambak yang tidak sesuai untuk tambak garam mencapai 1.163,6 ha atau mencapai 20,4 % dari luas tambak. Daerah tambak yang sangat sesuai untuk tambak garam terdapat pada daerah yang dekat dengan garis pantai dan kelerengannya kurang dari 1%. Bahan yang digunakan adalah Citra IKONOS wilayah Sampang yang didapatkan dari Google Eart, Peta Rupa Bumi Indonesia mencakup wilayah Madura skala 1:25.000. Sedangkan alat yang digunakan adalah : Komputer dan printer, Software ArcGis, GPS, alat pengambilan sampel tanah air dan tanah. Penelitian lain tentang pemetaan tambak garam dilakukan oleh Mahfud Efendy, Rahmad Fajar Sidik, dan Firman Farid Muhsoni (2014) mengambil judul “Pemetaan Potensi Pengembangan Lahan Tambak Garam Di Pesisir Utara Kabupaten Pamekasan”. Penelitian terbit pada Jurnal Kelautan Volume 7, No. 1, April 2014 ISSN: 1907-9931. Penelitian bertujuan untuk memetakan potensi pengembangan lahan tambak garam baru di pesisir utara Kabupaten Pamekasan sebagai dasar program ekstensifikasi. Penelitian memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dengan tahapan analisis: pemrosesan citra satelit, interpolasi peta rupa bumi Indonesia, digitasi peta tanah, interpolasi data curah hujan dan interpretasi deskriptif. Kegiatan pemetaan ini menghasilkan informasi potensi ketersediaan lahan tambak garam baru di pesisir utara seluas 15.822,91 Ha. Penelitian tentang pemetaan tambak juga dilakukan oleh Barkah Amirudin Ahmad, Bandi Sasmito, dan Hani’ah dari Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro dengan mengambil judul “Aplikasi SIG Untuk Pemetaan Persebaran Tambak Di Kota Semarang (Studi Kasus: Daerah Tambak Kota Semarang)”. Penelitian diterbitkan di Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016. Latar belakang penelitian adalah kebutuhan memetakan area tambak ikan di kota semarang. Jumlah area tambak dari tahun ke tahun yang mengalami perubahan oleh faktor pembukaan lahan tambak, abrasi, tinggi air laut saat pasang, pengalihan fungsi lahan tambak dan faktor lain, maka sangatlah penting untuk mengetahui persentase jumlah persebaran tambak dari tahun ke tahun. Penelitian ini memanfaatkan data dari citra landsat 8 untuk membuat peta persebaran tambak dengan menggunakan software SIG yaitu ArcGIS. Penelitian menghasilkan sebuah peta persebaran lokasi tambak dan perbandingan dari tahun 2000 dengan 2015, dan disimpulkan bahwa luas persebaran tambak dari tahun 2000 ke tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup drastis. Dari luas total area tambak di Kota Semarang pada tahun 2000 yaitu seluas 2.664,97 hektar. Dan pada tahun 2015 menjadi 2.308,78 hektar. Dengan demikian perubahan luas bersebaran tambak mengalami penurunan sekitar 356,19 hektar yang tersebar di beberapa kecamatan di Kota Semarang. Penelitian pemetaan tambak juga ditemukan pada tulisan Niken Financia Gusmawati1, Ariani Andayani, dan Umi Mu’awanah (2017) dengan judul “Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi Untuk Pemetaan Tambak Di Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik” yang terbit pada Jurnal Kelautan Nasional, Vol. 11, No. 1, April 2016, Hal 35 – 51. Penelitian memberikan kesimpulan bahwa citra satelit resolusi tinggi yang diintegrasikan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk pemantauan lahan tambak. Bersama dengan pemetaan partisipatif oleh berbagai pemangku kepentingan, maka batas lahan tambak, permasalahan yang terdapat dalam kawasan budidaya tambak dan kemungkinan solusinya dapat diidentifikasi. Pemetaan Partisipatif-SIG (P-SIG) dapat menjadi metode yang tepat untuk menggalang partisipasi para pemangku kepentingan dan menangkap informasi baru di kawasan tambak Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik seperti rendahnya kualitas air, terjadinya penyakit udang dan kematian massal udang, harga benih bandeng yang mahal, fluktuasi harga jual bandeng, perubahan lahan, saluran air/irigasi tambak yang dangkal dan sempit, dll. Selain itu, metode ini juga dapat memfasilitasi peserta untuk membuat keputusan manajemen pesisir yang lebih baik, seperti penentuan lokasi prioritas rehabilitasi saluran air/irigasi tambak, lokasi prioritas perlindungan pantai ataupun verifikasi data luasan tambak dengan surat izin usaha budidaya ikan. Namun, metode P-SIG membutuhkan waktu yang lama dalam prosesnya, serta membutuhkan banyak sumberdaya. J. Kerangka Berpikir K. Spesifikasi Produk yang dikembangkan Pengguna Pengguna sistem informasi geografis pemetaan tambak kabupaten Sampang yaitu : 1. Administrator Yaitu pegawai dinas perikanan kabupaten Sampang yang diberi kewenangan mengelola Sistem Informasi Geografis Pemetaan Tambak Kabupaten Sampang. 2. Pemilik tambak Yaitu masyarakat kabupaten Sampang yang memiliki tambak dan memiliki akun login untuk berpartisipasi mengelola data tambak setiap tahun. 3. Masyarakat umum Yaitu pengguna website sistem informasi geografis pemetaan tambak kabupaten Sampang yang membutuhkan informasi dari website. Fitur sistem informasi geografis Kebutuhan fitur/fungsi perangkat lunak sistem sistem informasi geografis pemetaan tambak kabupaten Sampang yaitu : 1. Autentifikasi/login bagi administrator/pegawai dinas perikanan dan pemilik tambak. 2. Fitur kelola data profile instansi, kelola data pemilik tambak, kelola data periode/tahun, kelola data fasilitas penunjang perekonomian tambak, kelola data berita, kelola kontak kami bagi administrator/pegawai dinas perikanan. 3. Fitur menampilkan laporan data pemilik tambak, menampilkan laporan data tambak/pemetaan per periode, menampilkan laporan data fasilitas pendukung perekonomian tambak bagi administrator/pegawai dinas perikanan. 4. Fitur registrasi, kelola data diri, kelola data tambak tiap periode bagi pemilik tambak. 5. Fitur menampilkan profil instansi, menampilkan berita, menampilkan peta tambak per periode, menampilkan lokasi fasilitas penunjang perekonomian tambak, mengirim pesan kontak kami bagi masyarakat umum. Arsitektur Sistem Arsitektur sistem dibangun menggunakan teknologi berbasis website. Jadi terdapat server yang terdiri atas server website dan basisdata, dan client dengan aplikasi web browser yang mengkases atau meminta layanan halaman kepada server. Request Response Request ` Response Administrator (Pegawai Dinas Perikanan) Server Web + Basisdata Request Response ` Pemilik Tambak INTERNET Request Request Response Response Google Maps Server Masyarakat Umum Gambar 7. Arsitektur Sistem L. Metode Penelitian Bahan dan Alat Penelitian a. Kebutuhan Data dan Informasi Data dan informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem informasi geografis pemetaan lahan tambak dan pusat penjualan garam di Kabupaten Sampang Madura adalah sebagai berikut : 1. Data historis jenis tambak, lokasi tambak, dan data kesesuaian tambak, data pemilik tambak 2. Data lokasi penjunjang perekonomian tambak 3. Data tentang tambak yang sering dijadikan dasar pengambilan keputusan penyusunan program pemerintah daerah b. Kebutuhan Hardware dan Software Perangkat keras komputer yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi geografis pemetaan lahan tambak dan pusat penjualan garam di Kabupaten Sampang Madura adalah laptop dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Processor Intel(R) Core(TM) i3-2350M 2.30GHz 2. Memori RAM 2,00 GB 3. Harddisk 500 GB Perangkat lunak yang akan digunakan dalam penelitian ini: 1. Microsoft Windows 7 32 bit : sistem operasi bagi komputer 2. Microsoft Office Word : aplikasi pengolah kata yang digunakan untuk dokumentasi 3. Enterprise Architech (UML) : aplikasi yang digunakan untuk membuat model UML 4. Evolus Pencil : aplikasi untuk membuat rancangan tampilan 5. Notepad ++ : aplikasi pengolah kata untuk melakukan pengkodean 6. XAMPP (Apache MySQL) : web server dan basisadata untuk menjalankan website 7. Web browser untuk menampilkan halaman web Prosedur Penelitian a. Sumber Data Pada penulisan laporan penelitian, penulis melakukan usaha-usaha untuk mendapatkan data konkret yang dapat dipercaya kebenarannya, sehingga tercapai maksud dan tujuan dari penelitian. Data yang dimaksud yaitu: 1) Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan. Pada penelitian ini penulis mengambil data secara langsung di Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Sampang yang meliputi data historis jenis tambak, lokasi tambak, dan data kesesuaian tambak, data pemilik tambak, data lokasi fasilitas penunjang perekonomian tambak, dan data tentang tambak yang sering dijadikan dasar pengambilan keputusan penyusunan program pemerintah daerah 2) Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dengan melakukan studi pustaka dari sumber-sumber yang telah ada. Pada penelitian ini kajian tentang pengembangan sistem informasi geografis, dan tools pengembangan perangkat lunak adalah data sekunder yang dibutuhkan dan akan digunakan di penelitian. b. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara, yaitu komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Wawancara dilakukan langsung kepada pegawai Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Sampang. b. Observasi, merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya .Obyek yang diamati adalah lokasi tambak dan lokasi pusat penjualan garam. c. Studi Pustaka, yaitu memperoleh landasan teori/konsep yang lengkap dengan membaca berbagai literatur seperti jurnal penelitian, laporan penelitian, buku yang berhubungan dengan proses rekayasa perangkat lunak khususnya pengembangan sistem informasi geografis. M. Jadwal Penelitian Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian No Kegiatan Mei 2018 Juni 2018 Juli 2018 Agustus 2018 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penelitian dan pengumpulan informasi 2 Perencanaan 3 Mengembangkan bentuk awal produk 4 (Prototyping) Pengujian awal produk (Validasi Design) 5 Revisi Design 6 Membuat produk program aplikasi Pengujian produk di lapangan 7 8 Dokumentasi N. Daftar Pustaka [1] Muhsoni, Firman Farid, Makhfud Efendy dan Rahmad Fajar Sidik, 2013; ‘Kesesuaian Lahan Tambak Garam Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kabupaten Sampang’; Jurnal KELAUTAN, Vol. 6, no.1. [2] Ahmad, Barkah Amirudin, Bandi Sasmito dan Hani’ah, 2016; ‘Aplikasi Sig Untuk Pemetaan Persebaran Tambak Di Kota Semarang’; Jurnal Geodesi Undip Vol. 5 no.4. [3] Gusmawati, Niken Financia, Ariani Andayani dan Umi Mu’awanah, 2016; ‘Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi Untuk Pemetaan Tambak Di Kecamatan Ujung Pangkah Gresik’; Jurnal Kelautan Nasional, Vol. 11 no. 1, hh. 35-51. [4] Fazal, Shahab, 2008; GIS Basics; New Delhi: New Age International. [5] Pressman, Roger S., 2010; Software Engineering: A Practitioner's Approach; USA : McGraw-Hill. [6] Sommerville, Ian, 2014; Software Engineering 10th Edition. America : Pearson. Education ,Inc. [7] Laudon, Kenneth C. dan Jane P. Laudon, 2014; Management Information Systems - Managing the Digital Firm 13th edition. London : Pearson Education Limited. [8] Dincer, Alper dan Balkan Uraz, 2013; Google Maps JavaScript API Cookbook. UK : Packt Publishing Ltd. [9] Mahfud, Efendy, Rahmad Fajar Sidik, dan Firman Farid Muhsoni, 2014; Pemetaan Potensi Pengembangan Lahan Tambak Garam Di Pesisir Utara Kabupaten Pamekasan; Jurnal Kelautan Volume 7, No. 1, April 2014 ISSN: 1907-9931. [10] Nugroho, Bunafit, 2013; MembuatAplikasi Penggajian dengan PHP, MySQL, dan Dreamweaver; Yogyakarta : Alif Media. [11] Kadir, Abdul dan Terra CH. Triwahyuni, 2005; Mengenal Teknologi Informasi; Yogyakarta : Penerbit Andi. Sumber Online : [12] XAMPP, https://en.wikipedia.org, <https://en.wikipedia.org/wiki/XAMPP>. dilihat 3 Mei 2018,